Chapter 19. Kenapa Berteriak?

***********

Bukan Zona Bocil .... !!!

"Apakah kau sudah mencintaiku?" tanya Rian, Velia berbalik, tatapan matanya bertemu dengan mata biru milik Rian. Ada debaran aneh yang ia rasakan. Namun ia belum bisa memastikan itu cinta atau bukan.

"Entahlah." Jawab Velia, dia mulai memiringkan wajahnya dan mengecup bibir Rian yang hangat."

Keduanya saling membelit kan lidah dan bertukar Saliva. Rian membawa tubuh Velia ke kasur king size nya. Ciuman mereka semakin dalam. Rasanya panas tubuh mereka menjalar begitu cepat membakar jiwa mereka.

Rian menciumi seluruh wajah Velia sebelum dia turun mengecup, dan mengh*sap leher jenjang istrinya. Tangannya bergerak aktif mere*mas kedua bola padat berisi di dada Velia. Des*han dari Velia semakin membuat nafas Rian seakan sesak. Ia buru-buru melepas semua kain yang menempel di tubuh Velia. Dan juga kain yang menempel ditubuhnya.

Rian duduk diantara kaki jenjang Velia, dan siap melesakkan pusaka miliknya. Saat ujung pusaka milik Rian menyentuh gerbang inti tubuh Velia, tiba-tiba pintu di gedor dari luar.

"Mami, papi kenapa pintunya dikunci." Teriakan Zafrina melengking di luar Pintu. Rian seketika menjatuhkan tubuhnya di samping Velia karena pusakanya seketika lemas tak bertenaga. Putrinya benar-benar perusak suasana. Dia harus mencari tau cara mengatasi putrinya pada Gerry. Jika tidak rencananya untuk membuat Velia segera hamil akan gagal.

Velia menutupi tubuhnya dengan Selimut. Ia berjalan ke kamar mandi sambil meraih bathrobe di meja samping sebelum kamar mandi.

Rian memakai kembali bajunya dan menyingkirkan pakaian Velia. Rian lupa jika belum ada baju ganti untuk istrinya itu.

Rian segera membuka pintu jika tidak putrinya akan membuat telinga seluruh penghuni mansionnya berdengung.

"Ada apa sayang, kenapa berteriak?" tanya Rian.

"Papi, Oma bilang katanya papi sama mami lagi buat dedek bayi. Ina mau lihat." Ujar gadis itu. Rian benar-benar kesal dengan ibunya.

Nyonya Santika yang mendengar aduan cucunya justru malah sembunyi dan meminta pengasuh mengambil Zafrina.

"Mami sedang lelah sayang. Jadi mami tidak bisa." Kata Rian. Wajah Zafrina tampak kecewa.

"Bagaimana kalo besok mami, papi sama Ina jalan-jalan?" tawar Rian, mata gadis kecil itu langsung berbinar bahagia.

"Mau papi." Kata Zafrina.

"Ya sudah kalo gitu Ina ikut mbaknya ya. Papi mau istirahat. Ina ga boleh ganggu ya." Kata Rian dengan lembut. Gadis itu pun menurut dan pergi dari kamar Rian bersama pengasuhnya.

Rian mendatangi kamar ibunya. Ia mengetuk pintu dengan keras. Nyonya Santika keluar dengan wajah pias. Ia tahu pasti putranya sangat marah saat ini.

"Mama bisa ga sih ga usah pengaruhi Zafrina dengan kata² itu. Sejak kemarin anak itu selalu merengek minta adik bayi. Dan sekarang dia ganggu Veli yang mau istirahat gara² adik bayi. Sebenarnya mau mama apa? Kalo mamah kaya gini terus jangan salahkan Rian kalo Ina akan Rian bawa tinggal di mansion Rian."

"Kamu itu bisanya cuma ngancam mama. Mama juga ga tau kalo si Zafrina bakalan gangguin kalian. Lagian kamu juga nikah ga bilang sama mama. Kamu udah ga anggap mama dan papa ada iya? dua kali nikah sembunyi - sembunyi terus." Kata nyonya Santika ikut meledakkan emosinya.

Rian menyugar rambutnya frustasi.

"Rian nikah gara-gara digrebek warga mama puas." Jawab Rian dengan wajah datar.

"Maksud kamu?"

"Iya Rian digrebek warga waktu Velia ngasih tumpangan ke Rian." Kata Rian.

Wajah nyonya Santika seketika memerah menahan tawanya. Nasib putranya benar-benar sial. Tapi tunggu mereka tidak nampak seperti pasangan yang terpaksa menikah.

"Kamu pasti bohong. Ini akal-akalan kamu saja kan?" Nyonya Santika menatap putranya penuh selidik.

"Terserah mama mau percaya atau tidak." Kata Rian putus asa.

"Jelas mama ga akan percaya baik kamu atau Velia terlihat saling mencintai." Ujar nyonya Santika.

Wajah Rian berubah cerah. "Maksud mama Velia kelihatan mencintai Rian?"

"Itu sudah jelas. Kalo dia masih merasa terpaksa pasti wajahnya akan lusuh seperti baju ga disetrika." Kata nyonya Santika.

Rian langsung kembali ke kamarnya mencari Velia. Hatinya begitu senang mendengar perkataan ibunya. Meskipun gadis itu belum mau mengakuinya ia akan berusaha membuat Velia tidak bisa jauh darinya."

.

.

.

Velia merebahkan tubuhnya masih dengan bathrobe tanpa memakai CD dan b*ra. Karena dia tidak membawa apa² selain uang cash yang ada di tasnya.

Dalam mimpinya Velia kembali dibuat terbang melayang. Saat ia merasakan belaian di paha mulusnya.

Nafas Velia semakin memburu saat sesuatu memasuki inti tubuhnya. Velia membuka mata merasakan sesak di inti tubuhnya. Ia terkejut melihat Rian tersenyum miring seraya memacu tubuhnya.

"Kau .."

"Ada apa darling? aku hanya menyelesaikan apa yang tadi tertunda." Kata Rian terus bergerak memacu tubuh Velia dengan tempo cepat. Tak ada lagi protes dari Velia. Kini hanya suara des*han yang saling bersahutan. Velia ikut menggerakkan tubuhnya mengikuti hentakan Rian.

"Aah sayang .. ini sempit sekali." Desah Rian.

"Faster baby .." Desis Velia, Rian semakin bersemangat memacu tubuh Velia yang kini menjadi candunya. Tak lama tubuh Velia menegang disusul Rian dengan ******* panjangnya. Bibit unggulan telah menyebar di rahim Veli. Rian berharap Velia bisa segera hamil.

Rian membelai rambut Velia yang lembab karena keringat. Ia mengusap kening dan leher Velia yang bercucuran keringat.

Velia membuka matanya menatap Manik biru keabu-abuan yang membuat ia selalu tenggelam dalam pesona suami dadakannya itu. Velia mendekat dan memagut bibir Rian dengan lembut.

"Terimakasih .." Ujar Velia.

"Untuk ..?" alis Rian mengernyit.

"Untuk semua pengalaman yang tak terlupakan ini." Kata Velia. Rian tersenyum dan mulai menghimpit tubuh Velia lagi.

"Berterimakasih lah dengan benar." Rian kembali menguasai pertempuran hingga tengah malam. Mereka melewatkan makan malam karena menikmati penyatuan mereka yang berulang-ulang.

Velia bergerak gelisah perutnya terasa lapar. Rian membuka matanya. Ia melihat jam di dinding pukul 2 malam.

"Ada apa sayang?" tanya Rian.

"Aku lapar .." Ujar Velia memegangi perutnya yang terasa sakit.

"Ah .. aku lupa kau memiliki asam lambung akut. Tunggu disini sebentar. Aku akan membuatkan mu sesuatu jangan turun dari ranjang." Kata Rian, ia bergegas memakai piyamanya. Rian turun kebawah mengambil obat untuk Velia di kotak obat. Ia membuat sandwich dengan cepat karena tak ingin membuat Velia terlalu lama menunggu.

"Maaf aku hanya membuatkan dirimu sandwich. Ini untuk menunda lapar. Sebelum itu minum obat ini." Ujar Rian menyodorkan obat dan juga air putih hangat untuk Velia.

"Bagaimana apakah perutmu sudah lebih baik?" tanya Rian dengan nada cemas.

Velia merasa ini seperti mimpi, pria arogan dulu yang ia temui berubah menjadi sosok yang sangat lembut dan penyayang."

"Ini sudah lebih baik. Terimakasih suamiku." Ujar Velia mengecup pipi Rian.

⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅

Maklumin kalo sering telat up.

Jangan lupa vote, like dan komen guys

Terpopuler

Comments

Taengo

Taengo

gkgkgkgk

2025-03-27

0

Nur Bahagia

Nur Bahagia

wkwkwk 🤣

2024-09-20

0

ira

ira

Ngadon trs biar cpt jadi dedek bayinya 🙈🤭🤭🙈

2024-05-07

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 Awalan
2 chapter 2 Kabur Kemana?
3 Chapter 3 Dinikahkan
4 Chapter 4 Calon Istrinya Galak
5 Chapter 5 Suami Velia
6 Chapter 6 Hadiah
7 Chapter 7 Itu Papi Ina
8 Chapter 8 Otak kotor
9 Chapter 9 Apa Kau Sakit?
10 Chapter 10 Papi awas ya!
11 Chapter 11 Adik Bayi
12 Chapter 12 Manis Sekali
13 Chapter 13 Mimpi Mesum
14 Chapter 14 Menginginkan Dirimu
15 Chapter 15 Bukan Begitu Sayang?
16 Chapter 16. Kau apakan aku?
17 Chapter 17. Kembali Ke Ibukota
18 Chapter 18. Apakah kau sudah mencintaiku?
19 Chapter 19. Kenapa Berteriak?
20 Chapter 20. Di culik
21 Chapter 21. Pingsan
22 Chapter 22. Sadar
23 Chapter 23. Amnesia?
24 Chapter 24. Kenapa Sangat Mengerikan?
25 Chapter 25. Berharganya Dirimu
26 Chapter 26. Papa kenapa?
27 Chapter 27. Jawab Aku Veli!
28 Chapter 28. Aku Lelah
29 Chapter 29. Aku Ikut
30 Chapter 30. Istanaku
31 Chapter 31. Kenapa Bisa Jatuh?
32 Chapter 32. Siapa Juna?
33 Chapter 33. Pinter kebangetan
34 Chapter 34. Ini Rumah Siapa Papi?
35 Chapter 35. Aku Minta Maaf
36 Chapter 36. Tes
37 Chapter 37. Dina dan Joe
38 Chapter 38. Susunya Tidak Enak
39 Chapter 39. Jadi Pelakor
40 Chapter 40. Aku Mau Kamu
41 Chapter 41. Nasi Lemak
42 Chapter 42. Cemburu?
43 Chapter 43. Ngidam Bakso
44 Chapter 44. Ayo Pulang
45 Chapter 45. Pergi
46 Chapter 46. I love you Papi
47 Chapter 47. Tidurlah
48 Chapter 48. Tidak Semua Pria
49 Chapter 49. Stevi mencari David
50 Chapter 50. Hei David Gila
51 Chapter 51. Dasar Bucin
52 Chapter 52. Aku baik-baik saja
53 Chapter 53. Mau Liburan
54 Chapter 54. Ingin mengerjai
55 Chapter 55. Rencana Rian
56 Chapter 56. Takut?
57 Chapter 57. Menikahlah Denganku
58 Chapter 58. Cemburu Pada Teralis
59 Chapter 59. Berterima kasih
60 Chapter 60. Meringkus Jeremy
61 Chapter 61. Dina Cemas
62 Chapter 62. Kalian Harus Menikah
63 Chapter 63. Menyiapkan Surprise Untuk Papi
64 Chapter 64. Jangan Marah
65 Chapter 65. Selamat Ulang Tahun Papi
66 Chapter 66. Menantuku
67 Chapter 67. Dendam Stevi
68 Chapter 68. Kabar
69 Chapter 69. Aku Takut
70 Chapter 70. Jangan Kasar
71 Chapter 71. Dimana Aku?
72 Chapter 72. Sudah Jauh Lebih Baik
73 Chapter 73. Pilihan Stevie
74 Chapter 74. Kita Suami Istri
75 Chapter 75. Batu Sandungan
76 Chapter 76. SAH (Joe dan Dina)
77 Chapter 77. Aku Suamimu Dina
78 Chapter 78. Suaramu Merdu
79 Chapter 79. Rencana Kejutan Resepsi
80 Chapter 80 Mendapat Balasan
81 Chapter 81. Sangat Mencintaimu
82 Chapter 82. Apakah Berat?
83 Chapter 83.
84 Chapter 84. Fitting
85 Chapter 85. Happy End
86 Extra part 1
87 Extra part 2. Mami Jangan Nangis
88 Extra part 3. Mengganggu Selera Makanku
89 Extra part 4. Zafrina Cemburu
90 Extra Part. Welcome Home
