BAB 19

"kamu nggak mau jelasin tentang snapgram kemarin itu?" tanya Sena begitu Rehan duduk dihadapannya

Rehan nggak menjawab. Ia malah menyodorkan semangkuk bakso. Nggak ada kata mesra, kini mereka hanya terlihat seperti dua orang yang tidak saling mengenal dan sangat kaku antara satu dengan yang lainnya.

"dia temanku" jawab Rehan cepat

Sena hanya bisa memutar matanya jengah. Ingin rasanya saat ini juga ia menerjang Rehan dan memukuli laki-laki itu habis-habisan. Masalah dirumah saja masih belum selesai dan kini masalah Rehan hanya menambah beban fikiran nya saja.

Walaupun begitu, nggak dipungkiri Rehan masih memiliki tempat dihatinya walau sudah menghilang beberapa hari.

"kemana saja kamu kemarin?" tanya Sena setelah menghela nafas dalam-dalam

"sibuk skripsi. Kamu tahu sendiri kan mahasiswa tingkat akhir kayak kita pasti disibukkan sama skripsi. Jadi, jangan tanya kesibukan mahasiswa tingkat akhir kayak kita gini!" Rehan mendengus, "kamu juga sedang skripsi kan? Jangan nunda-nunda! Aku nggak suka perempuan malas"

"sepertinya kamu tahu bukan itu yang Sena maksud?" ucap Sena berusaha melupakan omongan pedas Rehan

Glek... Rehan melirik Sena diam-diam. Ia mendesah kasar, nyatanya Sena tidak seperti perempuan lain yang gampang ia bohongi. Sena jauh lebih teliti ketimbang perempuan diluaran sana.

"masalah itu? Ya sorry aku asal nyeplos. Kita nggak jadi break deh. Hubungan kita masih berjalan kayak biasa," jawab Rehan berusaha sesantai mungkin

"yang... Bukan itu maksud aku. Aku tanya kenapa kamu nggak ada kabar sampai dua hari dan ditengah-tengah ketidak ada kabarnya kamu, kamu nalah asyik-asyikan main sama perempuan lain. Kayak nggak ada rasa bersalah aja gitu," sontak Sena mengomel. Rehan sampai harus menarik Sena untuk mencari tempat sepi agar tidak dilihat orang banyak. Mau ditaruh dimana wajahnya kalau orang tahu ia kalah hanya dengan perempuan seperti Sena.

Setelah mendapat tempat strategis yaitu ditaman kampus paling belakang, tepat di tempat yang waktu itu Sena menangis dan Reyka menenangkan-nya. Duh jadi inget Reyka, baru saja mereka berbaikan kini mereka bertengkar lagi karena permasalahan Seno dan Sena.

Dan kini tidak hanya Reyka yang melayangkan aksi diamnya tapi seluruh keluarganya juga ikut mendiamkan Sena. Terkecuali Seno.

Sena jadi nggak enak hati kalau Seno tetap berlaku baik setelah ucapan menyakitkan nya kemarin.

"okey... Kemarin-kemarin aku masih marah sama kamu. Aku nggak suka kalau kamu nyuruh-nyuruh gitu, hal apapun itu. Serasa aku budak yang harus mengiyakan perkataan tuan nya. Pokoknya aku benci disuruh-suruh"

"Ya sudah, urusan itu aku minta maaf. Aku sudah maksa kamu, padahal kamu nggak berbuat salah sama kakak aku" Ucap Sena sambil menenangkan diri. Walaupun ia kesal lantaran Rehan yang nggak merasa bersalah sama sekali karena sudah menyelakai kakak sulungnya

Rehan mengangguk akuh. Ia duduk menyilangi kakinya mulai merasa tenang, "terus apa lagi?"

"cewek itu siapa?" Sena yang masih kepo dengan snapgram sekejap Rehan mulai menyerang kembali dengan pertanyaan. Ia menelisik dalam mata Rehan untuk menemui celah, jikalau Rehan kembali berbohong

"dia sahabatku. Sahabat yang baru saja dateng setelah menempuh pendidikan diluar negeri. Jadi, jangan berfikir macam-macam. Kita pure sahabat doang"

Kering.... Pembicaraan mereka terhentikan saat ponsel Rehan mulai berdering. Sena sempat melihat nama yang terpampang 'Cherin'

Siapa Cherin?

Ingin bertanya, tapi Rehan langsung mengangkat telepon sambil beranjak dari tempat duduk mereka. Hal itu membuat Sena semakin berfikir yang tidak-tidak.

Tidak lama kemudian, Rehan kembali dengan wajah cerahnya. Ia merapihkan tas dan jaket yang tersampir dibangku, "aku nggak bisa nganter kamu ya. Ada acara tiba-tiba" ucapnya tanpa beban, "masalah kita udah clear kan?"

"sebenarnya sih belum. Masih banyak pertanyaan yang hingga di benak aku" Sena merengut

Rehan mencubit pelan pipi Sena, "nanti lagi ya sayang. Aku ada urusan" pamitnya

"dengan Cherin?" ucapan Sena menghentikan langkah Rehan. Laki-laki itu berbalik dan melenguh malas

"dia sahabat yang aku ceritakan. Nggak usah cemburu gitu, kami nggak apa hubungan apapun selain sahabat. Dia minta aku temenin belanja, karena baru datang kesini aku khawatir kalau dia muter-muter sendiri. Jadi mau nggak mau aku harus temenin. Nggak papa kan kalau aku tinggal?"

