Pulang sekolah...
"Ikram, ntar aku boleh mampir ke rumahmu dulu?" tanya Ilman.
Ikran tersenyum, tiba-tiba melihat teman-temannya, "Ya, boleh! eh? hei teman-teman! lagi ngapain?"
"Tumben banget kalian bareng gitu?" tanya Ikram.
"Itu! Dirga ketemu tempat makanan prasmanan yang enak! Katanya pengen makan sekalian piringnya!" kata Salsa.
"Ngawur ih! kapan aku bilang?" tanya Dirga.
"Ayo Dirga ayo!" kata Salsa.
"Ya"
Akhirnya hanya ada Ilman dan Dirga disitu.
Ilman dan Dirga melihat siswa laki-laki dan siswa perempuan.
"Hei! Via! Al! kalian malah kek ngerasa dunia milik berdua" kata Ilman melihat dua teman kelasnya itu yang bisanya pacaran saja.
"Iri bilang bos!" kata Via sambil malu-malu.
"Kalian jangan bertengkar" kata Alvin yang di sapa Al.
Ilman cemberut, "Huh! Dosa tahu!"
"Ayo kita pulang Via" kata Al.
"Ayo, Al" kata Via.
"Hah! menyebalkan! syukurlah aku melihatnya tadi"
Ilman dan Dirga berbalik ke arah suara.
"Maaf, aku tidak memperhatikan kalau peniti jilbabku terlepas" kata Erika yang berjalan bersama Zeydan.
"Alhamdulillah ada kain putih yang pernah ku berikan. Kalau gak, mungkin jilbabnya sudah melar dan berantakan, tapi karena memperbaiki jilbabmu.. kita jadi agak terlambat pulang sekolah" kata Zeydan sambil memainkan sisi jilbab segi empat Erika.
"Maafkan aku, Zayn" kata Erika sambil menyimpan Ponselnya di tas.
Zeydan menggeleng, "Tak apa, kau lebih baik ganti jilbabmu dengan yang langsung saja, agar gak susah natanya, kan? khawatir di sekolah kau kesusahan"
"Lagipula jilbab langsungan lebih gampang kan? dan lebih bagus"
"Oke... nanti aku ganti jilbab ini" kata Erika.
"Ukh!! Ini lagi bocah bikin iri!!" Seru Ilman sambil mencengkeram kerah baju putih Zeydan, memang sudah jadi kebiasaan anak laki-laki untuk melepas seragam mereka saat pulang sekolah.
"Hah!? kenapa kau kek ngajak baku hantam?! kalo kayak gitu bajuku kau pegang, bisa sobek! lepasin!" kata Zeydan.
Erika langsung mengambil kain putih yang biasa ia lilitkan di lehernya, dia mengikatnya di tangan Zeydan.
"Ayo pulang" kata Erika.
"A-Aduh! Eri maaf! iya ya! aku akan diam! lepasin!" kata Zeydan yang kesakitan karena Erika.
"Akan kulepas setelah keluar dari sekolah" kata Erika.
"Eri lepasin! cepetan aku serius!! aku mau baku hantam! turunin aku, Eri!!" seru Zeydan.
Ilman terengah-engah.
"Sudahlah Ilman" kata Ikram.
Ilman membuka laci sepatunya.
"Hah! aku juga ganteng tahu!" kata Ilman dan melihat sesuatu di laci sepatunya.
"Surat cinta!?" tanya Ilman dan membukanya.
"Apaan tuh?" tanya Ikram.
-I have crush on you-
"WAAAA!!!!!" Teriak Ilman.
Keesokan harinya...
"Bagaimana denganmu? bisa saja aku membawakan kue Bolu buatan nenekku!" kata Pasha.
"Mau! Oh iya, kemarin tempat makan prasmanan lezat sekali lho!" kata Salsa.
"Oh ya?" tanya Pasha.
"Pagi.. " kata Zeydan dan Erika.
"Oh, Pagi" kata Pasha.
"Pagi juga Zeydan, Erika" kata Salsa.
"Eh?"
"Rambut singa?!" tanya Pasha dan Salsa.
"Hoaam! setelah sholat dan makan tadi malam, aku langsung tidur!" kata Zeydan.
"Aku ngebangunin, takut telat lagi kayak di episode 3" kata Erika.
"Tapi aku berterimakasih ke Eri, ng? dandanan jilbabmu langsung ya?" tanya Zeydan.
"Ya, kau yang nyaranin.. bagus juga" kata Erika.
"Halo! kenapa rambut si orang aneh dikelas kayak pohon berakar? kayak bocah" kata Ilman.
"Terserah! Ng?" Zeydan melihat gaya rambut Ilman.
"Harusnya gantengan dikit kek" kata Ilman sambil memamerkan rambutnya.
Gaya rambut Ilman seperti Undercut.
SEMBYUR!!! Zeydan, Salsa, dan Pasha kaget melihat gaya Ilman.
"Kalian kenapa?" tanya Ilman.
"Kau yang kenapa! ng? bau apa ini?" tanya Zeydan.
"Huh, dasar kids jaman now! ini namanya parfum tahu! parfum!" kata Ilman.
