7 Dynasty 7 Destiny

7 Dynasty 7 Destiny

BAB 1 (Part 1)

Prolog

Aku Xiao Di (萧迪XiāoDí), nama kecilku Didi (迪迪Dídí). Aku lahir di Beijing dan besar di Shanghai. Sejak kecil aku sudah tinggal di asrama, berpisah dengan orang tua dan juga kakak laki-lakiku Xiao Han (萧寒XiāoHán). Mungkin banyak orang bertanya-tanya mengapa aku berpisah dengan mereka, bukannya sangat bahagia dapat besar di dalam keluarga yang penuh cinta dan mempunyai seorang kakak yang begitu menyayangiku? Aku tentu tahu itu, namun karena penyakitku.., aku tidak ingin mereka selalu mengkhawatirkanku, jadi aku memilih berpisah dengan mereka, dengan begitu aku dapat menyembunyikan penyakit ini. Sebenarnya ayah dan ibu sering membawaku pergi ke dokter, dari Asia hingga Eropa. Obat yang sudah kutelan mungkin tidak ada orang yang dapat menandingi. Dari manis hingga pahit, walaupun sudah mencoba berbagai cara dan menjalani berbagai macam perawatan, hasilnya tetap nihil, tidak ada satu pun orang yang tahu aku telah mengidap penyakit apa, mereka selalu mengatakan jika aku sehat-sehat saja, lalu.. jika begitu kenapa aku sering jatuh pingsan? Jika bukan penyakit, lalu mengapa aku bisa seperti ini?

***

"Aku..di mana..?" Begitulah pertanyaan pertamaku ketika membuka mataku, seluruh penglihatanku remang-remang, aku bahkan tidak dapat melihat jelas benda di depan hadapanku.

"Didi." panggilan itu tidak asing, apakah itu kakak? Bayangan di depan hadapanku akhirnya terlihat jelas, itu.. orang di depan hadapanku, dia adalah Xiao Han, kakakku. Orang yang memiliki 7 ikatan kelahiran denganku, namun takdir tidak pernah memersatukan kami, tidak.. mungkin ini salahku, aku yang mencelakainya.

"Kakak," panggilku berusaha mengulurkan tanganku, namun tidak bisa, tanganku begitu lemah.

"Didi, akhirnya kamu sudah sadar." Sebuah pelukkan hangat dari kakak membuatku kembali teringat dengan 7 reinkarnasi.

 

***

BAB 1 (Part 1)

"Aku di mana..?" Aku sangat terkejut ketika melihat sekeliling ruangan, ini di mana? Kenapa terbuat dari kayu.. kenapa begitu panas.. aku.. apakah aku sudah meninggal?

"Anakku.., akhirnya kamu sudah sadar." Seorang perempuan tua di sana, dia menghampiriku dan membuatku syok, sejak kapan aku menjadi anak sang perempuan tersebut?

"Anakku, apakah kamu baik-baik saja?" Di dalam remang-remang, seorang laki-laki tua berjalan ke arahku, pertanyaannya lebih mengejutkanku, memangnya aku kenapa? Aku tentu baik-baik saja, namun di mana aku berada? Mengapa mereka memanggilku dengan sebutan anak? Aku berusaha untuk terbangun dan melihat seisi ruangan kayu nan panas ini, tidak ada yang spesial selain kasur kayu yang kutiduri, ruang kecil ini hanya terdapat sebuah rak kecil dan juga jendela yang sedikit rusak, aku kembali melihat kedua orang tua yang sudah beruban tersebut, wajah mereka terlihat tidak seperti orang jahat, namun kenapa mereka terus-terusan memanggilku dengan sebutan anak? Apakah aku telah bertemu dua orang gila? Ketika menyadari pakaian yang mereka pakai, aku hampir tidak dapat berkata apa-apa, baju mereka seperti rakyat jelata di dalam film-film dinasti kuno China. Aku berusaha sekuat tenaga untuk mengangkat tanganku, melihat apa yang diriku pakai, astaga.. bagaimana bisa? Baju kuno berwarna biru muda, walaupun terlihat seperti baru, namun kenapa aku bisa memakai baju seperti ini? Pantas aku merasa gerah, aku berusaha berjalan turun dari atas kasur kayu beralas kain tipis tersebut.

