Di rumah Arga
Bu Wita merasa heran mendengar kabar yang di bawa bu Sarni. Orang tuanya sudah lama meninggal, kenapa tiba - tiba ada yang mencarinya. Mungkin mereka saudara jauh. Bu Wita tidak mau banyak berpikir.
"Terima kasih Bu, sudah memberitahu. Tapi sejak kemarin saya dirumah belum ada yang bertamu kesini Bu." ucap bu Wita.
"Jika sewaktu - waktu mereka kemari setidaknya Bu Wita tidak terkejut Bu. Maaf wajah mereka kelihatan serem bu. Maksud saya bukan jelek tapi terlihat dingin dan datar." ucap bu Sarni.
"Jangan menakut - nakuti saya dong Bu. Apa orang tua saya dulu punya hutang ya? Aduh, gimana ya." ucap bu Wita panik.
"Tenang Bu Wita, ini baru menurut pandangan saya. Semoga saja mereka bukan orang jahat Buk." ucap bu Sarni.
"Iya Bu, semoga saja mereka saudara jauh saya saja." ucap bu Wita.
"Semoga begitu Bu, kita mikir yang baik - baik saja." ucap bu Sarni.
"Oh iya Bu, saya mau pamit pulang sekarang. Takutnya suami saya nyariin." pamit bu Sarni.
"Kog buru - buru Bu, belum juga saya bikinin minum malah udah mau pulang." ucap bu Wita.
Bu Sarni berdiri dari duduknya.
"Lain kali saya mampir lagi Bu Wita. Kita ngobrolnya yang lama. Maaf karena nanti sore saya dan suami mau membesuk kakak ipar suami di rumah sakit." ucap bu Sarni.
"Baiklah kalau begitu. Terima kasih Bu sudah mengabari saya." ucap bu Wita.
"Sama - sama Bu, saya permisi." ucap bu Sarni lalu berjalan mengendarai motornya dan meninggalkan rumah bu Wita.
Setelah kepergian bu Sarni, bu Wita duduk termenung di teras. Dia memikirkan siapa orang yang di maksud bu Sarni tadi. Ada rasa takut dan penasaran menyelimuti hatinya.
...*...
Di rumah Vina
Vina menikmati masa liburnya setelah menghadapi ujian nasional. Dia masih melakukan aktifitasnya seperti hari - hari biasanya. Sekolah belum masuk, menunggu cap 3 jari dan penerimaan ijazah untuk mendaftar SMA.
"Assalamu'alaikum." terdengar suara memberi salam di luar rumah.
Vina yang sedang beres - beres kamar berjalan ke luar melihat siapa yang datang.
"Wati.. kog tumben pagi - pagi dah nyantai." ucap Vina.
"Kita cari kayu bakar yuk Vin. Bosen dirumah terus." ajak Wati.
"Pantes kamu pakai baju kayak gitu. Bentar ya aku siapin minum dan alat perang sama ganti baju dulu." ucap Vina berlalu meninggalkan Wati yang duduk di dipan yang ada di teras rumah Vina.
Tak berapa lama menunggu Vina sudah siap dengan baju lusuh, topi butut, dan tali yang dililit dipinggangnya. Walaupun baju yang dipakainya jauh dari kata layak tapi wajah cantiknya masih jelas terlihat.
Mereka berangkat mengendarai sepeda menuju lokasi untuk mencari kayu. Mereka berpindah - pindah untuk mencari kayu. Di pinggir desa, di dekat sungai, di batas pekarangan yang banyak pohon bambu dan memungut ranting - ranting pepohonan yang jatuh di lahan proyek.
Hari ini mereka cukup beruntung karena banyak ranting kering yang mereka temukan di tepi sungai. Tak butuh waktu lama seikat besar kayu bakar pun mereka dapatkan. Melihat jernihnya air sungai, mereka berniat untuk main air sekalian mencuci sepeda mereka terlebih dahulu.
"Wah, bening banget Wati. Kayak pengen nyebur." ucap Vina.
"Iya Vin, tapi malu kalau ada yang lihat." ucap Wati.
Wati dan Vina bermain air sambil bercanda riang. Sepeda mereka di bawa turun ke dalam sungai yang sudah dangkal karena kemarau. Tinggi air hanya setinggi betis mereka. Tempat mereka mencuci sepeda memang jalan yang biasa dilewati orang untuk menyeberang sungai jadi mudah untuk menuntun naik sepeda mereka yang sudah bersih.
Butuh tenaga ekstra untuk mengangkat kayu bakar yang mereka dapat. Di boncengan belakang sedel kayu itu dibawa pulang. Ketika mereka hendak naik ke atas sepeda terdengar suara ribut dari rumah di seberang sungai.
