Di Kamar Erika...
"Matanya sudah membaik, anda dapat menggunakan Silent 5 kali seminggu saja, jangan menggunakannya lebih dari itu. Apabila sebelum lima kali tapi mata Anda terasa perih, maka letakkan obat tetes mata dan jangan biarkan mata Anda sampai terkena sinar matahari" kata Dokter.
"Baik, terimakasih dokter" kata Erika.
"Bagaimana Yun-chan?" tanya Andika.
"Baik kak, Alhamdulillah" kata Erika.
"Syukurlah!" kata Amir dan Umar yang baru latihan berpedang.
"Kakak kembar? kalian latihan berpedang lagi? bukankah kalian harusnya sedang di Arab sekarang?" tanya Erika.
"Kami sedang di berikan libur, hehe... karena muslim maupun muslimah di anjurkan untuk ahli dalam Berpedang, Memanah, dan Berenang!" kata Umar.
"Begitu, aku mengerti"
Di Singgasana...
Amanda sedang membaca dokumen privat di singgasana.
"Permisi, Yang mulia" kata prajurit.
"Ya?" tanya Amanda.
"Kapten Edward datang dan ingin menemui anda" kata salah satu prajurit.
"Edward? tumben sekali" batin Amanda.
"Baiklah, silahkan dia masuk" kata Amanda sambil menaruh dokumen di meja di depannya.
CEKLEK!
"Yumna... " gumam Edward.
"Ng? Kapten? Tiba-tiba kemari ada apa?" tanya Amanda.
"Apa maksudmu sebenarnya, Yumna?" tanya Edward.
"Eh?"
"Apakah kau meragukanku? apakah kau tidak ingat!? saat aku menyelamatkanmu pada saat misi menyelamatkan dokter Randi?" tanya Edward yang berdiri berjarak 3 meter dari singgasana.
"Eh? wait! why are you suddenly like this, Edward? kenapa kau tiba-tiba seperti ini? aku tidak mengerti, kau tiba-tiba datang? dan membentak? apakah ada masalah?" tanya Amanda.
Edward akhirnya sedikit tenang.
"Aku tadi akan menemuimu di ruanganmu, tapi aku mendengar kalau kau tiba-tiba menolak kalau aku direkomendasikan untuk ikut serta dalam penyelidikan penyerangan terhadap pasukan pemberantasan, dan kau seperti menolak ku untuk melakukannya itu seperti kau meremehkanku kau tahu?" jelas Edward.
"Aku hanya ingin kau mengerti kalau aku jauh lebih berpengalaman daripada dirimu, Yumna" kata Edward.
Amanda terbelalak.
"Tapi... sepertinya, kau belum mengenalku lebih dalam ya?" tanya Edward.
"Bukan.. "
"Hah?"
"Bukan begitu, Kapten" kata Amanda.
Amanda menunduk.
"Sejujurnya, aku paham kok... kau kuat, gesit, dan juga kau adalah salah satu Pilar di pasukan Pemberantasan alias pemimpin Pilar pedang! sedangkan Ketua Meghan adalah pemimpin Pilar pengintai, meski begitu... aku tetap menganggapmu sebagai sepupuku meski kau adalah keponakan tiri Ibuku" Jelas Amanda.
"Kau adalah bagian dari Fujiwara dan Fujiwara adalah bagian dari dirimu, jika kau mati... maka habislah keturunan branch Fujiwara, aku tidak mau Fujiwara terkena pembantaian dan habis seperti dulu lagi. Selain kau keluargaku, kau juga penting bagi Agensi, aku hanya masih memiliki trauma kehilangan kedua orang tuaku dulu" jelas Amanda dengan menunduk.
Edward mengerutkan keningnya dan menurunkan lututnya ke lantai lalu menaikkan lutut kanannya dan menaruh tangannya di paha kanannya.
"Aku adalah Fujiwara bagian cabang, yang secara tradisi harus melindungi Fujiwara utama, aku rela mati demi melindungimu dan juga demi keamanan kita semua" kata Edward sambil menatap Amanda.
Amanda terbelalak.
"Edward... kau masih terikat dalam tradisi Fujiwara ya? kupikir, kau akan melindungiku karena ikatan kita sebagai sepupu" batin Amanda.
"Hmf... terimakasih Edward, tapi... berjanjilah padaku agar kau tetap hidup meski aku mencapai ajalku nanti" kata Amanda sambil tersenyum palsu.
"Kalau begitu... saya permisi" kata Edward.
Edward berjalan menuju pintu lorong.
"Edward" kata Amanda.
"Ng?" Edward berbalik.
"Terimakasih karena sudah menjadi sepupuku" kata Amanda sambil tersenyum, kali ini dia benar-benar tersenyum tulus.
"Hmf... Ya" Edward tersenyum tipis.
BLAM!
"Dokumen ini... syukurlah aku berhasil menyembunyikannya sebelum Edward masuk, disini tertera kalau sekte Dirgapati yang pernah dipimpin oleh Kitagawa Pascal mulai bangkit kembali, aku mempunyai firasat kalau Dirgapati inilah yang telah menyerang para pasukan pemberantasan" batin Amanda.
"Waktu penyegelan Pandora tinggal beberapa minggu lagi, kami harus bersiap... Edward, maafkan aku. Aku bukannya meragukan dirimu, tapi pasukan pemberantasan sangat membutuhkan dirimu apabila aku, kak Andra, Erlan, Rangga, maupun kakek tidak ada di tempat! karena... hidup hanya sekali! aku tidak bisa membiarkan dirimu mati!" batin Amanda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments