Keesokan harinya adalah Hari libur...
Erika sedang berlatih Ninja dan memotong batu-batu dengan pedangnya di halaman istana dan di tonton oleh 2 pelayan yang menyediakan minuman, dan handuk.
CRING! TRANG!
"Aku selesai Silent baru ku gunakan 1 kali" gumam Erika.
Tiba-tiba ada bunyi Elang.
"Elang? punya Papa kah!?" tanya Erika dan langsung pergi ke arah elang itu.
"Putri!" kata Adin.
"Gugur! gugur! para penyegel Pandora telah gugur! mereka terbunuh!" kata Elang itu.
DEG!!
"Apa!?" tanya Adin.
Elang itu mendarat di lengan Erika dan mengambil surat di tempat surat di kaki si Elang lalu membacanya.
-Regu A tim pengintai
Kami berasal dari pasukan pemberantasan mendatangi penyegelan Pandora yang di lakukan Ratu Aliana, Pangeran Aliandra, Raja Erlan, dan salah satu pilar Ninja, Rangga. Kami menemukan kalau tempat penyegelan Pandora tidak ada siapa-siapa dan tempat itu penuh dengan bercak darah.
-Kami juga melihat Pandora tersegel dengan cara yang aneh, kami tidak menemukan jasad Ratu Aliana, Pangeran Aliandra, Raja Erlan, dan Pilar Ninja, Rangga. Kami mengambil kesimpulan mereka di serang musuh dan gugur.
Kami hanya menemukan Pangeran Andika dan anak konglomerat Al Farisi, Zeydan yang sedang pingsan.
Kami ingin menyampaikan duka ini pada keluarga penyegel Pandora, maafkan kami-
Tes... Tes... Air mata Erika langsung jatuh membaca surat itu.
"Tu.. Tuan Putri"
"Bohong!" Erika langsung berlari masuk ke kamarnya.
BLAM!
"Mama... Papa... "
Di Rosement...
Edward sedang disitu meminum teh di beranda lantai dua.
Ada burung gagak yang mendarat disitu, burung gagak ini di tugaskan untuk mengantar surat.
Edward mengambilnya dan membacanya sambil meminum tehnya.
PRANG!!! Gelas Edward jatuh saat membaca kalau para penyegel Pandora gugur.
"Yumna... Hikaru... Mizuki... Rangga! kalian!?" batin Edward.
"Oi! Edward, apaan? aku mendengar suara gelas jatuh! kau baik-baik saja kan!?" tanya Meghan.
Edward hanya syok termenung sambil menunduk sambil memegang surat.
"Hei! hei! hei Edward! ada apa!? ng? surat?" tanya Meghan dan membacanya.
"Yumna!?" tanya Meghan dan menutup mulutnya.
"Ada apa?" tanya Rahmat.
"Rahmat... Yumna, Hikaru, Mizuki, Rangga, mereka... telah tiada" kata Meghan.
"Hah? kau bercanda kan!? jangan berkata yang tidak-tidak!" kata Nera yang disitu.
"Meghan! jangan bercanda sembarangan kau" kata Nera dengan tampang menyeramkan.
"Kalau kau tidak percaya baca saja ini!" kata Meghan.
Nera membacanya.
"Ck,... Andra, syukurlah karena kau menyelesaikan janjimu padaku, jika tidak... mungkin saja aku akan ke tempatmu dan menghajarmu habis-habisan, sekarang berani-beraninya kau mati" kata Nera.
"Kita ke istana sekarang!" kata Vandro, dia adalah kembar kak Vanora.
Di Istana...
"Putri Erika... tolong tenanglah" kata Adin melihat Erika yang menangis tak bersuara.
"Ck! jangan sampai berita ini tersebar di seluruh kerajaan!" kata Erika.
"Baik! semua! hubungi mentri komunikasi dan informatika agar membungkam seluruh media agar tak ada yang menyebarkan ini!" kata Adin.
"Baik!"
"Kak... Adin, bagaimana dengan kak Andika dan Zayn?" tanya Erika.
"Saya mendapatkan kabar kalau mereka sedang mendapatkan pertolongan pertama di Dimensi" kata Adin.
"Baiklah... " kata Erika yang menahan rasa sedihnya.
"Sekarang.... apa perintah anda selanjutnya?" tanya Adin.
"Aku?" tanya Erika.
"Ya, hanya anda satu-satunya keluarga kerajaan yang tinggal di istana, kami menunggu perintah dari anda untuk sementara" kata Adin lagi.
"Baiklah, tolong setelah mendapatkan pertolongan pertama... bawa Kak Andika dan Zayn pulang ke Carna" kata Erika.
"Baik"
"Juga atur pencarian dan penyelidikan tentang penyegelan kotak Pandora pada pasukan pemberantasan, sekarang!" perintah Erika lagi.
"Aku tak boleh sedih dulu sekarang, aku harus memegang urusan pemerintahan sampai semua membaik dan keluarga Ameera juga yang bersangkutan akan mengadakan diskusi rapat pertemuan untuk hal ini... " batin Erika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments