Chapter 17. Kembali Ke Ibukota

*********

Dering ponsel pagi itu membangunkan kedua insan yang terlelap karena kelelahan. Aroma percintaan masih melekat ditubuh masing-masing. Velia terbangun dan meraih ponselnya.

"Dina .."

Velia buru-buru mengangkat panggilan sahabatnya itu.

"Ada apa Din? kenapa pagi-pagi meneleponku?"

"Gawat Veli. Nyokap lo masuk rumah sakit." Kata Dina, dari kata-katanya sepertinya keadaan mamanya benar-benar genting.

"Kamu ga lagi sekongkol sama mama kan Din?" Ujar Veli curiga, karena biasanya setiap dia kabur dari rumah pasti mamanya akan meminta bantuan Dina agar Veli pulang.

"Engga Veli, kali ini gue berani sumpah. Nyokap lo kondisinya gawat darurat. Papa lo yang hubungi gue buat nanyain Lo."

"Ya udah gue balik. Tapi awas ya kalo lo ketahuan bohongin gue lagi. Gue pecat lo sebagai sahabat." Veli menutup teleponnya.

Rian menatap Veli, wajah gadis itu tampak sangat cemas.

"Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya Rian pada Veli.

"Mama masuk rumah sakit. Aku harus bagaimana? ini semua salah aku." Ujar Velia, matanya berkaca-kaca.

"Sshh .. semua ini sudah takdir. Sekarang bersiaplah kita kembali ke Ibukota." Ujar Rian tenang, ia membelai rambut panjang Velia.

"Apa kau yakin?" tanya Velia, karena jika boleh jujur ia nyaman berada di sini.

"Tentu saja. Kita lihat kondisi mama dulu. Jika mama baik-baik saja kita kembali kesini. Namun jika kondisi mama kurang baik, kita tinggal di Jakarta sementara waktu. Lagipula perusahaanku tidak bisa terlalu lama aku tinggalkan. Karena itu akan menjadi sarang tikus yang haus dengan materi." Kata Rian.

Velia akhirnya mengikuti saran Rian. Selama Velia mandi, Rian menghubungi Gerry untuk mengajak pulang Zafrina terlebih dulu. Beruntung Zafrina mau. Setelah sambungan dengan Gerry terputus. Rian menghubungi Yusuf dan Alif untuk mengantar mereka kembali ke Jakarta. Dan lagi-lagi nasib baik. berpihak padanya. Keduanya menyanggupi mengantar Velia dan Rian kembali ke kota.

.

.

.

Rian sudah siap, Ia hanya mengenakan kemeja dan celana panjang jeans. Baju-bajunya sengaja ia tinggal agar praktis. Ia hanya membawa ponsel dan laptopnya.

Velia juga melakukan hal yang sama. Ia meninggalkan baju-bajunya dan hanya membawa uang yang banyak yang ada di ranselnya. Uang hasil penjualan kalung dan jam tangan mewahnya.

Velia keluar dari kamar. Auranya benar-benar berbeda. Ia tampak segar dan lebih dewasa.

"Ayo ..!" Velia tanpa sadar mengandeng tangan Rian. Pria itu tersenyum samar.

"Baik yang mulia ratu." Jawab Rian, Velia melempar senyum termanisnya untuk pertama kali pada Rian.

Mobil yang dikendarai Yusuf melaju meninggalkan perkampungan itu. Tempat bersejarah bagi Veli dan Rian. Mereka mampir terlebih dahulu ke rumah Sekar untuk menjemput Zafrina.

Gadis kecil itu tampak senang melihat kedatangan papi dan maminya.

"Papi, mami ..!" Seru Zafrina tersenyum senang. Rian menyambut kedatangan putrinya dengan merentangkan tangannya. Zafrina melompat senang ke pelukan Rian.

"Apa kau siap tinggal bersama papi dan mami?" tanya Rian, Zafrina mengangguk antusias. Gerry memeluk Dian, ia tau betul perasaan istrinya saat ini. Dian menatap kearah Gerry dan tersenyum.

"Terimakasih sudah mengijinkan Zafrina tinggal denganku." Ujar Rian pada Gerry dan Dian.

"Semua berjalan dengan semestinya. Hanya perlu kamu ingat jangan sampai menyakitinya atau membuat gadis kecilku menangis." Ujar Gerry tegas.

"Aku tidak mungkin melukai hati anakku sendiri." Kata Rian, akhirnya mereka pamit untuk segera ke Jakarta.