"Pelan-pelan." Begitulah kata perempuan tua yang menopangiku, dia tersenyum padaku, aku dapat merasakan dia bukan orang jahat. Ketika menginjak lantai berlapis kayu itu, kakiku langsung melemah, ada apa ini? Apakah mereka sudah membiusku? Kenapa aku merasa lesu? Aku berusaha untuk mengingat apa yang telah terjadi padaku. Ah ya! Aku bukannya sedang melakukan penelitian di kampus? Lalu..? Perasaan takut mengintaiiku, aku segera melepaskan tangan perempuan itu dan ingin berlari pergi, namun kakiku.. kenapa begitu lemas? Langkah demi langkah aku lewati, jarak di antara aku dan pintu ruangan tersebut hanya tersisa beberapa langkah. Tubuhku semakin lesu hingga akhirnya aku terjatuh di depan pintu.

"Anakku.. Anakku.. Kamu tidak apa-apa? Beristirahatlah," ucap sang perempuan berusaha menopangku kembali, tentu aku tidak ingin tinggal di tempat asing seperti ini, aku melanjutkan langkahku hingga melihat seorang laki-laki yang berbaring di atas kasur kayu di dekat luar pintu.

"Kakak," panggilku terkejut ketika melihat kakak berbaring tidak sadarkan diri di atas kayu beralas kain tipis tersebut, bajunya begitu kotor, lalu mengapa rambutnya begitu panjang? Apakah aku sedang bermimpi? Aku pelan-pelan berjalan ke arahnya dan melihatnya dengan lekat. Iya tidak salah, dia kakakku, XiaoHan. Kelopak matanya, hidung mancungnya, bibir kecilnya, telinganya, bahkan dagunya saja tidak berubah, dia kakakku, namun kenapa dia berada di sini juga? Ini sebenarnya di mana? Aku harus berbuat apa? Oh Tuhan? Dapatkah Anda menolong kami?

"Ini anak muda yang kemarin kamu tolong, dia terkena panah di lengannya, kamu kemarin demam tinggi, anakku, apakah kamu sudah merasa baikan?" Tanya sang perempuan segera menghampiriku. Panah? Demam? Pikiranku semakin kacau. Apakah kami sedang bermain film? Kakak cepatlah bangun, ayo kita pergi dari sini, kakak.. begitulah aku menguncangkan tubuh kakakku 'Xiao Han', aku tidak dapat berbicara dengannya selain bergumam sendiri. Kakak aku mohon cepatlah bangun. Waktu terus berlalu, bagaimanapun aku menguncangkan tubuh kakak, dia tetap tidak sadar. "Dia tidak apa-apa?" tanyaku kepada kedua orang itu tanpa melepaskan pandanganku dari kakak.

"Tidak apa-apa, ayahmu sudah mengobatinya." Begitulah jawab sang perempuan, aku merasa sedikit lega ketika mendengarnya.

"Kenapa kami berada di sini?" pertanyaan yang aku lontarkan membuat kedua orang tua itu bingung, laki-laki itu langsung berjalan ke arahku, kumis putihnya, rambut putihnya, bajunya yang sudah kusam, sepertinya umurnya sudah 60-an. Dia menarik tanganku dan mulai mencari urat nadiku.

"Anakku, kamu sudah membaik, Apa kamu sudah tidak ingat kejadian kemarin?" pertanyaan itu lagi-lagi mengundang kebingunganku? Aku tentu ingat! Aku berada di Shanghai, di kampusku, aku sedang melakukan penelitian.. dan kenapa aku berada di sini sekarang? Kakak kenapa berada di sini juga?

"JiangNv (Bacanya: Jiang Nui), anakku, kamu kenapa?" Perempuan itu terlihat panik. Nama aku? 'JiangNv?' Apa aku tidak salah dengar?"JiangNv? " Meng JiangNv (孟姜女Mèng JiāngNǚ) ? Tokoh perempuan di dalam kisah tembok China? "Meng JiangNv?" tanyaku pada mereka, ketika mendapatkan anggukan dari kedua orang tua tersebut, aku sangat syok, aku langsung menoleh ke arah kakak, apakah kakak adalah Fan XiLiang (范喜良Fàn XǐLiáng)? Ini lelucon macam apa? Tidak! Dia kakakku, mana mungkin aku kembali ke dinasti Qin, aku pasti sedang bermimpi. Aku harus segera keluar dari sini, aku mulai mengumpulkan seluruh tenagaku untuk berlari keluar, namun langkahku terhenti ketika melihat pemandangan di depan hadapanku, aku membesarkan mata melihat alam yang hijau ini, penuh dengan pepohonan , ini seperti hutan, kicauan burung-burung begitu merdu, suara air terjun terdengar tidak jauh dari sini. Oh! Tuhan.. sebenarnya apa yang sedang terjadi?

