Yusuf dan Alif kembali lagi ke rumah Velia atas permintaan Rian. Selama mereka disini Rian meminta Yusuf dan Alif untuk menjadi pemandu di tempat asing yang menenangkan itu.
"Kalian itu mau²nya disuruh-suruh sama dia." Ujar Velia kepada dua orang temannya. Mereka dulu satu fakultas. Yusuf dan Alif adalah saudara sepupu. Mereka seumuran. Keduanya teman sesama kelompok wall climbing.
"Sembarangan kalo ngomong, kita lagi jadi freelance. Pemandu buat suami kamu. Dia udah bayar kita. Jadi kalo sewaktu-waktu dia butuh kita harus siap." Kata Alif.
"Dasar mata duitan." Ejek Velia.
"Lagian kamu sendiri juga aneh. Udah suaminya tampan, kaya kurang apa lagi coba? masih aja nolak." Kini giliran Yusuf bersuara.
"Kalian juga pasti tau jawabannya." Ujar Velia.
Ya mereka tau pasti jawabannya. Velia jatuh cinta pada David sepupunya sendiri. Dan di tentang oleh keluarganya. Hingga keluarga mereka mengirim David keluar negeri. Namun bukannya cinta itu hilang justru kini menancap begitu dalam di hati Veli dan menyisakan rasa sakit yang tak seorangpun tau kecuali si pemilik hati itu sendiri.
"Lepaskanlah perasaanmu untuk David. Bukankah ini sudah lebih dari 3 tahun. Kau harus membuka hatimu untuk suamimu itu. Sebelum nanti kau menyesal." Kata Alif tanpa mereka tahu Rian menguping pembicaraan mereka.
"Apa yang harus aku sesali. Bahkan mengenalnya pun aku tidak. Aku hanya tau dia kolega ayahku. Selain itu aku tidak tau apapun mengenai dirinya." Desah Velia.
"Suatu saat kau akan tau sedikit demi sedikit mengenai dia. Selama kau mau membuka hatimu untuknya." Ujar Yusuf.
"Entahlah apa aku bisa." Ucap Velia wajahnya tampak begitu sendu. Rian keluar dari tempatnya bersembunyi. Ia muncul dengan wajah datar dan auranya begitu dingin. Yusuf dan Alif merasa aneh dengan perubahan sikap Rian.
Alif dan Yusuf saling lirik lalu Yusuf mengangkat bahunya.
"Apa kalian bisa membantuku?" tanya Rian.
"Tentu saja tuan. Kami akan bantu anda." Kata keduanya.
"Besok pagi kemarilah. Aku ingin mengetahui seluk beluk daerah ini. Karena istriku ingin tinggal disini lebih lama jadi aku harus tau tentang tempat ini." Kata Rian. Dan tidak tau mengapa mendengar ucapan Rian membuat hati Velia menghangat.
.
.
.
Keesokan paginya mau tak mau Velia ikut karena Rian terus memaksanya. Mereka menyusuri sawah di kampung sebelah. Karena Yusuf dan Alif ingin membawa mereka ke sebuah danau. Di tengah perjalanan mereka dikejutkan dengan suara cempreng anak kecil
"Papi ..! Mama, itu papi Ina" teriak gadis kecil itu histeris. Keempat orang itu menoleh. Rian mengucek matanya. meyakinkan dirinya jika itu bukan hanya halusinasinya.
Gadis kecil itu berlari hingga beberapa kali hampir terperosok karena tanah yang licin. Rian berlari menyongsong putrinya karena ia pun takut jika putrinya terjatuh. Rian mengangkat Zafrina dan menciumi gadis itu bertubi-tubi.
"Papi ..!" Zafrina tampak senang sekali bertemu Rian disana.
Sedangkan Velia menatap tak percaya jika pria itu ternyata sudah memiliki anak. Jadi dia duda? batin Velia.
Dibelakang Zafrina, Dian dan Gerry berjalan bersama anak-anak mereka yang lain. Dan juga seorang wanita paruh baya bersama mereka.
"Nona Velia .." Sapa wanita itu.
"Eh ibu Sekar."
"Kalian mau kemana? saya tidak menyangka papinya Zafrina, adalah suaminya nona Veli." Ucap Sekar lagi.
Semua yang ada dikubu nyonya Sekar tampak terkejut. Zafrina membulatkan matanya yang berwarna biru keabu-abuan mirip seperti mata Rian. Wajahnya tampak menggemaskan sekali.
"Benarkah itu mami untuk Ina?" tanya gadis kecil itu pada Rian. Rian tersenyum dan mengangguk. Lagi-lagi senyum Rian membuat debaran di hati Velia menjadi tak menentu. Bahkan senyum itu bukan di tujukan kepadanya. Ada apa dengan hatinya.
