follow instagram author : @piinkymeey
...***...
Tak terasa waktu berjalan dengan cepat, jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, yang artinya sudah masuk jam istirahat. Para murid berlalu lalang pergi ke kantin, ada juga yang membawa bekal sendiri dari rumah rumah.
Meidina dan Adinda, tengah merapikan buku-bukunya lalu memasukan nya ke dalam tas.
"Meidina, ayo kita ke kantin" ajak Adinda.
"Ayo"
Adinda dan Meidina pergi bersama ke kantin, padahal belum sehari Meidina kenal dengan Adinda, tetapi mereka sudah mulai sedikit akrab.
Meskipun Adinda berbeda agama dengan Meidina, tidak menghalangi Adinda untuk berteman, dan bertoleransi kepada siapapun. Apalagi soal memilih pertemanan.
Sesampainya di kantin. "Meidina, kamu ingin jajan apa?" tanya Adinda yang duduk di kursi depan Meidina.
"Air minum botol saja satu" balas Meidina
"Makanannya?" tanya Adinda sekali lagi.
"Aku tidak selera untuk makan Din, kamu saja yang makan" balas Meidina sambil tersenyum.
"Tidak mau" ketus Adinda.
Adinda memonyongkan bibirnya seolah-olah ia sedang merajuk.
"Iya aku makan, sudah jangan merajuk lagi. Nanti cantiknya hilang" ucap Meidina sambil mencubit kedua pipi Adinda.
"Sakit Meidina, rasakan ini hahaha.'' Balas Adinda yang tak suka pipinya dicubit oleh Meidina, ia pun kembali membalasnya dengan mencubit pipi chubby Meidina.
"Chubby sekali pipimu Meidin, aku ingin mencubit terus pipimu ini"
Seketika itu, Meidina langsung menjauhkan tangan Adinda dari hadapannya.
"Sudahlah, ayo kita pesan makanannya" ajak Meidina.
"Ayo" balas Adinda sambil tersenyum.
Jam menunjukan pukul 12 siang, sudah waktunya untuk melakukan ibadah sholat dzuhur. Meidina tersadar, ia harus melakukan kewajiban sebagai umat beragama muslim.
"Dinda, aku pergi sebentar ya" ucap Meidina sambil berdiri.
"Mau kemana Meidina?" tanya Adinda.
"Aku harus melaksanakan kewajibanku, Din"
"Kamu akan pergi sholat?, aku akan mengantarmu Mei. Tunggu sebentar di sini, aku bayar dulu ke bu kantin" ucap Adinda, ia meninggalkan Meidina sebentar.
Tak lama kemudian, Adinda kembali ke hadapan Meidina.
"Ayo" ajak Adinda, Meidina terheran-heran. Meskipun Adinda non muslim, tetapi ia tahu.
Saat sedang berjalan, Meidina tidak sadar akan langkahnya.
BRUGH!
Meidina menabrak dada seorang pria, ia memegang kening nya yang sedikit nyeri.
"Kak Husein" ucap Adinda.
"Kamu, tidak kenapa-kenapa?" ucap Husein kepada Meidina
"Tidak kak, maaf aku yang salah. Tidak lihat jalan" ucap Meidina, ia menundukan kepalanya.
"Tidak apa-apa, lain kali hati-hati. Kalian mau kemana?" tanya Kak Husein, yang merupakan kakak kelas dari Adinda, dan Meidina.
"Kami mau cari musala kak" ucap Meidina.
"Oh musala, disamping ruang penyimpanan barang olahraga, kakak juga baru saja dari sana" ucap Kak Husein.
"Jika begitu, kami permisi dulu kak. Terima kasih sudah memberi tahu kami" ucap Adinda, ia menarik tangan kanan Meidina.
Meidina kaget dengan tingkah Adinda yang aneh.
"Ada apa Dinda?" tanya Meidina kebingungan.
"Kamu tahu tidak, tadi itu siapa?" tanya balik Adinda, yang menghentikan langkahnya.
"Tidak" balas singkat Meidina.
"Aduh Meidina, dia itu Kak Husein. Ketua OSIS sekolah kita. Tampan sekali rupanya" ucap Adinda sambil memegang dadanya.
Ntah setan apa yang telah merasuki tubuhnya. Jika berada didekat Kak Husein, hatinya selalu berdebar-debar.
"Aku kira ada apa." Tanpa berkata apapun lagi, Meidina meninggalkan Adinda.
Adinda menunggu dengan setia, hingga Meidina pun selesai beribadah.
Meidina keluar, dan memakai kembali sepatunya.
"Dinda, ayo ke kelas" ajak Meidina.
"Iya ayo" ucap Adinda.
.........
...Sedangkan diperusahaan Virendra Group....
"Tuan muda, sebentar lagi kita akan melakukan rapat dengan para pemegang saham" ucap Adam, asisten pribadi Sakha.
"Hm"
Sakha merupakan CEO dari Virendra Group. Perusahaan yang keluarganya bangun, dengan jerih payahnya sendiri. Saat ini Papah Rendra sudah berumur tidak muda lagi, ia mempercayai anak semata wayang nya untuk mengelola perusahaan bisnis ini.
Perusahaan Virendra menduduki nomer 1 perusahaan besar didunia bisnis, saat Sakha masih berusia 21 tahun, ia harus menjaga dan mati-matian mengelola bisnis keluarganya tersebut.
