Di Sekolah Helvetia...
"Pasha! Pasha! kenapa kau bisa tidur dalam posisi seperti itu?" tanya Yusuf dengan heran melihat Pasha tidur dengan kaki di atas meja.
"Seperti biasa, pose tidurnya terlihat seperti seni saja" kata Ilman.
"Yah, kebiasaannya memang begitu" kata Ikram.
"Serius? baiklah!" kata Adelia di meja lain.
"Ada apa? terlihat senang sekali?" tanya Yusuf.
"Ah! kami akan ke pasar malam nanti! kalian mau ikut?" tanya Adelia.
"Boleh-boleh saja" kata Yusuf.
"Yosh! ng? Hei, Aram! apakah kau mau ikut?" tanya Karin.
"Eh? kemana?" tanya Aram.
"Kami akan ke pasar malam! apakah kau mau ikut?" tanya Adelia.
"Sebenarnya, aku tidak terlalu tertarik akan hal itu" kata Aram.
"Hoaam!!" Pasha terbangun.
"Aha! psst! Pasha! ajaklah Aram ke pasar malam! sekarang!" bisik Yusuf.
BLUSH!
"A.. Apa!?" tanya Pasha.
"Ayo! sudah sana!" kata Yusuf.
"Eh!?" Pasha sudah terdorong.
"Pasha?" tanya Aram.
"A.. Anu! Aram, apakah kau.. mau ke pasar malam?" tanya Pasha.
"Pasar malam!? pas sekali! aku ingin ikut! Eri! kau ikut kan?" tanya Zeydan.
"A.. Aku boleh saja, jika tidak ada PR" kata Erika.
"Wah! semuanya juga ikut!? itu bagus! bagaimana Aram!?" tanya Adelia.
"Bo.. Boleh deh" kata Aram.
"Ya! pasti asik karena bersama teman-teman!" kata Adelia.
"Padahal... kami berharap Aram dan Pasha lah yang berduaan!" batin Yusuf dan Karin.
Di Atap gedung sekolah...
Pasha sedang membaca buku.
"Hei, Pasha" kata Yusuf.
"Ada apa?" tanya Pasha.
"Kenapa kau tidak mengajak Aram di saat kami tidak menyuruhmu?" tanya Karin.
BLUSH!
"A.. Apa!?" tanya Pasha.
"Kami tahu kau naksir Aram kan?" tanya Karin.
"Apa maksudnya?" tanya Pasha sambil merona.
"Ji.. Jika aku aneh-aneh, Zeydan ataupun Erika pasti memberitahu ku kan?" tanya Pasha lagi.
"Jangan ngadi-ngadi! kami tahu! kau bahkan menatap dengan intens pada Aram di kelas! kami bisa tahu!" kata Yusuf.
"Jadi malam ini! kau harus dekat dengannya! kami akan membantumu tenang saja!" kata Karin dan Yusuf yang mau pergi.
"Pikirkan kembali, Pasha... entah mungkin kesempatan ini hanya datang sekali" kata Yusuf sambil menutup pintu beranda atap.
BLAM!
"Suka... ya?" gumam Pasha.
Flashback...
Di Rumah Mama Putra...
"Nenek.. "
"Jangan panggil aku nenek di saat seperti ini! aku merasa tua!" kata Mama Putra yang wajahnya meski sudah memiliki cucu, tapi wajahnya seperti anak SMA.
"Baiklah! Ayuk, apakah aku bisa meminta satu buah tomat kecil di bekalku?" tanya Pasha.
"Baiklah... Ng? btw, apakah ada gadis yang Pasha sukai?" tanya Mama Putra.
"Memangnya kenapa, Ayuk nanya begitu?" tanya Pasha.
"Sebenarnya... teman Ayahmu dulu, Ratu Aliana, sempat ku pikir sebagai pacar Ayahmu lho! tapi kepedean! entah Ayahmu punya perasaan padanya atau gak" kata Mama Putra.
"EH!? Ayuk pernah ketemu Ratu Aliana!?" tanya Pasha.
"Dia teman masa kecil Ayahmu! salah satu alasan kenapa nama Ayahmu Putra, adalah.. karena dia adalah Putra satu-satunya Ayuk!" kata Mama Putra.
"Oh, I see.. "
"Jadi? apakah ada gadis yang Pasha sukai? misalnya gadis yang menarik perhatianmu di sekolah?" tanya Mama Putra lagi.
"Ng... ngga ada sih" kata Pasha.
"Yakin? lalu, siapa gadis yang bernama Song Aram yang Ayuk temukan di kertas coret-coretan matematika mu?" tanya Mama Putra.
"EH!?"
"Su.. Sudahlah! aku akan terlambat ke sekolah! dah Ayuk!" kata Pasha.
"Ya!"
Flashback Off...
"Aku yang sudah bisa di sampingnya saja sudah cukup kok" batin Pasha sambil menatap langit.
Malam Harinya...
Yusuf dan Pasha sedang menunggu yang lainnya di depan pasar malam.
"Saat kau bertemu dengannya kau harus bisa memuji pakaiannya!" kata Yusuf.
"Hai! maaf lama menunggu ya!" kata Adelia yang datang bersama dengan Karin, Aram, dan Ilman.
"I... Imut!" batin Yusuf.
"Aha! tidak kok... Pst! Karin!" kata Yusuf memberikan isyarat.
"Ng? ah ya!" gumam Karin.
"Ayo!" gumam Yusuf sambil mendorong Pasha ke arah Aram.
"A.. Aram" kata Pasha yang gagap.
"Ayo! ayo!!" batin Karin dan Yusuf.
"Anu, tas kecil yang kau bawa itu bagus lho" kata Pasha.
"Alala" kata Karin dan Yusuf yang sudah berharap.
GUBRAK!
Tak lama kemudian datanglah Erika, Zeydan, dan Salsa.
"Maaf kami lama" kata Zeydan.
"Tak apa, kami juga baru sampai" kata Adelia.
"Ng? kenapa kalian tengkurap di tanah?" tanya Zeydan.
"Aha! bukan apa-apa" kata Karin.
"Wah! bagus sekali style yang kau pakai malam ini, Erika!" kata Adelia.
"Oh? gamis merah dan jilbab krem ini? ini mamaku yang memilihkannya" kata Erika.
"Cantik sekali!" kata Karin.
"Bagus sekali Erika!" kata Ilman.
"Terimakasih" kata Erika.
"Emang bener sih, gaun merahnya terlihat manis" kata Zeydan sambil menyilangkan kedua tangannya di belakang kepalanya.
"Be.. Begitu" kata Erika.
"Ayo kita masuk!" kata Dirga.
"Ya!"
Di Pasar malam banyak sekali permainan, makanan, dan lainnya.
"Ramai juga ya, ngomong-ngomong... kenapa kau tidak memakai rok, Salsa?" tanya Dirga.
"Memakai rok hanya membuatku tak puas makan" kata Salsa.
"Gak ada hubungannya, oi" kata Dirga lagi.
DOR!!
"Wah! hebat sekali, Erika! kau menembak sasaran dengan satu kali tembakan menggunakan tangan itu mengagumkan!" kata Ikram.
"Ini hadiahnya" kata paman pemilik stan memberikan sekotak kue bolu.
"Yah! kalah!!" kata Zeydan saat bermain lempar bola dan menerima permen kecil.
"Zayn, kalau kau mau kita bisa bertukar" kata Erika.
"Apa!? kenapa malah jadi kau!? aku tidak apa-apa!" kata Zeydan.
"Ng? apa maksudnya 'malah jadi kau'?" tanya Erika.
"E... Eh!? bu.. bukan itu! maksudku!" kata Zeydan.
"Yang penting, kau mau satu atau tidak?" tanya Erika.
"Bo.. Boleh sih, ini ada permen rasa vanila" kata Zeydan.
"Hah! panas! aku mau beli es serut!" kata Salsa.
"Aku ikut!" kata Dirga.
"Baiklah! ok!" kata Salsa dan langsung pergi bersama Dirga entah kemana.
DOR!
"W.. wah! Aram juga menembak sasaran hanya dalam satu tembakan!" kata Ilman.
Erika dan Aram bertatapan tajam.
"Paman! satu lagi!" kata Erika dan Aram bersamaan.
"Ba.. Baik"
DOR! DOR! DOR! Banyaknya tembakan yang di lakukan Erika dan Aram, membuat Zeydan sebagai penjaga hadiah yang di dapat Erika dan Pasha sebagai penjaga hadiah yang di dapat Aram kewalahan dengan banyaknya barang di samping mereka.
Dan karena terlalu serius, mereka tidak menganggap ingin mendapatkan hadiah.. tapi karena persaingan!
"Ampuni aku!" kata Paman pemilik stan yang kehabisan barang karena di borong Erika dan Aram.