Sena mengangguk pelan. Ingin berkata tidak juga, Rehan nggak mungkin mendengar. Lihat saja laki-laki itu langsung pergi tanpa pamit setelah ponsel-nya berdering.

Perempuan itu terdiam lalu mendesah kasar, "mana ada yang namanya sahabat antara perempuan dan laki-laki"

...~§~...

"sial!"

Semua sorot mata menoleh pada sesosok perempuan yang menangis sambil memukul pelantaran meja. Tidak ada yang berani menegur karena tahu dia merupakan adik dari sang owner Cafe. Kecuali tatapan-tatapan sengit dari pengunjung yang tertuju terus pada Sena.

"mau putusin tapi gue cinta sama Rehan. Nggak diputusin, dianya keenakan" Sena memakan spageti dengan brutal

"ck... Kalau lagi cemburu lu serem banget sih" salma tiba-tiba datang dan duduk didepan Sena

Fyi, mereka berdua sama-sama berprinsip untuk memanggil lu-gue kalau lagi diluar rumah.

"ininih yang buat gue males banget sama urusan pacaran. Gara-gara liat lu" tandas Salma lagi. Kini ia menyeruput juice mangga milik Sena membuat perempuan itu sedikit memprotes walaupun nggak bisa apa-apa karena banyaknya pasta dimulutnya

Sena meneguk pelan air putih lalu menatap Salma dalam, "gue nggak bisa dijadiin tolak ukur kali. Masih banyak orang pacaran yang bener diluaran sana"

"tapi gue bakal lihat yang ada dilingkungan sekitar gue. Gue nggak mau karena pacaran gue jadi korban selanjutnya kayak lu" Ucap Salma tanpa sengaja menyinggung kejadian itu lagi

Walaupun selanjutnya Salma menutup mulut saat sadar Sena tersedak lalu terdiam begitu saja. Ucapan maaf Salma terhenti saat Sena mengibas tangan tanda sudah memaafkan perkataan Salma. Walaupun begitu Salma jadi nggak enak sendiri. Mengungkit kejadian yang ingin dilupakan keluarga mereka.

"tapi menurut lu, mereka ada hubungan apa gitu nggak?" Sena menyatukan tangan sambil memandang penuh tanya pada Salma

Salma tertawa heran, "gue juga nggak tahu masalah kakak apa. Yang gue tahu, lu lagi ribut sama pacar lu itu. Tapi gue nggak tahu kalian ribut gara-gara apa"

"kemaren kami ada masalah lah dikit dan gara-gara masalah itu kita sempat break. Dari situ dia nggak ngasih kabar sama sekali. Benar-benar kami lepas obrolan, ngirim pesan sekedar basa-basi pun nggak. Pokoknya kami bener-bener lost contact--

"yang gara-gara ka Reyka itu?" sela Salma

Dengan lirih Sena mengangguk, "iya dia nggak sengaja mukul ka Reyka"

"brengsek" gumam Salma

Suara salma tersapu angin dan Sena hanya menangkap Salma mengucapkan sesuatu tanpa tahu mengucapkan apa, "lu ngomong apa?"

Salma menggeleng, "lanjut" sahutnya singkat

"iya pokoknya kita bener-bener nggak pernah berhubungan setelah itu. Terus dua hari lalu, saat peristiwa itu terjadi gue nggak sengaja lihat dia bikin snapgram bareng perempuan lain. Walaupun beberapa detik kemudian langsung dihapus. Gara-gara itu MOOD gue ancur banget dan malah nggak sengaja ngelampiasin ke papih"

Salma mengangguk paham, "keterlaluan sih pacar lu. Kalau gue jadi lu, gue langsung putusin detik itu juga. Status 'break' bukan jadi alasan untuk deket sama perempuan lain"

"tapi--- Rehan ngomong perempuan itu cuman sahabatnya" Sena berusaha mengelak

"terserah kakak saja. Tapi yang Sena tahu sahabat antara laki-laki dan perempuan itu memang ada, tapi jarang! Soalnya pasti diantara mereka ada yang jatuh cinta dan buat persahabatan mereka lanjut kejenjang yang lebih tinggi atau malah hubungan mereka merenggang"

"tapi---

Salma bangkit. Ia sudah terlalu lelah mendengar celotehan Sena. Tahu gitu lebih baik dia tidur dirumah daripada datang atas perintah Sena. Salma menepuk pundak Sena berulang kali,

" aku nggak mau urus pacar kakak. Mau kasih nasihat juga takut salah sangka, karena kakak tahu sendiri aku nggak pernah punya pacar. Tapi yang Salma tahu, kakak harus buru-buru minta maaf sama papih. Tadi, Sena nggak sengaja lihat papih nangis sambil liatin foto lu pas masih bayi sama mamih"

Sena tercengang. Tiba-tiba hatinya diliputi rasa bersalah yang kian bersarang.

"omongan lu kemarin udah sangat keterlaluan, menurut gue" lanjut Salma sebelum masuk kedalam kafe untuk mengunjungi Sean

Terpopuler

Comments

yonahaku

yonahaku

lanjut!!

2021-08-05

1

Bunda Aini

Bunda Aini

up

2021-08-05

0

Yunia Afida

Yunia Afida

sena menyesal tu, emang kadang g boleh ini itu kita merasa dikekang tapi sebenarnya itu wujud kasih sayang vorang tua, agar kita g salah jalan

2021-08-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!