🎒
🎒
🎒
🎒
🎒
Icha melihat semua teman-temannya masuk ke dalam kelas dengan sangat lemas dan tidak bersemangat. Icha tidak mau banyak bertanya dulu, sepertinya mereka masih mau sendiri-sendiri.
Waktu istirahat pun tiba...
Icha segera ke kantin mencari keberadaan Edrik, setelah sekian lama celingukkan mencari akhirnya Icha melihat Edrik duduk sendirian di pojokkan dengan minuman kaleng di tangannya.
"Tumben lo bule gila duduk sendirian," seru Icha.
Edrik tidak menjawab hanya fokus dengan minuman kaleng di tangannya. Icha melihat wajah Edrik yang memar dan sudut bibirnya yang sedikit sobek.
"Wajah lo kenapa?" tanya Icha dengan memegang wajah Edrik.
"Bukan urusan lo," sahut Edrik dengan menepis tangan Icha.
Tanpa berkata apa lagi, Icha langsung berlari meninggalkan Edrik.
"Dasar cewek aneh," gumam Edrik.
Tidak lama kemudian Icha kembali dengan membawa kotak P3K dan duduk di samping Edrik.
"Sini lihat wajahnya."
"Apaan sih lo, gue ga apa-apa," ketus Edrik.
Icha menarik paksa wajah Edrik sehingga saat ini Icha dan Edrik saling berhadapan. Icha mengambil kapas dan memberikan cairan alkohol, kemudian dengan sangat hati-hati Icha mengobati sudut bibir Edrik yang sedikit sobek itu.
Nafas Icha bahkan terasa menyapu wajah Edrik, Edrik memperhatikan Icha dengan seksama. Mata bulat, hidung mancung, dan bibir tipis yang mungil, sungguh wanita yang sangat cantik walaupun tanpa polesan apapun di wajahnya.
Degg...
Degg..
Degg..
Jantung Edrik berdetak tak karuan, selama ini Edrik memang tidak pernah pacaran, jangankan pacaran di dekati oleh wanita saja Edrik tidak mau. Bukan karena Edrik tidak menyukai wanita tapi memang Edrik paling muak melihat wanita yang mendekatinya hanya karena dia seorang anak Raffael Abraham.
Disaat Icha sudah membersihkan luka Edrik dan memberikan salep, Icha baru sadar kalau dari tadi Edrik memperhatikannya. Icha segera merapikan kembali kotak obat itu.
"Gue anterin ini ke UKS dulu."
Dengan cepat Icha berlari ke ruangan UKS, di depan pintu Icha memegang dadanya.
"Astaga, kenapa jantung gue selalu seperti ini kalau gue dekat sama si bule gila itu ya," gumam Icha.
Saat ini Raka dan yang lainnya sudah datang menghampiri Edrik, begitu pun Icha sudah kembali ke kantin.
"Bang, maafin gue gara-gara gue, lo di pukul sama Daddy," seru Raka.
"Tidak masalah, sudah biasa jadi lo ga usah minta maaf segala," sahut Edrik datar tanpa menoleh ke arah Raka.
"Tapi gue ga enak, lo dipukul karena kesalahan gue."
"Kalau lo ga enak, kenapa tadi lo ga bicara di hadapan Daddy? kenapa lo diam saja? itu membuktikan kalau lo memang ga berniat buat belain gue, sudahlah cukup lo jadi anak yang penurut jangan ikuti kelakuan gue yang urakkan, lo adalah anak kebanggaan Mommy dan Daddy," seru Edrik.
Edrik beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan semuanya. Icha melihat ada kesedihan di wajah Edrik yang mungkin Edrik pendam selama ini.
***
Waktu pun berjalan dengan cepat, saatnya jam pulang pun tiba. Icha merasa aneh karena Edrik tidak melempar tasnya seperti biasa dan malah pergi meninggalkan Icha begitu saja.
Icha mencoba berlari menyusul langkah Edrik, Edrik membuka mobilnya dan Icha pun dengan cepat membuka pintu yang sebelahnya lagi dan duduk manis dikursi penumpang.
"lo..." ucap Edrik dengan tatapan tajamnya.
"Gue ga punya ongkos buat pulang, gue nebeng ya, ga apa-apa deh kalau lo mau potong gaji gue," sahut Icha dengan sengirannya.
Edrik tidak ambil pusing, dia lagi malas berdebat dengan wanita cantik di sebelahnya itu.
"Bang bule gila, gue haus beliin minuman dong," seru Icha memelas.
"Astaga lo ya, berani banget minta dibeliin minum biasanya juga wanita itu takut sama gue, memangnya lo ga takut sama gue?"
"Kagak, ngapain takut sama lo, memangnya lo siapa?" sahut Icha.
Edrik menghentikan mobilnya di sebuah mini market, entah kenapa Edrik menuruti kemauan Icha padahal dia bisa saja tidak menurutinya dan memilih pulang.
Edrik segera turun dari mobilnya..
"Gue boleh ikut ga?" seru Icha.
"Lo diam saja, kalau lo ikut masuk bisa-bisa bukan minuman saja yang lo ambil pasti lo bakalan ambil makanan juga."
"Idih dasar pelit, ngakunya anak sultan tapi jajanin gue aja ga mampu," ketus Icha.
Edrik tidak mau membalas ucapan Icha tapi sudut bibirnya sedikit terangkat.
Tidak lama kemudian, Edrik pun keluar dari mini market itu. Suatu keajaiban seorang Edrik mau membelikan minum untuk seorang wanita, biasanya juga jangankan menuruti keinginan wanita di dekati wanita saja Edrik langsung mengusirnya dan sekarang seorang Alisya Anggun Almira mampu membuat Edrik mengikuti keinginannya.
"Nih..."
"Ya ampun, beneran cuma ini? mana hanya air mineral lagi," seru Icha dengan memanyunkan bibirnya.
"Katanya haus, ya gue beliin air mineral."
Edrik membuka tutup minuman dinginnya dan Icha meliriknya.
"Lah, lo sendiri beli minuman berwarna sedangkan gue hanya dibeliin air mineral."
"Sudah jangan banyak protes, ayo minum."
Edrik meminum minuman dinginnya, Icha melihat ke arah Edrik dan mulai menelan salivanya karena minuman yang Edrik beli kayanya terlihat enak.
"Hai, itu minuman punya gue," teriak Edrik.
Icha tidak mendengarkan teriakkan Edrik, Icha merebut minuman Edrik dan langsung meminumnya. Edrik hanya bisa melongo melihat tingkah ajaib Icha yang apa adanya tanpa jaim-jaim.
"Dasar kancil burik," seru Edrik dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Eeeuuuuuuu....."
Icha sendawa dengan kencangnya karena minuman itu habis dengan sekali tegukkan.
"Astaga, jadi cewek jorok banget sih lo," ketus Icha.
"Sorry Bang kelepasan."
Edrik mulai menyalakan mobilnya dan melajukan kembali mobilnya menuju rumah Icha.
Tidak lama kemudian, mobil Edrik pun sampai di rumah Icha. Disaat Edrik menoleh, ternyata Icha sudah tertidur.
"Ya ampun, ini cewek benar-benar ya."
Edrik kembali memperhatikan wajah Icha.
"Wanita ini memang sangat sederhana, bahkan dia tidak pernah ke salon ataupun perawatan lainnya tapi anehnya dia sangat cantik bahkan kulitnya pun tak kalah putih dan mulus, dan hanya dia wanita yang mampu mengalihkan perhatian gue," gumam Edrik.
Tangan Edrik terulur hendak menyentuh pipi Icha tapi Icha mulai meregangkan ototnya sehingga membuat Edrik terkejut dan cepat-cepat membenarkan duduknya kembali.
"Sudah sampai ya."
"Menurut lo?"
"Kok lo ga bangunin gue sih?" tanya Icha.
"Ga apa-apa, lagi malas aja."
"Dasar bule gila."
"Apa lo bilang? jadi ini balasannya setelah tadi lo maksa gue minta dianterin pulang? terus minta dibeliin minum juga, mau gue potong gaji lo?" ancam Edrik.
"Aduh jangan dong Bang bule, sorry-sorry jangan dipotong ya gajinya," sahut Icha dengan mengedip-ngedipkan matanya.
"Astaga, kenapa tingkah cewek ini lucu sekali," batin Edrik.
Edrik menganggukkan kepalanya, Icha sangat bahagia dan tanpa sadar Icha mencubit kedua pipi Edrik dengan gemasnya.
"Bang bule baik banget deh, terima kasih ya. Kalau begitu gue masuk dulu soalnya gue harus ke caffe juga, sekali lagi terima kasih ya."
Icha cepat-cepat keluar dari mobil Edrik dan masuk ke dalam rumahnya. Sedangkan Edrik yang masih terkejut, memegang kedua pipinya dan tersenyum.
Edrik mulai melajukan mobilnya dan meninggalkan rumah Icha dengan perasaan yang tidak karuan. Senyumannya masih tersungging, tidak tahu kenapa hari ini Edrik begitu sangat bahagia.
🎒
🎒
🎒
🎒
🎒
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**
mommy aq lagi jatuh cinta 🥰🥰🥰🥰
2021-10-13
1
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
yang lagi jatuh cinta😅😅😅
2021-09-23
1
⚘DewPck🌱Sqd🐛🌽🦃⃝⃡ℱ
mulai saling cinta nih yee asyiikkk
2021-09-09
1