"Aduh pantat gue" teriak orang itu sambil memegang pantatnya
Dyandta membuka matanya perlahan melihat ke arah orang itu
"Gue kan cuma mau duduk kenapa Lo tendang pantat gue" kesal orang itu
Dyandta hanya menatap orang itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun
"Ck, kacang murah gak usah di kacangin" gerutu orang itu bangkit dari lantai
Dyandta tak menjawab juga ia lalu berdiri dari sofa lalu pergi melewati orang itu begitu saja
"Woy adik angkatan, inget nama gue baik-baik, siapa tau kita jodoh inget nama gue Nathan" teriak orang itu bernama Nathan
Brak
Pintu rooftop tertutup dengan sangat kuat setelah menyelesaikan ucapannya
"Galak juga ya, tapi cantik" ucap Nathan menggeleng kepala nya
"Imut" ucap dengan senyum cengir nya
Ia mengusap pantat nya masih terasa sakit lalu duduk perlahan di tempat Dyandta duduk tadi
"Hem anget" ucap Nathan lalu ia tidur di atas sofa
Sedangkan Dyandta sedang menuruni tangga ponselnya berbunyi ia lalu mengangkatnya
"Katakan" ucap Dyandta
"...."
"Gue kesana sekarang" ucap Dyandta menutyp telefon nya tanpa mendengar ucapan orang itu selanjutnya
Ia lalu berjalan cepat menuruni tangga bergegas menuju suatu tempat yang orang telfon katakan
Beberapa menit kemudian Dyandta sampai di tempat tujuan sebuah bangunan tua, usang, dan tak berpenghuni ia masuk kedalam tanpa melepaskan helm nya
Ia membuka lebar pintu utama bangunan tua itu tiba tiba
Srett wuss
Melayang sebuah anak panah di depan Dyandta secepat kilat ia menghindar sebelum anak panah itu melesat menembus wajah nya
(Kedatangan ku ternyata sudah di sambut heh) batin Dyandta menyeringai
Ia lalu melangkah maju dengan tenang memasuki sebuah lorong panjang dan gelap siapapun mungkin tak akan mau melewati nya
"Keluar lah jika kalian bukan pengecut" teriak Dyandta di antara lorong gelap itu bahkan suaranya menggema di seluruh ruangan
"Kalau tidak mau keluar gue robohkan bangunan kalian" teriak Dyandta lagi
Tak lama terdengar suara tepuk tangan di sebuah balik pintu tak jauh dari tempat nya
Prok prok prok
"Hebat sekali ada yang mau jadi pahlawan datang sendirian tanpa membawa pasukan" ucap seorang pria di balik pintu itu
Dyandta pun menghampiri pintu itu menendang nya sampai pintu itu rusak
Brak
"Hahahah" tawa orang itu
Dyandta tak menjawab ucapan pria itu ia melihat sekeliling satu orang sandera, satu ketua mereka, lima orang di sekelilingnya, tiga orang bersembunyi membawa senapan Laras panjang di antara kegelapan.
Ia pikirkan harus melumpuhkan orang yang bersembunyi terlebih dahulu tanpa menimbulkan kecurigaan atau suara dari orang yang bersembunyi
"Akhirnya kau datang juga, kalau tidak mungkin dia akan mati di tangan kita" ucap ketua mereka mencengkeram erat wajah sandera yan sudah babak belur
"Cih lantas gue peduli" ucap Dyandta menggerakkan tangan nya anak buah ketua mereka langsung menodongkan pistol kearah Dyandta.
