🎒
🎒
🎒
🎒
🎒
Icha merasa terkejut dengan penawaran Edrik, dia benar-benar menyebalkan untuk Icha.
"Ogah, enak saja jadi asisten lo," ketus Icha.
"Ya sudah kalau ga mau, padahal lo ga cuma-cuma jadi asisten, gue juga bakalan bayar lo," sahut Edrik dengan santainya.
"Apa? jadi lo bakalan gaji gue gitu?" tanya Icha tidak percaya.
"Heem."
"Berapa gajinya?"
"Satu juta satu minggu," jawab Edrik.
"Apa?"
Icha tampak menganga, dan dia mulai menghitung dengan jari tangannya membuat Edrik melirik dan tersenyum.
"Wah, kalau gue menerima tawaran si bule gila ini, gue bakalan dapat uang banyak di tambah gue bakalan kerja lagi di Caffe," batin Icha.
"Bagaimana?" tanya Edrik.
"Ok, deh gue terima tawaran lo," sahut Icha dengan mantap.
"Bagus, anak pintar."
Edrik tanpa sadar mengacak-ngacak rambut Icha, dan seketika membuat Icha mematung. Tiba-tiba jantung Icha berdetak tak karuan, sedangkan Edrik kembali fokus mengendarai mobilnya.
Tidak lama kemudian, mobil sport milik Edrik sampai di sekolah membuat semua siswa tampak menoleh ke arah mobil itu.
Icha keluar dari mobil Edrik dan semua siswa membelalakkan matanya. Bagaimana tidak terkejut, selama ini Edrik terkenal dengan cowok dingin nan mahal senyum itu tidak pernah dekat dengan cewek mana pun kecuali Riana, bahkan tidak ada yang berani mendekati Edrik tapi sekarang Icha si anak baru dengan mudahnya bisa dekat bahkan satu mobil dengan Edrik, hal yang sangat diinginkan oleh semua siswi di sekolahan itu.
"Woi, kancil burik tangkap," teriak Edrik.
Buuukkkk....
Icha langsung menangkap tas yang dilempar oleh Edrik.
"Astaga, bisa ga sih lo kalau mau lempar tas itu bilang-bilang dulu," ketus Icha.
"Jangan banyak omong, jadi asisten gue harus cekatan ga boleh loyo," sahut Edrik dan melangkahkan kakinya meninggalkan Icha membuat Icha harus berlari kecil menyusul Edrik.
"Tuh anak baru kok bisa sih satu mobil sama Edrik," seru Kelly.
"Wah, lo ada saingan Kel," sahut Lala.
Edrik menghampiri Raka dan yang lainnya yang saat ini tampak melongo.
"Woi, kalian kenapa?" tanya Edrik.
"Kok lo bisa bareng sama Icha, Bang," tanya Raka.
"Memangnya kenapa? sekarang dia sudah jadi asisten gue, iya kan kancil burik."
"Apa, asisten?" sahut Raka dan yang lainnya bersamaan.
Semua orang melihat ke arah Icha dan Icha hanya bisa nyengir.
"Ayo masuk, sebentar lagi bel berbunyi," seru Edrik.
Icha mengikuti langkah Edrik dan menyimpan tas Edrik di kelasnya, Icha segera keluar tapi pas Icha melewati pintu keluar, Icha langsung terjatuh karena kakinya di jegal oleh Kelly.
"Oh jadi lo hanya kacungnya Edrik," cibir Kelly dengan sombongnya.
Icha pun berdiri...
"Maksud Kakak apa tadi menjegal kaki gue?" tanya Icha.
"Apa? lo berani sama gue?" seru Kelly.
"Siapa takut, gue itu ga pernah takut sama siapapun selama gue ga berbuat salah," sahut Icha.
"Wah, nih anak baru songong Kell," seru Lala.
"Heh, gue peringatin ya jangan deketin Edrik karena Edrik milik gue."
"Oh jadi Kakak ini pacarnya si bule gila," sahut Icha santai.
"Bukan sih, lebih tepatnya calon pacar tapi gue yakin sebentar lagi gue sama Edrik bakalan jadian," seru Kelly.
"Mmppfftt...." Icha tampak menahan tawanya mendengar ucapan Kelly.
"Kenapa lo?" tanya Kelly.
"Buahahaha....astaga ternyata baru calon, gue pikir sudah jadian," sahut Icha dengan memegang perutnya yang terasa sakit.
"Wah, ini benar-benar lo ya, berani nertawain gue."
Kelly sudah bersiap-siap ingin menampar Icha..
"Eh Pak Wahyudi, selamat pagi Pak," seru Icha.
Kelly dan Lala yang posisinya membelakangi merasa panik dan menurunkan tangannya karena takut ketahuan kalau dia ingin menampar Icha.
"Pak, saya duluan ya. Kakak-kakak cantik, gue ke kelas dulu ya, bye."
Icha melambaikan tangannya dan dengan cepat berlari menuju kelasnya. Sedangkan Kelly dan Lala merasa ragu untuk membalikkan badannya karena Pak Wahyudi adalah kepala sekolah yang sangat tegas dan juga galak.
Perlahan Kelly dan Lala membalikkan tubuhnya..
"Selamat pa----"
Ucapan mereka terhenti dan kedua mata mereka melotot saat mengetahui kalau dibelakang mereka tidak ada siapa-siapa dan ternyata Icha hanya membohongi mereka.
"Kurang ajar, awas lo ya sudah berani kibulin gue," geram Kelly.
"Tuh anak baru bener-bener minta di tabok," sambung Lala.
Sementara itu Icha terus saja tertawa sampai duduk di bangku pun dia masih tertawa.
"Lo kenapa Cha? ketawa gitu?" tanya Riana.
"Gue habis ngerjain si duo racun," sahut Icha.
"Duo racun? siapa Cha?" sekarang giliran Juna yang bertanya.
"Itu cewek yang ngaku pacarnya si bule gila."
"Oh, si Kelly," sahut Fiko.
"Heem."
"Si Kelly sama si Lala memang biang rusuh, apalagi si Kelly tuh dari zaman mana dia ngebet banget sama Bang Edrik tapi Bang Edrik tidak pernah melirik tuh cewek," sahut Riana.
"Kasihan banget ya," seru Icha.
Sedangkan Raka dia hanya fokus kepada Icha, Raka merasa terpesona akan tawa Icha yang menurutnya sangat cantik.
Waktu istirahat pun tiba, Edrik sudah duduk manis di kursi kantin menunggu sang asisten mengambilkan makanannya.
Semuanya sudah mendapatkan makanan masing-masing, tinggal Edrik. Tidak lama kemudian, Icha datang dengan Mang Asep dibelakangnya membawa tiga mangkok mie ayam.
"Makasih Mang Asep."
"Sama-sama Neng geulis."
"Ini makanan buat siapa, banyak banget?" tanya Edrik.
"Ya buat lo sama gue."
"Lah, kan ini ada tiga mangkok, terus satu mangkok lagi buat siapa?" tanya Edrik kembli.
"Buat guelah."
"Serius Cha, lo mau makan dua mangkok?" tanya Riana tidak percaya.
"Iya, lo tahu kan bagaimana sifat si bule gila, gue butuh banyak tenaga buat menghadapinya, apalagi dia suka ngajak perang, gue harus banyak makan biar ga kalah ngelawan dia," bisik Icha.
Riana hanya tertawa mendengar ucapan Icha.
"Gue bisa denger loh kancil burik," seru Edrik.
"Bang, ini Abang yang bayar ya," seru Icha dengan senyumannya.
"Tumben lo ngomong manis, biasanya juga teriak-teriak kalau ngomong sama gue."
"Hehehe...kan biar dibayarin, tapi gaji gue jangan dipotong," seru Icha.
"Tenang aja, kalau Bang Edrik ga mau bayar biar gue aja yang bayar," seru Raka.
"Memangnya lo pikir gue ga mampu bayarin dua mangkok mie ayam? heh, kancil burik pesan yang banyak kalau perlu lo borong sama kantin-kantinnya gue bayarin," seru Edrik yang tidak mau kalah dari Raka.
"Tapi janji ya jangan di potong dari gaji gue," seru Icha.
"Iya, bawel banget sih lo jadi orang," ketus Edrik.
"Yeayyyy...kan kalau begini gue ga perlu ngeluarin uang jajan gue," seru Icha senang dengan bertepuk tangan kegirangan.
Edrik dan Raka tanpa sadar sama-sama memperhatikan tingkah Icha yang menurut mereka sangat menggemaskan.
"Selama lo dekat dengan Bang Edrik dan Raka, lo ga bakalan kelaparan Cha, nyantai saja," seru Juna dengan menepuk pundak Icha.
"Iya, mereka kan anak Sultan jangankan cuma dua mangkok mie ayam, lo minta dibeliin motor aja pasti langsung di kasih," sambung Fiko.
"Iya, asalkan lo nurut apa kata gue, gue bakalan kasih lo apapun," seru Edrik.
"Seriusan, wah si bule gila baik juga ya," sahut Icha.
"Apa lo bilang?"
"Allohuakbar, gue lupa keceplosan," batin Icha dengan memukul mulutnya sendiri.
"Maksud gue Bang Edrik tampannya aku," seru Icha dengan polosnya.
Deggg....
Jantung Edrik berpacu sangat kencang, padahal selama ini semua cewek memuja dirinya dan memuji dirinya dengan berbagai macam cara tapi tidak satu pun yang menarik perhatian Edrik, sedangkan ini hanya kata-kata biasa yang diucapkan Icha tapi sudah membuat jantung Edrik berdetak tak karuan.
"Uhuk..uhuk.."
"Astaga, kenapa Bang ini minum dulu," seru Icha dengan memberikan minumannya kepada Edrik.
Raka merasa kesal sendiri melihat Icha dan Abangnya.
"Gue duluan ya."
"Loh, lo mau kemana Rak?" tanya Juna.
"Gue mau ke toilet, perut gue mules."
"Kampret lo, orang lagi makan juga ngomongin kaya gitu," kesal Edrik.
"Sorry, kalau begitu gue duluan ya."
Raka pun pergi dari Kantin meninggalkan semuanya, dia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan karena hanya tempat itu, tempat yang paling nyaman buat Raka.
Dari kejauhan, tampak seseorang sedang memperhatikan Edrik dengan tatapan bencinya.
"Sial, kenapa nasib lo selalu beruntung sih," gumam Jojo dengan kesalnya.
Ya, orang yang tadi malam menyuruh anak geng motor nyelakain Edrik adalah Jojo. Jojo sangat benci kepada Edrik yang selalu bersikap seenaknya dan songong.
"Bang Black Cobra ngajak kita balapan," seru Juna.
"Kapan?"
"Besok, malam minggu."
"Ok, siapa takut."
"Heh, lo itu ga ada kapok-kapoknya ya, memangnya kejadian kemarin ga buat lo takut gitu?" seru Icha.
"Ga ada kata takut dalam kamus seorang Edrik."
"Masa? tapi kemarin waktu ada Polisi, lo kabur juga kan? apa itu yang namanya tidak takut sama apapun?" ledek Icha dengan polosnya.
"Mmppfftt...." Juna, Fiko, dan Riana tampak menahan tawanya.
"Sial, lo berani ngehina gue," bentak Edrik.
"Bukan ngehina tapi itu kenyataan, ya ampun pemarah banget sih lo, untung gue sudah menghabiskan dua mangkok mie ayam jadi sekarang gue punya tenaga buat berantem sama lo," ketus Icha.
Juna, Fiko, dan Riana memilih meninggalkan dua orang yang berseteru itu.
"Woi, kok kalian malah pergi sih?" teriak Edrik.
Mereka bertiga hanya melambaikan tangannya tanpa menoleh ke arah Edrik.
"Ini semua gara-gara lo," hardik Edrik.
"Kok gara-gara gue sih?" keluh Icha.
"Pokoknya gue ga mau tahu, besok malam minggu lo harus ikut gue ke arena balapan liar."
"Ogah gue, mending gue bantuin Ayah jualan."
"Ya sudah, lo yang bayar makanan ini."
"Apa? ck...iya..iya..gue ikut," ketus Icha.
"Nah gitu dong."
"Dasar cowok menyebalkan," gerutu Icha.
Edrik pura-pura tidak mendengarnya, dia melanjutkan makan mie ayamnya.
🎒
🎒
🎒
🎒
🎒
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
M⃠∂я𝓦⃟֯𝓓🆁🅰🅹🅰Riᷯsͧkᷜyͥ⁴ᵐ❤
🤣🤣edrik udh mlai ehek sma icha
2022-01-14
0
**✿𝕾𝖆𝖒𝖘𝖎✿**
berawal dr adu debat n berujung adu anu 🤣🤣🤭 kasih sayang🥰🥰
2021-10-07
1
⚘DewPck🌱Sqd🐛🌽🦃⃝⃡ℱ
Edrik mulai cinta kann sama Icha ,hayoo ngaku ajaa
2021-09-07
1