Sesampainya di ruang rawat inap, Kabir pun melakukan drama nya.
"Fahri ... 😭😭😭 kenapa Kabir belum sadar sadar juga ya??." Tangis Qila di dekat Fahri
"Sabar Qila, mungkin sebentar lagi Kabir akan sadar..." ucap Fahri menenangkan Qila
Kabir yang hanya pura - pura tak sadar, sedih melihat sang bunda menangis.
namun apa boleh buat, ini semua agar drama yang di lakoni nya berhasil.
Setelah sesuai waktu yang telah di sepakati dokter dan Kabir, akhirnya Kabir membuka mata nya.
"Bunda...."
"Kabir... nak, kamu sudah bangun sayang." ucap Qila bahagia
"Bunda..." ucap mencoba duduk."
"Baring saja nak, kamu baru bangun dari kritis sayang."
"Kabir ada dimana bunda???."
"Kabir ada di RS sayang." ucap Fahri
"Ayah..." ucap Kabir spontan, yang membuat Qila menatap Fahri dan Kabir bersamaan.
"Tuan... maaf kan anak saya."
"Tidak apa apa..."
"Saya merasa tidak enak sama kamu tuan, jika ada yang dengar nanti, bisa jadi salah paham."
"Tidak masalah Qila, tidak perlu sungkan. saya sendiri kok, yang membolehkan Kabir memanggil saya ayah."
Kabir yang merasa ide genius nya mendekat kan ayah Fahri dan bunda nya menuju keberhasilan sangat senang.
Kabir... satu langkah lagi batin ku.
Kebahagiaan yang begitu terpancar dari sorot kedua mata orang yang sangat Kabir sayang, tanpa sadar telah menjatuhkan air mata di pipinya.
Qila yang dari awal Kabir siuman, reflek menghapus air mata anak nya.
"Sayang... kenapa menangis?
ada yang sakit? kepalanya masih sakit sayang?" tanya Aqila bertubi.
"Hmm..." ucap Kabir meyakinkan sang bunda sambil memegang kepalanya
"Saya akan panggilkan dokter sebentar." ucap Fahri
***
Fahri begitu khawatir dengan keadaan Kabir, Kabir yang telah di anggap nya anak telah membuat keresahan dihatinya, mulai dari sang anak yang jatuh dari tangga.
Fahri memutuskan pergi ke ruangan dokter, setelah melihat air mata sang anak yang keluar setelah siuman
🚪🚪🚪
Tok... tok... tok...
"Siapa?." ucap sang dokter
"Permisi dok." ucap Fahri sembari masuk
"Eh... pak Fahri, ada yg bisa saya bantu?"
"Hmm... Kabir seperti nya merasakan sakit yang begitu keras di kepala nya dok. tadi kami melihat dia menangis dok."
"Baik lah, kita segera keruangan nya.
bapak duluan saja, sebentar lagi saya menyusul."
"Baik dok."
***
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya sang dokter datang juga, Kabir sayang ucap dokter sambil memeriksa keadaan Kabir.
Dokter yang tau, semuanya ini hanya akal bulus sang anak, tidak lupa melanjutkan drama yang seharusnya sudah selesai disaat sang anak siuman.
"Hmm ... bapak ibu, Kabir tidak apa apa, hanya..." ucapan dokter terputus
"Hanya apa dok??." tanya qila
"Hanya efek dari koma nya, saya sudah memberikan nya obat pereda nyeri, untuk meringankan rasa sakit di kepala anak ibuk."
"Terimakasih banyak dok."
"Iya sama sama ... kalau begitu saya permisi duluan ya pak, buk."
"Iya, sekali lagi terimakasih ya dok."
"Dok... maaf melihat kondisi putra saya, apakah dia harus di rawat intensif di RS ini dok."
"Tidak perlu buk, jika kondisi nya makin membaik, dalam waktu 3 hari ini, Kabir sudah bisa di rawat jalan, tapi tetap harus kontrol ya buk."
"Baik dokter... terimakasih."
"Iya sama sama... kalau begitu saya duluan ya pak buk..."
***
Kabir yang awalnya gelisah, takut sang dokter mengatakan keadaan sebenarnya, akhirnya bisa bernafas lega, setelah sang dokter tersenyum sebelum memberikan nya obat
Senyuman yang telah Kabir pahami tersebut, telah membuat Kabir bernafas lega.
"Terimakasih dok..." batin Kabir, sambil tersenyum sekilas kepada sang dokter, tanpa Qila dan Fahri sadari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Azzahra Elymiano
menurut aku lebih cocok kritis dibandingkan koma alesannya kalo koma itu tidur jangka lama kalo kritis bisa dengan hitungan jam,,, jadii agak berlebihan lah kalo koma cuma ngitung jam aja ..... tapi terserah saya cuma berpendapat aja
2022-05-24
5
Shelvia
semangat dongg kak
2021-12-26
1