"JiangNv anakku," panggil kedua orang tua itu segera mengejarku keluar. "Kamu harus banyak istirahat, anakku," ucap sang perempuan menarikku masuk ke dalam. "Di luar sangat dingin. Ayo masuk, jangan sampai kedinginan."

Di tengah hutan seperti ini, aku tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti mereka masuk. "Ayo pergi istirahat anakku, ibu akan membuatkan makan malam kesukaanmu." Langkahku terhenti di dekat kakak, aku tidak ingin kembali ke ruang asing dan menakutkan itu sendirian, aku ingin di samping kakak, dengan begitu aku akan merasa lebih tenang. "Aku ingin di sini sebentar," gumamku langsung duduk di dekat kakak.

"Baiklah, kamu di sini dulu, ibu akan menyiapkan makanan untukmu," ucap sang perempuan berjalan ke dapur bersama laki-laki itu.

Di ruang yang dapat dikatakan ruang tamu, kini hanya tersisa aku dan juga kakak, aku pelan-pelan menyampingkan rambut kakak dan melihatnya dengan lekat. Bagaimanapun aku melihat, kakak tetaplah kakak. Balutan di lengan kirinya, apakah kakak benar-benar terkena panah? Kenapa bisa? Apakah dia benar-benar Fan XiLiang? "Kakak," panggilku lagi, kita sudah lama tidak bertemu, namun kenapa harus di dalam keadaan seperti ini, kakak? "Bangunlah, kak." Tidak lama setelah aku berusaha mengucangkan tubuh kakak, akhirnya dia membuka matanya. "Kakak," panggilku merasa senang, perasaan takutku menghilang seketika.

"Di mana ini?" tanyanya padaku, dia melepaskan tangannya dari gengamanku. "Kenapa aku berada di sini?" tanyanya berusaha untuk bangun, mungkin perasaan dia sama seperti aku di waktu bangun tadi.

"Kakak," panggilku kembali ingin mengapai tangannya, namun dia menghindar, apakah dia lupa denganku? Apakah dia kakakku? Perasaan takutku kini mulai muncul.

"A.." kakak merintah kesakitan, memegang lengan yang dibaluti kain putih tersebut, sepertinya lukanya masih sakit.

"Kakak, kamu terkena panah.. jangan banyak bergerak."

"Panah?" Awalnya kakak sedikit terkejut, tetapi dia terlihat normal kembali, dia mungkin tahu penyebab dirinya bisa terkena panah. "Kamu yang menolongku?" tanyanya.

"Tidak," gelengku pelan, kakak benar-benar tidak mengenaliku, dia tidak seperti biasanya ketika bertemu denganku, dia akan memelukku, namun tidak untuk kali ini.

"Oh..," angguknya kecil, tatapan terlihat begitu asing, dia tidak seperti kakak yang aku kenal. "Bagaimanapun, terima kasih sudah menolongku, aku harus pergi."

"Kenapa?" tanyaku panik melihat kakak tergesa-gesa turun dari kasur.

" Aku harus pergi dari sini sebelum para.., tidak apa-apa.. aku harus pergi dari sini."

Apakah alasan dia mau pergi karena takut ditangkap para prajurit? Apakah dia benar-benar Fan XiLiang? Aku yang masih mempunyai banyak pertanyaan langsung menarik tangannya. "Ini sudah malam, di luar sangat gelap, tinggalah di sini dulu," ucapku mencegatnya. "Tenanglah, di sini sangat aman," lanjutku untuk meyakinkannya.

Dia kembali melepaskan tanganku. "Maaf merepotkan."

Aku mengeleng kecil sambil tersenyum membalasnya. "Siapa namamu?"

Terpopuler

Comments

Risma Umar

Risma Umar

hai

2021-10-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!