Di sinilah Athena berdiri bengong menatap negara yang jauh dari bayangannya. Ini bukan Paris yang sangat ingin dia jelajahi. Ini Negara kelahiran Naruto, air mata sudah tidak menetes lagi di pipinya. Dia hanya bengong menatap suasana ini, pemuda yang ada di dalam pesawat dengannya tadi juga entah sudah menghilang ke mana. Salju juga masih turun menyelimuti negara kelahiran Sasuke itu. Apa Athena harus menikmati liburannya di negara penghasil anime-anime bagus ini.
Dia tadi sudah pergi untuk membeli tiket baru, tapi mereka tidak melakukan penerbangan untuk beberapa hari ke depan. Di Jepang masih terjadi badai salju dan tidak akan ada pesawat yang akan lepas landas. Sekarang kemana dia harus pergi, apa dia harus mencari Naruto tapi bagaimana jika Hinata marah. Athena sangat dilema sekarang kemana dia harus melangkahkan kakinya.
“Mungkin aku harus mencari Doraemon dan meminta pintu kemana saja. Aku ingin ke Paris sekarang.” Gumam Athena sangat lirih dan putus asa.
“Aku punya usul dari pada mencari Doraemon bagaimana kalau mencari hotel atau penginapan.” Athena tersentak mendengar suara itu.
“Kau.” Teriak Athena.
“Glen Amoy.” dia mengenakan dirinya.
“Aku tidak peduli.” Glen menatap bingung Athena yang buru-buru pergi seperti orang ketakutan.
“Apa aku menakuti nya?”
“Tentu saja, kau mengajak gadis itu ke hotel.”
“Hotel? Astaga apa dia salah paham. Bukan itu yang aku maksudkan. Harus menjelaskannya.”
“Sudahlah Kak, dia gadis yang sudah dewasa. Kita harus cepat Sakura sudah menunggu.” ujar gadis itu.
“Tapi dia salah paham padaku.” Ujar Glen, dia tidak bisa terima dengan kesalahpahaman itu.
“Lupakan saja untuk kali ini. Ayo pergi.” Ajak sang adik. Glen ikut adiknya meninggalkan bandara dan Athena yang masih bingung harus ke mana.
Athena berusaha menenangkan dirinya dia tidak habis pikir pemuda yang dikira baik malah mengajaknya ke hotel. Ketika logikanya menerima dan mencerna kembali perkataan Glen dia baru sadar jika Glen bermaksud baik. “Bukankah aku harus mencari penginapan dulu, kalau tidak aku akan jadi gelandangan? Yang pemuda itu katakan memang benar.”
Athena meringis malu mengingat sikapnya pada Glen tadi. Menarik napas lelah Athena mulai melangkahkan kakinya menjauh dari bandara. Dia akan mencari penginapan untuk beberapa hari kedepan.
sebelum dia melakukan itu sepertinya dia harus menukar dulu uangnya. Athena memilih untuk pergi ke Bank terlebih dahulu, dia tidak akan menggunakan ATMnya di sini.
***
Dengan bahagia Athena berkeliling di pusat perbelanjaan dia ingin menikmati liburannya di Jepang. Dan seakan keberuntungan berpihak padanya tadi ada yang menjual kamera murah padanya. Jadi dia bisa membuat kenangan di sini, Jepang tidak buruk dia harus menikmatinya. Ketika tengah berkeliling Athena melihat boneka rubah yang sangat lucu, senyum cantik terlukis di bibir Athena. Dia mendekat pada penjual itu tanpa pikir panjang Athena membeli boneka rubah imut itu.
“Akhirnya aku punya teman. Ayo hmm aku memanggilmu apa?” Athena mulai memikirkan nama yang cocok untuk boneka rubah di tangan nya ini. “Ah aku tahu, mulai hari ini namamu Kitsune. Ayo Kitsune kita cari penginapan.”
Dengan bersenandung dan menciptakan kenangan di kamera barunya Athena pergi mencari penginapan. Keputusan pertama dia masuk ke hotel dekat bandara namun sayang karena banyak pesawat yang tidak bisa lepas landas membuat para penumpang memilih menginap di hotel.
