Setelah semua warga yang menjadi saksi pernikahannya pulang. Velia membanting pintu dengan kasar. Ia bahkan sama sekali tak menganggap keberadaan Rian.
Velia kembali ke kamarnya, ia butuh menenangkan dirinya. Velia mengambil ponsel barunya. Ia melihat nama seseorang di kontak itu. Seseorang yang begitu berarti untuknya. Seseorang yang membuat hari-harinya dulu berwarna.
Velia memandangi foto wallpaper ponselnya. Foto itu diambil sebelum mereka terpisah jarak dan waktu
Dengan tangan bergetar Velia menekan nama kontak bernama David.
📲 Velia : "Hai kak, apa kabar?"
📲 David : "Hai dear, kabarku baik-baik saja. Ada apa dear? apa kau tidak bisa tidur?" David melirik jam di dinding harusnya sekarang pukul 2 dini hari di Indonesia.
Bukannya menjawab Velia justru menangis terisak. David terkejut, ada apa dengan Velia.
📲 David : "Dear, apa kau baik-baik saja? ada apa kenapa kau menangis?"
Saat David sedang berbicara dengan Velia seorang wanita menghampirinya.
"Honey, ayo kita mandi dulu." Ujar wanita itu, David menoleh lalu dengan panik menutup ponselnya.
Sementara itu, setelah mendengar percakapan yang terbilang sedikit vulgar Velia menjatuhkan ponselnya. Ia menenggelamkan wajahnya diantara lututnya.
"Kenapa kau menjadi seperti ini kak." Gumam Velia lirih, lalu ia tertidur dalam posisi meringkuk memeluk lututnya.
Rian dapat mendengar suara Isak tangis Velia. Pria itu berpikir jika gadis aneh itu masih belum bisa menerima pernikahan ini. Tapi apapun yang terjadi demi Zafrina, Rian akan membuat gadis itu mau menerima takdirnya.
Rian melewati pintu kamar Velia dan masuk ke kamar yang tadi ditempatinya.
Ia kembali merebahkan tubuhnya. Matanya menerawang memikirkan putri semata wayangnya.
"Semoga kamu suka dengan kejutan papi sayang." Gumam Rian, ia tersenyum sendiri mengingat wajah kesal Velia.
.
.
.
Daniel tidur dengan tak tenang. Ia terus membolak-balik tubuhnya mencari posisi yang nyaman tapi tetap saja dia tidak bisa memejamkan matanya.
Bayangan wajah putri cantiknya selalu terbayang-bayang mengusik pikirannya.
Bianca terbangun melihat suaminya masih terjaga. "Ada apa pa?"
"Papa kepikiran Veli mah, apa sebaiknya kita sudahi masa hukuman David?" tanya Daniel pada Bianca.
"Mama sih terserah papa. Toh sekarang mau David disini atau disana juga sama saja. Veli sudah menikah."
"Tapi mereka kan bisa cerai ma!" kata Daniel.
"Ih amit-amit pa, papa doain putri kita jadi janda?" ujar Bianca tak terima.
"Bukan begitu mah, papa ragu sama tuan Rian Al Fares. Papa takut dia menyakiti putri papa." Ujar tuan Daniel.
"Kita lihat saja nanti pah." kata Bianca sambil menguap ia kembali merebahkan tubuhnya dan terlelap. Daniel berdecak kesal.
.
.
.
Pagi ini hawa begitu dingin menusuk. Rian merapatkan selimutnya. Namun hidungnya mencium bau masakan yang lezat. Kebetulan dirinya juga sangat lapar karena sejak kemarin perutnya sama sekali belum terisi.
Rian mencuci wajahnya dan mengambil sikat gigi baru yang ada di dalam kotak persediaan dibalik cermin di wastafel.
Rian berjalan keluar kamar. Ia melihat seorang wanita tua yang sedang memasak di dapur. Rian mendekati wanita tua itu.
"Ibu siapa?" tanya Rian.
"Eh aden, kenalin saya mak Ijah. Yang biasa bersih-bersih dirumah ini. Aden ini ..?"
"Oh saya Rian, suami Velia." Ujar Rian memperkenalkan diri. Mak Ijah sampai terbengong melihat wajah Rian.
"Beruntung neng Velia dapat suami ganteng." Sahut seorang wanita muda yang muncul tiba-tiba di belakang Mak Ijah.
"Ini Dijah mas, anak saya." Kata Mak Ijah memperkenalkan putrinya.
"Tolong buatkan saya kopi." Kata Rian pada Dijah. Gadis itu mengangguk sambil tersipu malu. Namun Rian tak memperdulikan gadis itu.
