Negeri ini memiliki aturan tidak tertulis seperti hukum rimba yang terkuat adalah rajanya, tapi bukan berarti seperti kaum barbar mengedepankan otot.
Pendekar kuat akan dihargai dan yang lemah menjadi bahan penindasan. Selain dirinya kuat, alasan tidak ada satupun pendekar berani melawan Chenzhen karena mereka mengetahui Chenzhen adalah putra mahkota di Negeri Jingyin itu sendiri.
Jingyin merupakan salah satu negara terkuat dari enam negara pada saat ini. Meskipun menjadi salah satu negara terkuat, tapi tidak ada satupun rakyat memancarkan rasa kebahagiaan ataupun kebanggaan pada negaranya sendiri, selain hinaan.
**
Tidak lama dari penghormatan itu Chenzhen mengarahkan auranya pada Liuzhen. Melihat kakak yang disayanginya menjadi monster biadab tak terduga, mata Liuzhen memerah, hanya ada rasa kasih sayang berubah menjadi kebencian.
Seketika itu Liuzhen terjatuh kelantai tak sadarkan diri akibat tekanan kuat Chenzhen, sebelum wajah Liuzhen bertemu lantai seorang pria sepuh menangkapnya dengan cepat, tidak ada yang menyadari kehadiran pria itu.
Mata Chenzhen melebar ketika melihat tangannya bergetar di hadapan pria tua itu, Chenzhen ingin menyerang hanya saja dia tidak memiliki kesempatan.
"Hentikan, bukankah kau sudah puas dengan semua ini," tegas pria tua itu sambil menggendong liuzhen yang tak sadarkan diri.
Sontak seluruh prajurit mengarahkan senjata kearah pria tua tersebut, dengan penuh percaya diri.
"Aku akan membawanya pergi, jika kau tetap menghalangi aku jamin kau akan menyesali perbuatanmu," sambung pria tua itu yang berjalan pelan mengarah pintu keluar kerajaan.
Chenzhen menyadari setiap kata-kata pria sepuh itu mengandung tenaga dalam kuat, dia mencoba mengukur kemampuan pria tersebut, tapi tidak ada yang bisa didapatkan. Chenzhen memberikan isyarat menurunkan senjata prajuritnya serta membuka jalan.
Malam itu hujan semakin deras seolah-olah langit ikut berduka. Suara rintikan dan lautan darah yang bercucuran seolah menjadi saksi lahirnya Sang Raja baru.
Pagi itu kabar berakhirnya pemerintahan tersebar diseluruh masyarakat, Chenzhen mendeklarasikan melalui utusannya untuk menyampaikan dekrit.
"Apaa? Bukannya ini kudeta, aku masih tidak mengerti pemikiran para penguasa," ucap salah satu warga yang mendengar.
"Pelankan suaramu, kalau mereka mendengar kau akan digantung di alun-alun," jawab temannya spontan
"Kalau beritaku semeriah ini sepertinya aku tidak terlalu keberatan," sahut temannya sambil tertawa pelan.
"Memang sudah seharusnya dia digantikan dari dulu," gumam pria lainnya yang berada di sekitar itu.
Tidak ada rasa kekecewaan terpasang diraut wajah mereka, melainkan mengekspresikan perasaan dengan bahagia.
"Aku tidak ingat kapan terakhir kota ini begitu bersemangat," salah satu pendekar menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
**
Perlahan kondisi mulai berangsur pulih, kota kembali ramai seperti sediakala.
Banyak pedagang berantusias menawarkan barang dagangannya, bahkan tidak sedikit yang memberikan diskon.
Salah seorang wanita berteriak, "Heii! Sayang anak, sayang anak... ayoo dipilih mas mbak barangnya."
Di sisi lain seorang pria yang tidak terlalu jauh juga berseru semangat, "Beli tiga gratis satu, beli empat gratis dua."
Bagi pedagang laku adalah yang paling utama, biasanya target mereka para pendekar.
Tidak sedikit juga yang menargetkan anak-anak, apapun akan dilakukan .
Para pendekar biasanya ke pasar untuk mencari kebetuhan perlengkapan, selain itu mencari makan.
Ada juga yang ditugaskan untuk mengamati pasar, hal ini agar pasar terhindar dari hal yang tidak menyenangkan.
Tidak ada yang tau pasti sejak kapan mereka mulai melupakan pemerintahan sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Andre
mas....mbak..??
emangnya kerajaan nya berada di jawa ya thor...
wkwkwk..yg sesuai thor klo mau berkhayal...hmm
2021-10-18
3
la beneamata
nyimak
2021-08-17
0
Muhammad Amin
yang kuat yang menang
2021-08-04
0