Hari terus berjalan, dia belum menemukan tempat menginap, dengan muka lelah Athena tiba-tiba naik ke dalam bus mungkin jika dia benar-benar lelah dia akan menghubungi Kakak atau Daddynya dia menulis nomor mereka di buku kecilnya. Di sana juga ada nomor teman-temannya yang sudah beberapa kali Athena hubungi tapi tidak ada jawaban. Mungkin setelah tiba di Paris nomor mereka tidak bisa digunakan.
“Ayo Athena di dalam bus ini kau bisa istirahat sebentar.” Athena memejamkan matanya. Dia sudah tertidur nyenyak dengan tas yang dia genggam erat.
Waktu sudah berlalu lama tetapi gadis serigala itu belum juga membuka matanya, dia terlalu nyaman dengan mimpinya. Tersesat di negara orang dan tanpa mengenal siapapun bukanlah hal yang menyenangkan. Jarum jam juga sudah menunjukkan jam sepuluh malam, bus sudah berhenti di halte terakhir. Athena masih sangat nyaman, namun ketika seseorang dengan hoodie hitam menarik tasnya Athena tersadar.
“Anda mau apa?” Kagetnya. “Maling ya?”
Orang dengan hoodie hitam itu langsung berlari meninggalkan bus, dengan cepat Athena berlari mengejar maling itu. Namun, sial entah karena maling itu berlari cepat atau bersembunyi yang jelas Athena kehilangan tasnya. Untung saja kamera dan rubah kecil masih ada dalam peluka nya.
“Dasar maling bodoh, kalau di dalam sana ada uang mana mungkin aku meletakkan sembarangan. Hanya saja di sana aku mempunyai nomor keluargaku.” Lesunya dan membalikan tubuhnya ingin kembali ke dalam bus.
Mata Athena melotot saat melihat bus itu sudah pergi dia berlari ingin mengejar bis itu tetapi kesialan masih berpihak padanya. Dengan ketakutan yang ada, dia duduk di halte yang sangat sepi itu ditemani oleh rubah kecilnya. Air mata menetes dengan sendiri dia tidak tahu ini di mana sekarang.
“Aaaaaa.” Teriak Athena frustasi.
“Lihat di sana ada gadis manis.” Empat orang pemabuk dengan badan kekar itu melangkah mendekati Athena.
“Tidak lagi.” Athena kembali memutuskan untuk berlari meninggalkan halte, dia tidak akan sanggup melawan para pria itu.
***
Pemuda itu terus berlari meninggalkan goa yang mengurungnya selama ini dengan matra suci. Di belakang ada dua pemuda lain yang masih mengejar pemuda berambut panjang itu dengan baju anehnya. Dia tidak akan menyerah setelah sekian lama akhirnya bisa bebas dari guci itu. Jika saja kedua pemuda serakah itu tidak membuat kecerobohan mungkin dia tidak akan bebas. Mereka menginginkan kristal miliknya, dia tidak akan menyerahkan kristal itu begitu saja. Dia telah menjaganya sangat lama dan akan selalu dia jaga.
“Tembak dia Jhon.”
Dor...dor...
Salah satu peluru yang dilepaskan oleh pemuda yang bernama John Digger berhasil menggores lengan pemuda pemilik kristal. Namun, dia masih terus berlari dia tidak akan menyerah. Luka yang terdapat di tubuhnya saat ini tidak sepenting untuk dia menyelamatkan kristal itu. Jika kristal yang ada padanya jatuh pada orang jahat maka dunia tidak akan damai. Bersyukurlah ini malam hari karena dia yakin kedua pemuda yang sedang mengejarnya tidak akan mudah bisa melihat dan melenyapkannya.
Sret...
“Tidak.” Dia membeku jika salah perhitungan dia akan langsung jatuh ke dalam jurang. Saat ini dia menginjak pohon kering di bibir jurang.
Krek...
“Aaaa.” Dia jatuh berguling-guling ke bawah dengan kepala menghantam batu besar.
Mata pemuda itu berkunang-kunang, dengan kekuatan yang masih dia miliki dia mengeluarkan kristal itu. Satu batu kristal berhasil dikeluarkan dan dia genggam dengan erat, sedangkan satu lagi masih di dalam mulutnya.
Bruk...
