Ch. 2 - Kerajaan II

Negeri ini memiliki aturan tidak tertulis seperti hukum rimba yang terkuat adalah rajanya, tapi bukan berarti seperti kaum barbar mengedepankan otot.

Pendekar kuat akan dihargai dan yang lemah menjadi bahan penindasan. Selain dirinya kuat, alasan tidak ada satupun pendekar berani melawan Chenzhen karena mereka mengetahui Chenzhen adalah putra mahkota di Negeri Jingyin itu sendiri.

Jingyin merupakan salah satu negara terkuat dari enam negara pada saat ini. Meskipun menjadi salah satu negara terkuat, tapi tidak ada satupun rakyat memancarkan rasa kebahagiaan ataupun kebanggaan pada negaranya sendiri, selain hinaan.

**

Tidak lama dari penghormatan itu Chenzhen mengarahkan auranya pada Liuzhen. Melihat kakak yang disayanginya menjadi monster biadab tak terduga, mata Liuzhen memerah, hanya ada rasa kasih sayang berubah menjadi kebencian.

Seketika itu Liuzhen terjatuh kelantai tak sadarkan diri akibat tekanan kuat Chenzhen, sebelum wajah Liuzhen bertemu lantai seorang pria sepuh menangkapnya dengan cepat, tidak ada yang menyadari kehadiran pria itu.

Mata Chenzhen melebar ketika melihat tangannya bergetar di hadapan pria tua itu, Chenzhen ingin menyerang hanya saja dia tidak memiliki kesempatan.

"Hentikan, bukankah kau sudah puas dengan semua ini," tegas pria tua itu sambil menggendong liuzhen yang tak sadarkan diri.

Sontak seluruh prajurit mengarahkan senjata kearah pria tua tersebut, dengan penuh percaya diri.

"Aku akan membawanya pergi, jika kau tetap menghalangi aku jamin kau akan menyesali perbuatanmu," sambung pria tua itu yang berjalan pelan mengarah pintu keluar kerajaan.

Chenzhen menyadari setiap kata-kata pria sepuh itu mengandung tenaga dalam kuat, dia mencoba mengukur kemampuan pria tersebut, tapi tidak ada yang bisa didapatkan. Chenzhen memberikan isyarat menurunkan senjata prajuritnya serta membuka jalan.

Malam itu hujan semakin deras seolah-olah langit ikut berduka. Suara rintikan dan lautan darah yang bercucuran seolah menjadi saksi lahirnya Sang Raja baru.

Pagi itu kabar berakhirnya pemerintahan tersebar diseluruh masyarakat, Chenzhen mendeklarasikan melalui utusannya untuk menyampaikan dekrit.

"Apaa? Bukannya ini kudeta, aku masih tidak mengerti pemikiran para penguasa," ucap salah satu warga yang mendengar.

"Pelankan suaramu, kalau mereka mendengar kau akan digantung di alun-alun," jawab temannya spontan

"Kalau beritaku semeriah ini sepertinya aku tidak terlalu keberatan," sahut temannya sambil tertawa pelan.

"Memang sudah seharusnya dia digantikan dari dulu," gumam pria lainnya yang berada di sekitar itu.

Tidak ada rasa kekecewaan terpasang diraut wajah mereka, melainkan mengekspresikan perasaan dengan bahagia.

"Aku tidak ingat kapan terakhir kota ini begitu bersemangat," salah satu pendekar menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

**

Perlahan kondisi mulai berangsur pulih, kota kembali ramai seperti sediakala.

Banyak pedagang berantusias menawarkan barang dagangannya, bahkan tidak sedikit yang memberikan diskon.

Salah seorang wanita berteriak, "Heii! Sayang anak, sayang anak... ayoo dipilih mas mbak barangnya."

Di sisi lain seorang pria yang tidak terlalu jauh juga berseru semangat, "Beli tiga gratis satu, beli empat gratis dua."

Bagi pedagang laku adalah yang paling utama, biasanya target mereka para pendekar.

Tidak sedikit juga yang menargetkan anak-anak, apapun akan dilakukan .

Para pendekar biasanya ke pasar untuk mencari kebetuhan perlengkapan, selain itu mencari makan.

Ada juga yang ditugaskan untuk mengamati pasar, hal ini agar pasar terhindar dari hal yang tidak menyenangkan.

Tidak ada yang tau pasti sejak kapan mereka mulai melupakan pemerintahan sebelumnya.

Terpopuler

Comments

Andre

Andre

mas....mbak..??
emangnya kerajaan nya berada di jawa ya thor...
wkwkwk..yg sesuai thor klo mau berkhayal...hmm

2021-10-18

3

la beneamata

la beneamata

nyimak

2021-08-17

0

Muhammad Amin

Muhammad Amin

yang kuat yang menang

2021-08-04

0

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 - Kerajaan I
2 Ch. 2 - Kerajaan II
3 Ch. 3 - Catur
4 Ch. 4 - Sarjana Puisi
5 Ch. 5 - Kabar Buruk
6 Ch. 6 - Seni Raga Langit I
7 Ch. 7 - Seni Raga Langit II
8 Ch. 8 - Darah
9 Ch. 9 - Hutan Kuno I
10 Ch. 10 - Hutan Kuno II
11 Ch. 11 - Gubuk Tua
12 Ch. 12 - Kristal
13 Ch. 13 - Kesepian
14 Ch. 14 - Kekonyolan
15 Ch. 15 - Reruntuhan Kuno
16 Ch. 16 - Kebenaran
17 Ch. 17 - Perpisahan
18 Ch. 18 - Negara Chu
19 Ch. 19 - Keadaan Terbalik
20 Ch. 20 - Kehidupan Baru
21 Ch. 21 - Pelelangan I
22 Ch. 22 - Pelelangan II
23 Ch. 23 - Pelelangan III
24 Ch. 24 - Surat
25 Ch. 25 - Preman
26 Ch. 26 - Pasukan
27 Ch. 27 - Pil
28 Ch. 28 - Tawaran
29 Ch. 29 - Bercanda
30 Ch. 30 - Perguruan
31 Ch. 31 - Pukulan
32 Ch. 32 - Pukulan Tidak Berbayang
33 Ch. 33 - Pengetahuan
34 Ch. 34 - Keributan Mereka
35 Ch. 35 - Annchi
36 Ch. 36 - Bantuan I
37 Ch. 37 - Bantuan II
38 Ch. 38 - Pengujian Tahap Tiga
39 Ch. 39 - Kesempatan
40 Ch. 40 - Merebut Lawan
41 Ch. 41 - Hancur
42 Ch. 42 - Salah Paham
43 Ch. 43 - Berkumpul
44 Ch. 44 - Serba Salah
45 Ch. 45 - Pagoda I
46 Ch. 46 - Pagoda II
47 Ch. 47 - Pagoda III
48 Ch. 48 - Penasaran
49 Ch. 49 - Lantai Kelima I
50 Ch. 50 - Lantai Kelima II
51 Ch. 51 - Penyesalan
52 Ch. 52 - Situasi Lantai Ketiga
53 Ch. 53 - Menuju Perguruan
54 Ch. 54 - Perampok Kecil
55 Ch. 55 - Kitab Lima Jari I
56 Ch. 56 - Kitab Lima Jari II
57 Ch. 57 - Perseteruan
58 Ch. 58 - Topeng Sial
59 Ch. 59 - Pukulan Mendadak
60 Ch. 60 - Hadiah Besar
61 Ch. 61 - Informasi
62 Ch. 62 - Kekuatan Baru
63 Ch. 63 - Harapan
64 Ch. 64 - Surat Permintaan Maaf
65 Ch. 65 - Sekelompok Bertopeng I
66 Ch. 66 - Sekelompok Bertopeng II
67 Ch. 67 - Sekelompok Bertopeng III
68 Ch. 68 - Kenangan
69 Ch. 69 - Harapan
70 Ch. 70 - Strategi Formasi
71 Ch. 71 - Kamar Masing-Masing
72 Ch. 72 - Misi
73 Ch. 73 - Daya Tarik Seseorang
74 Ch. 74 - Pergerakan
75 Ch. 75 - Hati Manusia
76 Ch. 76 - Tanah Terlarang I
77 Ch. 77 - Tanah Terlarang II
78 Ch. 78 - Tanah Terlarang III
79 Ch. 79 - Tanah Terlarang IV
80 Ch. 80 - Tanah Terlarang V
81 Ch. 81 - Di Dalam Gua
82 Ch. 82 - Pencarian
83 Ch. 83 - Rasa Penasaran
84 Ch. 84 - Sejarah
85 Ch. 85 - Ras Tertinggi
86 Ch. 86 - Ras Tertinggi II
