BAB 05

Disinilah Reyka berada, dibawah desiran angin dan terik matahari Reyka bersimpuh dimakam Sania. Reyka membersihkan beberapa rumput yang mulai tumbuh tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"mih..." jedanya cukup lama, "apa kabar? Maaf Reyka jarang kesini"

"mih... Reyka rindu mamih, rindu banget. Ngalahin rindu Dilan sama Milea" ucapnya bercanda walau laki-laki itu tak tertawa sama sekali

"mamih tahu kan? Patah hati terbesar seorang anak laki-laki itu saat kehilangan ibu-nya. Begitu juga Reyka, Reyka merasa dunia Reyka hancur begitu dokter mengabari kepergian mamih. Ya, walaupun Reyka tahu mamih bukan orang tua kandung Reyka"

Ups.. Reyka menutup mulutnya dengan lengan kanan. "Reyka lupa! Mamih nggak suka kalau Reyka ngomong gitu. Maaf mih, tapi memang kayak gitu kenyataannya"

"mih, Reyka pengen curhat" Reyka terdiam, tapi tidak dengan lengannya. Sejak tadi Reyka sudah disibukkan dengan menabur bunga hingga memenuhi makam.

"mih Reyka suka sama Sena" ucapnya lagi

"maaf banget mih. Reyka tahu ini salah, tapi Reyka nggak bisa tahan perasaan ini. Perasaan ini semakin dalam, sampai Reyka nggak bisa nemuin jalan keluarnya"

Reyka meringis, "Reyka juga paham, perasaan ini salah. Sangat salah, nggak sebaiknya Reyka suka bukan-bukan tapi cinta sama orang yang sudah dianggap sebagai adik Reyka sendiri"

"Reyka nggak tahu harus gimana selain mesti mundur secara teratur. Karena Reyka paham perasaan ini seharusnya nggak ada. Jadi, mamih tenang aja Reyka akan jaga diri dan lupain perasaan ini. Yaa... Walaupun nggak segampang itu" jelas Reyka

Celotehan Reyka terbawa angin menyisakan keheningan semata. Lagi-lagi Reyka meringis, merasa lebih baik walaupun kini sedihnya tergantikan lantaran teringat kembali kenangan Sania.

"mih Reyka pamit dulu ya" Reyka mengecup lama nisan itu sebelum berakhir meninggalkan tempat pemakaman milik keluarga Seno itu

...~§~...

Reyka memilih kembali kemansion usai pulang dari pemakaman Sania. Pekerjaan kantor masih bisa ia handle tentu saja dengan campur tangan Baby.

"kakak!" panggil Salma begitu ia memasuki pintu utama

Tidak hanya Salma yang menatapnya, tetapi semua orang yang sebelumnya berkutat dengan kertas kini ikut menoleh dan memandang kagum pada laki-laki itu.

"kenapa?" tanya Reyka dengan senyuman

"bantuin Salma sama temen-temen dong. Dari tadi bingung sama tentang pembahasan dari penelitian yang dikasih dosen"

"coba kakak liat dulu" semua orang yang notabene nya perempuan langsung minggir karena tahu keberadaan laptop yang ada ditengah-tengah

"aku paling bingung sama penelitian ini, kayak nggak pernah masuk gitu ke otak"

Reyka mengetik beberapa kalimat inti agar Salma bisa mengembangkan nya, lalu menyentil pelan kening Salma. "makanya belajar jangan nongkrong mulu" kelakar Reyka kemudian berdiri dan berlalu begitu saja

"gils.... Titisan malaikat, kenalin dong sama kakak lu"

Hanya kalimat tersebut yang terdengar oleh Reyka selepas ia pergi dan Salma mengucapkan terima kasih. Laki-laki itu hanya bisa mengangkat bahu acuh, sudah biasa mendengar kalimat penuh kagum seperti tadi.

Hampir semua perempuan yang ditemuinya pasti langsung terpesona dengan wajah tampan nya, ya kecuali Sena. Mana pernah anak itu memuji Reyka!

Reyka mendatangi pintu kamarnya yang tepat berada dihadapan kamar Sena. Belum sempat menutup, sebuah tangan menginterupsi. Reyka kembali membuka pintu lebar-lebar membuat perempuan dan laki-laki dihadapannya masuk dengan santainya.

"ck... Keluar gih" usir Reyka walaupun tetap menutup kembali pintu kamarnya

"kakak habis dari mana?" tanya Sena

Sean mengangguk setuju, "siang-siang gini masa pake baju item-item gitu" Sean tertawa diikuti Sena

"habis dari makam mamih" jawab Reyka singkat membuat kedua adiknya yang melontarkan ledekan pada Reyka langsung terdiam dan menatap serius

"ih kok nggak ajak-ajak gue sih" protes Sean

Sena mangut-mangut menyetujui, "padahal Sena habis dari kantor kakak, eh nggak diajak juga. Parah nih"

"nggak solid lu!"

"kakak juga butuh quality time dong sama mamih. Kalian kalau mau ya kesana aja sendiri. Udah pada gede kan?" sarkas Reyka

"seperti biasa!" Sean memicing, "pedes banget omongan nya"

"kalian ada apa sih disini" teriak Reyka dari ruang gantinya

Sementara Sean dan Sena yang merusuh hanya terkiki. Lalu duduk dan selonjoran diatas kasur milik Reyka.

Di mansion besar milik Seno ini, bisa dibilang tempat ternyaman itu ya kamar Reyka. Ruangan yang didominasi hitam dan dipenuhi foto Reyka kecil bersama Sania membuat kamar Reyka dicap sebagai kamar penuh kenangan yang nyaman.

"meu ngerusuh aja" jawab Sena

Reyka melirik dan melihat Sena yang kelewat santai. Maksud Reyka tuh, apa adiknya nggak ada rasa bersalah setelah membohongi nya dan membuatnya khawatir gitu?

Apa memang dia yang terlalu berlebihan?

"kalau nggak ada kepentingan, bagusnya kalian keluar deh. Kakak mau istirahat"

Sean mendelik. Bukannya keluar, anak itu malah semakin merapatkan selimut yang dikenakannya. Seakan mengejek Reyka.

"Sena...." panggil Reyka

Sena malah meleletkan lidah lalu mendekati Sean. Menikmati tidur siang dikamar Reyka.

Reyka meremas wajahnya frustasi. Jika nggak lihat wajah lucu Sena, Reyka sudah pasti akan menarik paksa Sena keluar kamarnya.

Ah... Tapi sudahlah, Reyka selalu kalah dengan wajah ikut Sena.

"ck" Reyka berdecak untuk sekian kalinya. Ia meraih dompetnya sebelum memilih keluar kamar

"pas banget ketemu kakak!" Reyka menaikkan salah satu alisnya, "anterin temen aku pulang dong" pinta Salma dengan penuh harap

Reyka melirik mendapati teman perempuan Salma yang tinggal seorang itu. Ia tampak menunduk.

"memangnya dia nggak ada yang jemput?"

Salma menggeleng, "nggak ada yang jemput sekaligus nggak ada motor. Lagipula Karina nggak bisa naik motor"

"ya udah, terus apa pedulinya kakak? Zaman sekarang serba canggih, kalau nggak bisa naik motor ada gojek yang siap mengantar" simpul Reyka

Reyka bisa mendengar perempuan itu menarik nafas dalam-dalam.

"sudah kan aku bilang juga nggak usah. Aku jalan kedepan komplek aja, pasti masih ada angkutan umum" seru perempuan itu sembari menyentuh Salma

"nggak-nggak" kekeh Salma, "kamu tuh habis bertamu dirumah aku. Jadi keselamatan kamu tuh masih tanggung jawab aku" gerutu Salma

"jangan libatkan kakak, tentu saja!" Reyka mendesis, ingin berlalu tapi Salma masih menggengam nya erat-erat

"kak ih!"

Reyka memandang malas pada adik bungsunya itu. Salma selalu mendapat segala keinginannya sejak kecil, hal itu berdampak pada kekerasan kepala Salma. Anak itu paling nggak bisa ditolak kalau nggak ia akan mendiamkan Reyka selama satu bulan lebih.

"ya terus kakak harus gimana?" cecar Reyka

Keinginan nya untuk beristirahat hanya terbuai lantaran masalah ini.

"anterin Karina!"

"kamu tahu kan kakak baru pulang kerja? Kakak tuh cape, pengen istirahat. Lagian kalau dia nggak ada yang anterin kan masih ada mang Acep, supir keluarga kita" seru Reyka rada nggegas

Perempuan itu sudah menunduk sambil memainkan ujung kukunya. Ah, Reyka sudah tidak peduli jika perempuan itu berfikiran macam-macam tentang dirinya.

"man Acep tuh lagi anterin ayah pergi. Kalau mang Acep ada juga, aku nggak akan suruh kakak anter Karina" Salma merajuk, "ah tau ah!"

Reyka menghela nafas lagi sebelum meraih kunci mobilnya. Ia mengisyaratkan agar perempuan itu mengikuti Reyka.

"buruan!" sentak Reyka membuat perempuan itu buru-buru mengikuti nya

Dengan senyum sumringah Salma mempersilahkan Karina masuk kedalam mobil Reyka.

"hati-hati bawa temen akunya ka" titah Salma lalu berdadah-dadah ria

Reyka memutar mata jengah lalu mengendarkan mobil dengan kecepatan rata-rata.

"dimana?" tanya Reyka begitu keluar komplek perumahan

Karina menoleh dan mengernyit heran, "apanya?"

"rumah"

"........." jelas Karina dengan cermat dan tentu saja sambil menatap Reyka lekat-lekat, "tapi kalau kejauhan turunan aku di jl. Merpati aja"

"baguslah kalau tahu diri" Reyka mengarahkan mobil kearah yang dititah Karina

Setelah beberapa menit, Reyka memberhentikan mobil didepan supermarket persis samping JL. Merpati. Karina turun, tetapi sebelum turun perempuan itu mengulurkan tangan.

"kenalin ka aku Karina" ucapnya didepan pintu mobil

"Reyka"

Karina tersenyum, lalu menutup pintu mobil. "hati-hati ka"

"hm." dehamnya lalu kembali melajukan mobil

Terpopuler

Comments

Yunia Afida

Yunia Afida

semangat terus, 💪💪💪💪💪

2021-07-29

0

Ramadini

Ramadini

lanjut dong

2021-07-23

1

Ria Kristianti

Ria Kristianti

baru mampir udah dibikin mewek 😭😭

next next next !!!

2021-07-22

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!