Selama perjalanan Velia mendengarkan cerita Zafrina yang akan memiliki adik bayi lagi. Veli hanya tersenyum ia membayangkan jika dirinya hamil apakah anak sambungnya akan sebahagia ini.

"Mami, kapan mami kasih adik bayi buat Ina?" tanya gadis itu.

"Secepatnya sayang." Jawab Rian mengusap pundak Velia. Velia menyandarkan tubuhnya di dada bidang Rian. Badannya masih terasa sakit seperti tak bertulang.

.

.

.

Bianca terbaring dirumah sakit. Bukan karena kepikiran putri mereka melainkan terlalu banyak makan durian. Teman-teman sosialitanya mengajak dirinya mengunjungi depot makan durian. Dan Bianca yang begitu menyukai buah itu makan tanpa aturan. Hingga malam harinya dia harus dibawa ke rumah sakit karena diare.

"Papa, udah bilang kan sama Dina?" tanya Bianca.

"Sudah, mama tenang aja Veli pasti pulang. Mana mungkin anak itu mengabaikan mamanya." Kata Daniel menahan tawa. Dia berhasil membuat Dina mempercayai jika kondisi Bianca mengkhawatirkan. Ia yakin pasti sebentar lagi Velia akan kembali pulang.

David dan Stevi datang mengunjungi Bianca. Stevi membawakan buah-buahan segar. Wajah Bianca sedikit panik. ini tidak seperti yang dia rencanakan. Bagaimana jika nanti Veli datang dan sakit hati? Bianca dan Daniel saling memberi kode. Namun salah satu dari mereka merasa canggung untuk mengusir David dan Stevi.

"Tante apa kabar?" tanya Stevi.

"Sudah jauh lebih baik. Terimakasih Stevi, sudah mau membesuk tante." Kata Bianca basa-basi. David duduk di dekat Daniel, tidak ada pembicaraan diantara mereka hingga keheningan tercipta.

Saat semua orang sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing. Pintu ruangan itu terbuka. Dan tampaklah Velia berdiri terpaku disana. Mata Velia dan David saling bertemu, ada pancaran kerinduan dimata keduanya. Namun mata Velia sarat akan kekecewaan. Saat ia melihat Stevi ada disana. Rian menerobos masuk dan merangkul Velia. Velia menoleh, Rian tersenyum lebar seraya membelai rambut istrinya.

"Apa kau akan berdiri disini sampai nanti sayang? bukankah kau mencemaskan mama mertua?" tanya Rian, Wajah Velia memerah saat Rian memanggilnya sayang.

Berbeda dengan kedua insan itu, David terbakar cemburu menatap Velia dan Rian. Tangan David mengepal. Rian dapat melihat semua itu dari ekor matanya. Dia memang sengaja berbuat demikian agar tidak ada satupun pria yang bisa mendekati istrinya.

"Sayang .." Ujar Bianca lirih. Ia sedang berakting di depan Velia. Velia mendekati ibunya dan memeluknya.

"Maafin Veli mah. Veli udah buat mama sampai sakit seperti ini." Kata Veli.

"Ini semua salah mama dan papa. Kamu sama sekali tidak salah sayang." Kata Bianca, dalam hati bersorak gembira.

Rian menyalami Daniel dan David. Saat tangannya bertaut dengan tangan David, pria itu mencengkeram tangan David dengan erat hingga David sedikit meringis.

"Duduklah Rian!" perintah tuan Daniel.

"Iya papa .." Rian duduk di depan David dan Daniel. Mata Stevi tak lepas memandangi Rian. pria itu tampak begitu mempesona. Padahal saat ini Rian hanya memakai pakaian santai. Tapi membuat darah Stevi berdesir hebat.

"Awas nanti matamu lepas. Jangan suka memandang yang bukan hakmu." Ketus Velia pada Stevi hingga membuat Stevi kikuk. Rian tersenyum tipis mendengar ucapan Velia.

"Sayang .." Tegur Bianca, namun Velia tetap tak memperdulikan ibunya. Ia menatap tajam kearah Stevi.

"Sayang kemarilah. Kau belum berkenalan dengan mama." Kata Velia pada Rian. David semakin panas dibuatnya.

⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅

Jangan lupa like komen dan hadiah kalian buat Zafrina.