87 Ch. 87 - Ras Tertinggi III
88 Ch. 88 - Minatour
89 Ch. 89 - Kapak Besar
90 Ch. 90 - Keluar
91 Ch. 91 - Penginapan Sederhana
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Ch. 1 - Kerajaan I
2
Ch. 2 - Kerajaan II
3
Ch. 3 - Catur
4
Ch. 4 - Sarjana Puisi
5
Ch. 5 - Kabar Buruk
6
Ch. 6 - Seni Raga Langit I
7
Ch. 7 - Seni Raga Langit II
8
Ch. 8 - Darah
9
Ch. 9 - Hutan Kuno I
10
Ch. 10 - Hutan Kuno II
11
Ch. 11 - Gubuk Tua
12
Ch. 12 - Kristal
13
Ch. 13 - Kesepian
14
Ch. 14 - Kekonyolan
15
Ch. 15 - Reruntuhan Kuno
16
Ch. 16 - Kebenaran
17
Ch. 17 - Perpisahan
18
Ch. 18 - Negara Chu
19
Ch. 19 - Keadaan Terbalik
20
Ch. 20 - Kehidupan Baru
21
Ch. 21 - Pelelangan I
22
Ch. 22 - Pelelangan II
23
Ch. 23 - Pelelangan III
24
Ch. 24 - Surat
25
Ch. 25 - Preman
26
Ch. 26 - Pasukan
27
Ch. 27 - Pil
28
Ch. 28 - Tawaran
29
Ch. 29 - Bercanda
30
Ch. 30 - Perguruan
31
Ch. 31 - Pukulan
32
Ch. 32 - Pukulan Tidak Berbayang
33
Ch. 33 - Pengetahuan
34
Ch. 34 - Keributan Mereka
35
Ch. 35 - Annchi
36
Ch. 36 - Bantuan I
37
Ch. 37 - Bantuan II
38
Ch. 38 - Pengujian Tahap Tiga
39
Ch. 39 - Kesempatan
40
Ch. 40 - Merebut Lawan
41
Ch. 41 - Hancur
42
Ch. 42 - Salah Paham
43
Ch. 43 - Berkumpul
44
Ch. 44 - Serba Salah
45
Ch. 45 - Pagoda I
46
Ch. 46 - Pagoda II
47
Ch. 47 - Pagoda III
48
Ch. 48 - Penasaran
49
Ch. 49 - Lantai Kelima I
50
Ch. 50 - Lantai Kelima II
51
Ch. 51 - Penyesalan
52
Ch. 52 - Situasi Lantai Ketiga
53
Ch. 53 - Menuju Perguruan
54
Ch. 54 - Perampok Kecil
55
Ch. 55 - Kitab Lima Jari I
56
Ch. 56 - Kitab Lima Jari II
57
Ch. 57 - Perseteruan
58
Ch. 58 - Topeng Sial
59
Ch. 59 - Pukulan Mendadak
60
Ch. 60 - Hadiah Besar
61
Ch. 61 - Informasi
62
Ch. 62 - Kekuatan Baru
63
Ch. 63 - Harapan
64
Ch. 64 - Surat Permintaan Maaf
65
Ch. 65 - Sekelompok Bertopeng I
66
Ch. 66 - Sekelompok Bertopeng II
67
Ch. 67 - Sekelompok Bertopeng III
68
Ch. 68 - Kenangan
69
Ch. 69 - Harapan
70
Ch. 70 - Strategi Formasi
71
Ch. 71 - Kamar Masing-Masing
72
Ch. 72 - Misi
73
Ch. 73 - Daya Tarik Seseorang
74
Ch. 74 - Pergerakan
75
Ch. 75 - Hati Manusia
76
Ch. 76 - Tanah Terlarang I
77
Ch. 77 - Tanah Terlarang II
78
Ch. 78 - Tanah Terlarang III
79
Ch. 79 - Tanah Terlarang IV
80
Ch. 80 - Tanah Terlarang V
81
Ch. 81 - Di Dalam Gua
82
Ch. 82 - Pencarian
83
Ch. 83 - Rasa Penasaran
84
Ch. 84 - Sejarah
85
Ch. 85 - Ras Tertinggi
86
Ch. 86 - Ras Tertinggi II
87
Ch. 87 - Ras Tertinggi III
88
Ch. 88 - Minatour
89
Ch. 89 - Kapak Besar
90
Ch. 90 - Keluar
91
Ch. 91 - Penginapan Sederhana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!