Namun ia tetap pura-pura merenggangkan otot nya padahal ia sedang menembak kan sebuah jarum beracun dari jam tangannya yang sudah ia tekan tanpa sepengetahuan mereka
(One) batin Dyandta menyeringai
"Kau dengar dia tak peduli denganmu" ucap ketua itu di samping telinga sandera
(Kalau gak peduli dengan ku buat apa dia kesini bodoh, kalau bukan karena wanita sialan mu gue takkan ada di sini) batin sandera itu
"Tapi saya tidak percaya kata dia haha" ucap ketua itu tertawa menunjuk Dyandta
"CK kelamaan, maju kalau berani" pancing Dyandta berposisi kuda-kuda sambil meluncurkan jarum beracun nya yang sekali kena tewas seketika
(Two) batin Dyandta ketika tepat sasaran
"Nantangin dia, belum tau siapa kita, serang" sombong ketua mereka
Anak buahnya mengangguk menyimpan pistol nya lalu terjadilah baku hantam satu vs lima orang , tak adil bagi Dyandta tapi ia suka tantangan apalagi masih satu orang yang bersembunyi
Ia sengaja menyisakan satu orang yang bersembunyi biar permainan nya lebih menarik, serangan demi serangan Dyandta hindara begitu juga serangan senjata laras panjang dari orang yang bersembunyi ia menghindarinya seakan-akan ia tak tau jika Dyandta menghindari serangan orang tersebut
Bug brak bag bug
Aaaa
Kreek
Bug dor dor
Aaaa
Wuss
Sebuah jarum meluncur tepat di dahi orang yang sedang bersembunyi bersamaan dengan ia mengalahkan semua anak buah ketua itu
(Three) batin Dyandta tersenyum puas
Ia sudah melumpuhkan semua lawan termasuk tiga orang tadi jadi total delapan orang yang Dyandta kalahkan walau bisa mengalahkan semua orang itu ia juga mendapat beberapa luka gores, dan juga pukulan
"Apakah sudah puas" ucap Dyandta menghampiri ketua itu
"Jangan mendekat, kalau tidak aku tembak kepala dia" ucap ketua itu mengarahkan moncong pistol ke dahi sandera
"CK pengecut, kalau berani lawan gue, apalagi gue udah kelelahan melawan mereka semua, keuntungan bagi Lo" pancing Dyandta
(Sial sejak kapan mereka bertiga sudah tewas) batin ketua penjahat itu ketika melihat ketiga anak buahnya yang bersembunyi sudah tak bernyawa
"Sekarang tinggal Lo aja yang masih hidup" ucap Dyandta menyeringai
"Kata siapa, sebentar lagi anak buah gue yang lain akan datang menghabisi mu" ucap ketua itu percaya diri
"Ck, percaya diri sekali anda, oke one by one, lu pake aja pistol lu gue tangan kosong" ucap Dyandta tersenyum remeh
"Oh nantangin nya, kalau beradi buka helm kamu biar ku lihat wajah mu, cantik atau burik seperti pantat monyet" hina ketua itu karena sedari awal Dyandta masuk ia tak melepaskan sama sekali helm yang ia pakai
"Oke, anggap saja sebagai permintaan terakhir Lo" ucap Dyandta melepaskan helmnya
(Sial dia cantik sekali, bagus kalau dia bisa jadi santapannya ku) batin ketua itu tersenyum mesum
"Jangan harap" ketus Dyandta yang tau batin ketua itu, ia melemparkan helm nya ke arah ketua itu, dan dengan bodohnya ketua itu menangkap nya dengan kedua tangan nya
Bug
Dyandta menendang perut ketua itu sampai terpental ke lantai pistol ya dia pegang tadi juga terpental jauh
"Sialan" umpat ketua itu berusaha bangun dari lantai namun saat hendak berdiri ia sudah di todong pistol oleh Dyandta
"Diam atau mati" ucap Dyandta
"Hehehe, apa kau bercanda" ucap ketua itu terkekeh
"Saya tidak sedang bercanda lihat lah ke arah pintu" ucap Dyandta
Ketua itu pun melihat ke arah pintu ia menelan ludahnya susah payah melihat begitu banyak anak buah Dyandta apalagi salah satu dari mereka membawa seekor anjing Great Dane wow sangat mengerikan batinnya
"Nona tolong ampuni saya" ucap ketua itu bersujud di kaki Dyandta lebih baik cari aman terlebih dahulu dari pada mati mengenaskan
"CK bawa dia ke markas" ucap Dyandta menghiraukan ketua itu, ia menghampiri sandera tadi membuka talinya
"Bisa jalan gak" ucap Dyandta ketika selesai melepaskan tali itu
"Bisa" ucap pria itu yang sandera nya
"Ikutin gue" ucap Dyandta mengambil helm nya lalu meninggalkan semua anak buahnya
"Nona tolong ampuni saya" ucap ketika itu berusaha mengejar Dyandta tapi di halangi oleh anak buah Dyandta
"Diam Lu anj*ng berisik banget Sih" ucap pria yang di sandera tadi
"Bos kenapa masih di sini nanti Quin marah Lo" ledek anak buah nya yang membawa anjing Great Dane
"Lo" tunjuk pria itu pada anak buahnya tapi anak buahnya menunjuk yang ia bawa dengan matanya seolah berkata
'Mau macam macam'
"CK kalian berdua papah gue, jangan lupa ikat dia tunggu gue pulih baru kasih dia 'hadiah' " ucap pria itu menunjuk dua anak buah nya lalu dua anak buahnya memapah menyusul Quin sedangkan anak buah nya membereskan tempat kejadian
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
cinday
lanjut thorrr
semangat
2021-09-02
1
Cherry
keren Dyantha,sekali gebrakan langsung KO
2021-09-01
1