Chapter 12 >Hari-H<

...Bulan ......

...Bisakah Engkau melihatnya ......

...Sedang apa ia sekarang ......

...Tolong ......

...Tolong beritahu agar aku tenang...

...~Shain~...

 

Hari-H

"Besok kalian berangkat jam berapa?" tanya Kaheza setelah menelan makanannya. Mereka sedang makan malam bersama di rumah berlantai dua yang hanya ada dua insan itu di dalamnya.

Shain memandang wajah Kaheza di seberangnya yang terlihat sedang menunggu jawaban darinya. "Habis dzuhur. Sekitar jam satu."

"Mau aku antar?"

"Sebenarnya sih mau. Tapi 'kan besok kau sibuk?"

Kaheza terdiam. Tidak tahu harus menjawab apa. Memang begitu kenyataannya. Besok pagi ia harus pergi ke rumah Tuan Haris sesuai janjinya pada beliau. Namun hati kecilnya ingin sekali datang ke pernikahan Lukas dan Gista bersama isterinya kalau saja besok ia tidak ada janji.

Shain menyentuh punggung tangan suaminya, mengusapnya lembut. "Tidak apa-apa, Za. Kau tidak bisa ikut 'kan karena kau memang tidak bisa datang. Lagipula ada Qyza sama Nada. Jadi aku tidak akan sendirian di sana."

"Iya." Tangan Kaheza berbalik menyentuh dan mengusap punggung tangan Shain. "Maaf ya tidak bisa menemanimu."

"Santai." Shain tersenyum untuk menenangkan hati suaminya itu. Meski hatinya sendiri ... sedang tergores kenyataan pahit di depan matanya. Sang suami akan menemani wanita lain yang sedang berulang tahun. Hati isteri mana yang tidak sakit?

 

Malam telah pamit. Kini sang mentari unjuk diri. Kaheza sudah berpakaian rapih dan siap meninggalkan rumah.

"Euh, Shain?" Kaheza yang sudah mengambil langkah pergi kembali menoleh pada isterinya yang berdiri di bawah bingkai pintu.

Shain hanya mengangkat dua alisnya dengan tatapan tersirat, "Kenapa lagi?"

"Aku ikut denganmu saja ya?"

"Lalu bagaimana dengan Angel? Kau sudah berjanji padanya akan menemuinya 'kan?"

"Ah, iya." Kaheza benar-benar ragu saat ini.

"Sudah, sana pergi. Aku bosan melihatmu terus-terusan di sini." Shain mengusir secara halus sembari membalik tubuh suaminya agar cepat pergi dari rumah.

Bahkan ia sampai membukakan pintu mobil untuk suaminya itu yang masih enggan pergi.

"Tunggu apa la--" Kalimat Shain terputus karena aksi suaminya yang tiba-tiba menyentuhkan bibir pria itu ke benda yang sama miliknya.

"Jangan lupa pulang," ucap Kaheza setelah berhasil membuat isterinya membeku di tempat.

"Kalau begitu aku pergi, assalamu'alaikum. Sampai bertemu nanti malam," pamit Kaheza kemudian masuk mobil.

"Wa'alaikum salam." Shain sedikit mengalihkan pandangannya dari sang suami karena masih tersipu malu. Wajahnya merona, hatinya sedikit senang. Tapi tetap saja ... masih ada luka yang tak ia tunjukkan.

Shain melangkah menjauh saat Kaheza mulai melajukan mobilnya. Pria itu melambaikan tangan sebelum mobilnya meninggalkan pekarangan rumah. Shain balik melambaikan tangan.

"Kau juga jangan lupa pulang, Za," batin Shain setelah mobil Kaheza menghilang dari pandangannya. Raut wajah berserinya berubah sendu. Ketakutan akan Kaheza berpaling darinya kembali memenuhi hati perempuan itu. Perempuan yang sudah tidak memiliki siapapun di dekatnya. Hanya Kaheza. Lelaki yang pantang menyerah mendapatkan dirinya. Lelaki yang sangat sabar menghadapi sifat kekanak-kanakkannya. Lelaki yang memberinya alasan untuk tetap hidup. Yah, dia sangat mencintai suaminya itu. Namun hal itulah yang justru membuatnya takut.

 

"Senang sekali anak Daddy," sindir Tuan Haris pada puterinya yang tersenyum-senyum sembari menggenggam ponselnya yang tak lain adalah Angel-perempuan yang akan ditemui Kaheza.

Perempuan yang memiliki tubuh cukup tinggi itu dengan warna kulit putih kemerahan, hidung mancung dan rambut pirang sedikit ikal di ujungnya, ikut duduk di atas sofa bersama sang ayah. Tepatnya di sisi kanan Tuan Haris.

Tuan Haris melipat koran dan meletakkannya di atas meja di depannya. "Apa yang membuatmu begitu senang, malaikat kecilku?" Tuan Haris mengusap lembut rambut kepala Angel.

"Kaheza, Dad."

"Kaheza?" Tuan Haris pura-pura terkejut. Padahal itu semua adalah rencananya.

"Iya, Kaheza, Dad. Dia mengajakku keluar hari ini."

"Benarkah? Bukankah dia sudah menikah?"

"Benar, Dad. Dia bilang sudah meminta izin isterinya untuk keluar denganku."

"Syukur kalau begitu. Tapi ingat batasannya. Karena Kaheza yang sekarang sudah bukan Kaheza yang dulu kamu kenal, Angel."

"Iya, Dad. Angel tahu. Tapi ...."

"Tapi apa?"