Rian mengetuk pintu kamar Velia. Ia membuka kenop pintu dan ternyata sudah tidak terkunci
Rian melongok kedalam kamar itu tapi kosong, tak ada siapapun di sana.
Rian kembali ke dapur untuk menanyai Mak Ijah. "Apa anda tau dimana istriku?"
"Nona kalo kesini suka ke gunung sebelah sana untuk panjat tebing." Jawab Dijah, gadis itu berharap Rian menjadi ilfeel pada Velia.
"Apa kau tahu dimanakah tempatnya? tanya Rian.
"Saya tidak tau mas, biasanya nona kesana sama kang Yusuf dan kang Alif." Ucap Dijah, wajah Rian seketika memerah saat mendengar Velia pergi bersama laki-laki.
Tak lama suara mobil Jeep berhenti di pelataran rumah. Velia di gendong seorang pria berparas tampan. Rian mengepalkan tangannya. Dengan langkah cepat ia menghampiri istri dadakannya.
"Ada apa ini?" tanya Rian menatap tajam pria yang membopong Velia. Pria itu menurunkan Velia perlahan. Kabar pernikahan mereka sudah tersebar ke seluruh penjuru kampung. Jadi pria itu menghormati suami Velia.
"Aku tidak apa-apa. Lagipula apa pedulimu?" Sarkas Velia.
"Mbak Velia ga boleh gitu sama suaminya sendiri." Kata Dijah mencari perhatian Rian.
Yusuf dan Alif menatap jengah pada gadis kemayu itu. Velia malas menanggapi ucapan Dijah.
"Aku suamimu. Jelas aku peduli padamu. Bahkan kau pergi tanpa seijin dariku." Kata Rian tegas.
Velia justru menanggapi ucapan Rian hanya dengan tertawa.
"Selain namaku dan nama kedua orangtuaku
Kau tau apa tentangku? tanya Velia datar.
"Jangan mengujiku nona. Aku tau semua tentangmu. Bahkan story' tentang rumah inipun aku juga tahu." Kata Rian. ---- "Kalian keluarlah. Aku harus berbicara dengan gadis bar-bar ini." Kata Rian pada ketiga orang yang dari tadi mematung disana. Mereka semua menuruti ucapan Rian dan pergi dari ruangan itu.
Rian ke dapur mengambil baskom dan diisi air hangat. Ia mengambil handuk kecil dan minyak gosok yang ada di kotak P3K lalu membawanya keruang tamu.
Velia meluruskan kakinya. pergelangan kakinya bengkak. Rian mendekat dan meletakkan kaki Velia diatas pahanya. Perlahan-lahan Rian memijit pergelangan kaki Velia dengan memakai minyak gosok. Velia menggigit bibir bawahnya saat Rian menekan bagian yang sakit.
"Berteriaklah seperti kemarin kau meneriaki pak lurah." Ujar Rian. Wajah Velia seketika berubah masam. Ia tau pria ini sedang menyindirnya.
Setelah menggosok kaki Velia. Rian mengelap dengan handuk kering lalu kemudian dia mengompres bengkak pada pergelangan kaki Velia.
Gadis itu kembali tersihir dengan sikap lembut Rian. Namun dia tidak akan mudah luluh. Dia akan berusaha sebaik mungkin menjaga hatinya untuk David.
"Ku harap kau segera kembali kak. Aku sangat merindukanmu." Batin Velia.
.
.
.
Sedang di negara lain David cemas memikirkan Velia. Ia seharian terus melamun sampai usapan lembut di pundaknya membuatnya menoleh.
"Honey, ada apa? apa kau sedang ada masalah?" Tanya wanita itu halus.
"No, i'm ok." Jawab David mengusap Wajah wanita Itu. Wanita itu duduk di pangkuan David, ia membelai wajah David perlahan lalu menyesap bibir David yang begitu menggoda.
🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃
Jangan forget Like di setiap bab. Nabung bab boleh tapi like nya jangan sampai bolong-bolong. Othor aja Up nya ga bolong-bolong kok.
Mari kita bersimbiosis mutualisme. Saling menguntungkan. Aku kasih kalian bacaan seru kalian kasih aku like, hadiah atau Vote. Kalian happy othor juga.
By salam kecup dari jauh 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Tyaz Wahyu
katanya daniel org kaya raya n pastinya pintar tp tdk menyelidiki si david heeem atau membututi si david ,bnr3 deh ortu mcm pa nih katanya syng tp kok mlh memberikan anaknya ke manusia biadab y
2025-01-31
0
Bundanya Pandu Pharamadina
David sedang nina ninu ngapain di harapkan
2025-02-23
0
Elizabeth Zulfa
pdhl dah tau David sprti itu meski cuma denger dri tlp tpi velia masih aja ngarepin David
2024-08-27
0