Chapter 9 Apa Kau Sakit?

Pagi ini Velia bangun tidur dengan kantung mata berwarna hitam. Setelah bermimpi yang bukan-bukan dirinya tak dapat lagi memejamkan matanya.

"Apa kau sakit?" tanya Rian cemas.

"Ini semua gara-gara kamu." Ujar Velia ketus.

Alis Rian bertaut, ia bingung menangkap maksud ucapan Velia. Kenapa jadi dia yang disalahkan.

"Maksud kamu gara-gara aku gimana?" Tanya Rian bingung. Tapi wajah bingung Rian semakin membuat Velia kesal.

"Katanya CEO, perusahaannya banyak tapi bodoh. Aku jadi ragu dengan dirimu." Kata Velia tanpa difilter terlebih dahulu.

Wajah Rian memerah tampak sangat marah. Ia mendekati Velia mengikis jarak diantara keduanya. Namun Velia yang menyadari gerakan Rian, langsung berjalan mundur. Tapi sayang ia terhenti karena membentur dinding dapur. Langkah kaki Rian semakin dekat. Velia langsung panik. Sepagi ini siapa yang akan menolongnya jika Rian berbuat macam-macam. Jarak antara Rian dan Velia hanya sejengkal. Pria itu menangkap kedua pergelangan tangan Velia dan menariknya keatas, tubuh Rian merapat pahanya menghimpit kaki Velia agar istrinya tak lagi bisa menendang asetnya.

Velia dapat merasakan degup jantung Rian begitupun sebaliknya. Degup jantung mereka seirama seakan berpacu dalam bit yang cepat.

"Jangan coba-coba memancing kemarahanku nona. Kau belum tahu kebuasanku di atas ranjang. Aku bisa membuatmu menjeritkan namaku berulangkali. Jangan remehkan kemampuanku dalam mengurus perusahaanku."Desis Rian.

Dan dengan gerakan cepat Rian menghisap leher Velia layaknya Vampir yang haus akan darah. Tubuh Velia rasanya langsung lemas. Bahkan desahan lolos begitu saja dari bibirnya saat bibir Rian yang terasa hangat menyentuh permukaan kulit lehernya.

Velia memejamkan matanya. Sungguh terk*utuk otak kotornya benar² membuat inti tubuhnya berdenyut.

Semua ini bukan tanpa alasan. Sejak Velia dekat dan menyukai David secara terang-terangan laki-laki itu sudah mengajarinya banyak hal. Meskipun belum sampai ke tahap mak*ing love, tapi entah mengapa tubuh Velia seolah kecanduan untuk mendapat sentuhan lebih dari lawan jenisnya.

Namun selama tiga tahun ini Velia selalu bisa mengontrol hasratnya. Dan entah mengapa sentuhan Rian benar-benar membuat Velia menginginkan lebih.

Tak hanya di satu tempat, Rian bahkan membuat kissmark bertebaran di leher Velia. Dan sialnya Velia tak mampu menghentikan ulah Rian. Yang ada dia terlihat menikmatinya.

Rian menatap puas dengan hasil karyanya. Ia menatap wajah cantik Velia dan mengecup bibir gadis itu sekilas.

"Jika kau sekali lagi menguji kesabaranku. Maka jangan harap aset berhargamu itu akan utuh saat aku sudah menyentuhnya."

Tubuh Velia merosot duduk dilantai. Kakinya benar-benar lemas. Begitupun kaki seseorang yang sejak tadi mengintip kegiatan intim Rian dan Velia. Siapa lagi jika bukan Dijah, kakinya seakan-akan lepas dari tubuhnya melihat hal yang seharusnya tak ia lihat.

.

.

.

"Mami, apa mami sakit?" tanya Zafrina, gadis itu baru saja selesai mandi. Bahkan aroma tubuhnya menguarkan bau harum khas anak-anak.

Velia tersenyum kearah gadis kecil itu kemudian menggeleng.

"Tidak sayang, mami baik-baik saja." Kata Velia. Ia memang masih marah dengan Rian. Tapi ia tak bisa mengabaikan gadis kecil dan menggemaskan itu. Dan gadis kecil itu sama sekali tak ada sangkut pautnya dengan permusuhan mereka berdua.

"Mami ayo kita cari bunga." Kata Zafrina. Mau tak mau Velia mengikuti gadis kecil itu keluar taman. Dengan riang gadis itu memetik beberapa tangkai bunga mawar. Bahkan dengan hati-hati tangan kecilnya memotong setiap duri pada tangkainya.

