"Maaf.. Maaf saya tidak sengaja," ucap Ayura sambil menundukan kepalanya berulang kali.
'Haiishh... Kenapa gak di jawab sih?' batin Ayura kesal setelah cukup lama menunduk. Dan dengan sedikit ragu Ayura mengangkat kepalanya untuk melihat sosok yang baru saja dia tabrak.
"Hahh.. sialan. Dia malah maen nyelonong gitu aja," gerutu Ayura saat melihat punggung seorang pria muda yang sudah berjalan menjauhinya.
"Udah maen pergi, gak nolongin gue lagi." Ayura masih menggerutu sambil berusaha bangkit.
"Yang bekas tadi aja belum ilang sakitnya. Sekarang udah jatuh lagi aja gue. Lama-lama boko** gue bisa tepos kalau gini trus mah. Duhh...amit-amit jangan sampai boko** gue jadi kayak triplek," gumam Ayura sambil menepuk-nepuk pelan boko**nya yang kotor.
Ayura baru saja duduk di kursinya dengan perasaan kesal. Bagaimana tidak, ini pertama kalinya Ayura duduk di kursi ekonomi dan kini dia harus duduk bersebelahan dengan pria botak dengan jambang panjang di wajahnya. Dan sialnya sejak masuk pesawat, pria itu terus menatapnya dengan mesum. Bahkan kedua tangan Ayura seakan gatal dan ingin sekali mencongkel kedua mata pria itu.
'Kalau aja tiket first class atau business class gak habis, pasti nasib gue gak bakalan apes kayak gini,' batin Ayura.
Sebenarnya sejak pesawat lepas landas kedua mata Ayura begitu berat. Dia benar-benar sangat mengantuk. Bukan karena kurang tidur, tapi dia sangat lelah. Apalagi siang tadi dia baru tiba dari Jepang dan belum beristirahat sama sekali.
Tapi jika saat ini dia tidur, Ayura khawatir pria disampingnya akan melakukan hal-hal aneh yang akan merugikan dirinya. Hingga dengan sekuat tenaga dia menahan kantuknya.
'Sabar Ayura, sabar. Jangan tidur dulu. Hanya butuh satu jam lebih untuk sampai di Jogja. Dan setelah sampai di Jogja kamu bisa langsung mencari hotel dan istirahat.' Ayura mencoba mensugesti dirinya sendiri agar tetap terjaga untuk satu jam kedepan.
"Welcome to Jogja," ucap Ayura begitu bersemangat setelah pesawat yang dia tumpangi baru saja mendarat beberapa menit yang lalu di Yogyakarta Internasional Airport.
Ayura berjalan keluar setelah tadi sempat memesan taxi online melewati sebuah aplikasi.
"Dengan mbak Ayura?" tanya seorang pria yang ternyata sudah menunggunya.
"Iya Mas."
"Monggo Mbak masuk ke mobil," ucap pria itu ramah dengan logat khas jawanya.
Mobil yang Ayura tumpangi melaju menembus jalanan malam Yogyakarta. Ayura menyandarkan tubuhnya dengan pandangan mata menatap keluar jendela. Malam ini langit terlihat begitu gelap diiringi dengan rintik hujan yang mulai turun.
Tubuhnya yang lelah dan lapar membuat Ayura tanpa sadar tertidur. Hingga entah berapa lama akhirnya Ayura terbangun setelah sebuah suara mengusik tidurnya.
"Mbak kita sudah sampai," ucap sopir taxi itu sambil melihat Ayura dari kaca mobil.
"Ehh...udah sampai ya?" tanya Ayura langsung duduk dengan tegak lalu menatap keluar. Benar saja dia sudah sampai di depan salah satu hotel bintang lima di tengah kota Yogyakarta.
"Aduh maaf ya mas saya malah ketiduran. Ongkosnya udah saya bayar lewat aplikasi ya," ucap Ayura lalu turun dari mobil dan langsung disambut dengan hujan yang turun dengan begitu deras.
Ayura lagsung berlari menuju lobby hotel sambil menutup kepalanya dengan kedua tangan.
"Mbak saya pesan satu single room," ucap Ayura pada resepsionis.
"Maaf mbak sudah tidak ada kamar yang kosong," ucap sang resepsionis dengan perasaan bersalah.
"Kalau gitu kamar apa aja deh yang penting saya bisa langsung istirahat," sahut Ayura yang memang sudah sangat lelah.
"Sekali lagi maaf mbak, semua kamar disini sudah penuh."