"Dan menurutku baunya mirip pembersih toilet" kata Erika.
"Hah? kau pen tahu kenapa hari ini aku menjadi sangat tampan?" tanya Ilman.
"Ah tidak" kata Zeydan.
"Ah! baiklah-baiklah karena kalian begitu memaksa akan ku jelaskan" kata Ilman.
"Karena ini... " kata Ilman menunjukkan surat cinta yang di terimanya semalam.
Zeydan mengambilnya dengan secepat kilat karena tak percaya Pasha dan Salsa kaget.
"Surat Cinta!?" tanya Zeydan, Salsa, dan Pasha bersamaan dan kaget.
"Bagaimana bisa?!" tanya Salsa.
"Tapi dari siapa? gak ada namanya" kata Zeydan.
"Kalau begitu, bisa aja ini prank, kayak kutuber gitu lho" kata Pasha.
"Ya gak mungkin lah! itu pasti karena dia malu! huh!" kata Ilman sambil mengambil kembali suratnya dan pergi ke tempat duduknya.
"Ah, dia mau pamer doang" kata Zeydan.
"Pagi Ilman" kata Ikram.
"Pagi Ikram" kata Ilman.
"Wah, rambutmu keren uy" kata Ikram.
"Kira-kira siapa ya? katanya dia suka aku, itu artinya di kelas ini kah!?" tanya Ilman yang mulai memperhatikan kelas.
"Pagi Dirga!" kata Salsa.
"Pagi juga Salsa, kau semangat sekali hari ini" kata Dirga.
"Jangan bilang, Salsa? dan dia tadi hanya pura-pura? ah! tidak! Salsa demennya makanan!!" kata Ilman.
"Pagi, Salsa!" kata Adelia.
"Pagi juga Adelia!" kata Salsa.
"Gimana kalau itu Adelia!? dia anggun! manis! elegan! tapi orang kek dia harusnya ngomong langsung" kata Ilman.
"Aku bawain kamu croissant! mau?" tanya Adelia.
"Wah! Adelia baik banget! makasihh!!" kata Salsa, karena Adelia sangat baik.
"Jangan deket-deket Adel! santai aja dong!!" kata Karin.
"Ng? Karin? dia itu tomboy, juga agak kasar" kata Ilman.
"Haaah!! semua cewek di kelas ini mencurigakan banget!!" seru Ilman.
"Ke.. Kenapa dia?" tanya Karin.
"Menyeramkan" kata Adelia sambil memeluk Karin.
Zeydan, Erika, dan Pasha mendatanginya.
"Kau ini kenapa sih? ada gangguan jiwa?" kata Zeydan.
"Ilman! sudahlah! keluar kau dari dunia mimpi" kata Pasha.
"Duh! siapa sih! ng?" tanya Ilman saat melihat Erika.
"Erika?" batin Ilman.
"Tidak mungkin, itu terlalu berlebihan dan terlalu indah untuk menjadi kenyataan" kata Ilman.
"Tapi... bagus juga, seorang Putri, pintar berwibawa, dan punya banyak kesempurnaan" gumam Ilman.
"Apa sih ini!!" kata Zeydan.
"A.. Anu"
"Ng? Aram?" tanya Ilman.
"Anu.. apa bisa kita bicara sebentar?" tanya Aram.
"Aram.. jangan bilang dia yang... " batin Ilman.
"Ada apa?" tanya Erika.
"Aku ingin bicara dengannya" kata Aram.
"Aku bisa menyampaikan pesanmu padanya" kata Erika.
"Terimakasih, tapi tak usah" kata Aram.
"Kau tidak perlu repot-repot.. lagipula siapa yang mau capek-capek pindah dari sini? disini banyak orang" kataErika dengan suram.
"Itukan gak masalah, Putri Erika? entah kenapa tiba-tiba sekitar sini, tidak ada orang" kata Aram, memang benar katanya.. karena semuanya tidak ingin menjadi korban Erika VS Aram.
"Awas! ntar di sleding lho!" kata Salsa.
"Mereka nyeremin!!" kata Ikram.
"Viral satu sekolah kayaknya nih" kata Dirga.
"Ke.. kenapa mereka bertengkar karena aku?! mimpi apa gue semalem sampe-sampe direbutin dua cewek kek gini?!" batin Ilman.
"Eri, sudahlah" kata Zeydan.
"Sepertinya percakapan ini akan jadi lebih menarik lagi" kata Erika.
"Bukankah aku yang harusnya bilang begitu?" kata Aram.
"Tunggu sebentar! kenapa kalian bertengkar karena aku-... " karena ucapan Ilman, Erika dan Aram menjadi kesal dan menghajar Ilman.
Tiba-tiba dari saku Aram, ada surat keluar, "Ah!"
"A.. Aduduh!! Ng?" Surat itu mengarah ke Ilman.
"Eh? surat ini... seperti mirip yang ada di kotak sepatu ku" batin Ilman.
Aram segera mengambil surat dan pergi.
Akhirnya pelajaran dimulai...
Hari ini adalah pelajaran agama...
Ilman terus memperhatikan Aram.
