RAWAT INAP 2 (REVISI)

Hari ini tepat 3 hari Kabir di rawat di RS, ide gila yang dilakukan nya tidak sia sia, kini sang bunda dan Fahri yang telah di anggap nya sebagai ayah, semakin dekat.

Flashback on

3 hari yang lalu.

Setelah aku pindah ke ruang rawat inap, bunda dan ayah sangat khawatir, bunda dan ayah menunggu ku di ruang secara bergantian, hingga malam tiba, bunda dan ayah sama sama menjaga ku di ruangan yang sama.

Di sana aku melihat perlakuan ayah yang baik.

Ya... ayah seorang lelaki yang sangat baik dia membiarkan bunda tertidur di sofa tanpa membangunkan bunda dia mengangkat bunda menuju bangsal yang ada di samping bangsal ku, dan membaringkan bunda di bangsal itu.

Ayah sendiri, setelah memindahkan bunda dia duduk di samping bangsal ku, hingga tertidur.

Di saat semua nya sudah  tertidur lelap, diam - diam aku keluar dari ruangan berbau khas obat itu menuju keruangan dokter.

***

Tok..tok ...tok...

"Masuk" ucap dokter dari luar

"Selamat malam dok". ucap ku

"Selamat malam nak Kabir, kok kamu di sini nak?" tanya dokter

"Hehe... sorry dok, malam - malam Kabir mengunjungi dokter." ucap ku

"No problem nak, ada apa sayang jumpai dokter malam - malam??" tanya dokter

"Hmm... Kabir mau ucapin terima kasih secara langsung ke dokter.

Terimakasih banyak ya dok, sudah ikut dalam permainan Kabir." ucap ku

"Sama - sama nak, dokter salut dengan ke genius mu nak, dokter akan bantu kamu mencari tau siapa ayah kandung kamu nak." ucap dokter

"Terimakasih banyak dok, Kabir ke kamar lagi ya dok, takut bunda dan ayah keburu bangun." ucap ku

"Oke sayang, see you" ucap nya

"See you to dokter" ucap ku berlalu meninggalkan ruangan dokter menuju ruang inap ku.

***

Hari ini sudah hari kedua ku menginap di RS, aku tidak sengaja mendengar pembicaraan bunda dan ayah Kabir.

"Tuan Fahri, terimakasih banyak, seharian ini sudah nemenin saya jaga Kabir, jika tuan ingin pulang silahkan tuan, saya bisa sendiri kok jaga putra saya." ucap bunda

"Sama - sama Qila, jika kamu tidak keberatan saya mau kok bantu kamu jaga Kabir sampai Kabir boleh pulang." ucap nya

"Tidak perlu tuan, jadi merepotkan nantinya." ucap bunda

"Tidak merepotkan sama sekali Qila, jika kamu tidak keberatan saya mau kok nemenin Kabir." ucap nya

"Kalau tuan memaksa, saya tidak keberatan, tapi apakah nantinya tidak ada yang mencari tuan? jika tuan berada di RS ini bersama kami?" tanya bunda

"Kamu tidak usah khawatir soal itu Qila, saya disini tinggal sendiri kok, jadi tidak akan ada yang mencari saya." ucap nya

"Baik lah jika tuan menginginkan nya, saya sama sekali tidak keberatan."

"Terimakasih Qila... hmm jika kamu tidak keberatan jangan panggil saya tuan, panggil saja saya Fahri saja."

"Baiklah Fahri" ucap bunda sambil tersenyum.

Kabir yang mendengar dan secara sembunyi sembunyi mengintip bunda dan ayah nya merasa sangat bahagia. Pasal nya baru kali ini Kabir melihat senyuman lebar dari mulut bunda nya itu.

"Semoga saja hasil tes DNA nya, ayah Fahri memang ayah Kabir." batin Kabir.

Kabir sangat berharap test tersebut positif, bukan tanpa alasan Kabir mengharapkan test tersebut positif, karena selama dia bertemu dengan Fahri dia merasakan ada sesuatu perasaan aneh, perasaan nyaman, tenang, seperti memiliki ikatan batin dengan lelaki tersebut.

***

Setelah pembicaraan panjang antara bunda dan ayah, akhirnya ayah pamit sebentar ke kantor, untuk rapat yang memang sudah terjadwal dari beberapa Minggu yang lalu.

"Qila..."

"Iya Fahri". ucap bunda

"Hmm saya pamit ke kantor sebentar ya, selesai rapat nanti saya akan kembali ke sini." ucap ayah

"Baik lah Fahri, hati hati di jalan ya." ucap bunda Qila

***

Selama Kabir sakit, bunda dan ayah ganti gantian menjaga Kabir, di malam hari nya mereka berdua tidur di samping bangsal Kabir dengan posisi tiduran di kanan dan kiri bangsal Kabir.

Kabir sangat senang dan bahagia, melihat kedekatan ayah dan bundanya.

Flashback off

***

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***