"Ron, apa saja yang kamu lakukan? Hanan sudah punya wanita baru kenapa kamu tidak memberi tahuku?" kesal Lora pada sang mata-mata, pria yang diperintahnya untuk selalu mengawasi sang suami, Hanan.
Bukan sekali atau dua kali, Hanan sudah sering sekali berselingkuh. Dan semua wanita-wanita itu selalu disingkirkan oleh Lora dengan caranya sendiri.
Lora pikir, Hanan tak mengetahui itu. Tapi sebenarnya Hanan tahu semua.
Bahkan Hanan tahu, siapa Lora sebenarnya. Salah satu wanita sang kakak, Hanaf. Setelah puas dipakainya, Hanaf meminta Lora untuk menjebak Hanan.
Malam yang menjadikan alasan gagalnya pernikahan Hanan dan sang kekasih, Airin.
Malam itu, dengan bantuan alkohol dan obat obatan, Lora menyerahkan tubuhnya pada Hanan. Sedangkan Hanaf, menyeringai sambil merekam.
Rekaman hina itu sampai di tangan Airin, bersamaan dengan Lora yang mengatakan dia hamil. Seketika itu juga, dunia Hanan hancur seketika.
Kehancuran seperti inilah yang diinginan Hanaf untuk sang adik. Hanaf tak sudi, melihat Hanan hidup bahagia seperti dirinya, yang menikah karena cinta.
"Maaf Bu, akhir-akhir bapak memang sering menghilang. Sepertinya beliau tahu jika saya mengintai," jujur Ronal dan mendengar itu Lora malah berdecih.
"Jangan banyak alasan, aku sudah membayarmu mahal. Jadi segera cari tahu siapa wanita sialan itu!" Setalah mengatakan itu, Lora memutuskan sambungan teleponnya.
Menatap nanar pada pintu kamar Hanan yang tertutup dengan rapat.
"Berlakulah semaumu, tapi ku pastikan hanya anakku saja yang akan menjadi pewarismu," gumam Lora lalu menyeringai.
Melanjutnya langkahnya untuk menuruni anak tangga. Dengan satu tangan yang mengelus perutnya sayang, 2 bulan lagi dia akan bertemu dengan sang anak.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Sensen!" panggil Hanan, baru masuk ke dalam apartemennya itu, ia langsung berteriak memanggil Sena.
Semalam, tidurnya begitu tidak nyenyak, pagi-pagi sekali ia datang kesini untuk mencari kehangatan dari sang baby.
Jam 6 pagi, gadis yang dipanggil masih berada di dalam kamar mandi. Mandi membersihkan tubuhnya yang bau bawang.
Sena, tadi sudah membuat sarapan.
"Sensen!" panggil Hanan lagi saat sudah masuk ke dalam kamar. Tak ada siapapun yang menjawab, hanya terdengar suara gemericik air di dalam sana.
Mendengar itu, senyum Hanan terbit.
Duduk di sofa, memperhatikan pintu kamar mandi yang masih tertutup, menunggunya untuk terbuka.
Ceklek!
Pintu kamar mandi itu terbuka dan seketika senyum Hanan makin terkembang, ia masih diam memperhatikan.
Sepertinya, Sena tak melihat keberadaan dirinya.
Handuk sedada, dengan rambut diikat cepol tinggi, namun masih banyak anak rambut yang berjatuhan, terkesan seksi.
Tanda merah ditubuhnya seolah lukisan abstrak yang memperindah. Kaki jenjangnya begitu terekspose nampak putih dan mulus. Kedua mata Hanan tak berkedip, mengikuti setiap pergerakan Sena.
Matanya membulat, saat menyadari Sena hendak membuka handuk itu tanpa ada penutup apapun di dalamnya.
"Stop!" teriak Hanan dan Sena pun ikut berteriak kaget.
Seketika ruangan itu gaduh, namun secepat kilat jadi hening saat kedua mata mereka bertemu, terkunci.
Dengan napas memburu, Hanan berjalan mendekati Sena.
"Se-sejak kapan Om disini?" tanya Sena berdesis.
Hanan tak menjawab, berdiri tepat di hadapan Sena yang sudah terpojok, menempel di dinding dekat meja nakas ranjang.
Aroma tubuh Sena menyerbak, segar memenuhi penciumannya.
Hanan, benar-benar tak tahan melihat tanda merah tercetak jelas di kulit putih bersih itu. Dengan gerakan pelan, ia mencium bibir Sena.
Menahan agar tak terlalu kasar, seperti hasratnya yang sudah memberontak.
"Diam," ucap Hanan dengan suara berat.
Tanpa babibu, ia langsung menarik Sena untuk kembali masuk ke dalam kamar mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
aphrodite
nah pasti anak kakaknya
2024-10-16
0
Ida Ulfiana
oalah kasian hanan tp jangan2 anaknya lora anak hanaf
2024-10-07
0
andi hastutty
Hanaf oh jahat sekali mau menjatuhkan adiknya sendiri
2024-09-21
0