Berduaan tidak membuat mereka saling berbicara. Laki-lakinya yang sibuk memandang perempuan itu lekat-lekat dan perempuan itu memilih berkutat dengan ponsel-nya menghindari rasa malu yang kian bergelora.
"Sena?" Sena mendongak dan mengerjap lucu
"kenapa Rehan?" tanya perempuan itu kaku, Sena berpura-pura meminum minumannya demi tidak menatap langsung mata Rehan
Sungguh, situasi seperti ini benar-benar canggung!
"kenapa diem aja? Nggak suka jalan-jalan sama aku?" tanya Rehan dengan perhatian
"aku malu" cicitnya
Rehan mengangguk maklum. Laki-laki itu paham, selama hampir memperhatikan Sena dari jauh Rehan tidak pernah mendapati perempuan itu bercengkerama dengan lawan jenis. Kecuali dosen tentu saja.
"biasakan saja dong. Lagi pula ini cuma jalan-jalan loh, masa cuma jalan-jalan kakunya luar biasa apalagi aku ajak yang lain"
"eh?" Sena menoleh mendengar kata 'ambigu' dari Reha
"bukan apa-apa" jawab Rehan lalu mengenggam lengan Sena dengan penuh kasih sayang, "untuk selanjutnya aku nggak mau liat kamu canggung gini. Lagipula kita pacaran loh, sepasang kekasih. Seharusnya kita berbuat mesra bukan canggung kayak gini"
Sena mengangguk paham, "maaf ya yang aku belum jadi kekasih yang baik untuk kamu"
"santai aja kali. Berdua sama kamu aja aku udah seneng banget" Sena menunduk malu mendengar pernyataan Rehan
"habis ini mau kemana lagi kita?" tanya Sena mengalihkan pembicaraan
"kite ke mall! Aku mau ajak kamu belanja dan semua aku yang bayarin" jawab Rehan dengan sedikit sombong
Diam-diam Sena menghela nafas jengah. Dibanding belanja Sena lebih menyukai eksplor keberbagai kota. Sena berbeda dengan perempuan lainnya yang lebih menyukai belanja dibandingkan bertahan dibawah terik matahari demi melihat pemandangan yang ada.
Lagipula Sena sudah bosan belanja.
Tapi mau tidak mau Sena mengangguk dan pura-pura tersenyum bahagia agar Rehan AKA kekasihnya tidak tersinggung.
"kamu suka kan yang? Soalnya mantan-mantan aku lebih suka kalau aku ajak belanja daripada jalan-jalan nggak jelas. Lagian aku juga nggak masalah, uang aku banyak"
Uang orang tua kali, ketus Sena dalam hati.
"kenapa kamu diam aja? Nggak suka kalau aku ajak belanja?" Rehan menaikkan salah satu alis meminta jawaban Sena
"suka ko yang, suka" jawab Sena dengan cepat
Rehan tersenyum simpul. Lalu mengajak Sena keluar dari kafe dan masuk kedalam mobil nya.
Sena mengedarkan pandangan kedalam mobil. Perempuan itu sedikit mengernyit tidak suka saat suasana dikursi belakang sangat kotor dengan tumpukan kain dan file-file, sangat berbeda dengan mobil Reyka yang sangat bersih.
Tetapi perbuatan Sena disalah artikan oleh Rehan. Laki-laki itu mengira Sena sedang berdecak kagum mendapati mobil mewah nya. Ia semakin tersenyum sombong. Merasa bangga saat pacarnya memandang takjub seperti itu.
"bagaimana mobil aku bagus kan?"
Sena menoleh kaget lalu mengangguk begitu saja, jika boleh dibicarakan mobil Rehan tidak ada apa-apa nya sama koleksi mobil milik Seno dan milik Reyka.
"kamu pasti terpesona dengan mobil aku" sebelah tangan Rehan memegang erat lengan Sena dengan penuh cinta dan sebelahnya lagi ia gunakan untuk menyetir
Diperjalanan Sena hanya terdiam menatap jalanan yang tampak macet. Perasaan nya berubah ragu ketika tahu Rehan selalu memamerkan hartanya dan Sena benci itu semua.
Ibaratnya kayak kamu menyombongkan diri kamu cantik atau tampan padahal yang menciptakan itu semua ya yang maha pencipta. Sama seperti itu, Rehan seolah menyombongkan hartanya kepada Sena padahal harta yang disombongkan laki-laki itu tidak lain merupakan hasil kerja keras orang tuanya.
Setelah beberapa menit diperjelanan, Rehan memutuskan untuk memarkirkan mobil di pusat perbelanjaan X. Merek turun bersama. Rehan menggengam Sena terus menerus seakan Sena adalah barang yang harus dijaga sedemikian rupa.
"kamu mau beli apa?" tanya Rehan seraya mengarahkan kepada beberapa produk bergengsi
Sena menelan saliva, bingung ingin menjawab seperti apa. Meminta kepada keluarganya saja ia selalu sungkan, apalagi meminta kepada laki-laki yang tidak memiliki hubungan dengan nya selain hubungan kekasih.
"pasti kamu bingung ya, mau beli barang mana. Apalagi ini mall bergengsi cuma orang kaya doang yang bisa masuk" jelas Rehan membuat Sena semakin terdiam
"iya aku bingung" balas Sena mengikuti permainan Rehan, "nggak pernah dateng ketempat kayak gini"
"tuh kan! Aku juga bilang apa. Tapi tenang aja kamu jalan sama aku ini" Rehan merangkul Sena dengan erat
Aroma maskulin menjalar dipenciuman Sena. Sena suka! Walaupun lebih suka aroma Reyka.
