MY SUGAR 15 - Aturan Kedua

Kini, Hanan sudah membawa Sena keluar dari basement kantor. Mobilnya melaju di tengah-tengah jalan raya kota Jakarta. Sore itu langit nampak begitu cerah, tak ada awan yang menyelimuti, sementara di ufuk barat langit terlihat lebih merah.

Semerah kedua pipi sang gadis yang duduk di samping kursi kemudi. Sena menunduk, masih merasa malu dengan apa yang dilakukannya di dalam mobil tadi. Tak bisa dipungkiri, jika tubuhnya pun menikmati sentuhan itu.

"Sayang, kenapa hanya diam? apa masih membayangkan kejadian tadi?" goda Hanan dengan terkekeh pelan. Ia melirik sekilas lalu kembali fokus menatap jalanan.

Digoda seperti itu, Sena mencebik merasa kesal. Rasanya ia ingin sekali membalas Hanan. Membuat tubuh pria ini berada dalam kendalinya, hingga tanpa penyatuanpun bisa membuatnya melayang.

Tapi, Sena tak punya cukup keberanian untuk melakukan itu. Tadi pagi saja saat ia menyentuh inti Hanan, tangannya bergetar, merasa asing.

"Malam ini, manfaatkanlah aku sebaik mungkin," jelas Hanan dan Sena mengeryit bingung.

Makin bingung lagi, saat Hanan menepikan mobilnya di sebuah butik ternama.

Tanpa babibu, Hanan turun. Sena yang tergugu pun hanya bisa mengikuti langkah sang daddy. Bahkan Sena sedikit berlari menerima uluran tangan Hanan.

"Peluk lenganku," titah Hanan dan Sena menurut. Sena pun begitu menyukai memeluk lengan Hanan jika sedang berjalan seperti ini.

Terasa nyaman dan begitu dekat.

Keduanya masuk dan langsung di sambut oleh salah satu karyawan. Hanan tak memperdulikan itu, sementara Sena menanggapinya dengan tersenyum ramah.

Sampai disebuah ruangan yang dipenuhi dengan baju-baju indah, karyawan itu pergi. Lalu tak berselang lama, datang seorang wanita menghampiri keduanya.

"Pak Hanan," sapa wanita itu dengan ramah, lalu melirik ke arah Sena dengan tatapan yang entah.

"Layani Sena dengan baik, aku akan menunggu disini," titah Hanan dan wanita itu mengangguk.

"Baiklah Bos," jawab si wanita dengan tersenyum lebar.

Sena kikuk, dengan tak rela ia melepaskan dekapannya dari tangan Hanan dan mengikuti wanita itu pergi.

"Nama yang cantik, Sena," ucap wanita itu dengan cekikikan.

"Ups, kita belum kenalan ya? kenalkan, namaku Rossie. Jangan panggil Mbak ya, panggil saja Miss," ucapnya lagi masih dengan senyum.

Sena, masih tetap pada mode yang sama, kikuk.

"Ayo masuk, semua seisi gedung ini adalah milik pak Hanan, itu artinya juga jadi milikmu. Jadi jangan sungkan," terang Rossie yang begitu ramah. Ia dan Sena sampai di sebuah ruangan yang mirip seperti kamar, hanya saja tak ada ranjang disana.

Sena lalu mandi memberasihkan diri, sementara Rossie menunggu dengan memilihkan beberapa baju yang akan cocok dikenakan Sena.

Satu-satunya wanita yang dibawa tuannya kesini setelah Airin. Mengetahui fakta itu, Rossie cukup yakin jika Sena adalah wanita yang spesial.

Maka, ia akan melayaninya sebaik mungkin.

15 menit di dalam kamar mandi, akhirnya Sena keluar. Tubuhnya terasa segar dan lebih bertenaga. Kini satu yang ia bingungkan, bagaimana caranya menutupi tanda merah ini dari pandangan Rossie.

Akhirnya, Sena hanya bisa memanfaatkan rambutnya. Rambut yang sedikit basah itu digerainya hingga menutupi semua leher, saat ini Sena mengenakan handuk kimono.

"Kesini sayang, aku akan mengeringkan rambutmu," ucap Rossie sambil melambai, meminta Sena untuk duduk di meja rias.