Velia menatap takjub pada anak itu.

"Sayang, siapa yang mengajari Zafrina memetik bunga seperti itu?" tanya Velia.

"Papa Gerry yang ajari Zafrina. Setiap hari papa selalu memberi mama hadiah bunga. Kata papa mama secantik bunga-bunga yang mekar di taman." Kata Zafrina dengan semangat.

"Alangkah bahagianya memiliki pasangan seperti itu." Gumam Velia. Namun Velia terkejut saat Zafrina menyodorkan bunga-bunga yang dipetiknya.

"Ini untuk mami. Terimakasih sudah mau jadi maminya Ina." Kata gadis itu tersenyum.

"Ah manis sekali anak ini." Batin Velia matanya bahkan berkaca-kaca.

Velia menerima bunga itu dan tersenyum pada Zafrina. " Terimakasih sayang." Velia membelai pipi chubby Zafrina.

.

.

.

Sementara itu Rian sedang melakukan panggilan telepon dengan Asistennya Joe.

Ia berkata menyerahkan semua tanggung jawab perusahaan pada pria itu. Karena dia harus mengurus beberapa hal. Rian juga mengirim salinan surat keterangan menikah dari lurah untuk diurus di KUA. Agar surat nikah mereka yang resmi segera terbit.

Senyum hangat tak lepas dari wajah Rian saat dari jendela nampak putrinya begitu senang bermain bersama Velia.

"Semoga saja kita akan seperti ini selamanya." Kata Rian.

.

.

.

Dian mengetuk pintu rumah Velia. Baru sehari Zafrina pergi darinya membuatnya tak nyenyak tidur. Bahkan Gerry sampai memarahi Dian karena tak memikirkan kesehatannya.

Velia membuka pintu, dia sedikit terkejut melihat kedatangan ibu dari Zafrina. Namun Velia tetap mempersilahkan masuk.

"Maaf saya mengganggu waktu anda." Kata Dian sungkan.

"Tidak apa-apa. Oh iya kemarin kita belum berkenalan secara langsung." Kata Velia.

"Ah .. anda benar. Perkenalkan saya Dian."

"Aku Velia. Kakak bisa panggil aku Veli saja." Ujar Velia santai.

"maaf Veli, apakah Zafrina rewel disini?' tanya Dian.

"Sama sekali tidak. Dia gadis yang sangat manis." Kata Velia. tak lama Rian datang menggendong Zafrina.

"Ada apa? apa kamu datang untuk mengambil Zafrina?" tanya Rian cemas. Dian menggeleng dan tersenyum.

"Mama .." Zafrina turun dari gendongan Rian lalu merangkul Dian. Sudut mata Dian basah. Velia dapat melihat itu semua.

"Aku hanya khawatir dengannya di tempat baru. Tapi melihat ia tersenyum rasanya kekhawatiranku terlalu berlebihan." Kata Dian.

"Kau kemari sendirian?" tanya Rian menengok sekeliling dan hanya ada Dian dan Velia.

"Iya, mas Gerry sedang di pemakaman disekitar sini. Anak-anak semua ikut." Kata Dian. Rian mengangguk.

"Veli maafkan aku mengganggu waktu kalian." Ucap Dian.

"Jangan sungkan padaku. Kita bisa berteman." Kata Velia.

"Terimakasih." ---- "Sayang mama pulang dulu ya. Ina harus jadi anak baik disini. Dan jangan menyusahkan papi dan maminya Ina." Kata Dian. Ia pun segera pamit untuk pulang.

.

.

.

Velia melamun, Rian duduk di sebelahnya. Sedang Zafrina sibuk mewarnai bukunya.

"Apa yang sedang kau pikirkan? tanya Rian.

"Dia cantik, kenapa kalian bisa berpisah?" tanya Velia penasaran. Bahkan kini ia berani menatap netra Rian.

"Kami bahkan tak pernah hidup bersama." Kata Rian. Alis Velia berkerut menandakan kebingungan.

"Maksudnya apa aku tidak mengerti."

Rian menggigit bibir bawahnya. Haruskah ia ceritakan semuanya pada Velia. Tapi bagaimana jika gadis itu nantinya akan membenci dirinya."

⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅

Jangan lupa like komen dan Vote

Ditunggu hadiahnya."

Terpopuler

Comments

Nur Bahagia

Nur Bahagia

jujur lebih baik

2024-09-20

0

Nur Bahagia

Nur Bahagia

Aamiin 🤲🤗

2024-09-20

0

Nur Bahagia

Nur Bahagia

woalahh dijah ngapain lo malah ngintip 😅

2024-09-20

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 Awalan
2 chapter 2 Kabur Kemana?
3 Chapter 3 Dinikahkan
4 Chapter 4 Calon Istrinya Galak
5 Chapter 5 Suami Velia
6 Chapter 6 Hadiah
7 Chapter 7 Itu Papi Ina
8 Chapter 8 Otak kotor
9 Chapter 9 Apa Kau Sakit?
10 Chapter 10 Papi awas ya!
11 Chapter 11 Adik Bayi
12 Chapter 12 Manis Sekali
13 Chapter 13 Mimpi Mesum
14 Chapter 14 Menginginkan Dirimu
15 Chapter 15 Bukan Begitu Sayang?
16 Chapter 16. Kau apakan aku?
17 Chapter 17. Kembali Ke Ibukota
18 Chapter 18. Apakah kau sudah mencintaiku?
19 Chapter 19. Kenapa Berteriak?
20 Chapter 20. Di culik
21 Chapter 21. Pingsan
22 Chapter 22. Sadar
23 Chapter 23. Amnesia?
24 Chapter 24. Kenapa Sangat Mengerikan?
25 Chapter 25. Berharganya Dirimu
26 Chapter 26. Papa kenapa?
27 Chapter 27. Jawab Aku Veli!
28 Chapter 28. Aku Lelah
29 Chapter 29. Aku Ikut
30 Chapter 30. Istanaku
31 Chapter 31. Kenapa Bisa Jatuh?
32 Chapter 32. Siapa Juna?
33 Chapter 33. Pinter kebangetan
34 Chapter 34. Ini Rumah Siapa Papi?
35 Chapter 35. Aku Minta Maaf
36 Chapter 36. Tes
37 Chapter 37. Dina dan Joe
38 Chapter 38. Susunya Tidak Enak
39 Chapter 39. Jadi Pelakor
40 Chapter 40. Aku Mau Kamu
41 Chapter 41. Nasi Lemak
42 Chapter 42. Cemburu?
43 Chapter 43. Ngidam Bakso
44 Chapter 44. Ayo Pulang
45 Chapter 45. Pergi
46 Chapter 46. I love you Papi
47 Chapter 47. Tidurlah
48 Chapter 48. Tidak Semua Pria
49 Chapter 49. Stevi mencari David
50 Chapter 50. Hei David Gila
51 Chapter 51. Dasar Bucin
52 Chapter 52. Aku baik-baik saja
53 Chapter 53. Mau Liburan
54 Chapter 54. Ingin mengerjai
55 Chapter 55. Rencana Rian
56 Chapter 56. Takut?
57 Chapter 57. Menikahlah Denganku
58 Chapter 58. Cemburu Pada Teralis
59 Chapter 59. Berterima kasih
60 Chapter 60. Meringkus Jeremy
61 Chapter 61. Dina Cemas
62 Chapter 62. Kalian Harus Menikah
63 Chapter 63. Menyiapkan Surprise Untuk Papi
64 Chapter 64. Jangan Marah
65 Chapter 65. Selamat Ulang Tahun Papi
66 Chapter 66. Menantuku
67 Chapter 67. Dendam Stevi
68 Chapter 68. Kabar
69 Chapter 69. Aku Takut
70 Chapter 70. Jangan Kasar
71 Chapter 71. Dimana Aku?
72 Chapter 72. Sudah Jauh Lebih Baik
73 Chapter 73. Pilihan Stevie
74 Chapter 74. Kita Suami Istri
75 Chapter 75. Batu Sandungan
76 Chapter 76. SAH (Joe dan Dina)
77 Chapter 77. Aku Suamimu Dina
78 Chapter 78. Suaramu Merdu
79 Chapter 79. Rencana Kejutan Resepsi
80 Chapter 80 Mendapat Balasan
81 Chapter 81. Sangat Mencintaimu
82 Chapter 82. Apakah Berat?
83 Chapter 83.
84 Chapter 84. Fitting
85 Chapter 85. Happy End
86 Extra part 1
87 Extra part 2. Mami Jangan Nangis
88 Extra part 3. Mengganggu Selera Makanku
89 Extra part 4. Zafrina Cemburu
90 Extra Part. Welcome Home
91 Final Part. Happy end
92 Pengumuman Karya Baru
93 Karya Baru Telah Terbit
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Chapter 1 Awalan
2
chapter 2 Kabur Kemana?
3
Chapter 3 Dinikahkan
4
Chapter 4 Calon Istrinya Galak
5
Chapter 5 Suami Velia
6
Chapter 6 Hadiah
7
Chapter 7 Itu Papi Ina
8
Chapter 8 Otak kotor
9
Chapter 9 Apa Kau Sakit?
10
Chapter 10 Papi awas ya!
11
Chapter 11 Adik Bayi
12
Chapter 12 Manis Sekali
13
Chapter 13 Mimpi Mesum
14
Chapter 14 Menginginkan Dirimu
15
Chapter 15 Bukan Begitu Sayang?
16
Chapter 16. Kau apakan aku?
17
Chapter 17. Kembali Ke Ibukota
18
Chapter 18. Apakah kau sudah mencintaiku?
19
Chapter 19. Kenapa Berteriak?
20
Chapter 20. Di culik
21
Chapter 21. Pingsan
22
Chapter 22. Sadar
23
Chapter 23. Amnesia?
24
Chapter 24. Kenapa Sangat Mengerikan?
25
Chapter 25. Berharganya Dirimu
26
Chapter 26. Papa kenapa?
27
Chapter 27. Jawab Aku Veli!
28
Chapter 28. Aku Lelah
29
Chapter 29. Aku Ikut
30
Chapter 30. Istanaku
31
Chapter 31. Kenapa Bisa Jatuh?
32
Chapter 32. Siapa Juna?
33
Chapter 33. Pinter kebangetan
34
Chapter 34. Ini Rumah Siapa Papi?
35
Chapter 35. Aku Minta Maaf
36
Chapter 36. Tes
37
Chapter 37. Dina dan Joe
38
Chapter 38. Susunya Tidak Enak
39
Chapter 39. Jadi Pelakor
40
Chapter 40. Aku Mau Kamu
41
Chapter 41. Nasi Lemak
42
Chapter 42. Cemburu?
43
Chapter 43. Ngidam Bakso
44
Chapter 44. Ayo Pulang
45
Chapter 45. Pergi
46
Chapter 46. I love you Papi
47
Chapter 47. Tidurlah
48
Chapter 48. Tidak Semua Pria
49
Chapter 49. Stevi mencari David
50
Chapter 50. Hei David Gila
51
Chapter 51. Dasar Bucin
52
Chapter 52. Aku baik-baik saja
53
Chapter 53. Mau Liburan
54
Chapter 54. Ingin mengerjai
55
Chapter 55. Rencana Rian
56
Chapter 56. Takut?
57
Chapter 57. Menikahlah Denganku
58
Chapter 58. Cemburu Pada Teralis
59
Chapter 59. Berterima kasih
60
Chapter 60. Meringkus Jeremy
61
Chapter 61. Dina Cemas
62
Chapter 62. Kalian Harus Menikah
63
Chapter 63. Menyiapkan Surprise Untuk Papi
64
Chapter 64. Jangan Marah
65
Chapter 65. Selamat Ulang Tahun Papi
66
Chapter 66. Menantuku
67
Chapter 67. Dendam Stevi
68
Chapter 68. Kabar
69
Chapter 69. Aku Takut
70
Chapter 70. Jangan Kasar
71
Chapter 71. Dimana Aku?
72
Chapter 72. Sudah Jauh Lebih Baik
73
Chapter 73. Pilihan Stevie
74
Chapter 74. Kita Suami Istri
75
Chapter 75. Batu Sandungan
76
Chapter 76. SAH (Joe dan Dina)
77
Chapter 77. Aku Suamimu Dina
78
Chapter 78. Suaramu Merdu
79
Chapter 79. Rencana Kejutan Resepsi
80
Chapter 80 Mendapat Balasan
81
Chapter 81. Sangat Mencintaimu
82
Chapter 82. Apakah Berat?
83
Chapter 83.
84
Chapter 84. Fitting
85
Chapter 85. Happy End
86
Extra part 1
87
Extra part 2. Mami Jangan Nangis
88
Extra part 3. Mengganggu Selera Makanku
89
Extra part 4. Zafrina Cemburu
90
Extra Part. Welcome Home
91
Final Part. Happy end
92
Pengumuman Karya Baru
93
Karya Baru Telah Terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!