91 Final Part. Happy end
92 Pengumuman Karya Baru
93 Karya Baru Telah Terbit
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Chapter 1 Awalan
2
chapter 2 Kabur Kemana?
3
Chapter 3 Dinikahkan
4
Chapter 4 Calon Istrinya Galak
5
Chapter 5 Suami Velia
6
Chapter 6 Hadiah
7
Chapter 7 Itu Papi Ina
8
Chapter 8 Otak kotor
9
Chapter 9 Apa Kau Sakit?
10
Chapter 10 Papi awas ya!
11
Chapter 11 Adik Bayi
12
Chapter 12 Manis Sekali
13
Chapter 13 Mimpi Mesum
14
Chapter 14 Menginginkan Dirimu
15
Chapter 15 Bukan Begitu Sayang?
16
Chapter 16. Kau apakan aku?
17
Chapter 17. Kembali Ke Ibukota
18
Chapter 18. Apakah kau sudah mencintaiku?
19
Chapter 19. Kenapa Berteriak?
20
Chapter 20. Di culik
21
Chapter 21. Pingsan
22
Chapter 22. Sadar
23
Chapter 23. Amnesia?
24
Chapter 24. Kenapa Sangat Mengerikan?
25
Chapter 25. Berharganya Dirimu
26
Chapter 26. Papa kenapa?
27
Chapter 27. Jawab Aku Veli!
28
Chapter 28. Aku Lelah
29
Chapter 29. Aku Ikut
30
Chapter 30. Istanaku
31
Chapter 31. Kenapa Bisa Jatuh?
32
Chapter 32. Siapa Juna?
33
Chapter 33. Pinter kebangetan
34
Chapter 34. Ini Rumah Siapa Papi?
35
Chapter 35. Aku Minta Maaf
36
Chapter 36. Tes
37
Chapter 37. Dina dan Joe
38
Chapter 38. Susunya Tidak Enak
39
Chapter 39. Jadi Pelakor
40
Chapter 40. Aku Mau Kamu
41
Chapter 41. Nasi Lemak
42
Chapter 42. Cemburu?
43
Chapter 43. Ngidam Bakso
44
Chapter 44. Ayo Pulang
45
Chapter 45. Pergi
46
Chapter 46. I love you Papi
47
Chapter 47. Tidurlah
48
Chapter 48. Tidak Semua Pria
49
Chapter 49. Stevi mencari David
50
Chapter 50. Hei David Gila
51
Chapter 51. Dasar Bucin
52
Chapter 52. Aku baik-baik saja
53
Chapter 53. Mau Liburan
54
Chapter 54. Ingin mengerjai
55
Chapter 55. Rencana Rian
56
Chapter 56. Takut?
57
Chapter 57. Menikahlah Denganku
58
Chapter 58. Cemburu Pada Teralis
59
Chapter 59. Berterima kasih
60
Chapter 60. Meringkus Jeremy
61
Chapter 61. Dina Cemas
62
Chapter 62. Kalian Harus Menikah
63
Chapter 63. Menyiapkan Surprise Untuk Papi
64
Chapter 64. Jangan Marah
65
Chapter 65. Selamat Ulang Tahun Papi
66
Chapter 66. Menantuku
67
Chapter 67. Dendam Stevi
68
Chapter 68. Kabar
69
Chapter 69. Aku Takut
70
Chapter 70. Jangan Kasar
71
Chapter 71. Dimana Aku?
72
Chapter 72. Sudah Jauh Lebih Baik
73
Chapter 73. Pilihan Stevie
74
Chapter 74. Kita Suami Istri
75
Chapter 75. Batu Sandungan
76
Chapter 76. SAH (Joe dan Dina)
77
Chapter 77. Aku Suamimu Dina
78
Chapter 78. Suaramu Merdu
79
Chapter 79. Rencana Kejutan Resepsi
80
Chapter 80 Mendapat Balasan
81
Chapter 81. Sangat Mencintaimu
82
Chapter 82. Apakah Berat?
83
Chapter 83.
84
Chapter 84. Fitting
85
Chapter 85. Happy End
86
Extra part 1
87
Extra part 2. Mami Jangan Nangis
88
Extra part 3. Mengganggu Selera Makanku
89
Extra part 4. Zafrina Cemburu
90
Extra Part. Welcome Home
91
Final Part. Happy end
92
Pengumuman Karya Baru
93
Karya Baru Telah Terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!