🎒
🎒
🎒
🎒
🎒
Edrik dengan cepat merangkul pundak Icha dan membuat Icha terbelalak.
"Apaan sih Bang, Icha ini cewek gue jangan sembarang lo mau rebut cewek gue seenaknya," celetuk Edrik.
Semua tampak terkejut dengan pengakuan Edrik, bagaimana tidak terkejut selama ini cewek yang berusaha mendekati Edrik tapi tidak satu pun yang bisa menarik perhatian Edrik.
Tapi sekarang tiba-tiba Edrik mengaku kalau Icha adalah pacarnya, Icha melotot ke arah Edrik dia tidak percaya kalau Edrik akan berkata seperti itu.
"Hai bocah tengil, memangnya Icha mau apa sama lo?" ledek Louise.
"Wah lo ga tahu seberapa tampannya gue, banyak cewek-cewek yang ngejar-ngejar gue," sahut Edrik dengan bangganya.
"Berarti cewek-cewek itu matanya bolor, mau sama cowok datar kaya lo," Louise kembali meledek Edrik.
"Pokoknya lo jangan deketin Icha, Icha itu cewek gue, lo cari cewek lain saja," ketus Edrik.
Buukkk...
Icha menyiku perut Edrik dengan sikunya sehingga Edrik seketika memegang perutnya yang terkena sikuan Icha.
"Aw..sakit, apa-apaan sih lo kancil burik main siku orang sembarangan," seru Edrik dengan meringis kesakitan.
"Lo yang apa-apaan, dasar bule gila ngaku-ngaku gue cewek lo, memang kapan jadiannya? lagipula ogah banget gue jadi cewek lo, sudah dingin kaya es, datar kaya triplek, songong lagi."
Icha pun langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Edrik. Seketika tawa Louise dan yang lainnya pecah melihat Edrik di tolak mentah-mentah oleh seorang cewek.
"Mampus lo bocah tengil, belum juga di tembak sudah di tolak duluan," seru Louise dengan tawanya.
"Sialan...awas lo kancil burik," batin Edrik.
"Wah, Icha patut dikasih penghargaan nih karena cewek pertama yang sudah menolak seorang Edrik, gue kayanya mau promosiin dia naik pangkat jadi manager," seru Louise dengan tawanya.
"Lo ngajak ribut sama gue, Bang."
Dengan perasaan kesal dan dongkol, Edrik mendudukan tubuhnya, semua teman-temannya tidak henti-hentinya tertawa membuat Edrik tambah kesal.
***
Malam pun tiba, saatnya Icha pulang. Icha melangkah dengan langkah gontai merasa lelah.
"Astagfirullah...."
Icha terkejut saat melihat Edrik ada disana berdiri dengan tubuh bersandar pada motornya.
"Lo kenapa sih? kaya lihat hantu saja, sampai kaget gitu," seru Edrik.
"Lo ngapain disini?" tanya Icha bingung.
"Jemput calon pacar guelah."
"Hah..."
Icha menyentuh kening Edrik dengan punggung tangannya dan kembali menyentuh p*****nya sendiri.
"Sama-sama panas," celetuk Icha.
"Wah sialan lo, samain gue sama p***** lo."
"Habisnya lo kenapa sih, dari tadi sore ngomong lo ngelantur banget ga jelas, apa jangan-jangan kepala lo kebentur sesuatu ya," sahut Icha.
Edrik tidak menghiraukan ucapan Icha, dia mengambil helm dan memakaikannya ke kepala Icha.
"Hai, memangnya gue sudah bilang mau pulang bareng sama lo, main pasangin helm sembarangan," protes Icha.
"Sudahlah jangan bawel, ayo naik."
"Enggak mau."
"Naik."
"Enggak mau, maksa banget sih lo."
Edrik tampak berpikir, bagaimana caranya supaya cewek keras kepala ini mau naik ke atas motornya. Disaat Edrik menundukkan kepalanya, Edrik melihat seekor tikus got lewat dan muncullah ide jail Edrik.
"Ya ampun tikusnya gede banget," seru Edrik.
"Hah tikus, mana tikusnya," teriak Icha dengan celingukkan kesana-kemari.
"Itu di kaki lo."
"Aaaaaa...."
Icha langsung naik ke atas motor Edrik...
"Buruan bule gila jalan, gue jijik lihat tikus mana geli lagi," teriak Icha dengan memukul-mukul pundak Edrik.
Edrik tertawa dan segera melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Icha sadar kalau Edrik sedang memanfaatkan keadaan karena Edrik tak henti-hentinya tertawa.
"Lo sengaja ya, nakut-nakutin gue," seru Icha.
"Enggak, memangnya lo takut sama tikus?"
"Sedikit."
"Masa?" goda Edrik.
"Apaan sih lo."
Edrik dengan jahilnya menghentakkan motornya sehingga Icha yang kaget langsung memeluk perut Edrik.
"Astaga, bule gila apa-apaan sih lo bikin gue jantungan aja, untung gue sigap pegangan kalau enggak, gue bisa jatuh," ketus Icha.
Edrik tersenyum dan melihat tangan Icha yang melingkar diperutnya, jantungnya pun kembali berdebar tak karuan. Sedangkan Icha masih belum sadar kalau saat ini dia memeluk Edrik bahkan dagunya dia simpan dipundak Edrik.
"Makannya pegangan yang benar biar ga jatuh," sahut Edrik.
Icha sadar dan ingin menarik tangannya tapi Edrik dengan sigap menahannya dengan satu tangannya.
"Jangan dilepas biarkan seperti ini," seru Edrik dengan menoleh sebentar ke belakang.
Deg...
Deg...
Deg...
Icha sampai terpesona dengan wajah Edrik yang berjarak sangat dekat itu. Edrik tersenyum dan kembali fokus mengendarai motornya.
"Ya ampun, si bule gila tampan banget kalau dilihat dari dekat seperti tadi," batin Icha.
"Bule gila."
"Ehhmmm..."
"Kok lo bisa pakai motor? bukannya lo lagi dihukum ya?"
"Orang rumah ga ada yang tahu gue pergi."
"Oh..."
Tidak lama kemudian, motor Edrik pun sampai di depan rumahnya Icha. Icha turun dan segera melepas helmnya dan memberikannya kepada Edrik.
"Makasih ya sudah mau nganterin gue pulang, tapi ini ga dipotong dari gaji gue kan?" seru Icha.
"Oh iya gue lupa, ini gaji lo selama satu minggu jadi asisten gue."
Edrik mengeluarkan amplop dari saku jaket kulitnya.
"Wah makasih lagi ya."
"Itu full satu juta, ga di kurangi sedikit pun," seru Edrik.
"Iya makasih, oh iya lo mau masuk dulu?"
"Tidak usah sudah malam, lain kali saja dan satu lagi besok angkot bookingan gue bakalan jemput lo jadi lo jangan berangkat dulu sebelum angkot itu datang."
"Ok."
"Bye, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Edrik pun mulai melajukan motornya meninggalkan rumah Icha.
***
Waktu pun berjalan dengan sangat cepat, satu bulan sudah Edrik dan yang lainnya menjalani hukuman dan selama itu pula hubungan Edrik dan Icha sudah mulai membaik walaupun masih tetap saja kalau bertemu seperti kucing dan tikus tidak pernah akur.
Edrik sudah sering mengatakan perasaannya kepada Icha tapi sayangnya sampai saat ini Icha belum pernah menjawabnya, entah apa yang ada dipikiran Icha.
"Kancil burik, gue sudah sering ungkapin perasaan gue tapi kenapa lo ga pernah kasih gue jawaban, sebenarnya lo nerima apa nolak gue sih?" tanya Edrik disela-sela mengemudikan mobilnya.
"Memangnya lo butuh jawaban?" Icha malah balik bertanya kepada Edrik.
"Kok lo malah balik nanya sih, ya iyalah gue butuh jawaban dari lo, gue butuh kepastian."
"Tapi gue ga mau jawab."
"Ck..." Edrik berdecak kesal.
Edrik kembali cemberut dan memilih diam saja, sebenarnya bukan maksud Icha untuk menggantung Edrik, Icha juga sebenarnya suka kepada Edrik tapi hati Icha belum terlalu yakin dengan ungkapan cinta dari Edrik.
Takutnya Edrik hanya mempermainkan Icha dan Icha belum siap untuk patah hati.
"Jangan cemberut dong, nanti tampannya hilang loh," goda Icha.
"Bodo amat."
Icha menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan.
"Ok, gue bakalan jawab."
Cekiiiiiiitttttt....
Edrik langsung menghentikan mobilnya, sampai Icha merasa terkejut dengan kelakuan Edrik.
"Astagfirullah, lo bule gila ya benar-benar buat gue kaget saja."
"Seriusan lo mau jawab sekarang? apa jawabannya, tapi jangan nolak gue ya lo harus terima gue."
"Idih, masa jawabannya harus lo yang nentuin sih dasar cowok pemaksa," ketus Icha.
"Biarin, pokoknya lo harus jawab iya."
Icha mulai menarik nafas dan menghembuskabnya secara perlahan, sedangkan Edrik dengan antusias menunggu jawaban dari Icha.
"Ok, gue terima lo."
"Serius? yes..."
Edrik tampak sangat bahagia akhirnya cintanya pun tidak bertepuk sebelah tangan, tiba-tiba Edrik merentangkan tangannya dan mendekati Icha.
"Woi lo mau ngapain?" bentak Icha.
"Mau peluklah, kan sekarang sudah jadian," sahut Edrik.
"No, ga ada peluk-pelukkan."
"Loh, kok gitu?"
"Pokoknya ga ada peluk-pelukkan," tegas Icha.
"Cium kening?"
"No."
"Cium pipi?"
"No."
"Cium bibir?"
"Apalagi itu, big no...."
"Terus ngapain lo mau jadi cewek gue, kalau lo ga mau gue pegang dan cium?" keluh Edrik.
"Oh jadi lo mau pacaran sama gue karena lo pengen pegang-pegang dan cium-cium gue seenak lo? ok, kalau begitu kita putus ga jadi pacaran," ketus Icha.
"Loh, belum juga satu jam jadian sudah putus saja, ok-ok gue ga bakalan peluk dan cium lo sampai lo ngizinin gue, kalau pegang tangan boleh dong?" seru Edrik dengan senyumannya.
"Ehmmm...boleh."
Icha menyodorkan tangannya dan dengan senang hati Edrik langsung memegang tangan Icha dan menciumnya, Icha hanya tersenyum geli melihat tingkah Edrik.
"Buruan jalan, sebentar lagi masuk."
"Oh iya gue lupa."
Edrik pun segera melajukan kembali mobilnya dengan perasaan senang, bahkan tangan Icha pun tidak dia lepaskan dan menyetir dengan satu tangan.
Tidak lama kemudian, mobil Edrik pun sampai diparkiran sekolah dan teman-temannya sudah menunggu disana. Edrik keluar dari mobil dan cepat-cepat membukakan pintu mobil untuk Icha membuat semua teman-temannya melongo.
Edrik menggandeng tangan Icha dengan bahagianya, sementara Icha berusaha untuk melepaskannya karena merasa malu.
"Wah..wah..wah..kayanya ada pasangan baru jadian nih," goda Juna.
"Iya, pagi-pagi sudah gandengan aja kaya truk," sambung Fiko.
"Kita baru saja jadian," seru Edrik.
"Wah, selamat ya Bang," sahut Juna dengan bertos ala laki-laki.
"Jangan lupa traktirannya Bang," sambung Fiko.
Raka dan Raina hanya diam saja, tapi tidak berselang lama mereka pun mengucapkan selamat walaupun hati mereka sama-sama terluka.
"Wah Icha, selamat ya akhirnya lo jadian juga sama Bang Edrik, gue ikut bahagia," seru Riana dengan memeluk Icha.
Icha hanya tersenyum..
"Selamat ya Bang, semoga hubungan kalian bisa langgeng sampai ke pernikahan," seru Raka.
"Amin."
"Selamat ya Cha."
"Makasih Raka."
"Ok, nanti sore sebagai perayaan jadian gue kita ke Caffenya Bang Louise gue traktir kalian semua," seru Edrik.
"Wuidih, cakep."
"Masuk kelas yuk," ajak Riana.
Riana dan merangkul pundak Icha dengan senangnya walaupun dalam hatinya merasa terluka tapi tidak apa-apa toh cinta tak mesti harus memiliki, sedangkan para cogan berjalan dibelakangnya.
"Ih, ternyata my prince Edrik sudah jadian sama si cewek kucel itu, nyebelin banget sih," seru Kelly dengan kesalnya.
"Sabar Kell, mungkin Edrik bukan jodoh lo," sahut Lala.
"Enggak bisa La, pokoknya Edrik harus menjadi milik gue dan kalau gue ga bisa miliki Edrik maka orang lain pun ga boleh miliki Edrik," seru Kelly dengan mengepalkan tangannya.
Sedangkan di sisi lain, Jojo pun mempunyai perasaan yang sama, Jojo masih dendam kepada Edrik setelah kejadian kemarin gagal, dia tidak pantang menyerah.
"Awas lo Edrik, rencana gue kali ini harus berhasil," gumam Jojo.
🎒
🎒
🎒
🎒
🎒
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
DPuspita
Raka sama Riana aja... 🤭
2021-11-26
0
**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**
cieeee cieeeeee yg dah jadian mau donk di traktir juga 🤗🤗🤗🤗🤗🤗
2021-10-19
1
⚘DewPck🌱Sqd🐛🌽🦃⃝⃡ℱ
Asyiikkk jadian nih Icha sma Edrik
kasian yaa Raka sma Riana ,sama2 patah hatii
2021-09-11
1