Chapter 14

"Kau menang karena usahamu, Angel." Kaheza menoleh sekilas sembari memainkan ponselnya, hendak menelepon sang isteri. Namun nomornya tidak aktif.

"Bohong. Aku menang karena aku memintamu untuk mengalah dariku. Kau terus-terusan menang sejak dari awal kita main."

"Iya, aku mengalah darimu. Sekarang aku lapar. Kau mau makan di luar?"

"Makan di luar? Sekarang? Bagaimana dengan isterimu?"

"Seharusnya dia sedang dalam perjalanan pulang."

"Seharusnya? Itu artinya kau tidak tahu pasti di mana keberadaan Shain sekarang?"

"Sebelum maghrib tadi aku sudah menelfonnya. Dan dia bilang pulang malam."

"Baiklah. Setelah makan di luar kau antar aku pulang. Dan setelahnya kau akan bertemu dengan Shain. Oh ... sungguh, aku iri pada Shain, Za." Angeline menyandarkan kepalanya di bahu Kaheza. "Sangat," lanjutnya dengan sorot mata penuh harap.

"Angel ...," ujar Kaheza penuh peringatan namun sangat lembut.

Angel mendongak. "Iya, aku tahu. Kau sudah beristeri. Dan aku? Aku hanya teman di masa lalumu." Angel kembali menyandarkan kepalanya pada bahu pria itu. Ia menatap lurus.

"Jujur saja aku menyesal karena pernah meninggalkanmu. Seharusnya waktu itu aku tidak usah ikut Ayah ke luar negeri dan bersekolah di sana. Tapi mau bagaimana lagi? Aku tidak punya pilihan selain mengikuti ayahku. Aku tidak punya siapa-siapa selain dirinya. Kau tahu sendiri, 'kan? Ibuku meninggal sejak melahirkanku. Dan hidupku menjadi berwarna saat kau datang dalam kehidupanku. Aku masih ingat kali pertama kita bertemu. Itu saat aku kelas empat SD. Dan sejak saat itu ... kita menjadi teman. Hingga sekarang. Tidak pernah lebih."

Kaheza benar-benar melemah jika Angel sudah seperti ini. Hanya ada ketidak tegaan seoarang Kaheza pada wanita yang sebaya dengannya itu. Karena itu diam adalah pilihannya.

Angel menarik dirinya, duduk tegap dan menoleh, menatap Kaheza dari samping dan berakhir beradu pandang karena Kaheza juga menoleh.

"Boleh aku menjadi isteri keduamu?"

Deg!

Setelah mendengar kalimat itu dari Angel, telinga Kaheza mendadak tidak dapat mendengar apapun lagi. Sunyi beberapa detik.

"Kau tahu kenapa aku belum punya kekasih?"

Kaheza mengalihkan pandangannya ke bawah. Tepatnya di antara dua kakinya.

"Itu karena aku masih berharap padamu, Za."

Diam adalah respons pria itu.

"Dulu ayah pernah menikah. Dan dipernikahan kedua ayah itu, akhirnya aku bisa merasakan kasih sayang seorang ibu. Meskipun aku tidak pernah tahu rasanya mendapat kasih sayang dari ibu kandung, tapi aku sangat bersyukur karenanya. Namun sayangnya, ibu tiriku itu mengkhianati ayahku. Dia kembali pada mantan suaminya yang dulu. Lalu mereka bercerai.

"Dan kau tahu apa yang terjadi setelah itu?" Angel menoleh Kaheza yang bahkan tidak meliriknya walau seaaat.

"Ayah sering ke tempat hiburan malam. Aku benar-benar sedih melihatnya. Dan akhirnya aku mencarikan wanita untuk Ayah. Dan yah, Ayah menikah untuk ketiga kalinya. Dan dikhianati untuk kedua kalinya.

"Aku benar-benar menyesal saat itu. Sangat.

"Dan akhirnya, aku memutuskan untuk tidak mengenal lelaki lebih dekat. Aku ingin menemani Ayah sepanjang hidupnya. Semampu yang aku bisa.

"Tapi ... keinginan terbesar Ayah adalah agar aku cepat menikah." Angel menundukkan pandangannya. Bola matanya tidak basah. Namun mendengar ceritanya, wanita itu penuh dengan luka. Luka yang tak ia tunjukkan di balik sifat cerianya. Sama seperti Shain. Hanya saja Angel terlihat lebih tegar. Sedangkan Shain? Perempuan itu sudah rapuh sejak meninggalnya ketiga orang yang ia sayang sekaligus. Dan karena itu ia sangat ketakutan jika Kaheza dekat dengan wanita lain. Tidak akan ada lagi yang memberinya alasan untuk tetap hidup jika Kaheza pergi. Dan kalau sampai Kaheza mengkhianatinya, sudah dipastikan ia akan kembali tenggelam pada masa gelapnya. Dunia malam.

"Dan karena pengalaman Ayah yang dikhianati dua orang wanita, aku jadi merasa takut untuk memilik seorang kekasih. Aku takut dikhianati. Dan tidak ada lelaki yang aku percaya selain Ayah dan ...," Angel menatap Kaheza dari samping karena pria itu hanya menunduk, "kau."

Hening menenggelamkan keduanya hingga ponsel Kaheza berdering memecahkan sunyi yang tercipta. Itu telepon dari Tuan Haris.

Kaheza mengangkatnya setelah menjauh dari Angel. Dan tak lama ia kembali.

"Euh, maafkan aku sebelumnya, Angel. Aku tidak berniat berpoligami." Kaheza benar-benar bingung sekarang. Mereka mendadak canggung.

