BAB 09

Setelah beberapa hari berlalu dan Reyka berhasil memenangkan tander yang ia lakukan bersama dengan Sean. Kini menjadi waktunya laki-laki itu beristirahat dan memilih berlibur bersama ketiga adiknya.

Seno? Reyka sengaja tidak mengajak papih-nya itu karena sudah berbohong tentang kesehatan nya. Sebenarnya itu hanya alibi karena Reyka hanya ingin menghabiskan waktu bersama anak remaja lainnya dan orang tua tidak diperbolehkan untuk ikut.

Seno sempat merajuk bahkan menyerang aksi menolak bicara, tapi dibantu Alex yang membujuknya mau tidak mau Seno menyetujui dan membiarkan keempat anaknya berlibur di villa keluarga tanpa dirinya.

"Akhirnya liburan setelah suntuk dirumah terus" gumam Salma lalu berlarian menelusuri jalan bebatuan setapak

Jalan yang kurang bagus dan sempit membuat kendaraan bisa masuk hanya sampai ujung jalan raya. Seterusnya Reyka dan ketiga adiknya memilih berjalan sekalian melihat pemandangan yang sangat indah.

Sena mengangguk menyetujui Salma, "Akhirnya liburan setelah disibukkan ama revisi dari dosen. Huuh! Males banget skripsi pengen cepet-cepet lulus" keluh Sena

"mana ada, yang instan cuma indomi*. Selain itu nggak ada yang instan" Sean mencibir

Reyka merangkul Sena dan membawanya menjauhi Sean, "sudah-sudah, jangan dengerin Sean. Kalau kamu ada kesulitan tinggal tanya kakak, kakak siap 24 jam untuk Sena" bujuknya

Senyum terbit diwajah Sena, "bener? Makasih banyak ka Reyka. Kakak memang yang terbaik. Sena jadi senang"

"syukurlah kamu senang. Kalau kamu berniat untuk bertanya jangan sungkan, kakak akan terus membimbing. Ingat membimbing! Bukan mengerjakan. Semuanya tetep kamu yang ngerjain"

"oke!" ucapnya sambil mengacungkan jempol ditangan kanannya

"kakak, aku pergi duluan" Sean berbalik arah dan melambaikan kunci mobil, "pinjem mobil dulu" teriaknya sambil berlari menjauhi villa menuju tempat mobil terparkir

"mau kemana?!"

"mau pacaran" Ucap Sean lalu menghilang dibalik pepohonan pinus

Reyka berdecak. Lalu kembali melanjutkan perjalanan sambil mengenggam tangan Sena.

...~§~...

Tidak banyak yang dilakukan Reyka, Sena dan Salma. Mereka bertiga hanya meluangkan waktunya sendiri dengan beristirahat dikamar masing-masing.

Hei, memang benar hanya Sean yang bisa mencairkan suasana diantara mereka. Selebih nya ketiga orang berbeda usia itu terkadang masih canggung. Ya, kecuali antara Reyka dan Sena.

Memilih berlibur untuk merefreshing diri, Reyka malah diterpa kesuntukan yang luar biasa. Sejak tadi ia hanya memandang pemandangan dari balkon dikamarnya.

"ck... Lebih baik berkutat dikantor kalau tahu gini" gerutunya tak keruan

Setelah memutuskan, akhirnya Reyka pergi keluar kamar. Ia tersenyum bahagia saat melihat Sena sedang menelungkup diatas sofa sembari tersenyum-senyum.

"Sena!" panggilnya

Perempuan itu terlonjak kaget dan buru-buru menurunkan ponsel serta mematikan panggilan dari Rehan.

Sangat menegangkan!

Sampai-sampai Sena menunduk tak berani menatap Reyka. Seakan teleponan dengan kekasihnya merupakan kesalahan besar yang nggak bisa diampuni oleh Reyka.

"ada apa?"

"oh bukan apa-apa ko" jawab Sena cepat, tidak lupa Sena mengirim pesan kepada Rehan yang berisi permintaan maaf dan akan menelpon kembali jika urusannya sudah selesai

"kamu habis nelpon siapa?" tanya Reyka

Laki-laki itu memasuki pantry dan mengecek persediaan makanan. Setelah dirasa stok makanan tidak terlalu banyak, Reyka langsung mengirim pesan kepada Sean untuk belanja makanan berat dan cemilan untuk makanan mereka saat di villa.

"temen doang" jawab Sena lalu melepas ponsel setelah Rehan menjawab 'tidak apa-apa dan menunggu Sena menelpon nya kembali'

Sungguh Sena sudah seperti orang yang sedang selingkuh dan tidak sengaja ketawan.

"ka jalan-jalan yuk disekitar sini aja..." rengek Sena, "lagian bosen dikamer terus. Sama aja kayak dirumah kalau gitu"

"ya udah, kamu panggil Salma dulu" Pinta Reyka

Sena mengangguk. Ia berlari menelusuri tangga dan berakhir didepan pintu berwarna hitam. Diketuknya pintu dengan perlahan.

Tidak ada yang menjawab.

Dengan pelan Sena membuka dan melihat Salma yang tertidur pulas masih dengan ponsel dilengannya. Sena masuk dan membenarkan posisi tidur, menaruh ponsel dan tidak lupa merapihkan selimut. Setelah dirasa selesai Sena mengecup singkat kening Salma sebelum pergi meninggalkan kamar itu.

"Salma lagi tidur ka. Kita jalan berdua aja, anggep aja seperti kencan" Ucap Sena santai tanpa beban berbeda dengan Reyka yang tiba-tiba berhenti

"ka kenapa?"

Reyka mengerjap perlahan lalu menggeleng lucu. Mereka berdua kembali berjalan dengan pegangan tangan menelusuri jalan yang nanti akan bertemu dengan danau yang terhubung langsung dengan air terjun.

"mungkin gini kali ya rasanya jalan berdua sama pacar" Ucap Sena tiba-tiba, "memangnya kakak masih nggak izinin Sena pacaran?"

"sebelumnya kakak mau nanya deh" tukas Reyka tiba-tiba menghentikan Sena

Sena yang merasa kepo langsung mengajak Reyka duduk dipinggir pohon pinus. Sena langsung memangku lengan di pipi seraya menatap lekat-lekat pada Reyka, posisi yang pas untuk bergosip.

"ada apa? Ada berita apa nih? Kakak mau nanya tentang perempuan? Kakak punya pacar yaa. Buruan tanya" cecar Sena berulang kali

"gimana kakak mau mulai kalau kamu terus cecar kayak gitu" Sena tertawa

"kakak mau cerita dan kamu nggak boleh nyela sama sekali. Kalau kamu nyela kakak akan berhenti saat itu juga" Ucap Reyka penuh penekanan

Sena mengangguk dan menarik ujung jari didepan bibirnya mengisyaratkan orang yang sedang mengunci mulutnya.

"anggap aja ini cerita orang lain" Sena mengangguk lagi

"misalnya ada seorang anak yang nggak diketahui asal usulnya, ia hidup luntang lantung sampai seorang perempuan mengajaknya tinggal bersama. Akhirnya mereka tinggal bersama, mereka bahagia sampai sang perempuan penolong itu hamil dan memiliki anak perempuan" Sena masih terus fokus mendengarkan tanpa tahu cerita itu merupakan kisah Reyka sendiri

"karena anak laki-laki itu merasa sangat sayang dengan perempuan penolong itu membuat dia memiliki pendirian untuk terus menjaga anak dari perempuan penolongnya. Tapi tanpa anak laki-laki itu sadar ia sudah jatuh cinta dengan anak dari perempuan penolong itu. Menurut kamu itu hal yang etis nggak?"

"sangat etis dong, lagian perasaan nggak tahu akan jatuh kepada siapa. Seperti halnya anak laki-laki itu, dia mana pernah berfikir akan mencintai anak dari perempuan penolongnya"

"kalau sangat etis, menurut kamu mereka bisa hidup bersama selamanya? Sebagai sepasang kekasih atau suami istri?"

"sangat bisa lah. Toh mereka berdua nggak ada hubungan darah. Kalau sama-sama saling mencintai buat apa ribet"

"kalau salah satu dari mereka tidak menyukai balik? Atau nggak orang tua dari anak perempuan penolong itu tidak menyetujui?"

Sena bungkam, "kalau memang salah satu dari mereka tidak menyukai balik, maka anak laki-laki itu harus berusaha dong dan urusan orang tua tidak menyetujui Sena rasa hal itu masih bisa dibicarakan baik-baik"

"nggak segampang itu" gumam Reyka pelan, sangat pelan

"Sena rasa anak laki-laki itu menyukai anak dari perempuan penolong karna merasa ia memiliki tanggung jawab yang besar dan dengan rasa nyaman. Atau nggak karena anak laki-laki itu merasa anak dari perempuan penolongnya sama seperti ibunya. Jadi seperti figure gitu loh, anak laki-laki itu bisa melihat figure perempuan penolong dari anaknya"

"apakah mungkin mereka bersama? Walaupun kebersamaan mereka akan menyakiti banyak orang?"

"untuk apa terus bersama kalau menyakiti banyak orang" omel Sena, "jatuh cinta itu suatu keajaiban yang tidak semua orang bisa rasakan. Kebahagiaan akan terpancar jika ada sepasang kekasih yang saling mencintai, dan kebahagiaan itu harus menyertai orang disekitarnya. Kalau orang disekitarnya saja sudah menentang, yang ada kelanjutan kisah mereka hanyalah kelabu. Suram gitu maksudnya"

"kalau anak laki-laki itu terlanjur jatuh cinta? Tetapi tidak ingin menyakiti orang disekitar nya bagaimana?"

"banyak cara, dia bisa pergi atau mencari perempuan lain. Toh perempuan didunia ini nggak hanya dia kan"

Reyka menggeram kecil. Ucapan Sena serasa menohok tajam jantungnya. Seakan Reyka harus disadarkan kenyataan yang ada.

Tiba-tiba Sena berbalik, "tapi Sena lebih suka jika anak laki-laki itu terus berjuang. Berjuang agar perempuan itu menyukai balik dan berjuang demi meyakinkan orang disekitarnya"

Reyka menegang. Terus harus gimana!

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

semangat reyka

2021-07-27

2

Reny Saputro

Reny Saputro

semangat

2021-07-26

1

Bunda Aini

Bunda Aini

up

2021-07-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!