Seseorang menimpa tubuhnya lemah, dan bibir mereka menyatu. Dalam gelapnya malam dia bisa melihat jika orang itu kaget dan dia memiliki aroma manusia yang sangat menyengat.
Glek...
Kristal yang tadi di dalam mulutnya kini tertelan oleh sosok yang menimpanya. Sedangkan Kristal yang berada di tangannya masuk ke dalam boneka rubah milik sosok itu. Pemuda tampan pemilik kristal itu menutup matanya dan bibir mereka masih menyatu. Dengan rasa terkejut sosok yang tadi menempelkan bibirnya pada pemuda tampan kini bangun dan duduk di atas tubuh pemuda tampan. Dia menyentuh bibirnya tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
“Athena kau baru saja berciuman.” Gumamnya, dialah Athena yang tadi lari dari orang mabuk yang ingin mengganggunya. “Ah sial, apa sekarang dia pingsan karena ciumanku?”
Masih di atas tubuh pemuda itu Athena mengamatinya dan melihat darah yang mengalir dari pelipisnya. Sekarang dia paham pemuda itu jatuh dari atas sana, bahkan Athena melihat ke atas. Dia cukup ngeri melihat ketinggian itu, dengan kekuatan yang dia miliki Athena mengangkat tubuh tak berdaya itu
menjauh dari sana.
“Apa kau lebih malang dari ku?”
***
Kedua pemuda yang tadi mengejar pemuda pemilik kristal menggeram kesal. Mereka kehilangan pemuda pemilik kristal. Telah menelusuri seluruh hutan mereka tidak menemukan pemuda pemilik kristal. Dan misi mereka belum selesai mereka akan memburu ke mana pun pemuda itu lari.
“Kemanapun rubah itu lari aku akan mencarinya. Aku harus mendapatkan kristal itu.” Dia sangat marah saat ini
“Kalau saja kita langsung mencekik lehernya saat guci pecah kita akan mendapatkan kristal itu.”
“Sudahlah Jhon ayo kita kembali. Pemburu yang lain akan menyalahkan kita jika mereka melihat kita di sini.”
“Baik Haname.” Haname Yakuza dan John Digger pemburu siluman yang menginginkan kristal abadi.
Di kondisi lain Athena berhasil menyeret pemuda yang masih pingsan itu ke dalam goa. Dia membaringkan nya di atas batu besar, saat ini Athena sangat lelah tapi dia harus menyelamatkan pemuda ini. Setidaknya dia harus menghentikan darah yang mengalir, kalau tidak dia bisa dikatakan pembunuh nanti.
“Kitsune, aku mendengar gemericik air. Mungkin di sini ada sungai, aku akan mengambil air untuk mengobati lukanya dan mengambil beberapa daun untuk menghentikan pendarahan di lukanya. Berdoalah semoga aku tidak mengambil daun beracun. Kau harus menjaganya.” Athena langsung meninggalkan goa, meninggalkan pemuda itu dengan boneka rubahnya.
Setelah beberapa saat Athena kembali dengan air di dalam batok kelapa dengan beberapa daun liar. Dia memperhatikan baju pemuda itu, dia berasumsi jika pemuda itu sedang syuting film. Dengan hati-hati dia merobek baju sang pemuda yang aneh menurutnya, membasuh dengan telaten luka yang dimiliki pemuda itu. Saat air yang dia butuhkan habis Athena kembali lagi ke sungai hampir sepuluh kali Athena melakukan itu, hingga semua luka yang dimiliki sang pemuda sudah diikat dengan baju.
“Aku butuh istirahat sesaat.” Athena naik ke batu besar itu dan tidur di samping pemuda yang masih pingsan itu.
Ketika Athena sudah terlelap dalam tidurnya, ribuan kunang-kunang menari di pintu goa dengan sangat indah. Jika saja Athena masih terjaga mungkin gadis itu akan heboh dan langsung memontrennya tetapi sayang saat ini Athena masih nyenyak dalam tidurnya. Dinginnya batu dan cuaca membuat Athena mencari kenyamanan dalam dekap pemuda yang dia tolong.