Zafrina meronta turun dari gendongan Rian. Dia mendekati Velia. Bahkan mata bulat itu tampak berbinar menatap Velia.
"Mami .." Ujar gadis itu di depan Velia. Sesaat Velia masih membeku mendengar panggilan itu. Semua orang yang ada disana menunggu reaksi gadis itu. Velia menatap mata biru itu lalu ia berjongkok menyamakan tingginya dengan gadis kecil itu. Dan mengusap pipinya yang chubby.
"Ini beneran mami buat Ina Pi?" Gadis itu menoleh kearah Rian. Dan Rian mengangguk. Ia berharap Velia mau menerima Zafrina.
"Mami .. siapa namanya?" tanya gadis itu dengan sorot mata penuh kebahagiaan. Velia tak ingin membuat kecewa gadis kecil itu. Ia tersenyum.
"Nama mami Velia. Anak mami namanya siapa?" tanya Velia. Semua tampak lega gadis itu mau menerima kehadiran Zafrina.
"Namaku Zafrina." Lalu gadis itu menoleh dan memperkenalkan saudaranya yang lain. --- "Dan itu Zafa, Zayn dan Zayana."
Velia mengalihkan pandangannya namun matanya menatap sosok wanita cantik yang berdiri dengan seorang pria. "Apa itu mantan istrinya?" batin Velia.
Velia membawa Zafrina dalam gendongannya namun Rian buru-buru mendekati Velia.
"Ina gendong papi saja ya. Kaki mami Veli baru sakit." Kata Rian, Tubuh keduanya saling berdekatan. Hanya terhalang tubuh Zafrina.
"No, Zafrina mau sama mami." Ujar gadis itu.
"Tapi kasian mami kalo gendong Ina. Kaki mami baru sembuh." Kata Rian membujuk putrinya.
"Kaka Ina jangan jahat sama maminya. Nanti mami kaka Ina kabul kaya maminya teman Ana." Ujar Zayana semua menahan tawa mendengar celotehan gadis kecil itu.
Zafrina tampak berpikir. Wajahnya tampak takut.
"Maafin Ina mami. Ina janji ga akan nakal. Jangan kabur kaya mami temannya Ana ya." Ujar gadis itu. Ia merentangkan tangannya pada Rian. Velia merasa iba dengan gadis itu.
"Iya mami akan tetep disini nemenin Ina." Ujar Velia mencolek hidung Zafrina. Gadis itu terkekeh.
"Bolehkah Zafrina ikut denganku?" tanya Rian menatap Dian. Dian tersenyum dan mengangguk. Bagaimanapun ini sudah menjadi perjanjian baru mereka. Dan semua sudah disepakati bersama.
"Nanti mas Gerry yang akan mengantar baju-baju dan keperluan Zafrina."
"Sayang, jangan nakal ya dirumah mami." Kata Dian. Zafrina mengangguk antusias.
"Terimakasih .." Kata Rian.
"Saya titip Zafrina ya Veli." Kata Dian, Velia tersenyum dan mengangguk.
Mereka berpisah di persimpangan. Rian dan yang lain tidak jadi ke danau. Karena Velia yang memintanya.
Sesampainya di rumah Velia duduk di sofa dan Zafrina menghampirinya.
"Mami .."
"Iya Ina ada apa?" tanya Velia.
"Ina janji ga akan nyusahin mami, ga akan bikin mami marah. Jadi jangan tinggalin Ina dan papi ya. Papi Ina orang baik kok." Ujar Zafrina. Gadis itu benar-benar gemas dengan kecerewetan putri Rian itu.
Namun Velia tidak menjawab dia hanya tersenyum dan mengusap rambut Zafrina lalu mencium kening gadis kecil itu. Bagaimana dia bisa menjanjikan sesuatu yang dia sendiri tidak yakin bisa melakukannya atau tidak.
⛅⛅⛅⛅⛅⛅⛅
Kisah ini akan saling bertautan dengan novel othor sebelumnya. Menikahi ibu susu baby Zafa. Bagi yang belum mampir kesana silahkan coba buka dan baca.
Jangan lupa beri like dan komen. Otor juga nunggu hadiah dan Vote kalian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
ira
apakah Dina itu mantan istrinya Rian ya 🤔
2024-05-06
0
Sally Muin
aku udh baca judul yg lain thor..skrg lagi nungguin kisah celin up aja..jangan lama2 ya thor upnya, kdg aku jadi bingung mengait2kan hubungan mereka ini
2023-09-21
0
Defrin
nantinya ina tinggal sama mereka hingga gede
2023-08-28
0