Di Klub ninja....
Semua anggota klub ninja dari kelas 1 sampai 3 berkumpul semua.
"Perhatian!" kata Meghan.
"Semua sudah berjuang di pertandingan olahraga tempo hari! hari yang menyenangkan!" kata Meghan lagi.
"Tapi aku teringat sesuatu! aku ingat kalau kalian murid kelas satu berani menantang kami? jadi... untuk memperdalam persahabatan kita kami merencanakan sebuah kegiatan! yaitu... Tes Keberanian!" kata Meghan lagi.
"APA!!!??" Teriak mereka.
Malam Harinya...
Di Tempat rak sepatu...
"Pokoknya, sekolah menjadi sangat berbeda di malam hari" kata Zeydan.
Mereka di suruh ke sekolah pada malam hari ke klub ninja.
"Aku takut kegelapan,. aku takut gelap" kata Pasha sambil berjalan bersembunyi di belakang Erika.
"Pa.. Pasha, kau itu penakut, haha" kata Zeydan yang kakinya gemetaran.
TAP! Ada yang menepuk bahu Zeydan.
"Apa yang kau lihat?" tanya seseorang.
DEG!!! Zeydan sangat kaget dan langsung bersembunyi di belakang Erika.
"Aku tak lihat apa-apa!" kata Zeydan.
"Maaf mengagetkan mu, aku tak bermaksud, namaku adalah Arsya... aku adalah penasihat klub ninja SMP Helvetia" kata Arsya, dia adalah komandan interpol yang di minta ikut menyamar bersama Edward dan Meghan.
"Aku tak tahu kalau ada penasihatnya segala" kata Zeydan.
Di Klub Ninja...
"Benar! penasihat kami!" kata Meghan.
"Berkat beliaulah, kita bisa memakai sekolah di malam hari!" kata Nisa.
"Kita tinggal meminta padanya untuk meminjamkan kunci secara diam-diam" kata Meghan.
"Ya! sudah cukup! ayo kita mulai! Zeydan, Ilman, Erika, Pasha, dan Dirga akan memulai dari tangga sebelah kanan gedung sekolah! Karin, Adel, Salsa, Yusuf, dan Ikram akan memulai dari tangga sebelah kiri gedung sekolah!" jelas Meghan.
"Yang harus kalian lakukan adalah, mengunjungi ruang kesenian, ruang musik, dan laboratorium, sesuai urutan lalu tulislah nama kalian di papan tulis. Peraturannya sederhana, sampai-sampai bocah pun bisa mengikutinya" kata Edward.
"Murid kelas satu akan berangkat dan kembali di ruang olahraga, oke?" tanya Nisa.
"Apa!? Kakak dan kakak kelas tidak pergi duluan!?" tanya Zeydan.
"Hei, Jangan-jangan kau takut" kata Ilman.
"Jangan ngawur! tidak sepertimu, aku malah sangat ingin ikut tes keberanian sekarang juga!" kata Zeydan.
"Kebetulan sekali! aku juga! meski sebenarnya aku tidak suka kita setuju pada hal yang sama!" kata Ilman dan Zeydan yang kaki mereka berdua bergetar kencang karena takut.
DRK! Erika membuka pintu geser klub ninja.
"Aku takut kegelapan... Aku takut kegelapan" kata Pasha yang memakai selimutnya sambil bersembunyi di belakang Erika.
"Kalau gak segera berangkat, kami pergi duluan lho" kata Yusuf.
"Adel, kalau kau takut.. pegangan saja padaku Oke?" tanya Karin.
"Aku takut kegelapan... Aku takut kegelapan" Pasha terus saja bergumam di belakang Erika.
Zeydan dan Ilman bertatapan dan mengangguk bersama.
"O.. Oke! kita juga akan berangkat!" kata Zeydan sambil menyalakan senternya.
CTK!
Akhirnya mereka mulai berjalan ke ruang kesenian.
"Hei! arahkan senternya ke depan!" kata Ilman.
"Aku takut kegelapan... aku takut kegelapan"
"Apa!? kau takut ya!?" tanya Zeydan.
"Jangan ngawur! maniak ninja!" kata Ilman.
