******
Rian membangunkan Velia dengan lembut. Gadis itu membuka matanya, ia melihat Rian sudah berpakaian santai, tapi tak mengurangi kadar ketampanannya. Velia menarik selimutnya dan menyembunyikan wajahnya. Ia benar-benar malu saat ini. Mengingat keliarannya. Rian tersenyum gemas melihat kelakuan Velia. Ia menarik selimut itu dengan kencang hingga tubuh polos Velia terlihat didepan mata.
Velia memekik, saat tubuh yang tertutupi selimut di buka oleh Rian. Ia mendelik kesal pada Rian, namun Rian justru terkekeh sambil mengelus wajah Velia.
"Aku sudah melihat semuanya. Apa yang harus kau tutupi dariku?" ujar Rian.
"Berikan selimutnya kau mesum sekali."
"Bangunlah, kau butuh tenaga untuk pertempuran lanjutan." Kata Rian sambil tersenyum miring.
"Aku tidak mau, kembalikan selimutnya." Kata Velia. Rian tersenyum licik.
"Oh, jadi kau mau langsung bertempur sekarang?" bisik Rian didekat telinga Velia, wajah gadis itu langsung memerah.
"Baiklah aku akan makan, berhentilah menggodaku." Kata Velia, sudah kepalang tanggung Rian sudah melihat seluruh tubuhnya. Maka tanpa rasa malu Velia bangkit berdiri untuk menggoda Rian. Dia sedikit mendesis saat ada rasa tak nyaman diarea intinya. Rian menatap cemas namun sesaat, wajah Rian memerah. Velia mendekati Rian, mengikis jarak diantara keduanya Tangannya melingkar dileher Rian.
Velia memiringkan wajahnya, tangannya bergerak nakal membelai wajah Rian dengan jari telunjuknya. Ia mengusap rahang Rian, pria itu memejamkan mata. Tak kuasa menahan terjangan hasrat yang tiba-tiba menyeruak saat jemari Velia seolah mengalirkan arus listrik ditubuhnya.
Velia tersenyum menggoda kearah Rian, namun saat Rian akan menyambut bibir Velia, gadis itu melenggang menjauh melepaskan rangkulannya.
"Aku ingin mandi dulu. Setelah itu kita makan." Rian menggeram, ia merasa Velia mempermainkannya. Ia melihat tubuh polos gadis itu berjalan menjauh dengan sedikit tertatih.
"Seksi .." Desis Rian.
Rian menunggu Velia di ruang makan. Dijah dan Mak Ijah mempersiapkan makan malam untuk pasangan muda itu, di dekat Rian wajah Dijah memerah mengingat kemarin ia melihat adegan Rian dan Velia di dapur. Tingkahnya jadi serba salah. Sampai-sampai ia hampir menumpahkan sup yang dia bawa jika saja tidak di tahan oleh Rian. Wajah gadis desa berpenampilan menor itu semakin tersipu malu, sedangkan Rian tak peduli sama sekali. Dia hanya mengharapkan kehadiran Velia.
Velia langsung menuju ke ruang makan. Badannya terasa segar setelah selama setengah jam berendam.
Velia hanya mengenakan hot pant dan kaos oblong putih longgar. Namun kedatangannya mampu membuat sekujur tubuh Rian panas dingin.
"Mak, kalo sudah selesai mak boleh pulang." Kata Velia, ia merasa risih Dijah terus memandangi Rian dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Apa tidak apa-apa nona?" tanya Mak Ijah ragu.
"Ya, nanti biar saya bereskan sendiri semuanya setelah selesai." Kata Velia.
"Kalo begitu Mak pulang saja dulu. Dijah disini bantu non Veli." Kata Dijah menyela.
"Oh tidak perlu. Kau juga pulanglah! aku ingin menghabiskan waktu dengan suamiku berdua saja. Bukan begitu sayang?" tanya Velia berakting, namun aktingnya sukses membuat Rian tersedak, wajahnya memerah. Velia langsung menghampiri Rian dan menyodorkan air minum. Serta menepuk punggung pria itu.
"Hati-hatilah saat makan." Ujar Velia tersenyum lembut pada Rian. Dan lagi-lagi ini hanya akting. Ekor matanya melirik Dijah yang meremas kemejanya menahan geram.
"Aku sudah tidak apa-apa." Kata Rian. Kini keduanya saling melempar pandangan, Rian mengusap wajah Velia dengan lembut.
Mak ijah langsung meninggalkan ruang makan melihat kedua majikannya tampak mesra. Ia menarik tangan Dijah agar segera beranjak dari sana dan tak mengganggu majikan mereka.