Saat rapat dengan para pemegang saham, Sakha sangat berwibawa dan tegas. Meskipun usianya masih muda, ia masih bisa menghormati orang yang lebih tua.
Perdebatan dengan para pemegang saham tidak bisa Sakha hindari, dengan santai Sakha juga melerai perdebatan dengan mudah.
Sakha tidak bisa dibantah ataupun dilawan, sang raja bisnis adalah salah satu julukan dari para karyawan pusat, dan juga cabang untuk Arsakha.
Rapat dengan para pemegang saham telah selesai, dengan dibantu oleh asisten yang tampan, Sakha keluar dari ruang rapatnya.
"Tuan muda, ini sudah waktunya jam makan siang" ucap Adam.
"Hm, bawakan saja makanan kedalam ruanganku, Dam." balas sakha
"Baik tuan muda."
Adam mendorong kursi roda Sakha, hingga Sakha terduduk di kursi kebanggaannya. Ia keluar dari ruangan Arsakha, dan segera membeli makanan untuk mereka berdua.
.........
Ting... ting... ting...
Bel pulang sekolah berbunyi, para murid dan guru di sibukan dengan membereskan barang mereka masing-masing.
"Baik anak-anak, ibu tutup dulu pembelajaaran hari ini, hati- hati dijalan." Ucap seorang guru dikelas, lalu pergi meninggalkan kelas.
"Iya, bu." Ucap mereka secara bersamaan.
Para murid keluar dari gedung besar, Meidina berjalan di samping Adinda.
"Meidina, kamu pulang pakai apa?" tanya Adinda.
"Pakai kaki" jawab konyol Meidina.
"Bukan itu maksudku" cetus Adinda yang mulai kesal.
"Hehe, biasanya aku naik angkot Din" ucap Meidina.
"Hah, angkot!" ucap Adinda dengan kaget, sambil mengerutkan keningnya.
"Hm iya, kenapa memangnya?" tanya Meidina bingung.
"Meidina, aku antar kamu pulang ya" ajak Adinda.
"Tidak usah Din, aku tidak mau merepotkanmu" tolak Meidina.
"Tapi Meidina" saut Adinda.
"Tidak usah Dinda, aku pergi dulu ya. Nanti kakek, dan nenek ku menunggu ku dirumah"
"Iya, hati-hati Mei"
"Kamu juga hati-hati Din, dah"
Meidina melambaikan tangannya, dan pergi meninggalkan Adinda. Adinda membalas lambaian tangan dari Meidina.
Tak lama kemudian, supir pribadi yang mengantar jemput Adinda telah sampai. Adinda masuk ke dalam mobil.
Sedangkan Meidina, tengah celingak-celinguk mencari angkot dipemberhentian angkot.
"Angkotnya, kemana sih!" gumam kesal Meidina.
Nampak dari kejauhan, seorang pria menggunakan Motor KLX mendatangi Meidina yang tengah berdiri ditepi jalan.
"De, sedang apa kamu disini?" tanyanya.
"Kak Husein, aku hanya sedang menunggu angkot saja kak" ucap Meidina.
"Ini sudah sore, ingin kakak antar?" ajak Kak Husein.
"Tidak kak, terima kasih" tolak Meidina.
"Aku janji, tidak akan macam-macam. Aku juga masih punya iman de," ucapnya meyakinkan Meidina.
"Maaf kak, jika merepotkan kakak" ucap Meidina.
"Tidak apa-apa, ayo cepat naik!" ajak Kak Husein.
Tidak ada pilihan untuk Meidina, hari semakin larut, jika menunggu angkot entah sampai kapan ia harus menunggu.
Meidina naik ke motor Kak Husein, motor melaju dengan kecepatan sedang.
Tidak ada pembicaraan diantara mereka berdua, sama-sama diam membisu. Hingga akhirnya, Husein memutuskan untuk angkat bicara.
"Rumahmu dimana de?" tanya Husein.
"Blok Ampat 3 Kak" jawab Meidina.
"Oh, kita satu arah berarti dek"
"Benarkah? Aku baru tahu loh."
Husein hanya tersenyum sambil menggeleng-geleng kan kepalanya. Tidak terasa di perjalanan, mereka sudah sampai di depan rumah Meidina.
Meidina segera turun dari motor Husein.
"Terima kasih kak, sudah mengantarku sampai rumah" ucap Meidina.
"Iya sama-sama, satu arah dengan rumahku juga" ucap Kak Husein tersenyum.
"Oh iya, nama kamu siapa? aku belum sempat tahu" tanya Kak Husein.
"Meidina kak" saut Meidina.
"Oh Meidina, ya sudah cepat masuk ke dalam. Kakak pulang dulu ya, sudah mau magrib. Kamu juga jangan lupa shalat magrib ya," ucap Kak Husein.
"Iya kak, hati-hati dijalan" ucap Meidina, ia melambaikan tangan kanannya sambil tersenyum.
Kak Husein pergi meninggalkan rumah Meidina, Meidina masih berdiri di depan rumahnya. Tak lama kemudian, ia segera masuk kedalam, dan mulai membersihkan dirinya.
Bersambung
Jangan lupa kembang kopinya readers pinkers, dan juga komen like nya 🌸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Mey (Ig: @leemeeey)
hmm.... awas ah ka ucen modus (づ ̄ ³ ̄)づ
2022-06-05
1
auliasiamatir
seru ternyata
2021-12-27
0
Siti Mudrikah
thoor kenapa alu bacanya bisa deg"an ya..🤦
2021-09-10
1