Selama ini, Veronica tidak pernah menceritakan perjalanan hidupnya kepada kedua anaknya, ia bahkan tidak pernah mengungkit seperti apa ia dan Anthony bertemu satu sama lain.
Ia selama ini memutuskan apa yang telah terjadi dimasa lalu, biarlah menjadi pengalaman pribadinya dalam perjalanan hidupnya dengan Anthony.
Anak-anaknya cukup tahu saja kalau ibunya bahagia, hidup dengan tenang dan damai, sebagai seorang istri dari lelaki yang sangat ia cintai, yang menyandang sebuah gelar mafia terkenal yang kejam, dalam hal memutuskan dan menyelesaikan semua masalah yang ia hadapi.
Anak-anaknya cukup tahu, bahwa ibunya menikmati sebuah kehidupan yang seperti ia inginkan, berdiri disamping Anthony yang kekayaannya tidak terbatas, walaupun keluarga Carolles tidak mempublikasikan semua hasil kekayaannya kepada dunia, karna bisnis Anthony tidak semua untuk diketahui oleh dunia luar.
Dunia hanya cukup mengetahui kekayaannya dalam sebuah bisnis perusahaannya saja.
Akan tetapi, Karna Veronica melihat Jesslyn yang begitu tertarik dan sangat berbakat dengan sebuah fashion designer, menurutnya, mungkin sudah waktunya ia menceritakan sedikit perjalanan hidupnya kepada putrinya tersebut
Walaupun, ada beberapa hal yang tidak ingin ia bahas, karna menurutnya belum waktunya untuk Jesslyn mengetahui seluruh alur cerita hidup yang ia alami.
Mungkin suatu saat ketika putrinya benar-benar mengerti tentang dunia, dan berpikir sangat dewasa, dan mengeri arti sebuah perjalanan hidup, ia akan menceritakan lika-liku perjalanan hidup yang ia alami bersama sang suami.
"Nanti, suatu hari ibu akan menceritakan semuanya kepadamu, ketika waktunya sudah cukup tepat untukmu."
Ucap Veronica kepada putrinya.
"Maksud ibu, sekarang aku belum dewasa.?"
"Dimata ibu, walaupun kamu sudah beranjak dewasa, tapi tetaplah kamu seorang bocah kecil kesayangan ibu.!"
"Manusia mempunyai waktu yang tepat untuk mengetahui segala sesuatu."
"Akan tetapi, untuk sekarang, itu belum saatnya sayang.!"
"Ibu hanya akan menceritakan sedikit tentang ibu, dan fashion designer saja.!"
Ucapnya seraya mengelus kepala putrinya seraya tersenyum tipis.
"Baiklah, apapun yang ibu ceritakan.!"
Veronica yang hanya melihat bahwa putrinya baru memasuki usia dewasa saja, wajar kalau dia tertarik dengan suatu hal yang ia sukai.
Ia hanya berharap, suatu saat nanti, putrinya tidak akan salah mengambil sebuah keputusan dalam hidupnya.
"Jesslyn, ibu akan menceritakan sedikit pengalaman karir ibu kepadamu." Ujar Veronica sedikit tegas, "Apa kamu mau mendengar hal itu.?"
"Mungkin bisa membantu untuk menjawab sedikit kebingungan kamu, terutama tentang fashion designer, yakin mau mendengarnya.?"
Ujar Veronica kepada putrinya memegang kedua tangannya, seraya ia mengedipkan sebelah matanya.
Jesslyn yang mendengar perkataan ibunya langsung mengangguk tanpa ragu, terpancar jelas ia sangat ingin mengetahui sedikit kisah cerita sang ibu.
"Iya, aku mau mendengarnya bu." Sahut Jesslyn dengan mata yang berbinar-binar.
"Kalau begitu, ayo ikut Ibu keruangan krja ibu.!" Ajak Veronica kepada putrinya, seraya ia menarik lembut kedua tangan putrinya, berjalan memasuki ruangan yang ada dilantai empat kediamannya.
Jesslyn pun mengikuti langkah kaki ibunya dengan patuh dan penuh semangat, karna slama ini, anak-anaknya tidak pernah diijinkan untuk memasuki ruangan kerja ibunya oleh Anthony.
"Bu, apa tidak apa-apa? bukankah ayah melarang aku dan Andrean untuk melihat ruangan kerja pribadi ibu.?"
Jesslyn sadar betul Ayahnya tidak pernah mengijinkan mereka, walau hanya untuk mendekati ruangan kerja pribadi milik ibunya, apa lagi memasuki ruangan tersebut.
"Tidak apa-apa, ibu yang akan menjelaskannya nanti kepada Ayahmu."
Selama ini, Anthony punya alasannya sendiri melarang kedua anaknya, terutama putrinya.
"Baiklah." Sahut Jesslyn.
Mereka berdua pun memasuki sebuah ruangan kerja pribadi, yang tertata dengan sangat rapih.
Jesslyn saat itu langsung terpaku seketika takjub, melihat sebuah hasil karya designer terkenal yang tengah berada dihadapannya.
