🎒
🎒
🎒
🎒
🎒
Keesokan harinya...
Icha baru saja turun dari angkot dan bersamaan dengan mobil Edrik baru sampai di sekolah.
Tinn...tinn...
"Minggir lo," teriak Edrik dengan membuka kaca mobilnya sedikit.
Icha langsung menghindar dan berdiri tidak jauh dari tempat parkiran, setelah Edrik memarkirkan mobilnya dan Edrik keluar dari mobilnya, Icha langsung mengejar Edrik.
"Bang bule tunggu," teriak Icha.
Tapi Edrik tidak mendengarkan Icha, dia terus saja berjalan hingga Icha pun menarik tangan Edrik dengan nafas terengah-engah.
"Bang bule tungguin napa, gue mau jelasin semuanya lo itu salah paham, harus beberapa kali gue bilang kalau kemarin itu gue kesandung batu dan hampir terjatuh tapi Raka nolongin gue."
"Sudah ngomongnya, kalau gitu gue pergi dulu."
Icha kembali menarik tangan Edrik..
"Bang bule, ih kok lo gitu sih? nyebelin banget."
"Mana ada nolongin pakai cium-cium pipi segala."
"Astaga Bang bule, gue sudah bilang itu ga sengaja," sahut Icha dengan menghentak-hentakan kakinya.
"Bodo ah, terserah lo."
Edrik langsung pergi meninggalkan Icha..
"Nyebelin banget sih tuh orang, ya sudah terserah gue juga bodo amat," ketus Icha.
Icha pun masuk ke dalam kelasnya denga wajah yang kusut.
"Busyet dah tuh muka, kusut amat kaya cucian belum di setrika," ledek Riana.
"Bagaimana, apa lo sudah baikan sama Bang Edrik?" tanya Raka.
"Enggak, dia tetap tidak percaya sama gue, ya sudahlah bodo amat gue sudah ga peduli lagi," ketus Icha.
"Sudah ga peduli tapi kok mukanya kaya yang stres gitu," goda Juna.
Icha hanya cemberut tidak menanggapi ledekan teman-temannya.
Waktu pulang pun tiba...
"Cha, kita harus jelaskan sama Bang Edrik sekarang juga," seru Raka.
"Sudahlah Raka, gue sudah malas biarin aja."
"Pokoknya kita harus jelasin semuanya."
Raka menarik tangan Icha keluar tapi sialnya Edrik ada disana, seketika pandangan Edrik mengarah kepada tangan Raka yang menggenggam tangan Icha. Icha sadar, dan dengan cepat Icha menghempaskan tangan Raka.
Tanpa bicara sepatah katapun, Edrik pergi melewati Raka dan Icha dengan wajah yang tidak bersahabat.
"Cha, sana kejar," seru Riana.
Tanpa menunggu lagi Icha langsung mengejar Edrik tapi Edrik dengan cepat masuk ke dalam mobilnya dan langsung tancap gas.
Tiiiiiiiinnnnn....
Sebuah mobil sport merah berhenti tepat di depan Icha, kac mobilnya terbuka.
"Kamu mau mengejar mobil itu? ayo cepetan naik," seru orang itu.
"Hah..."
"Ayo cepetan masuk, kita kejar mobil anak bodoh itu."
Dengan ragu-ragu, Icha pun masuk ke dalam mobil itu.
"Pakai sabuk pengamanmu, kita kejar dia."
"I--iya."
Orang itu langsung menancap gas membuat Icha kaget dan berpegangan sangat kuat karena merasa takut.
"Ya Alloh, selamatkan Icha, Icha belum menikah ya Alloh," batin Icha dengan memejamkan matanya.
Sementara orang itu terus saja memacu laju mobilnya mengejar mobil Edrik, dirasa berada di tempat sepi, orang itu menambah kecepatannya lagi dan menyalip mobil Edrik dan alhasil mobilnya berhenti tepat di depan mobil Edrik.
Edrik yang terkejut tiba-tiba ada mobil yang menyalipnya langsung menginjak rem secara mendadak, suara decitan ban mobil sangat terdengar nyaring.
Icha tampak ngos-ngosan dan memegang dadanya bahkan saat ini tubuhnya begitu sangat bergetar.
"Brengsek, siapa yang berani nyalip mobil gue," geram Edrik dan dengan kesalnya Edrik turun dari mobil.
Begitu pun dengan orang itu, keluar dari dalam mobil dan tidak lupa mengambil tongkat bisbol dari jok belakang membuat Icha membelalakkan matanya.
"Woi keluar lo," teriak Edrik.
Orang itu keluar dan tanpa aba-aba langsung memukul Edrik dengan tongkat bisbol itu.
"Dasar anak bodoh tidak tahu diri, berani-beraninya kamu nyakitin wanita."
"Aw sakit, apa-apaan sih ini?" teriak Edrik yang belum sadar dengan orang memukulinya.
Sedangkan Icha hanya terlihat meringis melihat Edrik di pukuli seperti itu.
"Rasakan anak bodoh, bocah tengil."
"Woi stooooppp," teriak Edrik.
Orang itu membuang tongkat bisbolnya dan bertolak pinggang menatap kesal ke arah Edrik.
"Kak Cyra..."
"Apa? sekarang sudah berani ya teriak-teriak sama aku," ketus Cyra.
"Sorry Kak, aku pikir Kakak orang gila yang tiba-tiba mukulin Edrik."
"Apa kamu bilang? orang gila?"
Cyra dengan kesalnya menjewer telinga Edrik...
"Aduh sakit Kak, ampun," rengek Edrik.
Icha yang masih diam di dalam mobil merasa bingung, sebenarnya siapa wanita cantik itu sampai Edrik pun merasa takut.
"Sekarang sudah merasa hebat ya, berani-beraninya sakitin hati wanita."
"Maksud Kakak apa?"
"Jangan pura-pura bodoh. Hai kamu keluar," teriak Icha.
Icha pun dengan cepat keluar dari dalam mobil.
"Heh kancil burik, kok lo bisa sih satu mobil sama Kakak gue," bentak Edrik.
Plaaakkkk...
Cyra memukul bibir Edrik dengan tangannya...
"Jangan kasar kalau ngomong sama wanita," bentak Cyra.
"Kak, dia itu wanita nyebelin masa sudah pacaran sama Edrik tapi selingkuh sama Raka."
"Tidak Kak, dia bohong dia cuma salah paham saja," sahut Icha.
Cyra menatap tajam ke arah Edrik...
"Kakak ga percaya sama Edrik?"
"Enggak, Kakak lebih percaya dengan wanita cantik nan imut ini."
Icha tersenyum dan menjulurkan lidahnya ke arah Edrik.
"Kak, dia itu sudah selingkuh dengan si Raka."
"Ok, Kakak ingin dengar penjelasan dari Raka juga apa yang sebenarnya terjadi, ayo sekarang kita ke Caffe Louise kita selesaikan masalahnya disana," seru Cyra.
"Ogah, Edrik mau pulang mending tidur di rumah ngapain ngurusin si kancil burik itu," ketus Edrik.
"Ok, kalau gitu Kakak akan jodohin saja Icha sama Raka."
"Hah...kok gitu sih Kak, bukannya belain Edrik malah bantuin si Raka."
"Ya habis kamu kan sudah ga mau sama Icha, jadi lebih baik Icha Kakak jodohin saja sama Raka, Kakak yakin Raka tidak akan menolak dengan perjodohan ini, yuk Cha kita pergi," ajak Cyra.
"Tunggu Kak..."
"Apa lagi?"
"Ok, Edrik mau diselesaikan masalahnya."
"Nah gitu dong, ikuti Kakak ke Caffe Louise, awas saja kalau kamu berani kabur, Kakak ga bakalan ampuni kamu," ancam Cyra.
"Iya Kak."
Akhirnya Edrik pun masuk ke dalam mobilnya, begitu juga dengan Cyra dan Icha yang sudah masuk ke dalam mobil.
"Oh iya, maaf ya tadi sudah buat kamu kaget. Kenalkan nama aku Cyra, aku Kakaknya Edrik lebih tepatnya sih aku Kakak angkatnya dia," seru Icha.
"Iya Kak, aku Icha."
"Ngomong-ngomong, kamu serius ya pacaran sama si bocah tengil itu?"
"Iya kak."
"Kok bisa? jangan bilang dia sudah memaksa kamu untuk jadi pacarnya," tebak Cyra.
Icha hanya tersenyum dengan tebakkan Cyra yang seratus persen betul.
"Sudah ku duga, anak itu memang keterlaluan selalu saja memaksa dan apa yang dia inginkan harus dia dapatkan. Tapi Cha, jujur tadi aku sempat kaget mendengar kamu pacaran sama Edrik soalnya selama ini Edrik itu tidak pernah dekat dengan wanita manapun, malahan Kakak sempat meragukan kenormalannya," seru Cyra.
"Apa? Kakak bisa saja."
"Terus yang diomongkan dia tadi kalau kamu selingkuh sama Raka, apa itu benar?"
"Tidak Kak, dia hanya salah paham saja."
Icha pun mulai menceritakan kejadiannya dari awal hingga akhir dan Cyra hanya manggut-manggut mendengar penjeladan Icha.
"Dasar bocah tengil tidak tahu diri, tenang saja nanti kita selesaikan bersama-sama."
"Tidak diselesaikan juga tidak apa-apa Kak," batin Icha.
Tidak lama kemudian, kedua mobil itu pun sampai di Caffe Louise dan disana sudah ada mobil Raka. Tadi di dalam perjalanan Cyra sempat memberikan kabar kepada Raka.
"Ayo masuk," ajak Cyra dengan menggandeng lengan Icha.
Sedangkan Edrik tampak mengekor di belakang dengan wajah yang cemberut.
"Maaf Kak, sebenarnya Icha kerja disini dan Icha merasa ga enak kalau harus masuk tapi tidak kerja," seru Icha.
"Sudah, nanti biar aku yang bilang sama Louise."
Raka melambaikan tangannya, Cyra dan yang lainnya pun masuk dan duduk.
"Kak Cyra, kapan pulang? kok ga ngasih kabar sih? kan aku bisa jemput Kakak," seru Louise.
"Tidak apa-apa, aku sengaja mau buat kejutan, oh iya apa Icha ini karyawan kamu?"
"Iya Kak."
"Hari ini dia izin tidak masuk, soalnya ada urusan sebentar denganku."
"Apa Icha buat masalah dengan Kakak?"
"Tidak, sudah jangan khawatir. Raka tolong jelaskan sama Kakak, apa alasannya kalian sampai seperti ini?" tanya Cyra.
Raka pun langsung menceritakan semuanya dan ternyata cerita Raka sama dengan cerita Icha.
"Nah kan, memang kamu yang salah, sudah dijelaskan juga oleh Icha dan Raka masih saja tidak percaya, sudah Cha kamu tinggalkan saja anak bodoh itu jangan kamu pikirkan lagi," ketus Cyra.
"Kok Kak Cyra gitu sih," rengek Edrik.
"Terus mau kamu bagaimana?"
"Ya sudah kita baikkan," seru Edrik.
"Serius, Bang bule mau maafin gue?" seru Icha.
"Iya."
"Tapi kita tetap putus kan?"
"Apa? jadi lo mau kita putus?" seru Edrik.
"Kan lo sendiri yang bilang kemarin putus, berarti gue ga ada urusan lagi sama lo, gue bebas," sahut Icha.
"Dasar kancil burik, berani lo putus sama gue, lihat saja gue bakalan bikin hidup lo di sekolah ga tenang," ancam Edrik.
"Idih kok gitu sih, lo sendiri yang kemarin bilang kita putus, sekarang malah maksa-maksa lagi."
"Kemarin ya kemarin, sekarang ya sekarang, beda lagi pokoknya status lo masih jadi cewek gue titik."
Icha tampak mengerutkan keningnya merasa bingung dengan kelakuan Edrik, berbeda dengan Cyra yang tampak tersenyum melihat pasangan ABG dihadapannya itu.
Terlihat sangat menggemaskan untuk Cyra, apalagi Icha menurut Cyra, Icha sangat cocok dengan Edrik soalnya Icha bukan tipe wanita yang lemah dan cengeng.
Icha bisa mengimbangi sifat Edrik yang sok bossy dan menyebalkan.
🎒
🎒
🎒
🎒
🎒
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Samsuna
masalahnya clear skg
2022-09-15
1
**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**
dasar cwo klo dah cemburu dah ga mau denger penjelasan
2021-10-20
1
⚘DewPck🌱Sqd🐛🌽🦃⃝⃡ℱ
Edrik gimana sih plin. plan deh wkwkwk katanya kmren putus isshhh dasar
2021-09-11
2