"Mereka memang menang, tapi ini namanya perampokan!" batin Zeydan dan Pasha yang melihat semua barang di stan itu habis.
"Te.. tenang saja! kita masih punya serangan pamungkas!" kata Yusuf.
"Oi, kalian ini sebenarnya ngerencanain apaan sih?" tanya Zeydan.
Aram sedang membeli ikan hias untuk di pelihara.
"Akan lama kita untuk mencomblangkan Pasha dan Aram! kita bisa dengan sengaja menumpahkan es serut ke pakaian Aram! dan Pasha akan melindunginya secara otomatis! gimana?" bisik Yusuf.
"Bisa.. tapi emang gak terlalu bar-bar?" tanya Karin.
"Selain itu.. mereka kok lama sekali?" tanya Adelia.
"Entahlah" kata Ikram.
"Duh! kalau gini terus rencana kita akan-... " belum selesai Yusuf berbisik pada Karin.
"Hentikan! ini memang tidak bagus... menjadikan Aram dalam bahaya karena itu!" kata Pasha.
"Hah! akhirnya sampai juga!" ternyata itu adalah Salsa dan Dirga yang baru sampai.
"Aduh! ini karena kesalahanmu karena mencari jalan pintas!" kata Salsa.
"Lama sekali" kata Ilman.
"Terimakasih sudah mau menunggu es serut nya!" kata Salsa sambil menyodorkannya.
"Apa ini? kenapa meleleh semua?" tanya Ilman.
"Kalau tidak mau aku akan memakannya" kata Dirga.
"Hei hentikan!"
Karin tersenyum dan mulai pergi ke belakang Dirga, Salsa, dan Ilman.
DUK! Dan mendorong Salsa dan Ilman yang berebut satu es serut.
"Aduh!" kata Salsa dan Ilman.
"Aram! awas!" Seru Pasha.
"Eh?" tanya Aram.
SPLASH!!! Es serut langsung mengenai kepala Pasha.
"Pasha!" kata Erika yang langsung menghampiri Pasha.
"Kenapa Eri-... Hah!? Pasha! kau baik-baik saja!?" tanya Zeydan yang menghampiri Pasha saat dia dan Erika asik bermain puzzle.
"Pasha! apa yang terjadi padamu?" tanya Erika.
"Pas... ha?" tanya Aram.
"Kau tidak apa-apa kan, Aram?" tanya Pasha.
"Aku baik... tapi bagaimana denganmu?" tanya Aram.
"Pasha, kau belum menjawab pertanyaan ku" kata Erika.
"Aku baik-baik saja Erika, Zeydan, terimakasih... aku akan ke toilet untuk membersihkan noda ini dulu, permisi" kata Pasha.
"Sepertinya... kita berlebihan dalam mencomblangkan mereka ya?" tanya Yusuf.
"Ya"
Beberapa menit kemudian...
"Lebih baik kita cari dia!" kata Erika.
"Ng? apa maksudmu, Eri?" tanya Zeydan.
"Pasha mungkin sedang tertekan! ayo!" kata Erika.
Di Toilet...
BYUR! Pasha mengguyur kepalanya dengan segentong air.
"Hah... apa yang terjadi? padahal aku hanya ingin bersenang-senang dengan Aram, dengan mereka... " kata Pasha.
"Eh?" tanya Pasha melihat ada stan lukis.
Pasha menghampiri stan lukis itu dan mulai memilih gaya melukis pemandangan, dan dia sudah bisa melukis 5 gambar!.
"Tuan, sudahlah.. jika seperti ini, aku bisa rugi karena anda pintar melukis" kata Paman pemilik stan.
"Aha.. begitu ya" kata Pasha.
"Oke... ini dia, gelang" kata Paman pemilik stan.
"Ng? dua?" tanya Pasha.
"Satu lagi untuk pacarmu sebagai bonus" kata Paman pemilik stan.
"Kau suka melukis ya?" tanya seseorang.
"Ng? Eh!? Aram?" tanya Pasha dengan nge-blush.
Akhirnya di kursi taman pinggir sungai...
Pasha dan Aram duduk berdua di kursi menghadap sungai...
"Aku tidak tahu kalau kau pintar melukis" kata Aram.
"Begitu ya... maklum, aku tidak masuk klub melukis di sekolah, dan hanya Zeydan dan Erika sajalah yang tahu keahlian ku ini" kata Pasha.
"Begitu? jadi benar ya?" tanya Aram.
"Eh? maksudmu?" tanya Pasha.
"Saat kami akan mencarimu, Erika bilang... "
Flashback...
"Anu, Aram" kata Erika.
"Kenapa?" tanya Aram.
"Apakah di pasar malam ini ada stan melukis?" tanya Erika.
"Saat tadi aku pertama kali masuk ada sih" kata Aram.
"Kalau begitu, mungkin saja Pasha di sana" kata Erika.
"Kenapa kau bisa yakin?" tanya Aram.
"Karena Pasha suka melukis, jika dia sedang tertekan atau stres.. dia akan melukis untuk menghilangkannya" kata Erika.
Flashback Off....
"Begitu? tebakan Erika masuk akal sekali" kata Pasha.
"Sebenarnya, aku tidak suka keramaian" kata Aram.
"Eh?" tanya Pasha.
"Tapi saat kau mengajakku, aku jadi mengerti kalau kau sebenarnya itu bisa pemberani juga" kata Aram dengan reaksi datar.
BLUSH! Pasha nge-blush karena itu.
"Aku senang kau ada di pasar malam ini" kata Aram.
"E.. Eh!?" tanya Pasha yang wajahnya semakin memerah.
"Ah.. Hahahaha" Aram tertawa kecil.
Di belakang mereka...
"Ternyata memang benar kata Erika, mereka berdua di sini!" kata Ilman.
"Wah! lihat itu Yusuf!" bisik Karin yang ikut senang melihat Pasha dan Aram.
"Heh, aku tahu Pasha pasti bisa" kata Yusuf.
"Oi! Pasha! Ar-... " Salsa yang berteriak langsung di bungkam mulutnya oleh Yusuf dan Karin.
"Jangan mengganggu momen!" kata Karin.
Sedangkan Erika, Adelia, Dirga, dan Zeydan hanya heran melihat mereka.
Kembali pada Pasha dan Aram...
"Begitu... anu! Aram! apakah kau mau.... " Pasha mengatakan sesuatu pada Aram.
"Eh?" tanya Aram.
JDUAR!!! di saat yang sama, kembang api langsung mengudara dan membentuk pola yang sangat indah di langit.
"Momennya pas sekali!! sangat romantis!" bisik Karin yang gemas.
"Eh? Hmf... ya, Aku mau" kata Aram.
"Hore!! Huaa!? Aduh!!" Salsa yang heboh langsung tidak sengaja mendorong Karin dan Yusuf hingga terjatuh.
GUBRAK!!
"Eh!? kalian semua ada di sini?" tanya Pasha dan langsung berdiri.
"Ahaha... iya, hanya gak mau ganggu aja" kata Zeydan.
"Anu! hah! Pasha! selamat ya! aku tahu kau pasti bisa!" kata Karin.
"O.. Oh? ya? Terima.. kasih?" tanya Pasha.
"Congrats ya buat kalian berdua!" kata Yusuf.
"Baiklah, ayo Pasha... katanya mau sekarang?" tanya Aram.
"Ya! kalian mau ikut?" tanya Pasha.
"Eh? maksudnya?" tanya Ilman.
Akhirnya...
Akhirnya Pasha, Aram, Erika, Zeydan, Ilman, Yusuf, Karin, Adelia, dan Ikram di ajak melukis bersama. Sedangkan Salsa, dan Dirga sedang memborong banyak makanan..
"Hah! kukira apaan! ternyata pengen ngajak Aram melukis bersama!" kata Karin, dan Yusuf hanya menghembuskan nafasnya pelan karena harapan tak sesuai dengan kenyataan.
"Waduh! salah lagi! Pasha! kau memang hebat!" kata Zeydan.
"Kau bisa jika kau bersabar, dan menghayati lukisan yang mau kau lukis, ah! Erika kau sangat handal dalam kaligrafi!" kata Pasha saat melihat Erika.
"Mamaku yang mengajarkannya" kata Erika.
"Ngomong-ngomong, kalian kenapa bilang selamat tadi?" tanya Pasha.
"A.. Anu!" Yusuf dan Karin sedang mencari alasan.
"Aha! itu dia! selamat karena dapat melihat kembang api pertama!" kata Yusuf dan Karin.
"Oh"
JDUAR!! Kembang api lainnya mengudara di langit.
"Kembang apinya cantik ya" kata Erika.
"Kau benar" kata Zeydan.
"Hmf... Alhamdulillah kita masih di berikan kesempatan melihat langit" gumam Pasha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Mommy Gyo
7 like hadir thor
2021-09-09
0