Disana juga terdapat beberapa rancangan fashion design yang belum selesai.
Jesslyn sontak melihat kearah ibunya berada, berusaha meyakinkan dirinya sendiri, kalau ibunya bukanlah seorang designer yang terkenal dan misterius itu.
Veronica yang melihat ekspresi ragu wajah putrinya, ia hanya bisa terkekeh dengan tawanya.
"Jesslyn, ada apa dengan ekspresi kamu itu.?" Veronica bertanya kepada putrinya sembari menunjukkan ekspresi wajahnya yang mengejek.
"Apa ibumu ini begitu tidak meyakinkan, untuk menjadi orang terkenal.?"
Ucap Veronica tambahnya seraya menunjuk wajahnya sendiri.
"Tidak bu, bukan begitu."
Jesslyn menjawab dengan nada manja dan mengayun-ayunkan salah satu tangan ibunya, mencoba agar ibunya tidak tersinggung.
"Bu, apakah benar.?"
"Tentu saja.!"
Jawabnya dengan cepat, sembari mengibaskan rambutnya sendiri dengan rasa percaya diri yang tinggi.
"Memangnya cuma ayahmu saja yang hebat dan terkenal...."
"Ya, ya, ya, ibu hebat, ibu yang terbaik."
Jesslyn menjawab seraya memberikan jempol dan memicingkan ujung bibirny, mengejek sang ibu yang sedang menyombongkan dirinya sendiri.
Jesslyn sontak seketika menggerutu didalam hatinya sendiri.
"Ya, Ayah memang sangat hebat, ia hebat dalam hal menindas ku, *m*emberiku segunung pelajaran setiap harinya, yang bahkan sama sekali tidak pernah ada habisnya...."
"Bahkan melatihku beladiri *setiap hari, sehingga membuat tulang-tulangku berasa seperti mau patah semua."
"Apa hebatnya Ayah coba? tidak ada yang bisa dibanggakan sama sekali*."
Jesslyn tanpa henti mengutuk ayahnya sendiri didalam hatinya dengan sedikit kesal.
Veronica yang sudah mengerti apa yg sedang dipikirkan putrinya, ia mencoba membuyarkan lamunan Jesslyn. "Walaupun ayahmu begitu, tapi dia hanya ingin yang terbaik untuk kalian berdua, ayahmu ingin, agar kalian berdua bisa melindungi diri sendiri suatu hari nanti.!"
Tegas Veronica kepada putrinya.
Anthony dan Veronica hanya tidak ingin, bahwa putrinya akan mengikuti jejak ibunya sebagai designer, yang hal itu akan membuat perhatian semua orang tertuju kepadanya.
Mereka sadar, ketika seseorang muncul didunia entertainment, taruhannya adalah kehilangan privasi mereka sendiri.
Kesimpulannya, Anthony dan Veronica tidak ingin kedua anaknya berada dalam bahaya terutama putrinya.
Karna dengan status Anthony, mereka akan menjadi kelemahan bagi Anthony dihadapan semua musuh-musuhnya.
Akan tetapi, Veronica juga tidak bisa terus melarang dan mengekang keinginan dan impian anak-anaknya sendiri.
Veronica menghela napas panjang, lalu ia menatap wajah putrinya.
"Jesslyn, ibu akan mengajarkanmu dengan baik tentang fashion designer, tapi, kamu harus berjanji, untuk bisa melindungi dirimu sendiri, pelajaran yang ayahmu berikan kepadamu, itu semua untuk kebaikan mu.!"
Ucap Veronica dengan tegas.
Jesslyn pun akhirnya mulai mengerti dengan apa yang dimaksud ucapan ibunya, yang dengan memasang ekpresi wajah seserius itu.
Terdapat sebuah makna yang sangat besar, dan rasa kekhawatiran yang dalam dengan kata-kata ibunya.
"Iya bu, aku janji."
"Baiklah, mulai besok, Ibu akan mulai mengajarkanmu." Ucap Veronica seraya tersenyum tipis diujung bibibinya.
Tanpa menjawab, Jesslyn hanya menganggukkan kepalanya pelan.
"Kalau begitu, ayo kita turun untuk makan malam.!" Ajak Veronica kepada Jesslyn.
Veronica membawa jesslyn untuk makan malam, karna memang putrinya sedari tadi terus berada dikamarnya, sampai ia melupakan jam makan malamnya sendiri.
\*\*\*\*\*
Dimeja makan, Pukul 09.30
"Bu, apa kita tidak menunggu ayah.?"
Anthony yang saat itu akan pulang larut malam, karna banyak sekali pekerjaan yang belum terselesaikan, dan harus secepatnya ia bereskan.
"Tidak perlu, ayahmu masih banyak pekerjaan yang belum selesai dikantornya, ibu sudah menyuruh orang untuk mengantarkannya makanan.!"
"Oh, baiklah."
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Uswatun Khasanah
keren cerita y ko. cwekkk tangguh
2021-09-27
1