"Diam! dasar kembaran kuda" kata Zeydan.
"Mukaku bukan kuda!" kata Ilman.
Di Ruang ninja...
"Ck! akhirnya mereka pergi juga. Ya ampun! sebagian orang sudah tidak takut hantu sejak SD, kan? Dasar... " kata Andika.
"Aku sih sudah cukup berani pergi ke toilet sendirian" kata Andika lagi.
"Baiklah, semuanya... kita akan memulai kegiatan klub ninja SMP helvetia... " kata Arsya.
Kondisi Tim gedung sebelah kanan...
Di Ruang kesenian...
DRRK!! Zeydan sedikit mengintip ruang kesenian.
"Sepertinya... tidak ada orang... baiklah! aku duluan!" kata Zeydan.
"Hei! tunggu sebentar! wadaw!!" kata Ilman yang tersandung.
"Ah! sejak kapan mereka sampai?" tanya Zeydan melihat nama-nama tim gedung sebelah kiri.
"Kalau begitu aku duluan yang menulis!" kata Ilman mengambil kapur.
"Ah! apa yang kau lakukan!?" tanya Zeydan sambil menahan Ilman.
"Lepaskan!" kata Ilman.
"Hei, tolong tulis namaku juga ya" kata Dirga dengan santai.
Hi.. Hi... Ada suara tawa di belakang mereka dan mengagetkan mereka kecuali Erika yang santai saja.
"J.. Jangan-jangan.. I.. Ini... Kisah hantu SMP Helvetia nomor 1! Mona Lisa yang tertawa!!" Seru Pasha.
"WAAAA!!!!" Zeydan, Ilman, Pasha dan Dirga langsung kabur dari ruang kesenian, sedangkan Erika hanya menyusul mereka dengan berjalan santai.
Kondisi Tim Gedung sebelah kiri...
Di tembok samping tangga kiri...
"Hei, Ikram" kata Yusuf.
"Ada apa?" tanya Ikram.
"Kenapa perempuan kalau ke toilet selalu sama-sama?" tanya Yusuf, rupanya mereka sedang menunggu Adelia, Karin, dan Salsa.
"Entahlah.. " kata Ikram.
"Ng?" Yusuf melihat ada perempuan yang menghilang di bawah tangga dan mendatangi wilayah itu.
"Ada apa Yusuf?" tanya Ikram.
"Tidak... tidak apa-apa" kata Yusuf.
Hi.. Hi...
"Ng? eh? kenapa tangga menjadi banyak sekali?" tanya Yusuf.
"Kau merasa ada yang aneh?" tanya Ikram.
"Mungkin"
Di Kamar mandi...
Adelia sedang mencuci tangan.
"Maaf menunggu lama ya" kata Adelia.
"Kalau tidak salah ada cerita seram tentang toilet kan? kalau kau mengetuk pintu toilet sebanyak 3 kali di malam hari... Hanako akan menjawab dan menyeretmu kedalam bilik!" kata Karin.
"Su.. Sudah hentikan" kata Adelia, Salsa hanya melihat.
"Ah, tenang saja!" kata Karin sambil mengetuk pintu.
Tok! Tok! Tok!
"Lihat? tidak terjadi apa-ap-... " belum selesai Karin bicara.
"Ya?"
DEG!!
"a.... a... a... AAAA!!!!!" Teriak mereka bertiga.
Karin berlari keluar kamar mandi sambil membawa seseorang.
"Jangan khawatir Adelia! aku akan menyelamatkanmu! meski aku harus menjadi korban!! jadi.. nikahi aku setelah tes keberanian ini selesai ya!!" Seru Karin sambil berlari.
"Ah, maaf.. tapi aku ini Salsa, ahaha" kata Salsa.
"KYAA!! Adelia-ku yang berharga telah berubah menjadi... Gadis tukang makan! berubah kembali! berubah menjadi Adelia lagi ayo!!!" teriak Karin dengan histeris sambil mengguncangkan Salsa.
Sementara itu Tim gedung tangga sebelah kanan berhasil lari dan sampai di ruang musik....
"Hah! hah! hah!" mereka semua terengah-engah, kecuali Erika yang memang tak takut hantu dan tenang saja.