"Vin, itu suara apa? Kayak orang lari - lari." ucap Wati.
"Yuk kita lihat. Siapa tahu butuh pertolongan." ucap Vina.
Vina dan Wati meninggalkan sepeda mereka dan berjalan menyeberangi sungai ke arah sumber suara. Sesampainya di seberang sungai dia melihat seorang anak laki - laki sebaya mereka sedang mengejar sapinya yang lepas dari kandang. Anak laki - laki itu malah terbengong melihat kedatangan Vina dan wati.
"Apa mereka bidadari yang sedang mandi ya?" guman anak itu lirih namun terdengar oleh Wati dan Vina.
"Heh, Jaka Tarub. Mau dibantuin nggak." ucap Wati disambut tawa Vina yang sedari tadi dia tahan.
"Eh.. iya.. tolong bantuin." ucapnya kemudian.
Mereka bertiga berpencar menghadang sapi itu agar terkepung. Karena merasa tak ada jalan kabur lagi sapi itu akhirnya masuk kembali ke dalam kandang. Dengan sigap anak laki - laki itu langsung menutup pintu kandangnya kuat - kuat agar tidak lepas lagi.
"Terima kasih ya. Sepertinya aku belum pernah melihat kalian." ucap anak itu.
"Kami anak kampung Sawah, ya jelaslah nggak ketemu kita beda kampung." ucap Wati.
"Namaku Wawan." anak itu mengulurkan tangan.
"Aku Wati dan ini Vina. Ya udah ya, kami permisi dulu. Udah siang takut ibu kita nyariin." ucap Wati.
"Nggak mampir dulu." ucap Wawan.
"Terima kasih. Kita pergi dulu." Wati dan Vina berjalan meninggalkan Wawan yang masih diam mematung menatap kepergian mereka.
"Mereka cantik banget, apalagi si Vina." guman Wawan.
"Semoga suatu saat bisa ketemu mereka lagi." Wawan berguman sambil berjalan menuju rumahnya.
Wati dan Vina bersepeda pulang ke rumah masing - masing. Matahari sudah tinggi membuat Vina berkeringat. Sebotol air minum yang dia bawa sudah habis dari tadi. Begitu sampai dirumah dia langsung ke dapur mengambil minum.
Bu Surti yang sedang menjemur jagung di halaman segera menurunkan kayu yang di bawa Vina. Setelah itu dia kembali duduk di dipan teras rumahnya. Berjaga kalau ada ayam yang memakan dan mengacak - acak jagung yang dijemurnya.
"Buk, aku mandi dulu ya." Vina berjalan membawa ganti baju dan peralatan mandi menuju ke sumur tetangga.
"Iya Nak." ucap bu Surti yang sedang tiduran di dipan.
Diperjalanan dia berpapasan dengan Arga dan bu Wita. Arga menghentikan motornya disana.
"Arga, bu Wita, saya mandi dulu." ucap Vina terkejut. Dia merasa malu setengah mati karena masih terlihat lusuh.
Arga tersenyum melihatnya. Dia tidak peduli dengan penampilan Vina yang lusuh karena dia tetap terlihat cantik.
"Iya Nak, ibu ada dirumah kan?" tanya bu Wita.
"Ada Bu. Saya permisi dulu Bu." ucap Vina.
"Iya Nak, silahkan. Yuk Ga kita ke rumah Vina duluan." ucap bu Wita.
Arga kembali menjalankan motornya menuju rumah Vina dan Vina melanjutkan langkahnya untuk mandi.
Bu Surti bangkit dari tidurnya ketika melihat kedatangan Arga dan seorang wanita. Mereka bersipandang satu sama lain. Bu Wita berjalan cepat menyongsong bu Surti dan menghambur memeluknya. Bu Surti membalas pelukan bu Wita dengan penuh haru.
Mereka tak kuasa membendung airmatanya. Dua sahabat itu larut dalam keharuan mereka. Sudah sangat lama mereka tidak pernah bertemu. Bu Surti membawa bu Wita duduk di dipan. Belum ada kata yang terucap dari mereka selain isak tangis bahagia. Mereka masih mengatur perasaan untuk memulai percakapan.
Arga yang menatap dua wanita didepannya sedang menangis haru ikut berkaca - kaca. Dia mencoba berpikir tentang hal apa yang bundanya lalui bersama ibunya Vina hingga mereka sedekat itu. Tampak terlihat jelas kedekatan emosional yang mendalam diantara mereka berdua.
*****
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
abdan syakura
aissshhhh
ada Wawan nih....
2023-01-11
0
ruby🎃
.smangat
2021-10-15
0
💈🦃༺เყαɳɠ༄ᶦᶰᴳᴬ°᭄࿐
.smangat trus ya kk up novel nya
2021-10-06
2