Terpopuler

Comments

Taengo

Taengo

anjirlah/Facepalm/

2025-03-27

0

Nur Bahagia

Nur Bahagia

ternyata ada unsur sandiwara nya 🤣

2024-09-20

0

Nur Bahagia

Nur Bahagia

woalaahhhh 🤣

2024-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 Awalan
2 chapter 2 Kabur Kemana?
3 Chapter 3 Dinikahkan
4 Chapter 4 Calon Istrinya Galak
5 Chapter 5 Suami Velia
6 Chapter 6 Hadiah
7 Chapter 7 Itu Papi Ina
8 Chapter 8 Otak kotor
9 Chapter 9 Apa Kau Sakit?
10 Chapter 10 Papi awas ya!
11 Chapter 11 Adik Bayi
12 Chapter 12 Manis Sekali
13 Chapter 13 Mimpi Mesum
14 Chapter 14 Menginginkan Dirimu
15 Chapter 15 Bukan Begitu Sayang?
16 Chapter 16. Kau apakan aku?
17 Chapter 17. Kembali Ke Ibukota
18 Chapter 18. Apakah kau sudah mencintaiku?
19 Chapter 19. Kenapa Berteriak?
20 Chapter 20. Di culik
21 Chapter 21. Pingsan
22 Chapter 22. Sadar
23 Chapter 23. Amnesia?
24 Chapter 24. Kenapa Sangat Mengerikan?
25 Chapter 25. Berharganya Dirimu
26 Chapter 26. Papa kenapa?
27 Chapter 27. Jawab Aku Veli!
28 Chapter 28. Aku Lelah
29 Chapter 29. Aku Ikut
30 Chapter 30. Istanaku
31 Chapter 31. Kenapa Bisa Jatuh?
32 Chapter 32. Siapa Juna?
33 Chapter 33. Pinter kebangetan
34 Chapter 34. Ini Rumah Siapa Papi?
35 Chapter 35. Aku Minta Maaf
36 Chapter 36. Tes
37 Chapter 37. Dina dan Joe
38 Chapter 38. Susunya Tidak Enak
39 Chapter 39. Jadi Pelakor
40 Chapter 40. Aku Mau Kamu
41 Chapter 41. Nasi Lemak
42 Chapter 42. Cemburu?
43 Chapter 43. Ngidam Bakso
44 Chapter 44. Ayo Pulang
45 Chapter 45. Pergi
46 Chapter 46. I love you Papi
47 Chapter 47. Tidurlah
48 Chapter 48. Tidak Semua Pria
49 Chapter 49. Stevi mencari David
50 Chapter 50. Hei David Gila
51 Chapter 51. Dasar Bucin
52 Chapter 52. Aku baik-baik saja
53 Chapter 53. Mau Liburan
54 Chapter 54. Ingin mengerjai
55 Chapter 55. Rencana Rian
56 Chapter 56. Takut?
57 Chapter 57. Menikahlah Denganku
58 Chapter 58. Cemburu Pada Teralis
59 Chapter 59. Berterima kasih
60 Chapter 60. Meringkus Jeremy
61 Chapter 61. Dina Cemas
62 Chapter 62. Kalian Harus Menikah
63 Chapter 63. Menyiapkan Surprise Untuk Papi
64 Chapter 64. Jangan Marah
65 Chapter 65. Selamat Ulang Tahun Papi
66 Chapter 66. Menantuku
67 Chapter 67. Dendam Stevi
68 Chapter 68. Kabar
69 Chapter 69. Aku Takut
70 Chapter 70. Jangan Kasar
71 Chapter 71. Dimana Aku?
72 Chapter 72. Sudah Jauh Lebih Baik
73 Chapter 73. Pilihan Stevie
74 Chapter 74. Kita Suami Istri
75 Chapter 75. Batu Sandungan
76 Chapter 76. SAH (Joe dan Dina)
77 Chapter 77. Aku Suamimu Dina
78 Chapter 78. Suaramu Merdu
79 Chapter 79. Rencana Kejutan Resepsi
80 Chapter 80 Mendapat Balasan
81 Chapter 81. Sangat Mencintaimu
82 Chapter 82. Apakah Berat?
83 Chapter 83.
84 Chapter 84. Fitting
85 Chapter 85. Happy End
86 Extra part 1
87 Extra part 2. Mami Jangan Nangis
88 Extra part 3. Mengganggu Selera Makanku
89 Extra part 4. Zafrina Cemburu
90 Extra Part. Welcome Home
