Hari Senin mulai classmeeting dan remidiasi bagi yang nilainya tidak memenuhi syarat minimum.
Ada pertandingan basket, voli, dan badminton antar kelas. Bagi siswa yang tidak ikut bermain, mereka duduk menonton memberi semangat. Ada juga yang pergi ke perpustakaan membaca buku.
“Vin.. Kamu jadi ikut bertanding kan?” Sheila menghampiri Vina yang sedang mengobrol dengan Wati.
“Kapan kelas kita maju?” tanya Vina.
“Habis ini kita main.. Kita bertanding melawan 3D.” jawab Sheila.
“Ya udah, kita ke lapangan yukk Vin.” kata Wati.
“Aku bakalan dukung kamu.” Wati mengangkat jempol dan mengerlingkan matanya.
“Kami bisa ga jadi pemain cadangan?” kata Dinda sambil menatap Wati.
“Emm.. Boleh.” jawab Wati.
“Yukk..” mereka berjalan menuju lapangan voli untuk menunggu giliran bertanding di babak penyisihan.
Di tempat yang tak jauh dari mereka nampak Arga yang berasal dari kelas 3D hendak menonton team cewek dikelasnya bertanding. Dia tak menyangka kelasnya akan bertanding melawan kelas Vina. Mau dukung team mana ya? Ah, ini kan pertandingan satu sekolah tak penting menang atau kalah.
Setelah pertandingan kelas 3A dan 3C berakhir dengan 3A sebagai pemenang, kini giliran 3B dan 3D yang akan bertanding. Dari kelas 3B ada Vina dan Dinda yang jadi pusat perhatian sedangkan dari kelas 3D Irma dan Bella. Selain bagus dalam bermain voli, mereka terkenal dengan wajah cantiknya yang membuat para siswa histeri dan meneriakkan idola mereka.
Pertandingan berlangsung sangat seru. Arga pun antusias melihat pertandingan, namun bukan team dari kelasnya yang dia dukung. Diam – diam dia mendukung team Vina. Andi dan Doni yang berada di dekatnya tak menyadari bagaimana sikap Arga sangking semangatnya bersorak mendukung Irma dan Bella. Babak pertama sudah selesai, sementara 3D unggul 2 poin. Arga sedikit kecewa karena team Vina kalah, dia berharap di babak kedua bisa mengejar dan menang.
Saat menunggu bertanding untuk babak kedua Rian datang menghampiri Vina dan membawa sebotol minuman ion. Arga yang melihat itu merasa kesal namun dia tak bisa berbuat apa- apa. Spontan dia beranjak dan berjalan ke arah Vina berada tapi tiba – tiba Irma menghadang jalannya.
“Mau kemana Ga?”
“Jangan bilang kamu nggak mau melihat pertandingan sampai selesai.” kata Irma sambil memegang lengan Arga.
“Lepasin.” Arga menepis tangan Irma dia tidak mau menjadi pusat perhatian teman – temannya.
“Aku cuma mau pindah tempat duduk aja.” dia berlalu dan duduk di tempat yang tak begitu jauh dari Vina dan Rian yang sedang mengobrol. Nampak jelas raut tidak suka dari wajahnya.
“Oh, baiklah.. “ Irma kembali bergabung bersama teamnya.
Pertandingan babak kedua dimulai. Pertandinga berlangsung sangat seru. Kedua team bermain sangat baik. Ada senyum bangga dari sudut bibir Arga meski tidak begitu tampak, itu karena poin dari team Vina berhasil melampaui team kelasnya. Tak berapa lama pun pertandingan usai.
Vina berjalan meninggalkan lapangan dengan wajah sumringah menuju ke arah sahabat – sahabatnya di tepi lapangan yang sudah merentangkan tangan hendak menyambutnya. Tiba – tiba ada bola voli yang dilempar sangat kencang dari arah belakang tanpa dia sadari dan mengenai kepalanya.
Dan...
Brukkk...
Vina terduduk kehilangan keseimbangan, matanya berkunang – kunang dan gelap. Samar – samar dia mendengar teriakan sahabatnya tapi dia sudah tak sadar lagi.
“VINAAAA... “ Wati, Lisa dan Dewi berlari ke arah Vina namun keduluan Arga yang sudah membopong Vina ke tepi lapangan. Arga meminta Lisa untuk mengambil minyak kayu putih di kotak P3K terdekat. Dan Wati berlari ke kantin membeli teh manis. Dewi yang kebingungan hanya mondar mandir disamping Vina yang tidur dipangkuan Arga.