"Al Farisi! apa yang kau lakukan jika bertemu hantu!?" tanya Ali, Ali adalah guru segala mata pelajaran khusus kelas 1-4.
Aram melihat Ilman, namun sadar dirinya di perhatikan oleh Ilman dan mengalihkan pandangannya.
"Jangan bilang... " batin Ilman.
"Aku ajak mereka mabar!" kata Zeydan.
"Berdiri di lorong kelas sekarang!" kata Ali.
Di Koridor...
Zeydan, Erika, Pasha, Ilman, Dirga, dan Salsa berjalan bersama di Koridor.
"Apa kau masih mikirin siapa yang naruh surat cinta ke loker sepatumu?" tanya Zeydan.
"Tapi.. apakah Aram yang-... " belum selesai Ilman bicara.
"Eh! lihat itu, itu... Aram kan?" tanya Pasha.
Aram menaruh surat di loker sepatu Ilman dan menghembuskan nafas pelan.
"Aram?" tanya Erika.
"Eh!" Aram langsung pergi karena melihat mereka.
"Bukannya itu... lemari loker sepatu Ilman?" tanya Zeydan.
Ilman langsung membukanya.
"Ada! suratnya ada!" kata Ilman dan mereka melihatnya.
-Aku ingin bicara di taman sekolah... datanglah ke sana-
"Aku akan segera ke sana!" kata Ilman dan langsung pergi.
"Anu... "
"Ng? Eh!? Aram!? bukannya kau harusnya ada di taman sekolah?" tanya Pasha.
"Anu, aku ingin minta saran soal surat tadi" kata Aram.
"Eh?"
Di Taman sekolah...
"Dimana? katanya akan ketemu di taman?" tanya Ilman.
"Aku.. sudah sampai" kata Aram sambil pipi merona.
"Jadi... kau yang menulis surat itu ya?" tanya Ilman dengan malu.
"I.. iya" kata Aram.
"Yah! aku sadar kok, tapi maaf aku gak mau pacaran! dosa!" kata Ilman dengan pede.
KRT! Urat kesal Aram keluar dan menjitak Ilman
"Jangan kepedean! sebelum kesini, aku minta saran dari Erika dan lainnya" kata Aram, sedangkan mereka berlima bersembunyi di belakang pohon.
"Kalian!" kata Ilman.
"Surat itu sebenarnya dari temanku" kata Aram lagi.
"Temanmu?" tanya Ilman, mereka berlima langsung pergi ke arah Ilman dan Aram untuk melihat lebih dekat.
"Erika.. kau punya Silent kan?" tanya Aram.
"Memangnya kau ingin aku apa dengan Silent-ku?" tanya Erika.
"Memanggil temanku dengan radiasi jarak jauh Silent-mu... aku minta tolong" kata Aram.
"Dan kau?" tanya Erika.
"Dengan radiasi Silent-mu, aku mau masukkan auraku buat memanggil dia datang kesini" kata Aram.
"Hm" Erika melakukan segel tangan.
"Silent!" Erika langsung mengaktifkan radiasi Silent dari matanya, dan Aram langsung mencampurkan auranya.
CRING!!! Membuat angin yang kencang karena itu.
"Itu radiasi Silent!!?" tanya Zeydan.
"Aku gak tahu!" kata Pasha.
Akhirnya setelah selesai, Aram berbalik mengharap mereka.
"Apa.. yang kau lakukan, Aram?" tanya Dirga.
"Telingaku!!" seru Zeydan.
"Grr... " Salsa mengaum seperti kucing.
"Sejak kapan kucing mengaum? biasanya mengeong" kata Zeydan.
"Ntah tuh, Author" kata Salsa.
Hi.. Hi.. Hi...
"Hah!? itu!! itu Kuntilanak!? huaa!!" teriak Zeydan akhirnya mereka sedikit menyingkir dari situ.
Kuntilanak itu bersembunyi di balik besi ayunan.
"Eh? kenapa dia?" tanya Pasha.
"Surat itu darinya, dia minta aku nulis dan ngirim ke Ilman" kata Aram.
"A.. Apa!?" tanya Ilman.
"Tunggu! kenapa kau berteman dengan makhluk gaib!?" tanya Zeydan.
"Kami teman les" kata Aram.
"Hah?! ada les khusus hantu?!" tanya Ikram.
"Kau bisa ngerti bahasanya!?" tanya Pasha.
"Aku belajar dari tempat les" kata Aram lagi.
"Tempat lesnya bukan maen!" kata Zeydan.
Kuntilanak mendekati mereka.
Ilman ketakutan, "Guys, kayaknya kita harus pakai teknik yang dipakai kalau ketemu kak Tara saat gak mau bersih-bersih"
"A-Apa?" Tanya Zeydan yang ketakutan melihat kuntilanak.
"LARIIII!!!" Seru Ilman dan disusul oleh yang lainnya.
"WAAAA!!!"
Kuntilanak mengejar Ilman, Zeydan, dan yang lainnya, sedangkan Aram menghela nafas melihat kegajean teman-temannya, "Haah, kenapa sekolah internasional muridnya kek gini sih?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments