Chapter 15 Bukan Begitu Sayang?

******

Rian membangunkan Velia dengan lembut. Gadis itu membuka matanya, ia melihat Rian sudah berpakaian santai, tapi tak mengurangi kadar ketampanannya. Velia menarik selimutnya dan menyembunyikan wajahnya. Ia benar-benar malu saat ini. Mengingat keliarannya. Rian tersenyum gemas melihat kelakuan Velia. Ia menarik selimut itu dengan kencang hingga tubuh polos Velia terlihat didepan mata.

Velia memekik, saat tubuh yang tertutupi selimut di buka oleh Rian. Ia mendelik kesal pada Rian, namun Rian justru terkekeh sambil mengelus wajah Velia.

"Aku sudah melihat semuanya. Apa yang harus kau tutupi dariku?" ujar Rian.

"Berikan selimutnya kau mesum sekali."

"Bangunlah, kau butuh tenaga untuk pertempuran lanjutan." Kata Rian sambil tersenyum miring.

"Aku tidak mau, kembalikan selimutnya." Kata Velia. Rian tersenyum licik.

"Oh, jadi kau mau langsung bertempur sekarang?" bisik Rian didekat telinga Velia, wajah gadis itu langsung memerah.

"Baiklah aku akan makan, berhentilah menggodaku." Kata Velia, sudah kepalang tanggung Rian sudah melihat seluruh tubuhnya. Maka tanpa rasa malu Velia bangkit berdiri untuk menggoda Rian. Dia sedikit mendesis saat ada rasa tak nyaman diarea intinya. Rian menatap cemas namun sesaat, wajah Rian memerah. Velia mendekati Rian, mengikis jarak diantara keduanya Tangannya melingkar dileher Rian.

Velia memiringkan wajahnya, tangannya bergerak nakal membelai wajah Rian dengan jari telunjuknya. Ia mengusap rahang Rian, pria itu memejamkan mata. Tak kuasa menahan terjangan hasrat yang tiba-tiba menyeruak saat jemari Velia seolah mengalirkan arus listrik ditubuhnya.

Velia tersenyum menggoda kearah Rian, namun saat Rian akan menyambut bibir Velia, gadis itu melenggang menjauh melepaskan rangkulannya.

"Aku ingin mandi dulu. Setelah itu kita makan." Rian menggeram, ia merasa Velia mempermainkannya. Ia melihat tubuh polos gadis itu berjalan menjauh dengan sedikit tertatih.

"Seksi .." Desis Rian.

Rian menunggu Velia di ruang makan. Dijah dan Mak Ijah mempersiapkan makan malam untuk pasangan muda itu, di dekat Rian wajah Dijah memerah mengingat kemarin ia melihat adegan Rian dan Velia di dapur. Tingkahnya jadi serba salah. Sampai-sampai ia hampir menumpahkan sup yang dia bawa jika saja tidak di tahan oleh Rian. Wajah gadis desa berpenampilan menor itu semakin tersipu malu, sedangkan Rian tak peduli sama sekali. Dia hanya mengharapkan kehadiran Velia.

Velia langsung menuju ke ruang makan. Badannya terasa segar setelah selama setengah jam berendam.

Velia hanya mengenakan hot pant dan kaos oblong putih longgar. Namun kedatangannya mampu membuat sekujur tubuh Rian panas dingin.

"Mak, kalo sudah selesai mak boleh pulang." Kata Velia, ia merasa risih Dijah terus memandangi Rian dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Apa tidak apa-apa nona?" tanya Mak Ijah ragu.

"Ya, nanti biar saya bereskan sendiri semuanya setelah selesai." Kata Velia.

"Kalo begitu Mak pulang saja dulu. Dijah disini bantu non Veli." Kata Dijah menyela.

"Oh tidak perlu. Kau juga pulanglah! aku ingin menghabiskan waktu dengan suamiku berdua saja. Bukan begitu sayang?" tanya Velia berakting, namun aktingnya sukses membuat Rian tersedak, wajahnya memerah. Velia langsung menghampiri Rian dan menyodorkan air minum. Serta menepuk punggung pria itu.

"Hati-hatilah saat makan." Ujar Velia tersenyum lembut pada Rian. Dan lagi-lagi ini hanya akting. Ekor matanya melirik Dijah yang meremas kemejanya menahan geram.

"Aku sudah tidak apa-apa." Kata Rian. Kini keduanya saling melempar pandangan, Rian mengusap wajah Velia dengan lembut.

Mak ijah langsung meninggalkan ruang makan melihat kedua majikannya tampak mesra. Ia menarik tangan Dijah agar segera beranjak dari sana dan tak mengganggu majikan mereka.

Velia langsung menjauh dengan wajah memerah. Ia segera kembali duduk ditempatnya. Lalu keduanya langsung makan tanpa bersuara.

.

.

.

Sementara itu Bianca menghubungi sahabat Velia yakni Dina. Ia menanyakan keberadaan putrinya. Seminggu sudah gadis itu meninggalkan rumah. Namun sampai kini tak ada kabar apa-apa lagi mengenai Velia. Bianca takut setelah mendengar berita simpang siur tentang Rian yang terkenal kejam di dunia bisnis.

"Maaf tante, tapi Dina benar-benar tidak tahu kemana Velia pergi." Kata gadis itu lewat Video call. Dina tahu jika Velia tak akan mungkin memberitahukan dimana keberadaannya.

Bianca tampak mendesah. Ia bahkan kehilangan minat untuk berbelanja ataupun berkumpul dengan geng sosialitanya.

"Kalo begitu terimakasih Dina. Kabari tante jika Velia menghubungi kamu." Bianca mengakhiri panggilannya.

Dina yang tak tega pada Bianca akhirnya menghubungi Velia lewat Video call juga. Beberapa kali mencoba menghubungi Velia, namun gadis itu tak mengangkat. Sampai panggilan ke 6 Velia mengangkat ponselnya.

"Hai Din, pa kabar?" Sapa Velia.

"Ya ampun Vel, Lo kebangetan banget sih jadi anak." Ujar Dina, Velia hanya terkekeh. Saat keduanya asyik berbincang Rian masuk ke kamar Velia dan melepas kaosnya. Dia tak tahu jika Velia sedang bervideo call. Dina membulatkan mata, mulutnya terbuka lebar.

"Oh.. my God!!" Seru Dina, melihat betapa seksinya pria yang ada dibelakang Velia.

Velia membalikkan badan, ia sama terkejutnya dengan Dina, tapi buru-buru berlari menghampiri Rian dan meraih kaos pria itu dan memakainya. Rian bingung kenapa Velia bersikap seperti itu. Tapi sesaat wajahnya tertuju pada benda yang ada di kasur. Rian tersenyum simpul. Ia mengecup bibir Velia. Dan Dina semakin syok dibuatnya.

Velia memukul dada Rian. Pria itu tersenyum lalu pergi meninggalkan Velia dengan segudang rasa malu.

Velia kembali ke ranjangnya meraih ponselnya yang masih menyala.

Dina menatap Velia dengan wajah yang masih syok.

"Si-siapa pria tadi Vel?" tanya Dina terbata.

"Suamiku .." Kata Velia tak ingin membohongi sahabatnya.

"Oh **** .. dia terlihat sangat hot." ujar Dina. Velia terkekeh. Namun pertanyaan Dina selanjutnya membuat Velia membisu.

"Itu artinya kau sudah melupakan David kan? oh ****, priamu membuat fantasiku berkelana."

Raut wajah Velia tampak sendu mendengar nama kakak angkatnya disebut.

"Entahlah, aku juga tidak tau. Saat ini aku hanya menikmati posisiku." Ujar Velia.

"Oh ayolah Veli, suamimu bahkan lebih segala-galanya dari David. Apa lagi yang kau cari? Dan sejak kapan kalian menikah? kenapa kau tak memberitahuku?" Cecar Dina, Velia hanya menggaruk pelipisnya. Ia tak mungkin mengatakan dirinya digrebrek warga dan dinikahkan paksa.

"Aku kabur karena ingin menikah dengannya." Jawab Velia berbohong. Dina tampak terkejut tak percaya.

"Apakah dengan pria ini kalian tidak mendapat restu dari papamu?" tanya Dina, Velia menggeleng. Sepertinya Dina salah mengartikan arti gelengan kepala Velia.

Jika dikamar Velia sedang asik menghubungi Dina, Rian di luar sedang menghubungi ayah mertuanya. Ia mengabarkan jika Velia baik-baik saja. Dan secepatnya Rian akan membawa gadis itu pulang ke ibukota.

⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅

Hay guys jumpa lagi. Othor untuk karya ini sementara mungkin up nya sering ga tentu ya. Othor lagi kejar target di karya Menikahi ibu susu baby Zafa.

Semoga kalian bisa mengerti.

Terpopuler

Comments

Femmy Femmy

Femmy Femmy

Dijah mulai kegatelan😠

2024-07-31

0

ira

ira

ya ampun dina pake rem dong nanyanya🤭🤣

2024-05-06

0

Dwi setya Iriana

Dwi setya Iriana

bagus juga cara ryan,langsung nelpon ke ayah mertuanya memberi kabar klo velia baik2 saja.

2022-04-13

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 Awalan
2 chapter 2 Kabur Kemana?
3 Chapter 3 Dinikahkan
4 Chapter 4 Calon Istrinya Galak
5 Chapter 5 Suami Velia
6 Chapter 6 Hadiah
7 Chapter 7 Itu Papi Ina
8 Chapter 8 Otak kotor
9 Chapter 9 Apa Kau Sakit?
10 Chapter 10 Papi awas ya!
11 Chapter 11 Adik Bayi
12 Chapter 12 Manis Sekali
13 Chapter 13 Mimpi Mesum
14 Chapter 14 Menginginkan Dirimu
15 Chapter 15 Bukan Begitu Sayang?
16 Chapter 16. Kau apakan aku?
17 Chapter 17. Kembali Ke Ibukota
18 Chapter 18. Apakah kau sudah mencintaiku?
19 Chapter 19. Kenapa Berteriak?
20 Chapter 20. Di culik
21 Chapter 21. Pingsan
22 Chapter 22. Sadar
23 Chapter 23. Amnesia?
24 Chapter 24. Kenapa Sangat Mengerikan?
25 Chapter 25. Berharganya Dirimu
26 Chapter 26. Papa kenapa?
27 Chapter 27. Jawab Aku Veli!
28 Chapter 28. Aku Lelah
29 Chapter 29. Aku Ikut
30 Chapter 30. Istanaku
31 Chapter 31. Kenapa Bisa Jatuh?
32 Chapter 32. Siapa Juna?
33 Chapter 33. Pinter kebangetan
34 Chapter 34. Ini Rumah Siapa Papi?
35 Chapter 35. Aku Minta Maaf
36 Chapter 36. Tes
37 Chapter 37. Dina dan Joe
38 Chapter 38. Susunya Tidak Enak
39 Chapter 39. Jadi Pelakor
40 Chapter 40. Aku Mau Kamu
41 Chapter 41. Nasi Lemak
42 Chapter 42. Cemburu?
43 Chapter 43. Ngidam Bakso
44 Chapter 44. Ayo Pulang
45 Chapter 45. Pergi
46 Chapter 46. I love you Papi
47 Chapter 47. Tidurlah
48 Chapter 48. Tidak Semua Pria
49 Chapter 49. Stevi mencari David
50 Chapter 50. Hei David Gila
51 Chapter 51. Dasar Bucin
52 Chapter 52. Aku baik-baik saja
53 Chapter 53. Mau Liburan
54 Chapter 54. Ingin mengerjai
55 Chapter 55. Rencana Rian
56 Chapter 56. Takut?
57 Chapter 57. Menikahlah Denganku
58 Chapter 58. Cemburu Pada Teralis
59 Chapter 59. Berterima kasih
60 Chapter 60. Meringkus Jeremy
61 Chapter 61. Dina Cemas
62 Chapter 62. Kalian Harus Menikah
63 Chapter 63. Menyiapkan Surprise Untuk Papi
64 Chapter 64. Jangan Marah
65 Chapter 65. Selamat Ulang Tahun Papi
66 Chapter 66. Menantuku
67 Chapter 67. Dendam Stevi
68 Chapter 68. Kabar
69 Chapter 69. Aku Takut
70 Chapter 70. Jangan Kasar
71 Chapter 71. Dimana Aku?
72 Chapter 72. Sudah Jauh Lebih Baik
73 Chapter 73. Pilihan Stevie
74 Chapter 74. Kita Suami Istri
75 Chapter 75. Batu Sandungan
76 Chapter 76. SAH (Joe dan Dina)
77 Chapter 77. Aku Suamimu Dina
78 Chapter 78. Suaramu Merdu
79 Chapter 79. Rencana Kejutan Resepsi
80 Chapter 80 Mendapat Balasan
81 Chapter 81. Sangat Mencintaimu
82 Chapter 82. Apakah Berat?
83 Chapter 83.
84 Chapter 84. Fitting
85 Chapter 85. Happy End
86 Extra part 1
87 Extra part 2. Mami Jangan Nangis
88 Extra part 3. Mengganggu Selera Makanku
89 Extra part 4. Zafrina Cemburu
90 Extra Part. Welcome Home
91 Final Part. Happy end
92 Pengumuman Karya Baru
93 Karya Baru Telah Terbit
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Chapter 1 Awalan
2
chapter 2 Kabur Kemana?
3
Chapter 3 Dinikahkan
4
Chapter 4 Calon Istrinya Galak
5
Chapter 5 Suami Velia
6
Chapter 6 Hadiah
7
Chapter 7 Itu Papi Ina
8
Chapter 8 Otak kotor
9
Chapter 9 Apa Kau Sakit?
10
Chapter 10 Papi awas ya!
11
Chapter 11 Adik Bayi
12
Chapter 12 Manis Sekali
13
Chapter 13 Mimpi Mesum
14
Chapter 14 Menginginkan Dirimu
15
Chapter 15 Bukan Begitu Sayang?
16
Chapter 16. Kau apakan aku?
17
Chapter 17. Kembali Ke Ibukota
18
Chapter 18. Apakah kau sudah mencintaiku?
19
Chapter 19. Kenapa Berteriak?
20
Chapter 20. Di culik
21
Chapter 21. Pingsan
22
Chapter 22. Sadar
23
Chapter 23. Amnesia?
24
Chapter 24. Kenapa Sangat Mengerikan?
25
Chapter 25. Berharganya Dirimu
26
Chapter 26. Papa kenapa?
27
Chapter 27. Jawab Aku Veli!
28
Chapter 28. Aku Lelah
29
Chapter 29. Aku Ikut
30
Chapter 30. Istanaku
31
Chapter 31. Kenapa Bisa Jatuh?
32
Chapter 32. Siapa Juna?
33
Chapter 33. Pinter kebangetan
34
Chapter 34. Ini Rumah Siapa Papi?
35
Chapter 35. Aku Minta Maaf
36
Chapter 36. Tes
37
Chapter 37. Dina dan Joe
38
Chapter 38. Susunya Tidak Enak
39
Chapter 39. Jadi Pelakor
40
Chapter 40. Aku Mau Kamu
41
Chapter 41. Nasi Lemak
42
Chapter 42. Cemburu?
43
Chapter 43. Ngidam Bakso
44
Chapter 44. Ayo Pulang
45
Chapter 45. Pergi
46
Chapter 46. I love you Papi
47
Chapter 47. Tidurlah
48
Chapter 48. Tidak Semua Pria
49
Chapter 49. Stevi mencari David
50
Chapter 50. Hei David Gila
51
Chapter 51. Dasar Bucin
52
Chapter 52. Aku baik-baik saja
53
Chapter 53. Mau Liburan
54
Chapter 54. Ingin mengerjai
55
Chapter 55. Rencana Rian
56
Chapter 56. Takut?
57
Chapter 57. Menikahlah Denganku
58
Chapter 58. Cemburu Pada Teralis
59
Chapter 59. Berterima kasih
60
Chapter 60. Meringkus Jeremy
61
Chapter 61. Dina Cemas
62
Chapter 62. Kalian Harus Menikah
63
Chapter 63. Menyiapkan Surprise Untuk Papi
64
Chapter 64. Jangan Marah
65
Chapter 65. Selamat Ulang Tahun Papi
66
Chapter 66. Menantuku
67
Chapter 67. Dendam Stevi
68
Chapter 68. Kabar
69
Chapter 69. Aku Takut
70
Chapter 70. Jangan Kasar
71
Chapter 71. Dimana Aku?
72
Chapter 72. Sudah Jauh Lebih Baik
73
Chapter 73. Pilihan Stevie
74
Chapter 74. Kita Suami Istri
75
Chapter 75. Batu Sandungan
76
Chapter 76. SAH (Joe dan Dina)
77
Chapter 77. Aku Suamimu Dina
78
Chapter 78. Suaramu Merdu
79
Chapter 79. Rencana Kejutan Resepsi
80
Chapter 80 Mendapat Balasan
81
Chapter 81. Sangat Mencintaimu
82
Chapter 82. Apakah Berat?
83
Chapter 83.
84
Chapter 84. Fitting
85
Chapter 85. Happy End
86
Extra part 1
87
Extra part 2. Mami Jangan Nangis
88
Extra part 3. Mengganggu Selera Makanku
89
Extra part 4. Zafrina Cemburu
90
Extra Part. Welcome Home
91
Final Part. Happy end
92
Pengumuman Karya Baru
93
Karya Baru Telah Terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!