***
Pemuda itu merintih sakit, ketika ingin mengangkat tangannya, dia merasa berat. Dia menoleh ke sisi kanan dan matanya melotot melihat seorang gadis cantik tidur di sampingnya. Dia mulai panik dan berpikir jika dirinya sudah meninggal, lalu di mana kristal itu, matanya menatap dengan jeli gadis itu dan dia melihat sesuatu yang bersinar di antara dada sang gadis. Dengan perlahan tanpa diperintah tangannya terulur untuk memegang di sana. Tangan pemuda itu membangun sang gadis.
“Apa yang kau lakukan?” Menatap penuh curiga.
“Hmm maafkan aku, aku hanya ingin mengecek apa kau masih hidup?”
“Singkirkan tanganmu!” Pemuda itu dengan cepat menyingkirkan tangannya dari dada Athena.
“Ini__” Dia kaget melihat di mana dia berada sekarang.
“__ kau terluka parah dan aku membawa mu ke sini.”
“Ayo pergi dari sini.” Pemuda itu turun dari batu tempat mereka berbaring. Di sisi mereka ada pecahan guci.
“Tunggu Kitsune.” Pemuda itu menghentikan langkahnya.
“Kau mengenalku?”
“Tidak.” Athena mendorong pemuda itu.
“Hmm Kitsune aku hampir saja meninggalkanmu. Ayo kita pergi dari sini.”
“Ini Kitsune mu?” Athena menganggukan kepalanya.
“Kenapa?”
“Namaku juga Kitsune.” Athena memicingkan matanya.
“Apa kau rubah.” Pemuda yang mengatakan namanya Kitsune kaget dengan penuturan Athena.
“Hmm sayangnya bukan. Namaku Arion Kitsune. Siapa namamu?”
“Athena Desmond. Jadi Arion dengan pakain itu apa kau sedang syuting film?”
“Aku akan menceritakan nanti ayo kita pergi sekarang.”
Arion menyeret kakinya menjauh dari sana, Athena yang tidak tega memapah Arion dan mereka meninggalkan goa. Selang beberapa waktu mereka pergi seorang pria tua masuk kedalam gua dan kaget melihat apa yang sudah terjadi.
“Di mana Tuanku?” Gumamya dia memungut pecahan guci keramik.
Arion yang masih di papah Athena keluar dari dalam hutan, saat ini mereka akan mencari penginapan. Baju mereka sudah cukup kotor untuk melakukan perjalanan, setelah melangkah lumayan jauh mereka melihat satu rumah penginapan yang tidak terlalu luas. Arion mengamati Athena yang lelah memapahnya tetapi dia tidak mengucapkan sepatah katapun. Sekarang dia lega karena kristalnya di simpan oleh orang yang tepat, dia yakin Athena tidak akan menggunakan pada hal yang buruk.
“Duduklah di sini. Aku akan cari tahu apa ada kamar yang kosong.” Arion mengikuti apa yang dikatakan Athena.
“Baik.”
Athena berjalan ke arah resepsionis, dia tersenyum ramah dan mulai menanyakan kamar kosong. Dan Athena juga mengatakan jika Arion adalah seleberitis yang terluka saat syuting Athena menyuruh mereka merahasiakan keberadaan Arion. Resepsionis itu langsung percaya karena memang ada kegiatan syuting di desa mereka beberapa hari ini.
“Masuklah! Di sini sangat dingin. Walaupun daerah ini belum turun salju.” Kata resepsionis itu ramah.
“Terimakasih.” Athena membungkuk hormat.
“Oh iya Yamana-Chan, bolehkah aku meminta pihak penginapan menyiapkan baju untuk kami?”
“Akan kami lakukan.” Perempuan bernama Yamana itu tersenyum ramah.
Athena kembali pada Arion memapah pemuda itu menuju kamar mereka. Jika saja ada kamar kosong lain Athena tidak akan mau berbagi kamar dengan pemuda aneh ini. Namun,dia juga tidak banyak uang untuk menyewa dua kamar mungkin inilah yang harus dia lakukan.
Setelah Athena dan Arion menghilang dari lobi penginapan Haname dan John keluar dari kamar. Mereka tidak menyadari keberadaan Arion dan meninggalkan penginapan itu.
***
Arion Kitsune adalah siluman rubah yang sudah terkurung selama seribu tahun di dalam guci keramik. Dia dijaga dengan baik di dalam goa larangan. Tidak ada siapapun yang diizinkan masuk ke dalam sana. Arion dikurung karena kesalahan yang tidak pernah diperbuat serta kristal yang dia miliki. Keluarga Arion sudah habis dibasmi oleh para pemburu siluman serta mereka yang serakah karena menginginkan kristal.
Pada saat bulan purnama dia bisa keluar dan pergi kemanapun dia mau. Namun, malam ini Haname dan John yang menginginkan kristal itu datang ke dalam goa ingin memburu Arion. Arion yang terlalu peka merasakan kehadiran mereka dia ingin berlari dan ketika Jhon dan Haname mengejar Arion guci itu pecah. Kebebasan berpihak pada Arion, selama ini beta pun dia ingin bebas Arion tidak pernah bisa menghancurkan guci keramik itu.
Merasa telah bebas Arion melarikan diri sekuat tenaga, tetapi kekuatannya tidak kembali hingga dia berjumpa dengan Athena yang dengan kedua tanganya sudi menolong Arion. Arion cukup bahagia dengan apa yang dilakukan Athena. Arion menatap dirinya di cermin, luka di kepalanya sudah di perban oleh Athena begitupun dengan lengannya serta luka di beberapa bagian tubuhnya akibat jatuh dari jurang. Mungkin kalau manusia biasa tidak akan seberuntung dirinya, entah mengapa Athena tidak sedikitpun curiga.
Melihat Athena yang meringkuk di atas kasur, Arion jadi ingat pembicaraan mereka tadi. Senyum itu pun menghiasi bibir Arion. “Dasar gadis bar-bar.”
“Ingat saat aku tidur jangan berani macam-macam. Aku punya kekuatan tersembunyi yang bisa membunuhmu. Oh iya dari pada kau mengganggu tidurku lebih baik kau keluar dan potong rambut mu. Di era ini sangat aneh melihat rambut sepanjang itu. Jika keperluan syuting lebih baik pakai wig saja.” Athena yang sedang mengobati luka Arion terus berceloteh, Arion tersenyum mengingat hal itu.
“Memotong rambut di luar tidak akan nyaman saat ini. Bahkan aku bisa merasakan kehadiran para pemburu itu di sini. Hmm aku akan memotong sendiri.”
Arion menatap boneka rubah milik Athena, yang terletak tak berdaya di bawah kaki Athena. Kristal berharganya ada dalam benda mati itu. Menghela napas Arion mulai menguji kekuatannya. Dia menjentik jari beberapa kali dan senyum carah terbit saat dia berhasil mengubah rambutnya. Rambut panjang yang selama ini dia jaga jatuh tidak berdaya di lantai penginapan.
“Hmm sekarang aku sudah terlihat seperti manusia di abad ini.” Senyum Arion. “Dan sekarang aku lapar. Baiklah aku akan berburu, tapi bagaimana jika mereka masih mencariku.” Arion jadi galau sendiri.
Tok...tok...tok
Arion segera berlalu untuk membuka pintu, perempuan itu tersenyum ramah padanya.
“Ada apa?”
“Apa anda ingin makan sesuatu tuan.” Perempuan itu tersipu melihat Arion yang sangat tampan.
“Ah aku ingin makan daging.”
“Baik tuan. Apa hanya itu?” Perempuan itu masih tersenyum manis.
“Bawakan sake juga salad buah.” Beruntunglah karena selama dikurung dia punya waktu berkeliling walaupun tidak ada yang bisa melihatnya.
“Baik tuan.”
Arion masuk kembali ke dalam kamar penginapan itu, dengan hati-hati dia merebahkan tubuhnya di samping Athena. Dia bahagia melihat perempuan itu, dia tidak pernah menyangka jika yang menolongnya adalah perempuan semanis Athena. Dengan lembut Arion membelai rambut Athena, senyum manis terbit di bibirnya. Arion ingin menyusul Athena dalam mimpinya tapi makanan yang sudah dipesan lebih menggiurkan saat ini.
“Semoga kamu orang yang tepat Athena.” Arion mengecup sekilas bibir Athena lalu tersenyum bahagia.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments