Penantian ini sulit, sangat sulit. Aku kadang ingin sekali berpaling, tapi senyumannya, tatapannya seolah selalu menyuruhku untuk menunggu.
Dia ya dia aku masih merindukan dia.
Namanya Bara, teman SMA ku dulu. Sebenernya dia adik kelasku sih, tapi gimana lagi, kami saling menyayangi waktu itu. Setelah lulus aku memutuskan kuliah di Jogja dan dia ikut orang tuanya ke Amerika. Kami berdua berjanji akan bertemu lagi di kota ini. Di kota kelahiranku di mana dulu dia pernah ikut paman dan bibinya.
***
05.00 am.
Seperti biasa Nayla bangun dan bersiap memulai aktivitasnya.
"Ya Allah, sudah subuh rupanya terlalu larut aku tidur sampai nggak denger suara azan." guman Nayla sambil berjalan ke kamar adeknya.
tok tok tok (Nayla mengetuk pintu kamar Lintang).
"Dek bangun sholat subuh dulu," panggil Nayla.
" Iya Kak, aku bangun bentar ya," jawab Lintang dari dalam. Lintang bangun dan menjawab panggilannya.
Nayla kembali ke kamar dan membersihkan diri serta melaksankan kewajibannya sebagai muslim. Setelah itu, seperti biasa, dia akan menyiapkan sarapan untuknya dan adik kesayangannya.
"Pagi, Kak, "sapa Lintang.
"Pagi sayang," jawab Nayla.
"Heemmm harum banget Kak, Kakak bikin apa?" tanya Lintang.
"Nasi goreng, Dek," jawabnya.
"Kelihatanya enak ini Kak, jadi kangen Ibu," ucap Lintang.
"Rencananya selesai proyek ini Kakak mau pulang kampung Dek, kamu mau ikut nggak?" tanya Nayla.
"Kapan Kak? Aku cek jadwalku dulu ya. Semoga aku bisa. Udah kangen ini sama ibu bapak," jawab lintang sambil menghayal membayangkan indahnya pulang kampung.
"Ya udah ni sarapan dulu," suruh Nayla.
"Matur suwon (makasih) Mbak Yu," canda Lintang.
"He em," jawab Nayla. Mereka pun menikmati sarapannya tanpa bersuara.
"Alhamdullilah, masakan Kakak emang best. Aku yakin, suami Kakak pasti bahagia nanti. Udah cantik pinter bikin baju, baik, pinter masak lagi," ucap Lintang memuji.
"Kamu bisa aja, pasti modus. Mau jodohin Kakak ama captain-mu 'kan!" tangkas Nayla. Lintang hanya tertawa.
"Sini Kak, biar aku aja yang cuci piring," ucap Lintang menawarkan diri.
"Baiklah," jawabnya.
"Oia Kak, aku pinjem mobil ya. Nanti malem mau ke pesta temen. Kakak mau ikut?" tanya Lintang.
"Kayaknya Kakak nggak bisa deh. Kakak dikejar deadline ni," jawab Nayla.
"Yakin Kakak nggak mau ikutan. Nggak pengen ketemu Babang Capt hem, hem," Lintang mulai menggoda Kakaknya.
"Hemmmm mulai lagi."
"Hehehe lumayan kan Kak buat melipur hati. Kali aja jodoh hehehe," goda Lintang lagi.
"Tahu ah gelap," jawab Nayla sambil pergi meninggalkan dapur. Dia tak ingin mendengarkan adik konyonya ini bertingkah. Ia pun mengambil tas dan peralatan kerjanya, bersiap berangkat kerja.
"Dek, Kakak ke butik dulu ya. Nanti mobilnya ambil aja ke butik," ucap Nayla.
"Siap Bosku, aku minta gaun boleh tak?" rayu Lintang.
"Heeem, ambil aja." jawabnya.
"Gratis kan?" kembali Lintang merayu.
"Ya, asal nggak pulang malem-malem. Nggak minum macem-macem dan jangan terlalu dekat sama laki- laki. Ingat jaga diri baik-baik," ucap Nayla memberi nasehat pada adeknya.
"Siap Bosku," jawab Lintang sambil memberi hormat pada kakaknya. Nayla hanya tersenyum melihat kekonyolan adeknya.
"Daa ... Kakak jalan dulu ya Assalamu'alaikum," Nayla mulai melangkah meninggalkan rumah.
"Waalaikumsalam,"
****
Kediaman Wijaya....
Disisi lain ada Babang Rezza yang lagi malas-malasan di ruang tamu rumahnya.
"Mas, anterin Mami ke butik yuk!" ajak Maminya Rezsa.
"Ah malas ah Mi. Ezza mau malas-malas hari ini capek Mi," kata Rezza menolak. Dia masih saja asik memainkan ponselnya.
"Mas, ayolah ... kapan lagi kita jalan bareng?