"Ti-tidak Miss, biar aku keringkan sendiri," jawab Sena gugup.

Melihat tingkah Sena, Rossie bersusah payah menahan tawanya. Tanda merah itu nampak jelas dimatanya, mustahil untuk disembunyikan.

Dimana pak Hanan menemukan gadis lugu seperti ini? batin Rossie.

Jika dilihat-lihat, Sena sedikit mirip dengan Airin. Lesung dipipi kirinya itu, batin Rossie lagi dengan raut wajah menilai.

Ah, tapi tetap saja beda, Sena lebih muda. Setelah membatin itu, Rossie terkekeh.

"Jangan sungkan, aku sudah melihat semuanya," celetuk Rossie setelah kekehannya mereda.

Mendengar itu, Sena menurunkan pandangannya, merasa malu. Lalu mengikuti semua perintah Rossie dengan patuh.

Bahkan Sena menurut saat Rossie membantunya mengenakan baju pilihan, membenahi rambutnya dan memberikan riasan tipis di wajah cantik Sena.

"Selesai!" ucap Rossie dengan bangga, ia begitu bahagia melihat Sena yang terlihat sangat cantik. Berkali-kali lipat kecantikan Sena bertambah.

"Kalau seperti ini, kamu minta jet pribadi juga pasti pak Hanan akan menyetujuinya," kelakar Rossie dengan mata yang berbinar.

Diam-diam, Sena mengulum senyumya. Iapun merasa terkejut dengan perubahannya sendiri. Bahkan hanya dengan baju dan riasan tipis, ia bisa berubah begitu banyak.

"Terima kasih Miss," ucap Sena tulus, ia berterima kasih karena Rossie membuatnya terlihat begitu cantik.

"Sama-sama sayang," jawab Rossie tak kalah tulusnya.

"Sekarang, ayo kita keluar," ajak Rossie dan Sena mengangguk, setuju.

Di luar sana, Hanan sudah menunggu.

Tatapannya terkunci, menatap takjub pada sang wanita yang berjalan menghampiri dirinya.

Airin, batin Hanan.

Kini, Sena nampak bukan seperti Sena. Kini, Sena seolah berubah menjadi seorang cinderella yang sedang mengenakan sepatu kaca. Begitu cantik dan mempesona.

Makin Sena mendekat, bayangan Airin makin terasa melekat.

Namun sejurus kemudain, Hanan menggelengkan kepalanya pelan.

Bukan, gadisku adalah Sena, bukan Airin. Batinnya yakin.

Semakin yakin saat Sena sudah berdiri tepat di hadapannya.

"Cantik," ucap Hanan langsung dan satu kata itu berhasil membuat kedua pipi Sena berubah jadi merona.

Rossie yang melihat keduanya pun merasa ikut berbunga-bunga.

Sore itu, Hanan membawa Sena untuk menyusuri kota Jakarta. Seperti mengerjar Senja, Hanan terus mengemudikan mobilnya itu sampai matahari tenggelam dan berganti malam.

Mobil itu berhenti di salah satu hotel bintang 5, melihat itu Sena terheran-heran. Hotel baginya sesuatu yang ambigu.

"Untuk apa kita kesini Om?" tanya Sena penasaran.

"Makan malam romantis," jawab Hanan dengan tersenyum.

Mendengar itu, Sena menggigit bibir bawahnya, menahan senyum sekaligus mengurangi kegugupan.

Keduanya lalu turun dan mulai memasuki hotel itu, naik ke lantai 10 dimana restoran berada. Sebelumnya, Hanan sudah mempersiapkan semuanya. Mengosongkan 10 meja yang berada di dekat jendela kaca, hanya untuk memiliki privasi berdua dengan Sena.

Kedua mata Sena berbinar, saat mereka sampai di meja makan. Meja yang sudah dihias begitu cantik, lengkap dengan pemandangam malam yang tak kalah indahnya. Dari atas sini, mereka bisa melihat gemerlapnya kota Jakarta di malam ini.

Diperlakukan seperti ini, Sena merasa seperti wanita di tv tv, yang selalu diajak makan malam romantis oleh sang kekasih.

