Diki memandu jalan Arga menuju rumahnya di belokan terakhir dia menunjuk rumahnya. Sampai di halaman rumahnya Vina muncul dari dalam rumah karena merasa heran mendengar suara motor datang. Dia lebih heran lagi melihat siapa yang datang.
“Arga.. “ gumannya lirih namun dapat di dengar oleh Arga. Arga yang hendak berputar arah untuk pulang berhenti dan melihat ke arah sumber suara. Arga tertegun sejenak seakan tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
“Vi.. Vina.” tak berhenti menatap gadis didepannya penuh arti.
“Maksih ya Mas Arga..”
“Mampir dulu yuk.” Diki turun dari motor Arga sontak membuat Arga sadar dari keadaannya yang sedari tadi bengong melihat Vina.
“Ah..I..Iya.. lain kali saja. Aku pulang dulu ya?” jawab Arga gugup sambil menatap Vina sekilas dan berlalu meninggalkan kediaman Vina. Jantungnya masih berdegup kencang ada rasa aneh yang menjalar di hatinya. Tersungging senyum yang menghiasi wajah dinginnya. Dia berkendara dengan perasaan bahagia seolah mendapat hadiah yang tak ternilai. Keindahan senja hampir berlalu membuatnya sedikit mempercepat laju motornya.
Setelah kepulangan Arga, Vina masih berdiri di pintu rumahnya tak percaya. Gadis itu nampak anggun memakai dress rumahan dengan panjang sebetis berwarna ping motif bunga sakura. Arga sudah tidak nampak namun Vina juga masih terpaku.
Diki melambaikan tangannya di depan wajah Vina.
“Eh, ada yang bengong lihat cowok ganteng nich..” ejeknya sambil terkekeh melihat kakaknya yang tersipu.
“Apaan sih..”
“Bauk.. mandi sana..” jawab Vina sambil mendorong tubuh Diki.
“Ciee.. Ada yang malu nih.. “
“Aku setuju kog kalo Mbak Vina sama mas Arga.” lanjut Diki yang bersiap lari karena melihat Vina sudah mengangkat satu sendalnya hendak di lempar. Terdengar tawa Diki yang sudah ngacir ke kamar mandi. Kali ini dia mandi di rumah karena hari sudah hampir gelap.
Vina berjalan ke kamarnya melewati ibu dan ayahnya yang sedang istirahat di ruang tamu.
“Kenapa adekmu tadi Vin? “ tanya Bu Surti.
“Tadi diantar temenya Bu.”
“Sepedanya kemana?” pak Danar menimpali.
“Gak tau Pak.”
“Aku ke kamar dulu ya.” Vina terus berjalan ke kamarnya berusaha menutupi kegugupannya. Vina menutup pintu kamarnya dan bersandar sambil memegangi dadanya yang berdetak kencang. Dia merasa seperti pencuri yang hampir ketahuan.
“Mati aku kalau mereka tahu Arga teman sekolahku.” gumannya lirih.
“Ah.. sudahlah Vina.. tenang Vina.. tenang..” Vina menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan seperti instruksi senam kesegaran jasmani.
“Ya Allah.. Salahkah aku menyukainya? Aku hanya belum siap melihat dia datang begitu tiba – tiba.”
“Semoga rasa ini bukan sekedar obsesi karena terlalu sering mendengar namanya.”
Memikirkannya membuat wajah Vina bersemu. Hatinya mulai agak tenang. Vina duduk di tempat belajarnya, dia meraih bolpoin di atas meja dan memainkannya. Sosok Arga yang menawan menari di pelupuk matanya.
Di luar terdengar suara gaduh Diki yang bercanda dengan pak Danar dan bu Surti. Ada saja tingkah Diki yang membuat mereka tertawa. Vina masih enggan keluar kamar, dia tidak mau menjadi sasaran keisengan adiknya. Adzan magrib sudah berkumandang sejak tadi membuat Vina terpaksa keluar kamar untuk mengambil wudhu.
Dengan langkah seribu dia berlari ke tempat wudhu. Orang tuanya menatapnya aneh.
Vina yang sudah kembali dari berwudhu pun buru – buru masuk kamar dan menutupnya kembali. Pak Danar dan bu Surti saling tatap.
“Mbak Vina kenapa sih Dik?”
“Tadi kalian berantem ya?” selidik bu Surti sambil mengerutkan keningnya.
“Ya nggak mungkin lah Buk..”
“Mana ada kita berantem.” Diki meletakkan kepalanya di pangkuan bu Surti manja.
“Palingan tadi kamu iseng. Nggak mungkin lah mbak kamu diem tanpa sebab.” sambil mengusap rambut Diki.
“Hehe.. dikit..” Diki meringis memamerkan gigi putihnya.
“Buruan sana minta maaf. “ bu Surti membangunkan Diki dari pangkuannya.
“Ahh.. Ibuk.. nanti kalau aku diterkam gimana?” ucap Diki sambil memonyongkan bibirnya. Bu Surti yang gemas mencubit pipinya.
“Makanya jangan iseng sayang..”
“Panggil Mbakmu buat makan sana !!!” perintah bu Surti lembut.
TOK.. TOKK. TOK..
Diki mengetuk pintu kamar Vina.
“Mbak.. dipanggil Ibuk makan malam.”
“Iya.. bentar.”
“Nanti aku nyusul.” sahut Vina dari dalam kamar. Vina melipat mukenanya dan beranjak dari tempat ia sholat.
Di dapur bapak, ibu, dan adiknya sudah berkumpul dan bersiap untuk makan.
Vina berjalan mendekat sambil tersenyum dan bergabung bersama mereka. Dia segera mengambil piring dan mengisinya dengan makanan.
“Mbak.. Diki minta maaf ya tadi dah iseng sama Mbak..” ucap Diki tulus.
“Jangan marah ya..”
“Hmm..” jawab Vina sambil mengunyah.
“Nah, gitu dong sayangnya ibuk.”
“Kan enak dilihat kalau akur..” ibu tersenyum dan bergantian menatap kedua anaknya.
“Anak bapak juga dong.” bapak tak mau kalah.
Mereka melanjutkan makan malam mereka, sesekali diiringi percakapan hangat mereka.
••••••
Di rumah Arga
Arga memasukkan motor di garasi. Hari sudah hampir gelap. Arga mengambil baju ganti dan pergi mandi. Orang tuanya dan neneknya berada di ruang tamu menonton televisi. Mereka menunggu Arga mandi dan sholat untuk makan bersama.
“Ga, habis sholat kita makan ya?” kata ayah melihat Arga yang berjalan hendak masuk ke kamar.
“Iya yah..” Arga menjawab sambil terus berjalan.
Tak lama berselang Arga keluar dan menghampiri keluarganya. Mereka bersama menuju meja makan.
“Ga lulus nanti kamu mau melanjutkan kemana?” Ayah membuka percakapan.
“Ke SMAN 1 KUSUMA BANGSA Yah.”
“Bagus.. Jangan lupa tingkatkan belajarmu biar bisa dapet NEM tinggi.”
“Iya Ga, nih makan yang banyak biar pinter.” bu Wita mendekat sambil menambahkan lauk ke piring Arga.
“Bentar lagi kamu libur dong Ga?” bu Asna ikut bersuara.
“Iya Nek, nenek jangan pulang ya.”
“Iya Ga.. Nenek masih rindu sama kalian.”
“Kalau begitu nenek tinggal disini aja, setuju nggak Ga?” pak Indra menyela obrolan mereka.
“Hmm.. nanti nenek pikirkan lagi.”
Mereka kembali makan dengan hening, hanya suara sendok yang beradu sesekali terdengar. Setelah selesai makan mereka kembali ke ruang depan tapi Arga memilih masuk ke kamarnya karena lelah habis main bola.
Arga merebahkan tubuhnya di kasur. Matanya menatap langit – langit kamar sambil memikirkan seseorang. Dia tidak menyangka bisa sampai di rumah Vina. Teringat wajah cantik Vina yang meningkat 100 % saat tidak memakai seragam. Gadis remaja yang imut itu nampak lebih dewasa.
Rasanya Arga semakin ingin mengenalnya. Tapi bagaimana caranya. Dia hanya cowok kaku dan dingin yang tak pandai bicara. Oh, iya Diki.. Entah apa yang Arga rencanakan dia senyum ketika mengingat nama itu..
Saat Arga asyik dengan khayalannya tiba – tiba Doni masuk ke kamar Arga. Dia sudah biasa menyelonong masuk tanpa permisi.
BRUUKK
Doni menjatuhkan diri disamping Arga. Sontak Arga terkejut dan hampir melompat.
“Woyy.. gak usah melotot gitu.. makanya jangan ngelamun!”
“Lagian bayangin apa sich sampai senyum – senyum sendiri kayak orang lagi jatuh cinta.” cerocos Doni.
“Apaan sih...”
“Siapa??” tanya Doni senyum sambil menaik turunkan alisnya.
“Gak ada..”
“Eleh.. bo’ong..”
“Pa’an sih..” Arga pura – pura ngambeg.
“Siti.. Irma.. Sandra.. atau.. “
“Awwh..” belum sempat selesai melanjutkan kalimatnya Doni sudah ditimpuk bantal oleh Arga.
“Bisa diem gak.. kamu kira aku cowok apaan..”
“Udah deh kan tinggal pilih satu apa susahnya. Coba kalau aku yang ditaksir tuh para cewek cakep.”
“Ambil sana..”
“Yakin gak mau..”
“Tapi mereka mau nggak ya sama aku..” Doni meletakkan telunjuknya di dagu.
“Udah ahh.. gak penting.. yukk main gitar..” ajak Arga jengah membahas para cewek. Susah payah dia menyembunyikan perasaannya pada Vina.
“Siyap boss..” tangan Doni memberi hormat dan berjalan mengambil 2 gitar yang ada diatas almari Arga kemudian mengebas kebas debu yang menempel memakai baju kotor Arga dari keranjang.
Arga menatap tak rela bajunya dipakai lap.
“Hah, baju aku.. kamu kira kain lap apa..”
“Sekalian kotor.. kan besok dicuci..” menyerahkan gitar tanpa merasa bersalah.
Arga memutar matanya jengah. Dia enggan berdebat dengan sahabatnya itu karena sudah pasti dia tak akan menang.
Malam minggu yang panjang. Arga dan Doni bermain gitar dan menyanyikan lagu yang mereka sukai hingga larut. Orang tua Arga tak pernah keberatan dengan kehadiran teman – teman Arga yang menginap disana pada saat libur sekolah.
*****
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
abdan syakura
hehehe lucu si Doni..
aissshhhh jd teringat masa masa indah dulu nih...🥰
2023-01-11
0
Yeni Komalawati
ayo anak" 90an merapat,, kangen masa" kyk dl yaa allah..
2021-08-25
2
aku siapa?
pengin balik ke masa itu ya allah
2021-08-23
1