"What? Penuh?"
"Iya mbak. Sekali lagi kami mohon maaf."
Ayura menghela nafas panjang karena keinginannya untuk segera makan dan tidur sirna seketika saat tidak ada satu pun kamar yang kosong.
Ayura berjalan gontai keluar dari hotel itu untuk mencoba mencari hotel lain.
"Huh...udah jam segini lagi." Ayura mengambil ponselnya lalu mencari hotel yang lokasinya tak jauh dari tempatnya berada.
Dan saat membuka ponselnya, Ayura melihat banyak sekali pesan yang dikirim oleh kak Hiro maupun papi Genta. Namun sayangnya Ayura memilih mengabaikan pesan itu begitu saja tanpa berniat membaca apalagi membalasnya.
Waktu sudah menujukan pukul dua belas malam dan Ayura belum tahu dia harus tidur dimana malam ini. Padahal sudah ada lima hotel lebih yang di datanginya. Dan semuanya penuh karena memang sekarang musim liburan. Jadi banyak wisatawan lokal dan mancanegara yang ingin menghabiskan waktu libur mereka di kota gudeg ini.
Ayura sudah berjalan cukup jauh hingga kakinya berhenti tepat di depan sebuah losmen kecil di tengah kota.
"Semoga di tempat ini gue masih kebagian kamar," ucap Ayura sambil mengusap wajahnya yang basah akibat air hujan yang sudah mulai reda. Tubuhnya sudah kedinginan tapi untung saja dia memakai jaket bomber sehingga air hujan tak langsung menembus kulit tubuhnya.
"Mbak saya pesan satu kamar," ucap Ayura dan seorang pria bersamaan hingga membuat keduanya saling pandang. Namun dengan cepat pria itu memutuskan pandangan mereka.
'Daebak.. ini gue mimpi apa bisa liat oppa-oppa ganteng di losmen kecil begini,' batin Ayura. Matanya terus menatap ciptaan tuhan paling indah di depannya. Pria tampan yang mungkin seumuran dengannya. Wajahnya putih bersih dan terlihat mengemaskan. 'Ihh.. cute banget,' batin Ayura terus bersorak gembira.
"Mbak saya pesan satu kamar," ucap pria itu lagi.
"Saya juga mbak," sahut Ayura yang baru ingat tujuannya ke losmen ini.
"Nyuwun ngapunten mas mbak. Kamar yang kosong tinggal satu," ucap mbak resepsionis itu menjelaskan.
"Kalau gitu buat saya aja mbak," sahut Ayura cepat.
"Enak aja. Buat saya aja," ucap pria itu tak mau kalah.
"Tapi saya butuh kamar itu kak," ucap Ayura pada pria di depannya.
"Saya juga butuh. Saya sudah muter-muter cari hotel tapi semuanya penuh," sahut pria tampan itu menjelaskan.
"Saya juga. Saya sudah lelah dan kedinginan," ucap Ayura yang memang terlihat sedikit pucat dan mengigil. Apalagi dia belum makan sama sekali. Karena terakhir dia makan saat berada di pesawat dalam perjalanan Tokyo ke Jakarta.
"Kenapa gak satu untuk berdua aja?" tanya resepsionis itu. "Kalian kakak adik kan?"
"Buk-"
"Iya, kami ambil kamar itu," ucap pria itu cepat dan memotong ucapan Ayura.
"Lo mau malam ini kita tidur dijalanan? Lo liat kan di luar masih hujan gerimis?" bisik pria itu tepat di telinga Ayura.
"Gak mau, gue gak mau tidur di jalan."
"Kalau gitu udah lo diem aja. Pura-pura jadi adik gue," ucap pria itu kembali berbisik.
"Tapi-"
"Gue gak bakalan ngapa-ngapin lo. Sumpah." Pria itu mencoba meyakinkan Ayura hingga mau tidak mau Ayura pun mengikuti ucapan pria itu untuk berpura-pura menjadi adiknya dari pada harus tidur di jalanan. Apalagi ini sudah lewat tengah malam dan di luar hujan justru kembali terun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Lari dari malam pertunangan tp malah langsung kna nikah langsung gak ada acara pertunangan malah...Dunia emang sadis ya🤣🤣🤣🤣
2022-07-05
2
Selvinahaechan
mampir thor kek ny seru,
ngomong" jngn bilang gk jdi sma kakakny, tpi mlh sma Adikny😄😄🤭
semngt author
2022-07-01
1
Ririe Handay
kena grebek ini mah
2022-01-21
1