Bahkan Hanan menarik kursinya dan mempersilahkan Sena untuk duduk lebih dulu. Belum apa-apa, ia sudah meleleh.

"Apa kamu suka?" tanya Hanan saat keduanya sudah duduk sempurna.

"Suka Om," jawab Sena dengan riangnya.

"Kalau begitu aku tambah aturan kedua, jika sedang berdua seperti ini jangan panggil aku Om. Panggilah dengan sebutan Sayang atau Mas."

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

Hanan mulai maju satu langkah😘

2024-11-29

0

ep_mygTHV

ep_mygTHV

parah bgttt

2025-01-01

0

Anisatul Azizah

Anisatul Azizah

semoga Airin datang

2024-10-20

0

lihat semua
Episodes
1 MY SUGAR 1 - Prolog
2 MY SUGAR 2 - Permainan Amatir
3 MY SUGAR 3 - Pertemuan Kembali
4 MY SUGAR 4 - Sugar Baby
5 MY SUGAR 5 - Tanda Merah
6 MY SUGAR 6 - Bersembunyi
7 MY SUGAR 7 - Tidak Sendiri
8 SUGAR 8 - Hanya Tidur
9 MY SUGAR 9 - Bos Besar
10 MY SUGAR 10 - Dua Bersaudara
11 MY SUGAR 11 - Sena Pak!
12 MY SUGAR 12 - Diam
13 MY SUGAR 13 - Besok Aku Mau Lagi
14 MY SUGAR 14 - Aturan Baru
15 MY SUGAR 15 - Aturan Kedua
16 MY SUGAR 16 - Layanan Sugar Daddy
17 MY SUGAR 17 - Kesepakatan Gaji
18 MY SUGAR 18 - Jelmaan Iblis
19 MY SUGAR 19 - Maaf Sayangku
20 MY SUGAR 20 - Tak Sanggup Menahan
21 MY SUGAR 21 - Percayalah Padaku
22 MY SUGAR 22 - Kembali ke Indonesia
23 MY SUGAR 23 - Sena Kecanduan
24 MY SUGAR 24 - Dia Masih Kecil
25 MY SUGAR 25 - Sebagai Hukuman
26 MY SUGAR 26 - Aku Kalah
27 MY SUGAR 27 - De Javu
28 MY SUGAR 28 - Maaf Sayangku (2)
29 MY SUGAR 29 - Panggil Saja Mama
30 MY SUGAR 30 - Bukan Airin
31 MY SUGAR 31 - Om?
32 MY SUGAR 32 - Pergilah
33 MY SUGAR 33 - Tubuhmu Sudah Ku Nodai
34 MY SUGAR 34 - Hanya Akan Menunggu
35 MY SUGAR 35 - Jaga Dirimu
36 MY SUGAR 36 - Aku Akan Balas!
37 MY SUGAR 37 - Sudah Fel, Minum Dulu
38 MY SUGAR 38 - Menunggu, Seperti Janjiku
39 MY SUGAR 39 - Gugatan Cerai
40 MY SUGAR 40 - Datang, Perkenalkan Dirimu
41 MY SUGAR 41 - Meminta Izin Untuk Menikah
42 MY SUGAR 42 - MAMAK!
43 MY SUGAR 43 - Niat Baik Jangan Ditunda
44 MY SUGAR 44 - Kamu siapa?
45 MY SUGAR 45 - Jangan Menatapku Seperti Itu
46 MY SUGAR BAB 46 - Cara Membangunkan Suami Yang Benar
47 MY SUGAR 47 - Kamu Jahat Mas
48 MY SUGAR BAB 48 - Mengangguk, Patuh
49 MY SUGAR BAB 49 - Rindu Sugar Babyku
50 MY SUGAR BAB 50 - Pengakuan Bagas
51 MY SUGAR BAB 51 - Menjalar Kemana-Mana
52 MY SUGAR BAB 52- Kamu Adalah Kekasihku
53 MY SUGAR BAB 53 - Tukang Pijat Dadakan
54 MY SUGAR BAB 54 - Siapa Yang Melakukannya?
55 MY SUGAR BAB 55 - Seperti Candu
56 MY SUGAR BAB 56 - Persis Seperti Fantasinya
57 MY SUGAR BAB 57 - Mulai Bekerja
58 MY SUGAR BAB 58 - Roy Hutomo
59 MY SUGAR BAB 59 - Surat Wasiat
60 MY SUGAR BAB 60 - Catatan
61 MY SUGAR BAB 61 - Mendadak Miskin
62 MY SUGAR BAB 62 - Tidak Bisa Melakukan Apapun
63 MY SUGAR BAB 63 - Keputusan Nadia
64 MY SUGAR BAB 64 - Penyesalan
65 MY SUGAR BAB 65 - Saudara
66 MY SUGAR BAB 66 - Cara Yang Sena Tahu
67 MY SUGAR BAB 67 - Hanya Titipan
68 MY SUGAR 68 - Tidak Jadi Bangkrut
69 MY SUGAR BAB 69 - Rindu Dimarahi
70 MY SUGAR BAB 70 - Memilih Lupa
71 MY SUGAR BAB 71 - Nadia
72 MY SUGAR BAB 72 - Itu Adalah Aku
73 MY SUGAR BAB 73 - Membuatmu Jatuh Cinta Dulu
74 MY SUGAR BAB 74 - Mengikuti Kemanapun Sensen Pergi
75 MY SUGAR BAB 75 - Sabar Gas
76 MY SUGAR BAB 76 - Saka Si Tukang Gerutu
77 MY SUGAR BAB 77 - Hanan Vs Saka
78 MY SUGAR BAB 78 - Felli dan Bagas
79 MY SUGAR BAB 79 - Hujan Deras
80 MY SUGAR BAB 80 - Sedang Bercanda
81 MY SUGAR BAB 81 - Makanan Kesukaan
82 MY SUGAR BAB 82 - Resmi Bercerai
83 MY SUGAR BAB 83 - Wejangan
84 MY SUGAR BAB 84 - Mantan Kekasih
85 MY SUGAR BAB 85 - Anjing Dan Kucing
86 MY SUGAR BAB 86 - Keinginan Saka
87 MY SUGAR BAB 87 - Pertemuan dan Perpisahan
88 MY SUGAR BAB 88 - Final Episod
89 Asmara Di Usia 17 Tahun
90 jangan dibaca
91 Gairah Sang Casanova
92 Wajib Baca
93 After Divorce
94 Bride Of Choice Karya Lunoxs
95 Crazy Love karya baru Lunoxs
96 Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs
Episodes

Updated 96 Episodes

1
MY SUGAR 1 - Prolog
2
MY SUGAR 2 - Permainan Amatir
3
MY SUGAR 3 - Pertemuan Kembali
4
MY SUGAR 4 - Sugar Baby
5
MY SUGAR 5 - Tanda Merah
6
MY SUGAR 6 - Bersembunyi
7
MY SUGAR 7 - Tidak Sendiri
8
SUGAR 8 - Hanya Tidur
9
MY SUGAR 9 - Bos Besar
10
MY SUGAR 10 - Dua Bersaudara
11
MY SUGAR 11 - Sena Pak!
12
MY SUGAR 12 - Diam
13
MY SUGAR 13 - Besok Aku Mau Lagi
14
MY SUGAR 14 - Aturan Baru
15
MY SUGAR 15 - Aturan Kedua
16
MY SUGAR 16 - Layanan Sugar Daddy
17
MY SUGAR 17 - Kesepakatan Gaji
18
MY SUGAR 18 - Jelmaan Iblis
19
MY SUGAR 19 - Maaf Sayangku
20
MY SUGAR 20 - Tak Sanggup Menahan
21
MY SUGAR 21 - Percayalah Padaku
22
MY SUGAR 22 - Kembali ke Indonesia
23
MY SUGAR 23 - Sena Kecanduan
24
MY SUGAR 24 - Dia Masih Kecil
25
MY SUGAR 25 - Sebagai Hukuman
26
MY SUGAR 26 - Aku Kalah
27
MY SUGAR 27 - De Javu
28
MY SUGAR 28 - Maaf Sayangku (2)
29
MY SUGAR 29 - Panggil Saja Mama
30
MY SUGAR 30 - Bukan Airin
31
MY SUGAR 31 - Om?
32
MY SUGAR 32 - Pergilah
33
MY SUGAR 33 - Tubuhmu Sudah Ku Nodai
34
MY SUGAR 34 - Hanya Akan Menunggu
35
MY SUGAR 35 - Jaga Dirimu
36
MY SUGAR 36 - Aku Akan Balas!
37
MY SUGAR 37 - Sudah Fel, Minum Dulu
38
MY SUGAR 38 - Menunggu, Seperti Janjiku
39
MY SUGAR 39 - Gugatan Cerai
40
MY SUGAR 40 - Datang, Perkenalkan Dirimu
41
MY SUGAR 41 - Meminta Izin Untuk Menikah
42
MY SUGAR 42 - MAMAK!
43
MY SUGAR 43 - Niat Baik Jangan Ditunda
44
MY SUGAR 44 - Kamu siapa?
45
MY SUGAR 45 - Jangan Menatapku Seperti Itu
46
MY SUGAR BAB 46 - Cara Membangunkan Suami Yang Benar
47
MY SUGAR 47 - Kamu Jahat Mas
48
MY SUGAR BAB 48 - Mengangguk, Patuh
49
MY SUGAR BAB 49 - Rindu Sugar Babyku
50
MY SUGAR BAB 50 - Pengakuan Bagas
51
MY SUGAR BAB 51 - Menjalar Kemana-Mana
52
MY SUGAR BAB 52- Kamu Adalah Kekasihku
53
MY SUGAR BAB 53 - Tukang Pijat Dadakan
54
MY SUGAR BAB 54 - Siapa Yang Melakukannya?
55
MY SUGAR BAB 55 - Seperti Candu
56
MY SUGAR BAB 56 - Persis Seperti Fantasinya
57
MY SUGAR BAB 57 - Mulai Bekerja
58
MY SUGAR BAB 58 - Roy Hutomo
59
MY SUGAR BAB 59 - Surat Wasiat
60
MY SUGAR BAB 60 - Catatan
61
MY SUGAR BAB 61 - Mendadak Miskin
62
MY SUGAR BAB 62 - Tidak Bisa Melakukan Apapun
63
MY SUGAR BAB 63 - Keputusan Nadia
64
MY SUGAR BAB 64 - Penyesalan
65
MY SUGAR BAB 65 - Saudara
66
MY SUGAR BAB 66 - Cara Yang Sena Tahu
67
MY SUGAR BAB 67 - Hanya Titipan
68
MY SUGAR 68 - Tidak Jadi Bangkrut
69
MY SUGAR BAB 69 - Rindu Dimarahi
70
MY SUGAR BAB 70 - Memilih Lupa
71
MY SUGAR BAB 71 - Nadia
72
MY SUGAR BAB 72 - Itu Adalah Aku
73
MY SUGAR BAB 73 - Membuatmu Jatuh Cinta Dulu
74
MY SUGAR BAB 74 - Mengikuti Kemanapun Sensen Pergi
75
MY SUGAR BAB 75 - Sabar Gas
76
MY SUGAR BAB 76 - Saka Si Tukang Gerutu
77
MY SUGAR BAB 77 - Hanan Vs Saka
78
MY SUGAR BAB 78 - Felli dan Bagas
79
MY SUGAR BAB 79 - Hujan Deras
80
MY SUGAR BAB 80 - Sedang Bercanda
81
MY SUGAR BAB 81 - Makanan Kesukaan
82
MY SUGAR BAB 82 - Resmi Bercerai
83
MY SUGAR BAB 83 - Wejangan
84
MY SUGAR BAB 84 - Mantan Kekasih
85
MY SUGAR BAB 85 - Anjing Dan Kucing
86
MY SUGAR BAB 86 - Keinginan Saka
87
MY SUGAR BAB 87 - Pertemuan dan Perpisahan
88
MY SUGAR BAB 88 - Final Episod
89
Asmara Di Usia 17 Tahun
90
jangan dibaca
91
Gairah Sang Casanova
92
Wajib Baca
93
After Divorce
94
Bride Of Choice Karya Lunoxs
95
Crazy Love karya baru Lunoxs
96
Pengasuh Tuan Muda Genius karya baru Lunoxs

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!