"kenapa kamu pergi tanpa izin sama kakak dulu?"
Mampus!
Reyka memandang Sena dari atas kebawah. Dibalik amarahnya ia merasa khawatir pada adik dihadapannya ini.
Dua jam lalu, Reyka mengikuti rapat yang membahas rencana pembuatan hotel disalah satu kota. Rapat yang seharusnya jalan dari jam 09:00 - 10:30, harus molor hingga jam 11:00. Karena itu Reyka tidak bisa menyegerakan untuk menjemput Sena. Bukankah sangat tidak profesional jika pemimpin meninggalkan rapat hanya untuk masalah sepele?
Sialnya juga, Reyka meninggalkan ponsel-nya diruangan kerja. Jadi ia nggak bisa menghubungi Sena dan mengabarinya tentang keadaan Reyka saat itu.
Setelah rapat selesai, Reyka mendatangi ruangannya berharap Sena sudah tiba tanpa dijemput. Harapannya Pupus, Sena tidak ada. Reyka hanya mendapati ponselnya melihatkan panggilan mencapai 20 kali dari Sena.
Tidak fikir panjang Reyka mengambil kunci kendaraan dan melaju membelah jalan menuju kampus Sena.
Reyka semakin dibuat ketar-ketir saat kampus terlihat kosong melompong. Hanya terlihat segelintiran orang tanpa ada keberadaan Sena sama sekali.
Sesekali Reyka mendial ponsel Sena tapi hanya operator yang menjawabnya. Reyka semakin kalut, selanjutnya ia menjalankan mobil menuju rumahnya. Tapi sia-sia, Sena sama sekali tidak ada disana.
Mau tidak mau, Reyka harus kembali kekantor dengan tangan kosong. Walaupun selama perjalanan ia harus melajukan mobil dengan perlahan dan memperhatikan jalan sekitar. Siapa tahu
Benar saja! Netra laki-laki itu tidak sengaja mengarah pada kafe dan mendapat Sena dan seorang laki-laki sedang bersama. Tampak romantis.
Tidak ingin menambah masalah, Reyka langsung melajukan kendaraan ke arah kantor. Tentunya dengan amarah yang sudah membara.
"maaf ka" ucapan Sena mengalihkan atensi Reyka
"maaf? Maaf untuk apa?" tanya Reyka penuh selidik
Reyka berulang kali mengetuk jari-jarinya keatas meja hingga menimbulkan suara ditengah keheningan yang melanda, menunggu Sena yang kian terdiam.
"Sena?" panggil Reyka lagi, kini dengan nada lembutnya
Dengan ragu Sena mendongak. Sena bisa melihat raut marah Reyka, buru-buru Sena menunduk lagi.
"lagian kakak telat jemput aku" cicitnya
Reyka menghela nafas, kasar. "iya, kakak nggak marah. Maaf ya karena sudah telat menjemput kamu" terang Reyka berusaha menyembunyikan apa yang ia lihat, beberapa menit lalu
"kan! Sena udah nunggu dari tadi, tapi kakak nggak dateng juga. Mana telepon juga nggak diangkat" gerutu Sena yang mulai berani, ia beranjak dan mendudukan bokongnya dibangku berhadapan dengan Reyka
"ponsel kakak tinggal di ruangan ini, sementara kakak diruang rapat. Ya jadi gitu" jelas Reyka membuat Sena mengangguk
"oh iya, kamu kemana saja? Kenapa nggak langsung datang kesini" tanya Reyka dengan penuh harap, berharap Sena menjawab dengan jujur
"kafe"
Pandangan Reyka menahan. Merasa bahagia, karena Sena tidak membohongi nya. "dengan siapa?"
"teman perempuan ku. Kakak kenal kan?"
Senyum yang tadi bertengger indah diwajah Reyka kian menghilang berganti dengan senyum masam. Mungkin untuk kali ini Reyka tidak mau ikut campur lagi.
Reyka akan membiasakan diri untuk seterusnya. Tidak mungkin selamanya ia akan mengekang Sena.
Sudah cukup! Ia akan membiarkan hatinya sakit yang penting Sena bahagia.
"baiklah" Reyka tersenyum penuh luka, terselip nada kecewa didalamnya, "kamu sudah makan?"
Sena mengangguk. Ia memutar-mutar kursi menghilangkan kegabutan yang melanda. "aku mau pulang saja" putusnya setelah sekian lama terdiam
"ya sudah" jawab Reyka lalu kembali berkutat pada laptop, membiarkan Sena yang kini menatap bingung
"ka, aku pulang" pamit Sena lagi
"hati-hati"
Sena memandang bingung. Tidak biasanya Reyka bersikap seperti itu. Biasanya Reyka rela menunda pekerjaan demi mengantarkan Sena pulang.
"kakak nggak antar aku?" Sena pura-pura memegang kenop pintu, mencari perhatian Reyka
"kakak sibuk"
Reyka mengangguk tetap menyibukkan diri dengan laptop dan beberapa berkas lainnya. Padahal, tanpa Sena tahu laptop itu mati tidak sedang menampilkan pekerjaan apapun.
"biasanya kakak tetep antar Sena?"
"kali ini nggak bisa, kakak sibuk" Reyka mengangkat wajahnya dan menatap langsung Sena
"ya udah deh" gerutu Sena lalu keluar dengan menghentak-hentakkan kaki
Tanpa ucapan 'hati-hati' dan senyuman Reyka, Sena jadi berasumsi bahwa kakaknya sedang ada masalah lain. Atau dirinya yang malah menjadi penyebab masalah?
Tapi-- Tapi kenapa rasanya asing?
Selepas Sena pergi, Reyka menghela nafas berat. Mengeluarkan kepenatan yang menggeliat dibenaknya. Memadamkan rasa sakit hati yang kian terbuai.
Tanpa sadar, perasaan ini semakin dalam. Lebih dalam lagi. Membuat Reyka bingung, bagaimana mencari cara keluar?
Semuanya berawal dari kepergian mamihnya -Sania-, Reyka merasa dunianya hancur. Benar-benar hancur.
Reyka yang selalu menganggap Sania sebagai role modelnya. Menjadi bingung ingin melanjutkan hidup seperti apa, begitu Sania meninggalkannya.
Kebahagiaan yang lenyap sejak hari itu, mulai berubah saat Sena memilih selalu menemani nya. Mendengarkan kesedihan Reyka. Menenangkan Reyka.
"Sena akan selalu ada untuk kakak. Jadi kakak nggak usah khawatir" Ucap Sena kala itu
Ucapan yang Reyka ingat hingga kini. Ucapan yang membuat Reyka merasa sebaran untuk pertama kali. Ya... Padahal waktu itu umur Reyka masih 8 tahun. Tapi perkataan singkat Sena bisa membuat Reyka kefikiran hingga saat ini.
Dan menumbuhkan perasaan yang kian membara tiap harinya.
Padahal Reyka tau itu salah. Salah besar.
Lagi-lagi Reyka menghela nafas kasar. Ia terus memandang pintu nya yang terbuka dan memperlihatkan Sena yang kian menjauh.
Ingin mengejar, tapi benaknya seakan menahan. Tubuhnya memberontak tetapi hati nya memperingatkan.
Sesusah itu mencintai yang seharusnya tidak boleh dicintai Reyka.
Reyka paham, ia salah menempatkan perasaan nya.
Buru-buru, Reyka mengambil kunci mobilnya. Dan beranjak keluar ruangan. Meninggalkan panggilan yang dilakukan -Baby- sekretaris nya secara terus menerus.
Dengan cepat Reyka beranjak turun, bukan untuk mengantar Sena. Laki-laki itu hanya ingin menenangkan hatinya dengan mendatangi makam mamihnya, Sania.
Ya, Reyka harus kesana sekarang juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Yunia Afida
buat sebanyak-banyaknya suka sama reyka thor
2021-07-29
0
Ipana Ipana
lagi pertama baca, di kira reyka teh cewe 😊😊 kan bukan sedarah juga, g papa x ah satukan mreka... 😁😁 lanjut y thor...
2021-07-21
4
Imelda Nurrahmah
dari kecil cinta reyka sama Sania begitu besar. jadi buat rey bahagia ya.... baru awal aja aku da melooooo
2021-07-21
4