Julie menatap alat tes kehamilan itu dengan wajah pucat dan tangan gemetar. Hasilnya postif. Bahkan ia sudah mengeceknya dengan alat lain berkali-kali, tapi hasilnya tetaplah sama.
Sudah dua bulan ini, smenjak kejadian itu, ia cuti dari kantor dengan alasan kesehatan. Ia menghabiskan waktunya di Rumah Asuh Angels Wings, tempat sahabat masa kecilnya bekerja.
Athena Morin adalah sahabatnya di panti asuhan. Mereka sama-sama dibuang dan tak punya orang tua. Persahabatan itu terjalin dari mereka kecil hingga mereka kuliah dan dinyatakan bebas dan dewasa untuk menjalani hidup sendiri.
Athena ingin mengabdi di Rumah Asuh. Ia ingin membantu anak-anak yang bernasib sama dengan dirinya agar mencapai hidup yang lebih baik.
Selepas kuliah, Julicia Sanders memilih untuk melamar di perusahaan Axton Group. Karirnya makin naik sampai akhirnya ia dipercaya sebagai sekretaris pribadi Dario Axton.
Dario adalah CEO tampan idaman para gadis-gadis di kantor. Sayangnya ia sudah beristri. Istrinya, Celia Adams adalah nyonya yang kejam dan semena-mena. Kehadirannya di kantor saja sudah cukup membuat gadis-gadis itu menciut nyalinya. Sayangnya, pernikahan mereka yang sudah memasuki tahun ke 7 belum dikaruniai anak.
Dario dan dirinya telah meeting di luar kota hari itu karena ada konferensi bisnis besar-besaran. Hotel penuh dan satu kamar tersisa. Dario meminta Julie untuk menginap di hotel saja. Ia akan menginap di rumah Alfonso, teman sekolahnya dulu yang kebetulan punya apartemen di sekitar situ.
Malam itu, Dario menerima telepon Anna Tomya, teman kuliahnya yang merupakan dokter kandungan. Ia diberitahukan bahwa hasil tes kesuburannya baik dan tak ada masalah.
Dario begitu marah. Benar dugaanya selama ini. Celia, istrinya membohonginya. Puluhan dokter spesialis di berbagai kota meraka kunjungi. Hasilnya selalu Dario yang dinyatakan mandul. Rupanya benar, Celia memanipulasi hasilnya agar tetap disayangi mertuanya, Nyonya Sanio.
Dario mabuk malam itu. Alfonso tak kalah mabuk. Pesta para pebisnis itu berlangsung kacau. Salah satu sopir perusahaan mengantarnya kembali ke hotel karena Dario tak ingat apapun dan Alfonso malah pulang lebih dulu.
Dario masuk ke kamar hotel lalu mengamati ranjangnya. Seorang perempuan cantik dengan gaun tidur menggoda tidur pulas di sana. Bukan, dia bukan istrinya. Dia adalah Julie sekretarisnya.
Julie yang manis dan cekatan. Ia salah satu orang kepercayaannya. Dario menaruh hati diam-diam pada gadis itu. Ia tentu saja tak berbuat apapun karena ia sudah beristri.
Tapi malam itu lain. Ia begitu marah karena selama ini dituduh mandul istrinya. Ia membuka baju dan tersenyum ke arah Julie yang tertidur pulas. Ia mendekatinya dan berbisik.
"Julie, saya tidak mandul kan. Saya bisa punya anak. Saya akan memberimu anak dan kebahagiaan," katanya sambil setengah tersadar.
Julie yang semula tertidur pulas terkejut dan syok. Tubuh itu sudah berada di atas tubuhnya. Ia berusaha lari dan melawan. Tapi tenaganya sia-sia. Dario begitu kuat dan badannya besar. Julie hanya bisa menangis pasrah.
Setelah peristiwa itu Julie ketakutan. Dilihatnya kain seprei hotel yang berlumuran darah. Ia amat pucat dan takut. Dario tertidur pulas karena pengaruh minuman itu. Julie mengemasi barang-barangnya dan kabur.
Rumah Asuh dan Athena yang menyelamatkan kewarasannya. Ia mematikan ponselnya berminggu-minggu setelah mengirim email surat cuti ke kantor. Ia bahkan mengganti nomornya karena begitu takut.
Alat tes itu membuatnya kembali depresi. Athena tak tahu apa-apa. Ia memeluk Julie dan menenangkannya. Ia sahabat lamanya, tapi ia tahu batas untuk bertanya soal siapa yang menghamilinya.
Athena berjanji akan membantunya. Julie menyusun rencana. Ia kembali ke apartemnanya dan bermaksud hendak mengemasi barang-barangnya untuk pindah ke rumah asuh.
Dario mencari keberadaan Julie sejak hari itu. Ia menyadari bahwa ia melakukan suatu kesalahan. Julie pergi darinya saat konferensi bisnis belum berakhir. Seprei putih yang berdarah itu membuatnya cemas. Apakah Julie baik-baik saja?
Apartemen Julie kosong. Berminggu-minggu orang suruhan Dario memata-matai apartemen itu. Sampai akhirnya hari itu ada kabar bahwa Julie kembali. Dario bergegas menuju ke sana.
Pintu itu diketuk dengan keras. Julia yang berjuang menghadapi rasa mual dan badannya yang gemetar berusaha mencari tahu siapa yang bertamu ke tempatnya.
Ia makin pucat pasi. Ternyata Dario menemukannya. Ia pikir ia akan cepat berkemas dan pergi. Tapi Dario lebih dulu menemukannya.
"Julie, buka pintunya. Saya tahu kamu di dalam sana. Buka pintunya Julie." Dario mengetuk berkali-kali.
Julia duduk di belakang pintu dengan ketakutan. Air mata mengucur dari sudut matanya.
Dario tampak putus asa. Ia kembali mengetuk.
"Julie, saya kasih kamu satu menit. Kalau kamu tidak membuka pintu, saya akan suruh orang saya mendobraknya. Bahkan saya bisa melakukannya sendiri. Julie, saya mohon," kata Dario dengan tak sabar.
Julie mencoba berdiri. Ia ingin membuka sedikit saja. Tapi Dario mendorong pintu dengan merasa agar ia bisa masuk. Julie yang lemah jatuh tersungkur.
Dario menolongnya dengan cemas.
"Julie, kamu pucat. Kamu sakit? Saya mencoba menghubungi nomor kamu tapi tidak bisa. Sudah hampir dua bulan kamu menghilang."
"Saya tidak apa-apa. Saya akan segera kirim surat pengunduran diri saya. Maaf selama ini saya memang tidak mau dihubungi siapapun," jawabnya dengan mulut bergetar.
Mereka masih terduduk bersimpuh di lantai. Dario memegang wajah gadis itu agar mau menatapnya. Wajahnya pucat dan terlihat sakit. Ia juga barusan terlihat habis menangis.
"Julie, tolong jelaskan sama saya apa yang terjadi pada kamu dan saya malam itu. Saya tahu kamu kabur karena takut sama saya, kan? Dengar, saya mabuk dan saya salah. Saya minta maaf, Julie," katanya lirih dengan nada sungguh-sungguh.
Julie menggeleng cepat. "Tidak ada apa-apa yang terjadi. Saya memang sudah lama memutuskan untuk resign dari pekerjaan karena saya sakit," kata Julie beralasan.
"Bohong. Kamu sebelumnya tidak sakit dan tidak ada masalah apapun. Jujur dengan saya. Apa yang terjadi?" Tanyanya sekali lagi. Kali ini ia memegang pundak gadis itu.
Julie menggeleng lagi. Ia ingin berdiri dan mendorong Dario untuk keluar dari apartemennya. Tapi badannya begitu lemah. Ia goyah dan menabrak meja di belakangnya.
Dario kembali menolongnya dan menopang tubuhnya. Belanjaan di kantong itu berhamburan keluar. Aneka buah dan sekotak susu hamil berhamburan ke lantai. Dario menatap sekotak susu itu dengan terkejut.
"Julie, kamu hamil?" serunya tak percaya. Ia goncang-goncangkan pundak Julie. Julie terdiam, pandangannya mulai tampak kabur, suara di sekitarnya seakan menjauh.
Julie merasa tak tahan lagi. Ia pingsan di pelukan Dario.
...----------------...
Mau lanjut nggak nih? Tinggalkan komentar yuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Wirda Lubis
si Juli pingsan
2023-10-15
0
Masniah
tegang
2021-10-18
1
mam Cahya
lanjut Thor mampir Thor hbs dr Bima n kamayang.lsg kesini
2021-09-15
1