"T.. Tes keberanian ini... be.. berba.. " Pasha menggigil ketakutan dan bicara gegap.
"Apa!? berbahaya katamu?" tanya Zeydan.
"Ji... jika... me... me.. "
"Jika melihat tujuh kisah hantu.. " Erika menerjemahkan apa yang di katakan Pasha.
"Ka.. Kau... a.. akan... "
"Kau akan tertimpa kutukan yang kemalangan" kata Erika.
"Jadi! kepopuleran ku yang super keren ini akan berakhir!?" tanya Ilman.
"Jangan-jangan... kutukan itu yang membuatku gagal dalam semua mata pelajaran dan juga ujian!?" tanya Dirga.
"Bukan... tapi itu memang karena kau yang bodoh" kata Ilman.
TENG! TENG! TENG! TENG!!! Bunyi tuts piano yang mengagetkan mereka.
"WAAA!!!"
"A.. Apaan!?" tanya Ilman.
Pasha langsung reflek bersembunyi di belakang Zeydan.
"Ki.. Kisah... hantu.. n... nn... nomor..."
"Kisah hantu SMP Helvetia nomor 2" kata Erika yang santuy saja.
"Beethoven yang memainkan lagu seperti orang gilaaa~" kata Erika.
"He.. He... "
"WAAA!!!!" Zeydan, Ilman, dan Dirga melempari segala alat musik ke arah si... Hantu?
BLETAK! GEDEBAK! GUBRAK!!!
"Eh?" tanya mereka bertiga.
"Wee.... " Si hantu langsung berwajah menyeramkan dengan dahi yang berdarah karena terkena lemparan alat musik oleh Zeydan, Ilman, dan Dirga.
"WAAAAAA!!!!!" Zeydan, Ilman, Pasha, dan Dirga langsung berteriak karena ketakutan.
DRRK!!! Zeydan langsung membuka pintu geser ruang musik.
"WAA!!!!" Dan lari sambil berteriak saking ketakutannya.
"Zayn!" kata Erika yang ingin menyusul Zeydan, tapi karena Ilman, Pasha, dan Dirga menahan jaketnya karena ketakutan, jadi dia tak bisa bergerak.
"Zayn!"
"WAAA!!!" Suara Zeydan perlahan menjauh.
"Zayn! Tunggu!" kata Erika.
Kondisi Tim Gedung tangga sebelah kiri...
Yusuf dan Ikram menaiki tangga.
"Hei, Yusuf" kata Ikram.
"Ada apa?" tanya Yusuf.
"Ini perasaan ku saja... atau dari tadi kita naik terus ya?" tanya Ikram.
"Perasaanmu saja" kata Yusuf.
Sementara itu Zeydan yang berlari menaiki tangga....
"Hah! hah! hah! sepertinya mereka... hah.. terpisah dariku ya? hah? Waaa!!" Seru Zeydan melihat cermin di sampingnya dan menutup mulutnya.
"Oh, ternyata cuman cermin.. lagipula, kenapa ada cermin disini?" tanya Zeydan dan ada seorang perempuan berbaju putih dan berambut panjang lewat di dalam cermin itu.
"Aa!?" tanya Zeydan dan melihat cermin di sisi lainnya yaitu di belakangnya.
"HII!!!" Dan lewat juga perempuan berbaju putih dan berambut panjang yang sama di dalam cermin itu.
"Ini hanya perasaanku saja! ini pasti perasaanku saja! aku tidak pernah melihat ada perempuan berambut panjang didalam cermin! ini pasti perasaanku saja! aku yakin itu!" batin Zeydan sambil melihat cermin di sampingnya dan muncullah perempuan berambut panjang sambil menatap tajam padanya.
"AAAAA!!!!!!" Teriak Zeydan.
"Ng!? Zayn!" kata Erika dan langsung menuju ke sumber suara.
Erika melihat Zeydan yang terkapar terbalik.
"Zayn!" kata Erika.
"WAA!! Hah!? Eri!" kata Zeydan.
"Apa yang terjadi?" tanya Erika.