Tak berapa lama pun Lisa dan Wati datang hampir bersamaan. Ada beberapa siswa yang melihat mengelilingi mereka. Arga mendekatkan minyak kayu putih ke hidung Vina dan Wati menggosok telapak tangan Vina. Vina mengerjab – ngerjabkan matanya mulai sadar, tapi rasanya ingin pingsan lagi melihat orang di depannya. Bukan karena kepalanya yang berasa pusing tapi detak jantungnya yang tak terkontrol. Vina hendak bangkit dari tidurnya tapi masih sedikit pusing.
“Vin, kamu baik – baik saja?” tanya Wati dengan wajah khawatir.
“Vina apa yang kamu rasakan?” tanya Arga membuat ketiga sahabatnya saling pandang tak percaya. Sejak kapan Arga si jutek jadi peduli, apalagi sama cewek batin mereka.
“Sedikit pusing.” jawab Vina singkat sambil berusaha untuk duduk. Arga berusaha membantunya pelan.
Pak Hardi datang menghampiri mereka melewati kerumunan dan duduk disamping Vina. Entah siapa tadi yang melapor tentang kecelakaan Vina.
“Ga, kamu bawa Vina ke UKS ya, tadi bapak sudah memanggil Bu Sinta untuk menunggu disana.”
“Bisa kan?” kata pak Hardi sambil melihat ke Arga.
“Bisa Pak.” jawab Arga singkat sambil membawa Vina yang terlihat pucat. Sebenarnya bukan karena sakit tapi karena grogi berdekatan dengan Arga.
“Kita ikut ya?” Lisa membantu Arga memapah Vina dia menyodorkan sekantong teh manis dengan sedotan yang dia bawa tadi ke mulut Vina.
Mereka membawa Vina ke ruang UKS. Arga tak peduli lagi dengan tatapan para siswa disana, atau kedua sahabatnya yang nanti pasti kepo. Rasa khawatirnya mengalahkan egonya yang tinggi.
Disisi lain nampak seorang gadis sangat marah melihat Arga menolong Vina yang pingsan akibat ulahnya. Dia mengepalkan tangannya. Giginya gemertak tanda penuh emosi. Apa sih hebatnya dia, sejak bertanding tadi Arga selalu memperhatikannya.
“Heh, cewek bar – bar!” seorang siswa datang ke arah Irma sambil menyenggol bahunya dengan telunjuk.
“Ngapain kamu nimpuk kepala Vina pakai bola?” tanyanya penuh emosi.
“Maksud kamu apa?”
“Kamu tau apa, tiba -tiba menuduh aku yang nggak – nggak.” elak Irma sedikit gugup.
“Mataku masih normal ya, jelas – jelas tadi kamu berniat mencelakai Vina.” kata Rian tak terima.
Doni dan Andi datang menghampiri mereka. Dia tak tahu apa yang mereka ributkan.
“Ada apa sih?” tanya Doni.
“Tau nih, anak kurang kerjaan.” kata Irma sambil berlalu menggunakan kesempatan untuk pergi menghindar.
“Woyy, kita belum selesai..” ucap Rian hendak mengejar Irma namun di cekal Andi.
“Tunggu.. tunggu.. ada apa sih?” tanya Andi.
“Makanya lepasin biar aku selesaikan urusanku sama tuh cewek.” jawab Rian kesal karena Irma sudah jauh tak terlihat.
“Kamu Rian anak kelas 2C kan?” tanya Doni.
“Ada apa sich sampai ribut sama anak kelas kita?” lanjutnya.
“Aku mau buat perhitungan sama dia karena tadi aku melihat dia mau mencelakai Vina.” kata Rian mulai tenang.
“Apa?” sahut Andi dan Doni berbarengan dan saling pandang.
“Iya, tadi dia nimpuk Vina pakai bola hingga pingsan.” lanjut Rian.
“Trus Vinanya gimana sekarang?” tanya Doni penasaran.
“Dibawa Arga dan teman – temannya ke UKS.” ada rasa kecewa dalam nada ucapan Rian.
“ARGA???” kembali Doni dan Andi serempak.
“Sepertinya banyak hal yang kita lewatkan deh Don.” kata Andi.
“Bener – bener tuh.. Kutub utara sepertinya akan segera mencair.” kekeh Doni. Mereka tertawa bersama membuat Rian merasa heran dan segera pergi menjauh dari mereka.
“Kita susul Arga yuk.” ajak Andi kemudian.
“Dia hutang penjelasan sama kita.”
“Yukk..” Doni menyusul dan menyejajari langkah Andi menuju ke UKS.
Mereka tak sabar ingin bertemu Arga. Mereka berjalan cepat karena sangat penasaran melihat perubahan Arga. Banyak pertanyaan yang menari - nari di pikiran mereka.
****
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
abdan syakura
Good job,Arga!😍
2023-01-11
0
Mommy Gyo
like hadir
2021-08-12
2
Yukity
mampir Thor..💪🏼💪🏼☺️
2021-08-09
2