Angel bangkit dari duduknya, menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan. "Oke. Tidak apa-apa. Setidaknya aku sudah mengungkapkan perasaanku padamu. Dan sekarang aku merasa jauh lebih lega." Angel mengalihkan pandangannya ke arah lain dan teringat sesuatu, bukankah Kaheza mengajaknya makan di luar?

"Oh, iya," ujar Angel lagi masih sedikit canggung.

"Kita jadi makan di luar?"

Kaheza melihat Angel sebentar dan menunduk. "Iya, jadi."

"Kalau begitu aku ganti baju dulu ya?"

Kaheza mengangguk. "Iya."

"Euh, Angel," panggil Kaheza saat Angel baru saja mengambil langkah pergi.

"Ya?" Wanita itu menoleh.

"Aku boleh pinjam kamar mandinya?"

Angel tersenyum. "Kau itu sudah benar-benar menjadi orang asing ya, Za?"

Kaheza mengerjapkan kelopaknya tak enak hati. "Maaf."

"Anggap saja ini rumahmu, Za," ucap Angel. Setelahnya ia benar-benar pergi menuju kamarnya di lantai 2.

 

Di Griya Dahar, Tuan Haris terus saja mendesah gusar. Berkali-kali beliau mengangkat tangan kirinya yang terdapat arloji melingkari pergelangan tangannya, waktu menunjukkan 20:10, terlambat 40 menit dari jadwal yang seharusnya pukul 19:30.

Ponsel Tuan Haris berbunyi sebentar. Pesan dari Kaheza.

Saya akan membawa Angel ke sana. Jadi tolong persiapkan, Tuan. Maaf sebelumnya karena tidak datang tepat waktu.

Setelah membaca pesan itu, Tuan harus langsung memberi perintah pada sekretaris dan anak buahnya agar segera bersembunyi. Begitupun dengan Albert yang memimpin karyawan lain agar berada di posisinya masing-masing. Tak lama kemudian, semua lampu di Griya Dahar dipadamkan.

 

Kaheza dengan setelan jas biru gelap, kemeja hitam tanpa dasi dan Angel dengan dress selutut dengan atasan yang cukup tertutup, siap untuk keluar.

"Kau sangat tampan dengan pakaian itu," puji Angel pada Kaheza yang fokus menyetir.

Kaheza menoleh sekilas. "Kau juga sangat cantik, Angel. Aku doakan semoga Allah akan memberikan lelaki yang baik untukmu."

"Terima kasih atas pujiannya. Dan semoga saja doamu terkabul." Angel menutup perkataanya dengan senyum.

"Kenapa berhenti?" tanya Angel saat mobil tiba-tiba menepi.

Ia mengedarkan pandangannya. Tujuan mereka masih sangat jauh pikir Angel. Namun ia salah. Tujuan yang sebenarnya kurang dari 1000 meter dari tempat mereka sekarang.

Angel sampai menahan napas karena tiba-tiba Kaheza mendekat ke arahnya. Bahkan wajah mereka begitu dekat.

"Kau harus menutup matamu, Angel."

"Kau mau memberiku kejutan?"

Diam adalah jawaban Kaheza.

"Baiklah." Angel sedikit menarik kepalanya yang bersandar. Dan Kaheza segera memakaikannya penutup mata.

"Aku benar-benar tidak bisa melihat apa-apa, Za."

"Bersabarlah, Angel. Hanya sebentar." Kaheza kembali melajukan mobilnya.

 

Setelah sampai di Griya Dahar, Kaheza menuntun Angel yang takut-takut untuk melangkah. Ia tidak tahu berada di mana ia sekarang.

Orang-orang yang berada di dalam dengan senter ponsel menyala, kompak mematikannya.

Kaheza berdiri tepat di belakang Angel dan berbisik. "Hitunglah satu sampai sepuluh. Setelah itu bukalah penutup matamu. Mengerti?"

"Mengerti. Tapi kau mau ke--"

"Satu." Kaheza membimbing Angel untuk berhitung. Dan Angel terpaksa mengikutinya.

Kaheza mundur perlahan, bergabung dengan karyawannya yang sudah berdiri di belakang.

"Sembilan, sepuluh." Angel tidak langsung membukanya. Ia diam sejenak.

Beberapa detik kemudian ia membuka penutup matanya dan ... gelap. Hanya itu yang tertangkap oleh matanya.

"Za? Kau di mana? Jangan membuatku ta--" Perkataan Angel terhenti karena pemandangan...

...

***apa yang akan kalian lakukan kalau ada di posisi Shain?

next chapter tiap tanggal genap ya ....

tenang... atas izin Allah, cerita ini bakal rutin upnya n ditamatkan.

matursuwun untuk kebaikan kalian semua.

dah***...

Terpopuler

Comments

Venlyraizer Hamryzaforever

Venlyraizer Hamryzaforever

em. setuju kak...
next chapter jant ketinggalan kak... :)

2021-08-11

0

Farida Wahyuni

Farida Wahyuni

kalau aku sih, itu sudah kelewat batas, menemani perempuan lain, tapi istri sendiri dibiarkan jalan sendiri, asal kamu tahu yankaheza, kami ga memiliki tanggung jawan apapun sm angel, kamu memiliki tanggung jawab sm shain istri kamu, angel itu urusan dan tanggung jawab papanya, kalau angel kenapa2 itu urusan papanya, nah kalau shain kenapa2 iti baru urusan kamu, krn shain istri kamu, tanggung jawab kamu. bete bgt deh klo ada laki2 ga tegas gini mau balas budi sih boleh tp ga kelewatan gtu juga sih sampai biarin istrinya jalan sendiri sampai malam ga ditemani, malah temani permpuan lain yg jelas bukan mahramnya, ampun deh. maaf kaka penulis,aku hanya kesel aja dengan model laki2 kayak gini.

2021-08-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!