"Aha... aku tidak apa-apa! aku hanya terpeleset sedikit dan jatuh dari tangga! itu saja! dan aku tidak pernah melihat wanita berambut panjang di dalam cermin!" kata Zeydan.
"Ti... Tidak mungkin! ku... ku.. kutukan..."
"Cerita hantu SMP Helvetia nomor 3" Erika melanjutkan perkataan Pasha.
"Ji.. Jika me.. melihat... "
"Kutukan cermin tak terbatas di tangga lantai 2~" kata Erika.
"Ka... Kalau sa... sampai... "
"Jika matamu sampai melihat sosok wanita di dalam cermin itu" Erika mulai menerjemahkan perkataan Pasha lagi.
"Ka... Kau akan... "
"Kau akan tersesat di dalam cermin" kata Erika.
"Tapi... Erika, aku terkejut! kau bisa tahu apa yang di ucapkan oleh, Pasha" kata Dirga.
"WAA!!! pokoknya aku tidak lihat apapun!" kata Zeydan dan berlari dari situ.
"Zayn! tunggu!" kata Erika yang menyusul Zeydan.
Sementara itu Adelia...
"Hiks! Hiks! Hu.... Iren, Salsa! kalian dimana?" tanya Adelia sambil menangis.
"Hi.. Hi... "
"Iren?" tanya Adelia sambil menangis.
"W... wah!? ada apa!?" tanya kakak perempuan berbaju putih.
Di Ruang laboratorium...
"Sepertinya Yusuf dan yang lainnya belum kesini" kata Zeydan dan akhirnya menulis namanya diikuti yang lainnya.
"Aneh, apa tadi kita berpapasan dengan mereka ya?" tanya Ilman.
"JANGAN-JANGAN!!!" teriak Pasha dan Zeydan menutup telinganya karena sakit.
"Me.. Me.. mereka... menjadi... tarian... teriakan... " Pasha terus gagap.
"Jangan-jangan mereka jadi korban figur tarian manusia dan teriakan tengkorak, dari tujuh kisah hantu SMP Helvetia no 4 dan 5" Erika terus memperjelas ucapan Pasha.
GYUT! Ada yang menarik perlahan baju putih Zeydan dan Ilman.
"Oi! Ilman! jangan menarik bajuku! bisa melar ntar!" kata Zeydan yang masih memegang telinganya.
"Kaulah yang menarik bajuku! hentikan!" kata Ilman.
"Apa yang kau katakan? tanganku dari tadi di telinga!" kata Zeydan.
"Dan aku melipat tanganku?" tanya Ilman.
"Eh?" Zeydan dan Ilman merasa ada yang tidak beres dan berbalik ke belakang.
Dua patung torso manusia, berada di belakang mereka dengan tatapan seram.
"AAAA!!!" Teriak Zeydan dan Ilman.
"WAAA!!!" Teriak Pasha dan Dirga.
Sedangkan Erika hanya bermuka datar saja sedari tadi.
Zeydan dan Ilman langsung mengangkat Pasha dengan berbalut selimut seperti mengangkat mayat orang meninggal sambil berlari.
"Ya Ampun... Innalillahi!" batin Erika dengan menepuk jidat.
"Ya Ampun!! ada apa dengan sekolah ini!?" tanya Ilman sambil berlari ketakutan.
"Aku tak melihat apa-apa! Tidak ada apa-apa!" kata Zeydan.
"H-hei! sudah berapa kisah yang kita lihat!? jika sudah semua..." tanya Dirga sambil berlari.
"Ji.. Jika... Ki.. Kita... su.. sudah.. "
"Jika kita sudah melihat semua 7 kisah hantu SMP Helvetia, maka kesialan akan menimpa kita" kata Erika sambil menjelaskan dengan berlari.
Mereka akan sampai ke depan koridor dimana akan tersambung dengan lapangan jika belok kanan.
"Adelia!!! Adelia!!" teriak Karin.
"Karin! tenanglah dulu!" kata Salsa.
"Ng? itu bukannya Karin dan Salsa?" tanya Ilman.
Sementara itu Adelia...
"Aha... jadi begitu, kau terpisah dari teman-temanmu?" tanya kakak perempuan berbaju putih.
