Teettt... tettt... tetttttttt...
Waktu menunjukkan pukul 13:30. Bel berbunyi panjang sebanyak tiga kali. Itu artinya pelajaran sekolah sudah berakhir. Guru mempersilahkkan para siswanya untuk berkemas. Setelah berdoa di akhir pelajaran mereka berhamburan keluar kelas. Ada yang menuju tempat parkir, ada yang jalan kaki menuju rumahnya bagi mereka yang rumahnya dekat dengan sekolah, dan sisanya berdiri menunggu bus di pinggir jalan.
Ketika Vina dan kawan - kawan sedang menunggu bus di pinggir jalan. Mereka lalu melihat ke arah Arga yang semula juga berdiri menunggu bus, kini di bonceng motor oleh lelaki paruh baya dan berlalu dari sana.
“Itu kan Arga," celetuk Dewi.
“Iya bener, Wi. Kan emang biasanya Arga di antar jemput sama bapak atau ibunya.” Lisa menjawab sambil menatap ke tiga temannya.
“Masa sih? Kog aku baru tau ya. Pantes jarang bareng kita naik bus.” Dewi masih merasa heran.
“Iya, berarti tadi itu momen langka kita bisa barengan satu bus sama dia.” Wati ikut – ikutan menyahut.
Vina masih diam aja. Dia tidak mau meladeni obrolan teman – temannya. Dia tahu pasti ujung – ujungnya dia yang akan terkena bully karena tadi satu jok sama Arga.
“Tuh busnya dateng! Mau naik nggak?" Vina menunjuk bus yang datang, menghentikan obrolan seru ketiga temannya.
Mereka mengantri untuk naik ke atas bus, mereka mencari tempat duduk yang kosong selagi masih kebagian. Vina yang tidak suka masuk bus berdesakkan, dia sering tidak kebagian tempat duduk karena naik belakangan.
Penumpang mulai berkurang, satu per satu mereka turun selama rute perjalanan. Setelah beberapa saat akhirnya Vina mendapat tempat duduk kosong. Itu tak berlangsung lama ketika ada seorang ibu – ibu yang sudah berumur menghentikan bus dan naik ke sana. Dia tidak lagi mendapati tempat duduk yang kosong. Melihat itu, Vina langsung seketika berdiri. Dia merelakan tempat duduknya yang baru sebentar dia nikmati. Dia memberikannya untuk ibu – ibu yang baru naik tadi.
“Terima kasih, Nak.” ibu itu tersenyum. Dia menggeser tubuhnya lalu duduk di jok yang diberikan oleh Vina.
“Sama – sama ,Bu," jawab Vina sambil tersenyum juga.
“Kamu anak yang manis. Kelas berapa sekarang??”
“Kelas 3 SMP Bu.”
“Oh, sama berarti dengan cucu saya.
Melihat seragam kamu, sepertinya kalian satu sekolah. Namamu siapa nak??” ibu itu bertanya ramah pada Vina.
“Saya Vina, Bu.” Vina melihat ibu – ibu itu lalu kembali memandang keluar jedela.
“Maaf Bu, saya sudah hampir sampai.” dengan sopan Vina berpamitan dan bersiap – siap untuk turun dari bus.
“Iya Nak, hati – hati!! Terima kasih tempat duduknya.” sekali lagi ibu – ibu tadi mengucapkan terima kasih.
“Sama – sama, Bu.” setelah turun Vina mengulurkan tangannya untuk membayar ongkos bus kepada kenek. Kenek bus tersebut menolak, dia bilang kalau ongkosnya sudah dibayar oleh ibu – ibu yang duduk di jok yang Vina berikan tadi. Vina sedikit terkejut, dia tersenyum menatap ibu – ibu tadi dari luar bus. Ibu – ibu tadi membalas senyum Vina sambil melambaikan tangannya dari dalam bus yang mulai berjalan. Senyuman Vina baru hilang ketika dia bejalan menghampiri teman – temannya.
Mereka berempat berjalan menuju tempat penitipan sepeda. Sesekali mereka mengobrol mengenai pelajaran di sekolah selama perjalanan.
Saat perjalanan pulang, mereka mengayuh sepeda dan tidak banyak bicara. Mungkin mereka menghemat energi karena sudah melewatkan jam makan siang mereka. Maklum mereka berempat jarang makan siang di kantin. Mereka selalu sama – sama, jika salah satu tidak ke kantin maka yang lain juga tidak ke kantin.
Setelah hampir 15 menit menempuh perjalanan, mereka sampai di pertigaan jalan tempat mereka harus berpisah. Jalan yang mereka lewati menuju rumah berlainan arah.
“Dahh semuanya!!!!!!!” Vina yang bersepeda paling depan berpamitan pada temannya. Dia melambaikan tangan sambil terus mengayuh sepedannya.
“Daahh!!!" Dewi, Wati, dan Lisa serempak menjawab sambil terus berlalu.
Mereka bersepeda menuju rumah masing – masing.
...........
Ketika sampai rumah, rumah Vina dalam keadaan tertutup tapi tidak terkunci. Itu tandanya tidak ada siapapun di rumahnya. Pasti orang tuanya sudah berangkat ke sawah lagi setelah makan siang dan adiknya yang masih hobi bermain sudah keluyuran entah kemana. Kalau tidak di rumah temannya, dia pasti sudah bermain layang – layang di lapangan.
“Assalamu’alaikum.” meski tidak ada orang Vina terbiasa mengucap salam sebelum masuk rumah. Takutnya ada ibu atau bapaknya yang sedang tidur. Mereka pasti terkejut jika tiba – tiba melihat ada orang yang masuk rumah tanpa suara.
Vina berjalan menuju dapur untuk mengambil minum. Botol minum yang ia bawa ke sekolah, isinya sudah habis sejak sebelum jam istirahat terakhir. Mungkin kerena hari ini cuaca begitu panas.
Kamar Vina tidak jauh dari dapur. Dia segera meletakkan tas dan buku – bukunya di meja lalu dia menukar seragamnya dengan pakaian santai. Vina kembali ke dapur untuk mengisi perutnya yang sudah keroncongan.
Jam dinding menunjukkan pukul 14:00 siang. Vina mengganti bajunya dengan baju lusuh. Dia lalu mengambil perlengkapan untuk mencari rumput. Vina terbiasa menyabit rumput untuk pakan ternak yang mereka pelihara. Orang tua Vina memelihara seekor sapi milik tetangga dan dua ekor kambing milik mereka sendiri. Di kampung biasanya orang memelihara ternak milik orang lain dan mendapat upah dengan sistem bagi hasil.
Satu jam kemudian Vina selesai mencari rumput. Vina membersihkan diri dan menjalankan ibadah sholat. Setelah selesai sholat Vina bersiap melakukan aktifitas lain. Vina mengambil dua ember, dia membawanya dengan menaruhnya di setang sepedanya. Biasanya dia mengambil air sumur dengan cara manual yaitu dengan menimbanya. Air sumur yang di tuang ke dalam ember atau jerigen lalu di angkut. Air itu digunakan untuk mengisi gentong dan bak mandi. Jangankan ada pompa air listrik untuk penerangan saja desa Vina masih menyalur dari desa tetangga yang lumayan jauh. Namun Vina bersyukur, sejak dia kelas 5 SD sudah tidak menggunakan lagi lampu minyak sebagai penerangan. Dia juga bisa memutar radio atau televisi dengan listrik tersebut.
Vina masih harus mencuci piring dan memberi minum hewan ternak mereka setelah selesai mengambil air. Lelah? Pasti iya. Tapi selama Vina sehat dia tetap ingin membantu orang tuanya. Orang tua Vina pasti lebih lelah. Selain menggarap lahan mereka sendiri, orang tua Vina juga sesekali bekerja sebagai buruh tani untuk menopang hidup mereka. Orang tua Vina sangat senang memiliki anak sepertinya, sejak usia Vina masih kecil, dia sudah menjadi anak yang rajin dan pengertian. Tanpa mereka suruh Vina selalu berinisiatif membantu.
Vina dan keluarganya tidak mandi di rumah, mereka mandi di sumur tetangga. Kamar mandi dirumah cuma digunakan untuk mandi pagi sebelum sekolah dan ketika buang air saja.
Sebagai penutup hari yang sangat melelahkan, mereka bercengkerama di saat makan malam.
“Vin bagaimana sekolahmu hari ini??” tanya pak Danar sambil menyantap makan malam mereka. Sontak Vina menoleh ke arahnya.
“Ini dah mau masuk catur wulan tiga, Pak. Sebentar lagi ulangan CAWU 2 (cawu singkatan dari catur wulan). CAWU 3 nanti sudah harus belajar giat karena akan banyak try out dan latihan ujian. Vina nanti kerja saja, ya, Pak setelah lulus sekolah nanti.”
“Ibu harap kamu bisa melanjutkan SMA, Nak," sahut bu Surti.
“Iya, Nduk ibumu benar, bapak harap kamu jangan patah semangat meski kita hidup serba kekurangan.”
“Insya’allah Pak, Buk doakan yang terbaik untuk Vina.”
“Dik, kamu juga harus belajar! Sebentar lagi kamu naik ke kelas 6 kan?” pak Danar menatap Diki yang sejak tadi asyik makan sambil nonton TV.
“Iya, Pak!" jawab Diki masih sambil fokus ke layar TV.
Setelah makan malam mereka sudah selesai, pak Danar berjalan menuju ruang TV lalu dia duduk di sebelah Diki. Vina masih di dapur untuk membereskan sisa – sisa makan malam mereka bersama Bu Surti.
Malam itu, Vina tidak ikut keluarganya menonton TV. Dia langsung masuk ke dalam kamarnya untuk mengerjakan PR dan belajar materi yang akan diajarkan besok. Walaupun bukan juara umum, tetapi Vina masih dapat juara 3 besar di kelasnya.
****
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
abdan syakura
maasyaAllah
kangen pemandangan desa..
2023-01-11
0
Melati
mampir
2021-09-14
1
BocahBodoh
🙂🙂
2021-08-26
1