"kamu mau beli apa?" tanya Rehan setelah sekian lama mereka berjalan
"aku bingung. Lagi pula nggak ada yang pengen aku beli" papar Sena menjelaskan
Rehan mengernyit tidak suka. Laki-laki itu lebih menyukai perempuan yang langsung bilang keinginan nya daripada nggak bilang seperti saat ini. Kan Rehan jadi bingung juga.
Mau tidak mau Rehan membawa Sena memasuki salah satu toko sepatu sport dengan merk yang sudah terkenal hingga mancanegara.
"aku ada niat mau ngajak kamu jogging nanti weekend, kayaknya bagus deh kalau kita punya sepatu couple. Biar orang-orang tau kalau kita sepasang kekasih"
Sena mengangguk lalu mulai melihat-lihat beberapa model. Kini didepannya terpampang sepatu couple berwarna putih dan abu-abu. Sena terkesima lalu langsung menunjuk sepatu tanpa melihat harga yang tertera.
"aku mau yang ini!" seru Sena
Rehan langsung memerintahkan pelayan membawa sepatu couple tersebut. "sudah? ada yang mau kamu beli lagi?"
Sena tidak menjawab. Ia meneruskan melihat model sepatu laki-laki yang sangat cocok untuk seseorang.
"aku boleh beli sepatu laki-laki yang lain nggak? Aku bayar sendiri ko?" tanya Sena tidak ingin Rehan salah paham
"laki-laki? Kamu selingkuh dari akau?!" Sena terkejut aku memandang Rehan dengan tidak biasa, "hahahah muka kamu lucu banget kalau lagi kaget kayak gitu. Aku bercanda ko, lagipula mana mungkin kamu terang-terangan selingkuh" lanjut Rehan membuat Sena menghela nafas lega
"aku beneran kaget loh" rajuk Sena
Rehan masih tertawa lalu merangkul Sena, "kamu mau beli sepatu buat siapa? Ambil aja aku nggak ada masalah ko" jelas Rehan
Satu sifat yang membuat Sena suka dari Rehan, Rehan benar-benar royal pada orang yang baru ditemui. Tak ayal sebagai seorang perempuan Sena suka dengan laki-laki itu. Ya walaupun, sifat sombongnya nggak menutupi kelebihannya.
"aku mau beli buat kakak aku" Sena meraih salah satu sepatu berwarna kesukaan Reyka dan mengikutsertakan pembayaran nya dengan sepatu couple tadi
"memangnya kamu berapa keluarga sih? Aku sama sekali nggak pernah denger tentang keluarga kamu"
Fyi, kedua anak perempuan Seno memang sengaja tidak dipublikasikan ke media. Media hanya tahu Seno memiliki 4 anak dan hanya Reyka serta Sean yang terkenal. Kedua anak lainnya benar-benar Seno sembunyikan sedemikian rupa. Agar tidak terjadi hal yang nggak diinginkan.
Dunia bisnis memang semenyeramkan itu.
"aku tuh 4 bersaudara" cerita Sena sambil berjalan keluar toko menelusuri toko-toko lainnya, "kakak pertama dan kedua aku itu laki-laki dan adik aku perempuan"
"jadi kamu anak ketiga?"
"iya! Dan sepatu ini untuk kakak pertamaku" ucapnya dengan semangat
Mereka berdua terus melangkah hingga Sena melihat seseorang yang sangat dikenalnya sedang berjalan kearahnya. Sena refleks menarik Rehan dan mengumpat dibalik tembok.
Hingga orang yang dikenalnya melewati begitu saja tanpa menoleh kepada Sena. Perempuan itu langsung menghela nafas lega.
Mampus! Semoga ka Reyka nggak liat aku. Gumamnya dalam hati.
"ada siapa sih?" Rehan menongolkan kepala dan hanya mendapati seorang pembersih sedang menyapu lantai, "ada siapa?"
"tadi aku liat kakak aku"
Rehan mangut-mangut mengerti. Ia berasumsi kakak yang dimaksud Sena tadi merupakan pekerja yang baru saja ia lihat. Rehan tidak mau memperpanjang masalah, lagipula ia tahu kalau keluarga Sena nggak memperbolehkan Sena untuk pacaran.
"oalah... Sekarang kita mau lanjut kemana?"
"pulang saja yuk" Pinta Sena penuh harap, jika terus melanjutkan acara jalan-jalan disekitar sini Sena yakin keberadaan nya akan menjadi ancaman.
"ya udah" mereka kembali keparkiran
Setengah jam kemudian, Sena sampai ditempat yang sama saat perempuan itu meminta turun saat bersama Reyka.
"aku pamit dulu ya yang" pamit Sena seraya turun
"yakin mau diantar sampai sini aja?" tanya Rehan khawatir
"iya disini aja. Lagipula rumah aku nggak terlalu jauh dari sini" Rehan mengangguk
Sena mengangkat plastik berisikan sepatu tadi, "nanti aku ganti yang sepatu kakak aku" serunya lalu berlalu begitu saja meninggalkan Rehan yang sudah garuk-garuk manja
"memangnya dia punya uang untuk ganti?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Aqillazidniee
ak penasaran deh... ibu'y reyka yg d rsj itu ko ga ada cerita'y lg ya.... kemana thor?
2021-08-04
1
Yunia Afida
rehan emang sombongnya kebangetan
2021-07-29
0
Si Fatimmm 04
Si Rehan nggak tau aja siapa Sena Sebenarnya seberapa kayanya Sena,Coba kalo tau beh Jauh Men kagak Ada Apa-apanya kamu sama Sena😒
2021-07-25
3