"Aku... aku sangat takut, hiks" kata Adelia.
"Wah, ingusnya sampai keluar gitu? sini di usap dulu nih" kata kakak perempuan berbaju putih memberikan sapu tangannya pada Adelia.
SSRUK!
"Wah, bagus! kau harus hati-hati Adelia... meski kau sedang tes keberanian, kau harus tetap waspada, atau tidak kau akan jadi nakal seperti diriku" kata kakak perempuan berbaju putih lagi.
"Aku... tidak apa jika seperti dirimu kok! aku sebenarnya iri dengan Erika, dia hebat, punya kesempurnaan!" kata Adelia.
"Oh... Erika yang Putri itu ya? bagaimana kabarnya sekarang?" tanya kakak perempuan berbaju putih.
"Eh? em.. kabarnya baik kok, apakah kau mengenalnya?" tanya Adelia.
"Soal itu-... " belum selesai kakak perempuan berbaju putih bicara.
"Adelia!!! Adelia!!" teriak Karin sambil mendatangi Adelia dengan menangis.
"Iren!" kata Adelia.
Karin langsung memeluk Adelia.
"Hua!! Adel!!" kata Karin.
"Sudahlah Iren... oh ya kak, ini adalah Karin! dia yang-... ng?" tanya Adelia melihat si kakak perempuan berbaju putih sudah tidak ada.
"Hoi! kalian!" panggil Zeydan.
"Zeydan?" tanya Adelia.
"Itu kenapa dah si Pasha di bawa-bawa kayak keranda mayat?" tanya Salsa.
"Baiklah, ng? dimana Yusuf dan Ikram?" tanya Dirga.
Di tempat Yusuf dan Ikram...
"Anu, Yusuf... kau tidak merasa ada yang aneh?" tanya Ikram.
"Perasaanmu saja" kata Yusuf.
"Tapi kita sudah naik tangga selama setengah jam! dan yang ku tahu, sekolah hanya punya 3 lantai tingkat saja! hei Yusuf?" tanya Ikram.
"Ukh... " Yusuf mulai berpikiran ada yang aneh seperti Ikram.
DDRRK!!! Ada getaran yang menggetarkan tangga.
Tiba-tiba muncul meriam berbentuk menyeramkan di depan mereka.
"AAAA!!"
Mereka akhirnya pergi ke ruang olahraga...
"Kok sepi? katanya di suruh datang ke ruang olahraga?" tanya Zeydan diikuti Ilman sambil membawa Pasha.
DUK! DUK! DUK!
DEG!
"Tu.. Tujuh.. "
"Ini Tujuh kisah hantu SMP Helvetia no. 6" kata Erika memperjelas Pasha.
"Ha.. Han... "
"Hantu pendrible tanpa kepala~" kata Erika.
DUK! DUK! DUK! Hantu.. itu? memainkan kepalanya seperti bola basket.
"KYAA!!! NG!?" Mereka semua melihat hantu-hantu bermunculan.
Kami akan menangkapmu~~
Kami akan menangkap kalian~~
"HUAAA!!!" Semua kecuali Erika yang diam di tempat berlari.
Kami akan menangkap mu~~
Para hantu itu juga mengejar mereka, sedangkan hantu pendrible tanpa kepala itu tetap memainkan kepalanya seperti bola basket di antara mereka semua yang berlari kejar-mengejar.
"Aku tidak lihat! aku tidak lihat! aku tidak lihat! aku tidak lihat Mona Lisa, Beethoven, hantu, figur manusia bergerak, atau roh-roh! aku tidak lihat apa-apa!!" Seru Zeydan sambil berlari.
"Kau bisa lihat mereka!!" Seru Ilman yang di sampingnya juga ketakutan sambil berlari.
"Aku tak mendengar mereka! aku tak mendengar mereka! aku tidak mendengar mereka! aku tak dengar sama sekali!" kata Zeydan sambil berlari.
"Kau bisa dengar mereka!!" Seru Ilman.
Tiba-tiba di pintu ujung ruang olahraga...
JDUAR!!!
"Apa itu!?" tanya Zeydan.
"HUAA!!!" Teriak Yusuf dan Ikram yang berlari ketakutan karena meriam itu mengejar mereka.