91 Final Part. Happy end
92 Pengumuman Karya Baru
93 Karya Baru Telah Terbit
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Chapter 1 Awalan
2
chapter 2 Kabur Kemana?
3
Chapter 3 Dinikahkan
4
Chapter 4 Calon Istrinya Galak
5
Chapter 5 Suami Velia
6
Chapter 6 Hadiah
7
Chapter 7 Itu Papi Ina
8
Chapter 8 Otak kotor
9
Chapter 9 Apa Kau Sakit?
10
Chapter 10 Papi awas ya!
11
Chapter 11 Adik Bayi
12
Chapter 12 Manis Sekali
13
Chapter 13 Mimpi Mesum
14
Chapter 14 Menginginkan Dirimu
15
Chapter 15 Bukan Begitu Sayang?
16
Chapter 16. Kau apakan aku?
17
Chapter 17. Kembali Ke Ibukota
18
Chapter 18. Apakah kau sudah mencintaiku?
19
Chapter 19. Kenapa Berteriak?
20
Chapter 20. Di culik
21
Chapter 21. Pingsan
22
Chapter 22. Sadar
23
Chapter 23. Amnesia?
24
Chapter 24. Kenapa Sangat Mengerikan?
25
Chapter 25. Berharganya Dirimu
26
Chapter 26. Papa kenapa?
27
Chapter 27. Jawab Aku Veli!
28
Chapter 28. Aku Lelah
29
Chapter 29. Aku Ikut
30
Chapter 30. Istanaku
31
Chapter 31. Kenapa Bisa Jatuh?
32
Chapter 32. Siapa Juna?
33
Chapter 33. Pinter kebangetan
34
Chapter 34. Ini Rumah Siapa Papi?
35
Chapter 35. Aku Minta Maaf
36
Chapter 36. Tes
37
Chapter 37. Dina dan Joe
38
Chapter 38. Susunya Tidak Enak
39
Chapter 39. Jadi Pelakor
40
Chapter 40. Aku Mau Kamu
41
Chapter 41. Nasi Lemak
42
Chapter 42. Cemburu?
43
Chapter 43. Ngidam Bakso
44
Chapter 44. Ayo Pulang
45
Chapter 45. Pergi
46
Chapter 46. I love you Papi
47
Chapter 47. Tidurlah
48
Chapter 48. Tidak Semua Pria
49
Chapter 49. Stevi mencari David
50
Chapter 50. Hei David Gila
51
Chapter 51. Dasar Bucin
52
Chapter 52. Aku baik-baik saja
53
Chapter 53. Mau Liburan
54
Chapter 54. Ingin mengerjai
55
Chapter 55. Rencana Rian
56
Chapter 56. Takut?
57
Chapter 57. Menikahlah Denganku
58
Chapter 58. Cemburu Pada Teralis
59
Chapter 59. Berterima kasih
60
Chapter 60. Meringkus Jeremy
61
Chapter 61. Dina Cemas
62
Chapter 62. Kalian Harus Menikah
63
Chapter 63. Menyiapkan Surprise Untuk Papi
64
Chapter 64. Jangan Marah
65
Chapter 65. Selamat Ulang Tahun Papi
66
Chapter 66. Menantuku
67
Chapter 67. Dendam Stevi
68
Chapter 68. Kabar
69
Chapter 69. Aku Takut
70
Chapter 70. Jangan Kasar
71
Chapter 71. Dimana Aku?
72
Chapter 72. Sudah Jauh Lebih Baik
73
Chapter 73. Pilihan Stevie
74
Chapter 74. Kita Suami Istri
75
Chapter 75. Batu Sandungan
76
Chapter 76. SAH (Joe dan Dina)
77
Chapter 77. Aku Suamimu Dina
78
Chapter 78. Suaramu Merdu
79
Chapter 79. Rencana Kejutan Resepsi
80
Chapter 80 Mendapat Balasan
81
Chapter 81. Sangat Mencintaimu
82
Chapter 82. Apakah Berat?
83
Chapter 83.
84
Chapter 84. Fitting
85
Chapter 85. Happy End
86
Extra part 1
87
Extra part 2. Mami Jangan Nangis
88
Extra part 3. Mengganggu Selera Makanku
89
Extra part 4. Zafrina Cemburu
90
Extra Part. Welcome Home
91
Final Part. Happy end
92
Pengumuman Karya Baru
93
Karya Baru Telah Terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!