KRRRRIIIINGGGGGG!!!!!
Jam weker Arga berbunyi. Jam menunjukkan pukul 04.15. Arga bergegas untuk berwudhu dan berangkat ke masjid jama’ah subuh. Ayahnya juga sudah terbangun. Mereka berangkat bersama berjalan kaki karena masjid tidak begitu jauh dari rumah mereka.
Bu Wita tidak ikut serta karena dia lebih suka sholat di rumah. Dia juga harus segera menyiapkan sarapan setelah selesai sholat subuh. Begitu juga dengan pagi ini, setelah sholat subuh dia segera menuju ke dapur. Kali ini Bu Wita tidak sendiri karena Bu Asna juga ikut membantu di dapur. Mereka begitu antusias menyiapkan sarapan. Sangat terasa keakraban dan kasih sayang diantara mereka.
Pak Indra dan Arga yang biasanya berkeliling dulu setelah sholat subuh tapi kini ingin segera pulang. Tentu saja karena ingin mengobrol dengan bu Asna untuk menikmati momen kebersamaan mereka yang langka. Pak Indra berharap kali ini ibunya bersedia tinggal lebih lama bahkan mau menetap dirumahnya. Pak Indra khawatir karena di usianya yang tak muda lagi dia menolak diberikan ART.
Setelah sejenak menyapa ibu dan istrinya di dapur, Arga dan Pak Indra bergegas untuk mandi dan bersiap ke sekolah karena ini masih hari Jumat.
Di kamar Arga.
Pagi yang begitu dingin menusuk di musim kemarau tak menyurutkan Arga untuk mandi, dia segera mengenakan baju sekolah. Di hari Jumat dia memakai seragam olahraga. Tas yang sudah kosongkan semalam dia isi dengan peralatan sekolah yang akan dia bawa hari ini. Saat akan memasukkan buku sesuai jadwal hari ini, tangannya menyenggol buku jadwal kemarin yang dia keluarkan semalam.
BUGGG!!
Sebuah buku paket jatuh ke lantai nampak amplop merah jambu menyembul keluar dari dalam buku tersebut. Ini bukan untuk yang pertama kali bagi Arga menerima surat cinta dari teman wanitanya. Dia hanya melihat sekilas siapa pengirimnya yang menurutnya tidak penting. Surat – surat itu pun tak pernah dia baca. Ada sebuah kotak khusus untuk tempat surat – surat yang tak terbaca tersebut. Dia tidak membuangnya karena tak enak jika ibunya menemukannya di tong sampah.
Di meja makan.
“Yah! Nanti Arga pulang naik bus aja, ya?” Arga memulai percakapan.
“Kenapa, Ga?” jawab pak Indra sambil mengunyah.
“Nanti ada tambahan jam pelajaran sampai jam dua siang, Yah," lanjut Arga juga sambil mengunyah.
“Gak apa – apa, Ga. Nanti Ayah jemput.”
“Ayah sekalian mau fotocopy nanti.”
“Baiklah, Yah!”
Usai sarapan mereka menuju ke dapur untuk berpamitan dengan bu Asna dan bu Wita.
...........
Di sekolah.
“Ga! Pinjem PR dong!” datang – datang Doni langsung menuju meja tempat duduk Arga.
Arga yang sedang mengobrol dengan Andi mendongak ke atas menatap Doni.
“Kebiasaan!” sahut Arga singkat sambil menyerahkan buku PR-nya.
“Thank kyu my plen.” Doni bergaya sok imut membuat Andi terkekeh.
“Apaan sih Ndi!” kepala Andi di ketok pakai buku Arga yang di bawa Doni tadi sambil berjalan ke tempat duduknya di belakang bangku Andi dan Arga.
“Buruan sana di salin. Bentar lagi bel, nih! Main ketok – ketok kepala aja, gimana kalau gegar otak coba?" seloroh Andi.
“Nggak usah lebay, deh.” sekilas Doni menoleh sambil menyalin PR.
Arga masih stay cool sambil membaca buku pelajaran sambil menunggu bel masuk. Jam pertama adalah pelajaran olahraga jadi banyak siswa yang sudah stand by di lapangan sekolah. Sementara itu Andi asyik corat coret di sampul bukunya.
“Yukk! Kita ke lapangan aja sambil nunggu bel !!” ajak Doni memecah keheningan.
“Aku dah selesai, nih....” lanjut Doni sambil membereskan buku dan menyerahkan buku Arga kembali.
Dalam perjalananan menuju lapangan olahraga Arga menatap Vina yang berjalan dari arah yang berlawanan. Dari kejauhan Arga melihat Vina yang sedang mengobrol bersama teman – temannya tanpa memperhatikan jalan. Dia terus mendekat ke arahnya hingga Doni yang juga sedang bercanda dengan Andi tak sengaja menabraknya.
“BRUKK!”
Buku Vina berjatuhan. Pertemuan kedua pun lagi – lagi seperti ini. 'Kenapa sih tadi aku nggak liat jalan.' batin Vina bermonolog sambil jongkok untuk memunguti buku – bukunya.
“Sorry ya. Aku nggak sengaja.” Doni meminta maaf sambil membantu memungut buku.
Tadinya Arga hendak membantu tapi keduluan Doni yang lebih cepat sambil memberi isyarat Arga ‘udah biar aku saja’.
“Terima kasih. Nggak papa kog aku juga jalan nggak lihat – lihat.” balas Vina sambil menerima buku dari tangan Doni.
“Ya udah, aku buru – buru.” Vina mengkode teman – temannya dan sekilas melirik Arga yang masih nampak menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Vina dan kawan – kawan sudah berlalu namun Arga masih bengong hingga di tarik oleh Doni.
“Yukk, Ga!! Tuh cewek siapa ya kog jarang lihat? Lumayan juga.” seloroh Doni asal.
“Kamu mah, kecil – kecil dah main mata sama cewek. Sengaja ya, tadi nabrak tuh cewek?” timpal Andi.
“Kalau ngelirik sih iya, tapi klo nabrak tadi beneran nggak sengaja.”
“Mayan kan pagi – pagi cuci mata.”
“Arga aja sampai bengong melihatnya.” Doni masih saja cengengesan sambil nyengir.
“Apaan sih!” Arga menatap Doni dengan tatapan membunuh.
“Nggak sekalihan pakai sabun colek biar bersih sekalian tuh matanya.” sahut Andi ikut – ikutan.
“Emangnya piring kotor apa? Wajah ganteng gini juga.” Doni tak terima.
“Udah – udah! Ribut dari tadi nggak kelar – kelar. Tuh muka Arga dah makin serem berasa kayak di antartika. “ kesal rasanya Andi melihat keisengan Doni yang tak ada habisnya namun demikian itu sangat menghibur baginya. Hal ini melengkapi persahabatan mereka bertiga mengingat Arga yang cool dan tidak banyak bicara.
........
Sekolah berlangsung sebagaimana mestinya hingga tiba saatnya ulangan catur wulan 2. Para siswa semakin sibuk, apalagi kelas 3 yang juga harus menyiapkan untuk ujian nasional. Peserta ulangan dibagi dalam ruangan – ruangan yang telah diatur pihak sekolah. Dalam satu meja duduk dua siswa yang berbeda tingkat kelas di ruangan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kecurangan dan contek mencontek saat ulangan berlangsung.
Vina tak menyangka dia duduk dengan adik kelas cowok yang banyak tanya. Itu membuatnya sebel dan jengkel. Apalagi jika pengawas menatap mereka tajam. Seakan jantung Vina mau keluar dari tempatnya. Sabar... sabarrrr... ini tak akan lama. Guman Vina dalam hati.
Cowok reseh itu namanya Rian. Lumayan ganteng sih.. tapi usil.. batin Vina lagi.
Arga tak kalah sebel. Dia semeja dengan Mita cewek yang menurutnya centil suka caper dan terbilang genit. Ngeri rasanya melihat polah Mita yang tak biasa. Ada aja tingkahnya yang membuat Arga bergidik geli. Di tambah lagi dandanannya yang over dan tak sesuai umur membuatnya tambah illfeel padanya.
Tak terasa ulangan catur wulan pun hampir usai. Ini sudah hari terakhir ulangan. Biasanya pada minggu berikutnya masih ada 3 hari untuk remidiasi dan 2 hari classmeeting dan hari penerimaan rapor. Sementara ada perasaan lega bagi mereka. Serasa terlepas dari belenggu soal –soal yang memusingkan.
Vina menunggu bus pulang sekolah. Entah dia tidak melihat ketiga temannya. Mungkin sudah pulang duluan karena tadi Vina harus ke ruang tata usaha membayar uang sekolah. Tempat anak – anak biasanya menunggu bus sudah lengang. Tak jauh dari tempatnya menunggu bus terlihat Arga juga menunggu jemputan ayahnya.
Sesekali mereka bertemu pandang. Tak berapa lama bus yang Vina tunggu datang. Dia menggendong tasnya yang semula di taruh dalam pangkuannya. Tanpa ia sadari ada sesuatu yang terjatuh karena dia bergegas naik ke dalam bus.
Arga mendekat ke arah tempat yang diduduki Vina tadi. Dengan sedikit takut dia mengambil secarik kertas yang terlipat tanpa sampul yang terjatuh tersebut. Dia tidak langsung membukannya namun buru – buru memasukkannya ke dalam kantong bajunya. Dari kejauhan pak Indra sudah terlihat dan Arga segera menghampirinya. Pak Indra melajukan motornya menuju kediaman mereka.
****
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Neti Jalia
mendukung dua karyamu kk🤗🙏
2021-09-25
1
Puan Harahap
hadir kk thor
2021-08-14
2
Mommy Gyo
3 like hadir thor
2021-08-05
1