Joe membagi pandangan kepada ketiga orang dihadapannya, Tuan Daniel merasa sesak nafas menunggu apa yang akan disampaikan oleh Asisten Rian ini.
"Saya diutus langsung oleh tuan Rian untuk mengantar draf perjanjian bisnis yang sempat tertunda kemarin. Disitu tuan juga sudah membubuhkan tanda tangannya. Secepatnya kerjasama ini akan berjalan." Ucapan asisten Joe terjeda ia kembali menatap seluruh anggota keluarga Velia itu. "Dan mengenai pernikahan nona Velia dan tuan Rian. Kemarin tuan Rian sudah meminta saya mengurus berkas-berkas untuk di legalkan di KUA. Dan tuan Rian berkata, anda tidak perlu khawatir tentang putri anda karena tuan Rian akan menjaganya." Lanjut Joe. Seketika David seakan tersambar petir mendengar kabar Velia menikah.
"A-apa maksud ucapan pria ini? Apa Velia benar sudah menikah?" tanya David tak percaya. Nyonya Bianca menatap David dengan pandangan yang sulit diartikan. Semua tahu bagaimana mereka dipisahkan karena hubungan terlarang yang pernah mereka jalani.
"Ya, yang kau dengar semuanya benar, adikmu sudah menikah." Kata Tuan Daniel datar.
David langsung pergi meninggalkan kedua orang tua Velia dan tamunya. Namun Joe tampak tak peduli dengan pria itu. Ia kembali fokus dengan apa yang harus ia sampaikan kepada mertua atasannya itu.
"Apa kita bisa lanjutkan pembicaraan kita?" tanya Joe dengan ekspresi wajah datarnya.
"I-iya silahkan .." Ujar tuan Daniel sungkan.
"Tuan Rian berpesan, agar anda tidak coba-coba untuk ikut campur urusan rumah tangga mereka. Karena bagaimanapun sekarang nona Velia menjadi tanggungjawab tuan Rian sepenuhnya."
Nyonya Bianca membeku. Apa ini artinya mereka sudah tidak bisa bertemu putrinya lagi?
"Maaf tuan, jika pertanyaan saya lancang. Apa itu artinya kami sudah tidak bisa menemui putri kami?" nyonya Bianca sudah tidak tahan untuk tidak bersuara.
"Tentu saja boleh. Dan harus atas seijin dan sepengetahuan tuan Rian. Ini dilakukan demi menjaga nama baik tuan Rian dan keluarga kalian. Karena tuan Rian tidak ingin kecolongan." Tutur asisten Joe, tuan Daniel dan Bianca menatap bingung.
"Maksud anda?" Daniel mengeryit.
"Anda tentu paham maksud saya. Pria tadi yang ada di antara kalian. Bukankah dia adalah anak angkat anda, yang anda asingkan karena dia hampir meniduri putri kesayangan anda?
Deg ..!!
Jantung tuan Daniel seakan berhenti berdetak. Sejauh mana menantunya mengetahui aib keluarganya?
"A-apa ..?"
"Tidak perlu terkejut. Tuan Rian sudah tahu segalanya. Tapi anda juga tidak perlu cemas, karena tuan Rian pasti bisa menyimpan rahasia ini rapat-rapat." Sambung Joe.
Setelah menyampaikan semua pesan tuannya Joe langsung pergi dari rumah konglomerat itu.
.
.
.
"Mami .." Ujar Zafrina manja.
"Iya sayang."
"Ina mau bobo sama mami." Gadis itu terus mengucek matanya karena mengantuk.
Velia tampak berpikir, ia tak ingin mengecewakan gadis kecil itu. Tapi dia juga merasa asing dengan situasi seperti ini. Terlebih dia belum memiliki pengalaman apapun soal mengurus anak.
"Ina bobo sama papi aja ya." Bujuk Rian, pria itu tau istrinya masih merasa aneh dengan situasi yang dihadapinya saat ini.
"No, Ina mau mami." Gadis kecil itu mulai merengek. Dan tak lama kemudian menangis. Velia pun merasa tak tega, akhirnya mengijinkan Zafrina tidur dengan mereka.
"Aku akan menemani disini sampai Ina tertidur. Setelah itu aku akan kembali ke kamarku." Bisik Rian tepat di telinga Velia. Bahkan pria itu sengaja menempelkan bibirnya di daun telinga Velia. Reflek daun telinga Velia langsung memerah. Bahkan bulu kuduk Velia meremang.
"Bisakah kau jaga kelakuanmu?" Velia melirik kesal kearah Rian. Rian hanya terkekeh melihat wajah kesal Velia.
"Mami sama papi ngomongin apa sih? Ina pengen tau." Kata Zafrina yang bersandar di bahu Rian dengan mata setengah terpejam.
"Papi lagi bahas soal adik bayi untuk Ina." Kata Rian, sontak Zafrina langsung membuka matanya lebar-lebar.
"Ina mau papi, Ina mau adik bayi. Adik bayinya yang banyak ya papi, ya mami?" Ujar Zafrina dengan mata yang membulat.
Velia kali ini benar-benar habis kesabaran. Ia mencubit perut Rian dengan keras.
"Auh .." desis Rian meringis kesakitan.
"Papi kenapa?" tanya Zafrina, rasa kantuknya langsung menghilang saat membahas soal adik bayi.
"Papi digigit semut sayang." Kata Rian mendelik kesal kearah Velia, Velia mendengus ia berjalan mendahului Rian.
Kini ketiga orang itu sedang merebahkan diri mereka. Si kecil Zafrina mengatur posisi tidur mereka, Zafrina tidak mau tidur didekat Rian. Ia memilih di samping Velia dan meminta Rian ada dibelakang tubuh Velia. Menimbulkan perasaan tak nyaman pada diri Velia. Posisi yang membuat Velia semakin menegang, karena gadis kecil itu mau jika Rian tidur memeluk maminya.
"Mami, kapan adik bayinya ada di perut mami?" tanya Zafrina bersemangat.
"Jika Ina sudah mau tidur dikamar sendiri, baru papi dan mami bisa buatin Ina adik bayi."Jawab Rian. Velia langsung berbalik dan melotot ke arah Rian.
Pikiran pria ini benar-benar mesum sekali. Bahkan mulutnya dengan sangat mudah melempar kata-kata vulgar. Velia hanya khawatir, jika anak kecil itu akan terus merengek meminta adik bayi.
"Bisakah kamu diam?" Ujar Velia ketus.
"Tapi Ina mau bantu bikin adik bayinya papi." Gadis itu mulai merengek."
Velia semakin melotot pada Rian.
"Mami boleh ya, Ina mau lihat. Nanti Ina janji bantu mami bikin adik bayi?" kata Zafrina, mata gadis itu sudah basah, kalimatnya penuh permohonan. Velia sungguh dibuat pusing dengan ulah Rian yang menyebabkan Zafrina menangis.
"Ina sayang, jangan dengerin omongan papi ya." Kata Velia, gadis kecil itu menangis. Velia semakin tak tega melihatnya.
Velia sampai menarik nafas dalam-dalam. Ia harus mengatur emosinya.
"Sayang, Ina sudah janji sama mami kan mau jadi anak baik." Ujar Velia sedikit tegas namun juga lembut, dan benar saja anak sambungnya seketika terdiam dan mengangguk patuh.
"Iya mami." Kata Zafrina.
"Jadi kalo Ina anak baik, Ina tidak boleh menangis." Bujuk Velia. Gadis itu mengangguk, lalu kembali ke posisi awal memeluk tubuh Velia.
"Maaf mami,"
"Iya sayang. Zafrina hanya harus jadi anak yang baik supaya nanti adik bayinya mau keluar." Kata Velia.
"Memangnya sekarang adik bayinya dimana mami?" tanya gadis kecil itu polos.
"Emm .. mungkin adik bayinya sedang bersembunyi." Jawab Velia mulai resah. Pertanyaan gadis itu sangat kritis. Sehingga Velia kesulitan untuk menjawabnya.
"Besok kita cari ya mami .. Hoaam!" Zafrina menguap. Matanya mulai terpejam. Velia mengusap lembut rambut Zafrina yang berwarna kecoklatan.
Setelah memastikannya Zafrina tidur, Velia hendak pergi dari sana untuk kembali ke kamarnya. Namun ternyata Rian juga sudah tertidur pulas memeluk tubuh Velia. Gadis itu mendesah berat. Ia ingin sekali menghempaskan tangan pria itu. Tapi wajah polos Rian saat tertidur membuat Velia merasa tak tega. Akhirnya gadis itu ikut memejamkan mata.
⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅
Guys maaf ya othor masih belum bisa tertib Up.
Semoga kalian masih mau sabar menunggu sampai othor kembali bisa up 2x sehari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Elizabeth Zulfa
adek bayinya masih di toko ina... yuk beli yuuuukkk 🤣🤣
2024-08-28
0
Femmy Femmy
🤣🤣🤣🤣🤣
2024-07-31
0
Defrin
ya tidur bersama deh
2023-08-29
2