Kamu tu jangan kerja-kerja melulu, ntar kayak papimu itu kebanyakan kerja. Kalau capek bawaanya ngomel mulu," ucap Mami Rezza sambil memonyongkan bibirnya.
"Papi jangan diikut-ikutin lah Mi. Papi kerja kan buat Mami juga," saut Papi Rezza. Rezza hanya tersenyum.
"Pagi Za, sampai jam berapa semalem?" tanya Papi, sambil menghampiri mereka di ruang tamu.
"Pagi juga, Pi. Jam satuan lah. Cuaca lagi kurang bagus. Jadi nggak sesuai jadwal," jadwal Rezza.
"Kamu turutin lah Mamimu itu sekali-kali. Siapa tahu dapat jodoh. Kamu kan udah nggak muda lagi Za. Udah mau kepala tiga masak main HP aja. Nggak pengen maen sama anak apa?. Mami sama Papi kan udah nggak muda lagi Za. Udah pengen gendong cucu." ucap Papi lagi.
"Ck, santai aja lah Pi," jawab Rezza.
"Kalau sampai akhir bulan kamu nggak bawa pulang calon mantu. Papi jodohin kamu sama anak pak Hasan yang baru lulus itu. Siapa Mi namanya?" ancam Papi.
"Heeemmm Papi mulai," sahut Rezza.
"Kalau Mami sih setuju setuju aja, Pi," tambah Mami. Mereka tersenyum melihat expresi Rezza.
"Aah, Mami Papi nanti Ezza bawain calon mantu. Tenang aja. Mami sama Papi mau yang kayak gimana?" tantang Rezza berani.
"Yang penting seiman, baik dan nggak neko-neko!" jawab Papi memberi syarat.
"Ya udah Papi jalan dulu ya Mi, Za. Kamu resign aja lah bantu Papi di perusahaan. Papi agak kewalahan ini," Pinta Papi.
"Ahh ... Papi. Ezza seneng Pi kerja di sana. Kan itu cita cita Ezza Pi. Papi kan masih gagah strong gini," ledek Rezza pada Papinya.
"Papi nggak mau tahu pokoknya bulan ini bawa calon mantu sama bantu Papi di perusahaan."
"Dih ... maksa."
"Okey bulan depan nggak bawa mantu berarti kamu setuju sama pilihan Papi ya kan Mi," ancam Papi lagi.
"Ya Ezza usahain sabar ya, Pi," ledek Rezza sambil senyum-senyum.
"Jangan senyum-senyum kamu. Papi serius, oke Papi jalan dulu Assalamu'alaikum."
"Waalaikumsalam hati-hati Pi," jawab mereka serempak.
***
"Ayo anterin Mami. Mami kenalin cewek," ajak mami.
"Ampun deh, nggak Mami, nggak papi. Sama aja, tunggu Ezza ganti baju dulu," ucap Rezza sambil beranjak dari duduknya. Mami hanya tertawa pelan melihat kekesalan Rezza.
Sepuluh menit kemudian mobil yang dikendarai Rezza pun meninggalkan rumah mewah itu.
"Butiknya di daerah mana mi?" tanya Rezza.
"Di Suderman, nanti Mami kasih tahu," jawab Mami sambil mengotak atik ponselnya. Mungkin dia membuat janji dengan pemilik butik
"Kamu nggak tertarik gitu sama salah satu kru kamu Za. Kan mereka cantik-cantik?" tanya Mami penasaran.
"Kami kerja sudah kayak saudara lah Mi. Belum ada yang pas dihati Ezza, Mi," jawab Rezza santai. Rezza pun terus melajukan kendaraaannya sesuai arahan maminya.
"Oke lah kalau begitu. Depan ambil kanan nanti kelihatan butiknya Dreami Colletion. Nah, itu, "kata Mami sambil menunjukkan plang yang ada di depan butik. Rezza pun berhenti tepat di depan butik itu dan memarkirkan mobilnya dengan sempurna.
"Ayo turun," ajak Mami.
"Nggak ah Mi, Ezza di mobil aja," tolak Rezza.
"Orang Mami mau kenalin sama cewek kok. Ayo buruan dari pada dijodohin sama papi nanti," ancam Mami lagi.
"Lah ini apa bedanya sama papi atuh Mi, ngacam terus," jawab Rezza, ia terlihat malas, tapi apalah daya ancaman maminya bikin doi merinding. Rezza pun mengalah pasrah dan mereka pun melangkah masuk ke dalam butik.
"Selamat siang Nyonya. Selamat datang di Dreami ada yg bisa saya bantu?" sapa salah satu pegawai di sana.
"Saya sudah ada janji sama atasanmu, bisa saya ketemu," jawab Mami Rezza.
"Baik tunggu sebentar Nyonya, saya tanyakan pada beliau dulu, maaf kalau boleh saya tahu dengan Nyonya siapa?" tanya pegawai Nayla.
"Saya nyonya Shinta yang mau ambil pesanan," jawab Ibu Sinta.
"Baik Nyonya, bisa tunggu sebentar saya hubungi atasan saya dulu."
"He em." jawab Ibu Sinta.
Beberap detik kemudian ...
"Silakan Nyonya, Anda langsung saja ke ruangan beliau mari saya antar," ucap Aisyah.
"Oke makasih ya Mbak, ayo Mas," ucap Ibu Shinta.
Ibu Sinta dan Rezza pun mengikuti langkah Aisyah menuju ruangan Nayla. Aisyah mengetuk pintu ruangan bosnya.
tok tok tok..(bunyi ketukan pintu).
"Masuk," jawab Nayla dari dalam.
ceklek
"Hallo Tante, apa kabar?" sapa Nayla sambil berjalan menghampiri Ibu Shinta dan menjabat tanganya.
"Baik sayang, gimana kamu sehat?" balas Ibu Shinta.
"Sehat Tante, Alhamdulilah."
Rezza hanya diam mematung, menyaksikan interaksi kedua mahluk sejenis yang beda usia itu.
"Oia sayang, Tante mau kenalin seseorang. Ini anak Tante, abangnya Rico namanya Rezza," ucap Bu Shinta sambil memperkenalkan anaknya.
Nayla menatap orang yang dimaksud ibu Sinta.
Mereka pun saling melempar senyum.
"Capt ...!" sapa Nayla tak percaya.
"Hay ..." jawab Rezza gugup
"Kalian udah saling kenal?" tanya Ibu Shinta penuh selidik.
"Itu Mi, dia kakak salah satu kru Ezza," jawab Rezza gugup.
"O ... baiklah Mami jadi nggak perlu repot-repot," ucap Ibu Shinta sambil tersenyum dan melirik Rezza.
Rezza malu, sampai menggaruk alisnya yang tak gatal untuk menutupi rasa gugupnya.
"Oia sayang, mana pesenan Tante. Udah ready belum?" tanya Ibu Shinta.
"Sudah Tant. Sekalian punya om juga udah jadi. silakan bisa dicoba, sebentar ya," ucap Nayla sambil mengangkat ganggang telepon miliknya.
Nayla menghubungi pegawainya dan meminta padanya untuk membawakan pesanan Ibu Shinta ke ruangannya.
"Tunggu bentar ya, Tan," pinta Nayla.
"Oke,"
Beberapa saat kemudian, pegawai Nayla pun datang membawakan pesanan Ibu Shinta.
"Nah itu Tant, udah datang. Mari silakan dicoba!"
"Wah cantik banget, kamu emang pinter calon mantuku, "puji Ibu Shinta.
"Apa Tant!" Nayla merasa mendengar sesuatu yang aneh.
"Ah nggak, nggak ada apa-apa," jawab Ibu Shinta cuek.
Ibu Shinta pun mengikuti langkah Aisyah menuju ruang ganti. Sekarang tinggallah mereka berdua yang terlihat canggung.
"Ni cewek manis juga kalau dilihat terang gini jadi gemes pengen aku makan aja rasanya," batin Rezza.
"Hem ... kamu sudah lama kerja disini Nay?" tanya Rezza.
"Sudah mau empat tahun Mas, eh Bang eh apa enaknya aku panggilnya?" tanya Nayla terlihat gugup.
"Nama aja Nay," jawab Rezza.
"Nggak sopan lah. Mas kan lebih tua!" jawab Nayla lagi.
"Ya udah terserah kamu aja. Emang kamu umur berapa?" tanya Rezza. Dih ... Mas Rezza tanya tanya umur, emang mau ngapain Mas?.
"Aku 26 tahun, Mas"
"Ooo...."
"Mas mau minum apa?" tanya Nayla.
"Apa aja asal nggak pakai sianida," jawab Rezza asal.
"Mas bisa aja."
"Ya kan aku belum nikah, Nay."
"Kalau udah nikah boleh gitu dikasih sianida." Nayla menanggapi candaan Rezza.
"Ya kalau kamu tega." jawab Rezza. Mereka saling melirik dan melempar senyum malu-malu. Bahkan, mereka pun tak menyadari kedatangan Ibu Shinta.
Ibu Shita pun mengajak merek berdua mengobrol panjang lebar, sembari mempelajari kira-kira mereka bisa jodoh apa tidak. Selamat mempelajari ya Bu....
Bersambung...
CA," Novel ini dalam tahap revisi ya gaes. Harap maklum kalau kurang nyambung. Aku benerin biar enak dibaca oke!!" 😍😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 119 Episodes
Comments
Shautul Islah
aku mampir thor
2023-01-29
0
Arnissaicha
seru kelihatan nya...
2021-09-24
0
🌷💚SITI.R💚🌷
oc lanjuut..apa rezza sm nayla berjodoj
2021-09-08
0