"Sebenarnya Angel sangat menyukai Kaheza, Dad."

Mendengar itu, hati Tuan Haris terasa diremas. Sakit. Beliau tahu puterinya menyukai Kaheza sudah sejak lama. Karena itu beliau ingin hari ini Kaheza menemani puterinya. Hanya hari ini saja. Tidak lebih.

Di balik bibirnya yang tetap menyunggingkan senyum namun menahan sakit, Tuan Haris membalas, "Jadi karena itu kau selalu menolak semua lelaki yang Ayah kenalkan padamu?"

Angel mengangguk lemah.

"Tapi dia sudah menikah, Angel." Tuan Haris berkata dengan hati-hati. Takut menyakiti malaikat kecilnya yang sudah beranjak dewasa.

"Iya, aku tahu, Dad." Angel menjatuhkan tubuhnya pada dekapan sang ayah. Hingga kegiatan bermanja antara ayah dan puterinya itu berakhir saat suara bel terdengar.

Angel mengangkat kepalanya senang. "Itu pasti Kaheza, Dad," ucapnya kemudian beranjak membukakan pintu.

Dan benar, itu adalah Kaheza. Pria itu melangkah masuk setelah dipersilakan masuk oleh Angel. Kemudian cium tangan pada Tuan Haris.

"Euh, mau minum dulu atau ...,"

"Sebaiknya kalian langsung pergi saja. Cari minumnya sekalian di luar," sela Tuan Haris memotong perkataan puterinya, mengusir halus dua pemuda di hadapannya.

Angel dan Kaheza saling lirik.

"Sudah, sana pergi. Daddy mau beristirahat penuh hari ini. Tolong ya, Nak Kaheza, bawa dia pergi dari rumah ini. Bila perlu bawa dia pulang bersamamu." Tuan haris melontarkan canda di akhir kalimatnya. Namun terdengar seperti sebuah kode keras bagi Kaheza yang memilih mengatupkan rapat mulutnya.

"Dad!" Angel memperingatkan ayahnya dan dibalas tawa renyah sang ayah.

"Ya sudah, Tuan, kalau begitu kami permisi," ucap Kaheza dengan wajah sedikit berhias senyuman.

"Kau panggil ayahku apa?" Angel merasa aneh dengan panggilan Kaheza terhadap ayahnya.

"Tuan?" Kaheza menjawab ragu.

"Tuan?" Angel membalas tak percaya disertai tawa tertahan.

"Iya."

"Oh, ayolah, Za. Sudah berapa lama keluarga kita saling mengenal? Jangan memanggil ayahku seolah ayahku itu orang asing bagimu."

Saat Kaheza hendak membalas, Angel berucap lagi, "Mulai sekarang panggil ayahku sama seperti aku memanggilnya, Dad-dy." Angel menekankan kata Daddy.

Kaheza menatap ragu Tuan Haris kemudian kembali melirik Angel di sisi kanannya. "Aku tidak nyaman dengan panggilan itu, Angel."

"Nyaman itu karena terbiasa, Za. Jadi mulai sekarang kau harus memanggil ayahku, Daddy, mengerti?"

"Baiklah."

Tuan Haris tersenyum melihat kepasrahan Kaheza yang diminta puterinya untuk memanggil dirinya dengan sebutan Daddy.

"Ya sudah, Dad. Kami pamit," pamit Angel kemudian mencium tangan Tuan Haris diikuti Kaheza setelahnya.

 

Setelah kepergian Angel dan Kaheza dari rumah berlantai duanya, Tuan Haris beranjak menuju Griya Dahar. Di sana semua orang sudah sibuk mendekorasi ruangan Griya Dahar. Senyum Tuan Haris merekah melihatnya, beliau membayangkan bagaimana reaksi puteri semata wayangnya mendapat kejutan seperti ini.

Lian yang sibuk membantu karyawan lain yang tengah menghias panggung mini yang bertuliskan 'Happy Birthday Angeline,' menghampiri Tuan Haris, berbincang mengenai pesta kejutan itu.

 

Matahari perlahan condong ke barat. Kaheza yang tengah berada di salah satu restaurant di sebuah mall, mengangkat tangan kirinya dan melihat waktu di arlojinya, pukul 13:00. Ia menghela napas. Ditinggal Shain ke luar kota membuat dunianya terasa ada yang kurang.

"Kenapa?" tanya Angel yang melihat raut wajah Kaheza tampak gelisah.

Kaheza mengangkat kepalanya dan melihat Angel sekilas. "Tidak apa-apa."

"Kau yakin?"

"Iya. Setelah ini kita mau ke mana?" Kaheza mengalihkan pembicaraan.

"Kalau nonton bagaimana?"

"Baiklah." Kaheza mengangguk setuju.

Sedangkan orang yang sedang dipikirkan...

...

***Ada yang mau disampaikan untuk karakternya?

silakan sampaikan...

untuk Shain

untuk Kaheza

untuk Angel

untuk Tuan Haris

untuk karakter lainnya

next chapter tiap tanggal genap ya...

terimakasih sudah mendukung cerita ini***.

Terpopuler

Comments

Farida Wahyuni

Farida Wahyuni

aku mau kasi pesan sm kaheza, "jangan terlalu baik jadi orang,jangan jadi laki2 lembek, kalaupun kamu mau balas budi, jangan dengan menyakiti hati istrimu, nanti kalau dia pergi, kamu akan sangat menyesal.

2021-08-08

1

Vira Armelia

Vira Armelia

lanjut trus thor

2021-08-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!