Velia langsung menjauh dengan wajah memerah. Ia segera kembali duduk ditempatnya. Lalu keduanya langsung makan tanpa bersuara.
.
.
.
Sementara itu Bianca menghubungi sahabat Velia yakni Dina. Ia menanyakan keberadaan putrinya. Seminggu sudah gadis itu meninggalkan rumah. Namun sampai kini tak ada kabar apa-apa lagi mengenai Velia. Bianca takut setelah mendengar berita simpang siur tentang Rian yang terkenal kejam di dunia bisnis.
"Maaf tante, tapi Dina benar-benar tidak tahu kemana Velia pergi." Kata gadis itu lewat Video call. Dina tahu jika Velia tak akan mungkin memberitahukan dimana keberadaannya.
Bianca tampak mendesah. Ia bahkan kehilangan minat untuk berbelanja ataupun berkumpul dengan geng sosialitanya.
"Kalo begitu terimakasih Dina. Kabari tante jika Velia menghubungi kamu." Bianca mengakhiri panggilannya.
Dina yang tak tega pada Bianca akhirnya menghubungi Velia lewat Video call juga. Beberapa kali mencoba menghubungi Velia, namun gadis itu tak mengangkat. Sampai panggilan ke 6 Velia mengangkat ponselnya.
"Hai Din, pa kabar?" Sapa Velia.
"Ya ampun Vel, Lo kebangetan banget sih jadi anak." Ujar Dina, Velia hanya terkekeh. Saat keduanya asyik berbincang Rian masuk ke kamar Velia dan melepas kaosnya. Dia tak tahu jika Velia sedang bervideo call. Dina membulatkan mata, mulutnya terbuka lebar.
"Oh.. my God!!" Seru Dina, melihat betapa seksinya pria yang ada dibelakang Velia.
Velia membalikkan badan, ia sama terkejutnya dengan Dina, tapi buru-buru berlari menghampiri Rian dan meraih kaos pria itu dan memakainya. Rian bingung kenapa Velia bersikap seperti itu. Tapi sesaat wajahnya tertuju pada benda yang ada di kasur. Rian tersenyum simpul. Ia mengecup bibir Velia. Dan Dina semakin syok dibuatnya.
Velia memukul dada Rian. Pria itu tersenyum lalu pergi meninggalkan Velia dengan segudang rasa malu.
Velia kembali ke ranjangnya meraih ponselnya yang masih menyala.
Dina menatap Velia dengan wajah yang masih syok.
"Si-siapa pria tadi Vel?" tanya Dina terbata.
"Suamiku .." Kata Velia tak ingin membohongi sahabatnya.
"Oh **** .. dia terlihat sangat hot." ujar Dina. Velia terkekeh. Namun pertanyaan Dina selanjutnya membuat Velia membisu.
"Itu artinya kau sudah melupakan David kan? oh ****, priamu membuat fantasiku berkelana."
Raut wajah Velia tampak sendu mendengar nama kakak angkatnya disebut.
"Entahlah, aku juga tidak tau. Saat ini aku hanya menikmati posisiku." Ujar Velia.
"Oh ayolah Veli, suamimu bahkan lebih segala-galanya dari David. Apa lagi yang kau cari? Dan sejak kapan kalian menikah? kenapa kau tak memberitahuku?" Cecar Dina, Velia hanya menggaruk pelipisnya. Ia tak mungkin mengatakan dirinya digrebrek warga dan dinikahkan paksa.
"Aku kabur karena ingin menikah dengannya." Jawab Velia berbohong. Dina tampak terkejut tak percaya.
"Apakah dengan pria ini kalian tidak mendapat restu dari papamu?" tanya Dina, Velia menggeleng. Sepertinya Dina salah mengartikan arti gelengan kepala Velia.
Jika dikamar Velia sedang asik menghubungi Dina, Rian di luar sedang menghubungi ayah mertuanya. Ia mengabarkan jika Velia baik-baik saja. Dan secepatnya Rian akan membawa gadis itu pulang ke ibukota.
⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅
Hay guys jumpa lagi. Othor untuk karya ini sementara mungkin up nya sering ga tentu ya. Othor lagi kejar target di karya Menikahi ibu susu baby Zafa.
Semoga kalian bisa mengerti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Femmy Femmy
Dijah mulai kegatelan😠
2024-07-31
0
ira
ya ampun dina pake rem dong nanyanya🤭🤣
2024-05-06
0
Dwi setya Iriana
bagus juga cara ryan,langsung nelpon ke ayah mertuanya memberi kabar klo velia baik2 saja.
2022-04-13
2