🎒
🎒
🎒
🎒
🎒
Edrik dan yang lainnya akhirnya berhasil kabur dari kekaran Polisi, Edrik mengantarkan Riana ke rumahnya.
"Terima kasih Bang, hati-hati di jalan."
"Siap."
Edrik pun langsung melesat menuju rumahnya, sesampainya di rumah waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu pagi, Edrik mematikan motornya dan menggedor gerbang.
"Pak Rusli, buka gerbangnya," seru Edrik dengan suara yang tidak terlalu keras.
"Ya ampun Den, sudah pukul setengah satu pagi kenapa Den Edrik baru pulang," tanya Pak Rusli.
"Iya Pak, biasa ada sedikit masalah."
Perlahan Edrik mendorong motornya dan segera menyimpannya kembali ke dalam garasi. Setelah itu Edrik masuk ke dalam rumah dengan menggunakan kunci cadangan. Edrik sangat berhati-hati membuka pintu takut-takut orang rumah bangun apalagi kalau sampai Daddy dan Mommynya bangun, bisa digantung hidup-hidup dia.
"Aman..aman..selamat gue malam ini," gumam Edrik.
Edrik sangat kelelahan malam ini, dia langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur tanpa mengganti pakaian bahkan sepatunya pun tidak sempat dia buka.
Keesokkan harinya...
Daddy Raffa, Mommy Aqilla, dan Raka sudah berada di meja makan untuk sarapan.
"Edrik kemana, kok belum turun?" tanya Mommy Aqilla.
"Masih tidur kali Mom," sahut Raka.
"Masih tidur? memangnya dia tidak mau masuk sekolah, dasar ya anak itu," seru Mommy Aqilla dengan kesalnya dan beranjak dari duduknya.
"Kamu mau kemana, sayang?" tanya Daddy Raffa.
"Mau bangunin anak nakal itu."
"Biar Daddy saja yang bangunin Edrik, Mommy duduk saja."
Daddy Raffa pun segera naik ke atas menuju kamar Edrik, sesampainya di kamar Edrik, Daddy Raffa langsung membuka gorden kamarnya dan terlihat Edrik masih tertidur dengan pulasnya.
Daddy Raffa melihat penampilan Edrik, seketika wajah Daddy Raffa tampak merah padam menahan amarah. Daddy Raffa cepat-cepat menuju kamar mandi dan mengambil air ke dalam ember kecil.
Byuuuuuurrrrr....
Daddy Raffa menyiram Edrik, sehingga Edrik langsung terbangun.
"Banjir...banjir..." teriak Edrik dengan polosnya.
Daddy Raffa melempar ember itu ke lantai sehingga seketika mata Edrik terbelalak karena terkejut.
"Daddy, apa yang Daddy lakukan? kenapa Daddy menyiram Edrik?"
"Lihat pukul berapa sekarang?" seru Daddy Raffa dengan gemasnya.
Edrik pun dengan santai melihat jam beker yang berada di meja samping.
"Baru juga pukul setengah tujuh, Dad," sahut Edrik dengan santainya.
Satu detik...
Dua detik...
"Whaaaattt, pukul setengah tujuh," teriak Edrik yang langsung melompat dari tempat tidur tapi sayang Daddy Raffa menahannya dengan cara menarik baju bagian belakang Edrik.
"Mau kemana?"
"Mau mandilah, Dad."
"Tadi malam kamu pasti ikutan balap liar lagi kan?" tanya Daddy Raffa.
"Ti--tidak Daddy, habis dari ruangan kerja Daddy, Edrik langsung tidur," dusta Edrik.
"Benarkah?" tanya Daddy Raffa dengan menyipitkan matanya.
"Suwerrr Daddy, mana berani Edrik bohong sama Daddy," sahut Edrik dengan mengancungkan jarinya membentuk hurif V.
"Kalau kamu tidak ikutan balapan liar dan langsung tidur, kenapa kamu tidur memakai jaket kulit dan sepatu?" sarkas Daddy Raffa.
Edrik memperhatikan pakaiannya, benar saja tadi malam dia lupa mengganti pakaian dan melepas sepatunya saking lelahnya. Edrik melihat ke arah Daddynya yang saat ini sedang menatapnya dengan tatapan tajam.
Edrik cengengesan dan dengan langkah seribu, Edrik langsung kabur masuk ke dalam kamar mandi dan langsung menguncinya.
"Edrik, awas kamu Daddy akan menghukummu," seru Daddy Raffa sembari keluar meninggalkan kamar Edrik.
"Hufftt...selamat-selamat, astaga bego banget sih kenapa gue sampai lupa mengganti pakaian gue," gumam Edrik.
Edrik melakukan ritual mandi kadal karena dia mandi hanya mengguyur tubuhnya hanya dengan air tanpa memakai sabun. Waktu sudah sangat mepet, saat ini waktu sudah menunjukkan pukul tujuh dan setengah jam lagi waktunya bel masuk.
"Pagi Daddy, pagi Mommy," seru Edrik dengan mencium pipi Mommy Aqilla.
"Ya ampun Edrik, ini sudah jam berapa dan kamu masih di rumah," seru Mommy Aqila.
"Maka dari itu, Edrik langsung berangkat saja."
"Kamu tidak sarapan dulu?"
"Tidak Mom, sudah siang."
Edrik menghampiri Daddy Raffa dan membisikkan sesuatu di telinga Daddy Raffa.
"Jangan lupa hari ini Daddy harusbke sekolah," bisik Edrik.
Daddy Raffa menatap tajam ke arah Edrik, Edrik hanya cengengesan dan terakhir mencium punggung tangan Daddy dan Mommynya.
"Edrik berangkat dulu, Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Edrik segera melajukan motornya menuju sekolah, sementara itu Raka dan yang lainnya sedang duduk di atas motor masing-masing yang berada di parkiran menunggu kedatangan Edrik.
"Rak, kayanya Bang Edrik bakalan kesiangan nih," seru Juna.
"Hooh, mana kemarin Bang Edrik sudah dapat surat cinta dari kepala sekolah karena sudah mukul si Jojo sampai pingsan," sahut Fiko.
"Makannya kalian itu insyaf jangan jadi anak-anak yang nakal, memangnya kalian tidak kasihan apa sama orang tua kalian," seru Raka.
"Huuu...dasar bocil sudah pintar ceramah sekarang," ledek Riana dengan mengacak-ngacak rambut Raka.
"Eits, walaupun gue bocil tapi gue sudah bisa bikin bocil, lo mau coba?" goda Raka kepada Riana.
Riana dengan kesalnya memukul kepala Raka..
"Dasar bocil mesum," seru Riana.
"Sakit Ri, lo ya penampilan cewek tapi tenaga kaya tukang kuli, kuat bener mukulnya," seru Raka dengan mengusap kepalanya yang terasa sangat sakit.
"Apa lo bilang, tukang kuli? wah lo minta dipukul lagi," seru Riana.
Riana sudah mengangkat tangannya untuk bersiap memukul Raka dan Raka pun sudah menutup kepalanya dengan tasnya tapi suara motor Edrik menghentikan keduanya.
"Nah, itu Bang Edrik," seru Fiko.
Motor Edrik memasuki gerbang, tapi tanpa di duga seorang gadis cantik hendak menyebrang membuat Edrik terkejut dan menekan rem secara mendadak, begitu pun dengan gadis itu jauh lebih terkejut lagi.
"Aaaaaa....." teriak gadis itu dengan menutup wajahnya.
"Astaga, lo ga lihat apa motor gue mau lewat? makannya kalau mau nyebrang itu lihat-lihat dulu, apa jangan-jangan lo sengaja mau menabrakkan diri lo sendiri untuk cari perhatian gue, iya kan?" bentak Edrik.
Gadis itu membuka matanya dan menatap Edrik yang masih memakai helm fullfacenya itu.
Deg...
Edrik terpaku melihat wajah cantik gadis itu.
"Wah bahaya nih, yuk kita samperin mereka," ajak Juna.
Juna, Fiko, Raka, dan Riana pun menghampiri mereka, gadis itu memperhatikan motor yang di pakai Edrik dan seketika terbelalak. Dengan kesalnya gadis itu memukul helm Edrik dan membuat semuanya melotot dengan tingkah gadis itu.
"Buka helm lo, lo orang yang tadi malam hampir nabrak gue kan, sampai-sampai bahan dagangan gue tumpah di jalanan," bentak gadis itu yang tidak lain adalah Alisya.
"Oh jadi lo penjual nasi goreng yang tadi malam menghalangi jalan gue," sahut Edrik.
"Woi, buka helm lo ga sopan banget sih lo jadi orang," Alisya kembali membentak Edrik.
Edrik pun membuka helmnya...
Deg...
Sama seperti Edrik tadi, Alisya pun merasa terpesona dengan ketampanan Edrik yang di atas rata-rata mana tampangnya bule banget. Kemudian Edrik menjentikkan jarinya di hadapan Alisya.
"Woi, gue tahu gue memang tampan tapi lo ga usah sampai melongo kaya gitu, mana iler lo sampai menetes kaya gitu," ledek Edrik.
"Sembarangan lo kalau ngomong, percaya diri banget lo, gue mau minta ganti rugi sama lo karena tadi malam sudah membuat bahan dagangan gue tumpah," seru Alisya.
"Enak saja, lo sendiri yang kurang hati-hati nyebrang jalan ga lihat-lihat, pokoknya gue ga mau ganti rugi," tolak Edrik.
"Oh jadi lo ga mau ganti rugi? ok, ga masalah tapi jangan salahkan gue, kalau gue aduin lo ke kepala sekolah karena lo sudah ikutan balap liar dan hampir di tangkap Polisi," ancam Alisya dengan senyumannya.
Edrik dan teman-temannya membelalakkan matanya, berbeda dengan Raka yang merasa terpesona akan gadis cantik yang berada dihadapannya itu. Edrik turun dari motornya dan mencengkram lengan Alisya.
"Berani lo aduin gue ke kepala sekolah, gue bakalan membuat hidup lo menderita selama sekolah disini," ancam Edrik.
"Silakan, gue ga takut," tantang Alisya.
"Sudah-sudah jangan berantem disini, dia adalah Abang aku jadi berapa yang harus Bang Edrik bayar untuk mengganti kerugian yang kamu alami," seru Raka menengahi antara Edrik dan Alisya.
Alisya mulai menghitung kerugiannya menggunakan jari membuat Edrik dan teman-temannya menatap tajam ke arah Alisya.
"Satu juta," sahut Alisya dengan senyumannya.
"Whaattt...lo mau minta ganti rugi apa mau ngerampok gue?" bentak Edrik.
Raka mengeluarkan uang dari dompetnya dan memberikannya kepada Alisya.
"Ini satu juta dan aku mohon jangan di perpanjang masalah ini, apalagi sampai dilaporkan kepada kepala sekolah," seru Raka.
"Ok tidak masalah, kalau begitu terima kasih ya," sahut Alisya dan langsung pergi meninggalkan semuanya.
"Gila baru pertama kali ini ada yang berani melawan Bang Edrik, cewek lagi, apa jangan-jangan ketampanan Bang Edrik sudah lumtuh kali ya," ledek Fiko.
Plettaaakkk...
Edrik memukul kepala Fiko dengan tangannya..
"Jangan sembarangan lo kalau ngomong, ketampanan gue itu kaya di formalin awet bro, ga bakalan luntur sampai kapanpun juga," sahut Edrik.
"Cantik..." batin Raka.
Tiba-tiba bel masuk pun berbunyi, semua siswa bergegas masuk ke dalam kelasnya masing-masing termasuk Edrik dan teman-temannya.
🎒
🎒
🎒
🎒
🎒
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
。.。:∞♡*♥
raka kamu sama raina aja
2022-04-22
1
Kania Rahman
kayaknya saingan nih,,,
2021-11-19
0
Angel Hiatus👻👻👻🌑🌑🌑🌚🌚
semangat Thor nulis nya
2021-10-16
1