Hanan dan Sena keluar dari dalam kamar mandi dengan raut wajah yang berbeda. Hanan tersenyum cerah, sementara Sena cemberut muram.
Tega tega tega, gerutu Sena di dalam hati.
Gadis ini lalu memukul keras tangan Hanan yang sedang menyentuh pantatnya gemas.
Terkekeh, Hanan melihat tingkah Sena, "Sensen, jangan marah dong, kan biar akrab, jadi harus sering dipegang-pegang," bujuk Hanan ambigu, dan Sena menatap kedua tangannya nanar.
"Hari ini aku tidak masuk kerja, tapi aku akan mengantarmu ke kantor," ucap Hanan lagi saat keduanya sampai di depan lemari.
Sena berjongkok, mengambil underwaer miliknya dan milik Hanan yang tersusun berdampingan.
"Kenapa tidak masuk? Om kan tidak sakit," jawab Sena sambil menyerahkan barang sang daddy.
"Aku ada pertemuan diluar, emm maksudku, aku menemani ibu Yoana bertemu kliennya diluar," jawab Hanan sedikit berbohong.
Sedangkan Sena, mengangguk paham.
Belum sempat ia menggunakan pakaiannya, Sena mendadak mual. Tak tahan, Sena pun kembali masuk ke dalam kamar mandi dan memuntahkan semua isinya.
Hanan yang cemas terus menggedor pintu kamar mandi itu. Tak bisa masuk karena Sena menguncinya.
"Sen, sayang? kamu kenapa? buka pintunya!" teriak Hanan khawatir, tanpa sadar ia sampai memanggil Sena dengan sebutan sayang.
Di dalam Sana, Sena tak peduli apapun, perutnya begitu mual, dan itu membuatnya acuh pada sekeliling.
"Sen! buka!" Teriak Hanan lagi, khawatirnya kini sudah berlipat ganda.
"Sebentar Om," sahut Sena akhirnya.
Sebentar yang diucapkan Sena itu, tetap saja terasa lama bagi Hanan.
"Are you oke?" tanya Hanan cemas saat Sena baru saja membuka pintu itu.
Tak langsung menjawab, Sena hanya menganggukan kepalanya kecil. Tanpa pikir panjang, Hanan langsung menggendong tubuh Sena dan merebahkannya diatas ranjang.
Ia bahkan langsung menarik selimut untuk menutupi tubuh gadis kecilnya ini.
"Jangan-jangan kamu hamil," tebak Hanan yakin.
"Tenanglah, jangan khawatir, aku akan bertanggung jawab. Aku akan memanggil dokter untuk menanganimu," ucapnya lagi buru-buru.
Dan Sena yang mendengat itu malah mengeryit bingung.
Dengan tergesa, Hanan mengenakan pakaiannya. Selesai, ia langsung menyambar ponsel dan hendak menghubungi Dokter keluarga.
"Om, tunggu dulu," cegah Sena, ia bahkan membuat gerakan agar Hanan mendekat.
"Sini," desisnya pelan.
Hanan menghampiri, ia duduk disisi ranjang dan memeriksa suhu tubuh Sena. Dalam hatinya bersorak sorai, mengetahui Sena hamil. Ia beribu-ribu yakin jika ini adalah anaknya.
"Kenapa sayang?" tanya Hanan lembut, lega karena Sena tidak demam.
"Aku tidak hamil Om," ucap Sena dan Hanan seperti tidak percaya.
"Aku hanya masuk angin. Lagipula bagaimana aku bisa hamil. Saat itu aku menggunakan kontrasepsi," jujur Sena, dan kejujurannya itu membuat Hanan kecewa.
"Masuk angin?"
"Iya," jawab Sena singkat dan Hanan langsung menghembuskan napas kasarnya.
"Kalau begitu istirahatlah, aku akan merawatmu hari ini," ucap Hanan perhatian.
Mendengar itu, Sena mengulum senyumnya. Hanya masuk angin tidak perlu di rawat, pikirnya.
"Om, Sena cuma masuk angin, bukan sakit berat," jawabnya dengan terkekeh.
Melihat tawa Sena itu, kekecewaan Hanan seketika mereda. Ya, lagipula ia pun tak mungkin mengulangi kesalahan yang sama. Memiliki anak di luar pernikahan.
"Lalu, bagaimana caranya agar kamu bisa segera pulih, apa harus ditusuk-tusuk agar anginnya keluar?" tanya Hanan ambigu, lengkap dengan senyum menggoda.
Dan melihat itu, Sena mencebik, kesal.
"Dikerok, bukan di tusuk," jawab Sena acuh.
"Kalau di kerok berarti pakai tangan," jawab Hanan lagi lebih ambigu, dan Sena langsung bangkit dari tidurnya lalu mencubit lengan Hanan kuat.
"Hahaha, iya iya ampun!" mohon Hanan dengan terkekeh, ia lalu membawa tubuh Sena untuk masuk ke dalam dekapannya.
"Maaf ya, kamu pasti masuk angin gara-gara pagi ini mandi 2 kali," ucap Hanan sambil menciumi pucuk kepada Sena yang sedang bersandar di dadanya.
Mendengar itu Sena mengangguk, Setuju.
"Tapi jangan di kerok, oles saja perutnya pakai minyak kayu putih. Nanti kita beli obat masuk angin ya," jelas Hanan lagi, lalu melerai pelukannya dan mengecup sekilas bibir Sena.
Tersenyum, Sena lagi-lagi mengangguk.
Selesai urusan di dalam kamar, keduanya sarapan bersama. Awalnya Hanan menolak untuk makan nasi pagi itu, karena tidak biasa. Hanan lebih memilih selembar roti hangat dengan selai coklat. Namun Sena mendesak, kata Sena kalau belum makan nasi, itu belum makan namanya.
Setelah bujuk rayu Sena keluar, akhirnya Hanan luluh. Awalnya hanya akan makan sesuap, namun lama-lama habis sepiring.
Lidahnya begitu cocok dengan makanan yang Sena buat.
Besok aku mau lagi, ucap Hanan setelah selesai sarapan.
Dan Sena, hanya mengangguk seraya mengulum senyumnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Seperti biasa, sampai di perusahaan ExstraFood Sena langsung berjibaku dengan pekerjaannya. Ia begitu bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab dengan semua yang menjadi tanggung jawabnya.
Sikap Sena yang cekatan dalam bekerja buat ia jadi disenangi oleh karyawan yang lain.
Saat jam istirahat tiba, Sena dan Rara tidak pergi ke kantin. Keduanya menuju ruang istitahat untuk memakan bekal yang mereka bawa.
Semalam, mereka sudah bersepakat untuk membawa bekal hari ini.
"Sen, sabtu minggu besok kamu kemana? jalan-jalan yuk," ajak Rara setelah keduanya duduk di salah satu sofa di ruangan itu. Sabtu dan Minggu, mereka libur.
Sena tak langsung menjawab, masih berpikir.
"Lihat nanti aja deh Ra, kalau pakde ku nggak kemana-mana mungkin aku bisa pergi," jawab Sena akhirnya dan Rara mengangguk.
"Iya ya, lupa aku kalau sekarang kamu tinggal sama pakdemu," ucap Rara yang baru mendapatkan kembali ingatannya.
"Gitu Sen nggak enaknya tinggal sama orang, mau ngapai-ngapain nggak bebas," timpal Rara lagi dan Sena tersenyum kikuk.
Hanan memang tidak membebaskannya, semua yang dilakukan Sena haruslah izin dulu kepadanya.
"Iya," jawab Sena singkat.
Lalu keduanya melanjutkan niat untuk makan siang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
Sena hamil, mana ada msk, angin pagii2 mual 🥺
2024-11-29
0
andi hastutty
Masuk angin atau hamidun?penasaran
2024-09-21
0
Dewi citra
hamidun atau cuma masuk angin ya?
2024-07-14
0