Semuanya langsung berlari karena ketakutan di kejar meriam.
"HUAA!!!" Bahkan para hantu sendiri ketakutan dan lari.
"AAAA!!!" Mereka benar-benar takut dengan meriam itu, sampai-sampai tak memedulikan hantu-hantu yang berlari juga.
"Tolong! tolong! tolong! tolong! tolong aku!! nenek!!" Seru Pasha.
DUK! DUK! DUK! Si Hantu Pendrible langsung kesal karena dirinya tak di pedulikan dan langsung melayangkan kipas besar bergagang pisau dan menebas meriam itu sampai jatuh dan menimpa beethoven.
JDAAR!!!
Akhirnya lampu di nyalakan, si hantu pendrible berdiri di atas meriam yang tumbang.
Erika mendekati mereka.
"Jangan sampai kalian ngompol, bocah" kata Edward sambil memasang kepalanya kembali, ternyata dia berperan sebagai hantu pendrible tanpa kepala.
"Kak Edward!?" tanya Zeydan.
"Kak Wira" kata Zeydan melihat Wira tertimpa meriam, ternyata Wira berperan sebagai hantu Beethoven.
"Aku harap kau menggigit lidahmu dan mati" kata Nisa yang berperan sebagai suara Mona Lisa.
"Kak Nisa, Kak Andika, dan lainnya!?" tanya Zeydan melihat Andika, dan David yang memerankan sebagai hantu figur manusia dan teriakan tengkorak.
"Penampilan kami meyakinkan kan?" tanya Nisa.
"Kerja bagus semuanya!" kata suara seseorang dari lantai dua ruang olahraga.
"Nona Meghan!? dan kak Farel!?" tanya Zeydan, ya... Meghan dan Farel-lah yang mengatur cahaya roh-roh dan hantu dengan cat fosfor.
"Yah.. aku tak mengira akan seseru ini, kan?" tanya Meghan.
"Jadi semua ini ulah kalian?" tanya Zeydan.
"Jadi wanita berbaju putih juga?" tanya Adelia, sedangkan Karin masih memeluk Adelia terus.
"Oh, jadi begitu, haha" kata Zeydan.
"Wanita berbaju putih? apa maksudmu?" tanya Edward.
"Tidak ada dari kami yang memerankan nya" kata Meghan.
"Apa!?" tanya Ilman.
TAP! Ada yang menepuk bahu Zeydan.
"Tujuh kisah hantu SMP Helvetia no. 7! Alkisah ada seorang gadis yang menghilang saat tes keberanian, tapi dia tidak menyadari kalau dia sudah jadi hantu, tapi tujuannya ingin mencari orang yang berenergi tinggi untuk di takuti dan akan bertanya pada setiap orang yang ia temui untuk mencari gadis itu" Jelas Arsya sedangkan Zeydan ketakutan.
Ada nyamuk yang lewat.
"Apa yang kau lihat?" tanya Arsya.
"A.. Apa maksudmu!? aku tidak lihat apapun!" kata Zeydan.
PLAK! Erika menepuk nyamuk.
"WAA!! Eri! apa yang kau pikirkan!?" tanya Zeydan.
"Ada nyamuk tadi" kata Erika.
"Bodoamat! aku gak peduli!" kata Zeydan.
"Tapi aku peduli" kata Erika.
"Ngomong-ngomong... siapa kakak-kakak yang bertanya padaku? dia juga menanyakan soal Erika" batin Adelia.
Di Istana...
Tok! Tok! Tok!
"Ng? Masuk" kata Amanda.
"Kau sibuk?" tanya Ratri, dia adalah bayangan shinobi ayah Amanda.
"Ah! Ratri! tidak kok... ada apa? tumben kau tidak di markas?" tanya Amanda.
"Aku habis menjenguk putri bungsu mu, tapi yang ku temui malah temannya" kata Ratri.
"Ng? kau memakai baju putih? apakah kau bertujuan ingin menakutinya?" tanya Amanda.
"Jangan su'udzon! aku hanya ingin melihat nya saja"
"Ya.. Ya, ku harap kau benar"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments