Cuaca yang panas karena memasuki musim panas, tapi bukan itu yang membuat para siswa dan siswi gerah.. mereka gerah karena cemas! itu adalah hari dimana hasil ujian dibagikan!
Di kelas 1-4...
"Erika Ameera! 100 di semua mata pelajaran ujian!" kata Ali.
Erika maju ke depan dan menerima map berisi kertas ujiannya.
"Selanjutnya! Pasha Alifiandra! 100 di semua mata pelajaran ujian!" kata Ali.
"Wah... sama seperti Erika" gumam teman kelas mereka.
"Hehe.. " kata Pasha yang merasa malu.
"Puspita Salsa!" kata Ali.
"Ini.. Map mu! karena nilai mu, kau di kategorikan menjadi siswi tes remidi!" kata Ali.
"Apa!!?"
Jam Istirahat...
"Begitulah! aku harus mendapatkan tes remidi... " kata Salsa menceritakan kronologinya.
"Btw, kenapa Erika dan Pasha mendapatkan nilai yang bagus?" tanya Ilman.
"Apakah salah?" tanya Erika.
"Ng.. ngga sih, hanya tumben kok sama" kata Ilman.
Pasha tiba-tiba datang, "Oh iya! Erika, boleh aku pinjam buku catatanmu? kau bisa bertukar denganku. Aku ingin belajar melalui sudut pandangmu"
"Ya tentu, sebentar ya"
"Kalau Erika memang dari dasarnya juara satu dan gak pernah ada yang ambil ranking, tapi semenjak ada Pasha... akhirnya Pasha menempati posisi nomor dua atau terkadang sama seperti Erika, tapi Erika tak mempermasalahkannya sama sekali" Jelas Zeydan sambil berpikir.
"Kenapa?" tanya Dirga.
Erika menghampiri Pasha, "Bukankah lebih baik jika ada satu atau dua orang yang pintar? jadi itu akan menimbulkan manfaat bagi orang banyak bukan? Pasha, ini"
"Terimakasih!" kata Pasha dan memberikan buku miliknya pada Erika
"Hei Zeydan! tolong ajari aku ya" kata Salsa dengan memelas.
"Sayangnya, aku harus ke klub ninja.. aku permisi!" kata Zeydan sambil membawa tasnya.
"Erika?" tanya Salsa.
"Aku juga di suruh datang cepat ke klub... maaf Salsa" kata Erika.
"Hmf... baiklah meski kau anak baik Ilman, tapi.. ya sudahlah" kata Salsa.
"Apa katamu!?" tanya Ilman.
"Aha! Pasha! Pasha! apakah kau bisa mengajariku?" tanya Salsa.
"Tentu saja bisa! untuk tes remidi ya?" tanya Pasha.
"Ya, Ya!" kata Salsa.
"Kalian akan belajar bersama?" tanya Dirga.
"Ku dengar, nilai mu semua nol semua ya?" tanya Salsa.
"Yah? gitu deh" kata Dirga
"Baiklah, setelah pulang sekolah, kita kumpul di sini" kata Pasha.
Sementara itu di klub ninja...
"Permisi" kata Zeydan.
"Kenapa suram sekali?" tanya Erika, Andika sedang bermain game, Nisa sedang menghapus papan tulis, David sedang membaca komik, Wira sedang diam gak jelas.
"Oh? Yun-chan? sudah datang?" tanya Andika.
"Ya"
"Oh ya! apakah kalian juga di bagikan nilai ujian?" tanya Wira.
"Mau nyombong nih, Wir?" tanya Nisa.
"Tidak! aku gak berniat nyombong! hanya ingin memberitahu bahwa nilai ku itu tidak bagus sama sekali" kata Wira.
Zeydan menghela nafas melihat kakak kelasnya itu, "Oke, topik chapter ini adalah merendah untuk meninggi! Author, ganti topiknya!"
Author: "Enak aja!"
"Aku dapat nilai pas-pasan karena tidak belajar penuh" kata Wira.
"Apaan? ibumu selalu bilang kalau kau sangat sibuk saat malam hari karena sedang belajar" kata David.
"Sudahlah... baiklah, bagaimana jika kita menaruh nilai ujian matematika di sini! ayo!" kata Wira.
"Ini taruhan?" tanya David.
"Bukan! hanya melihat saja! baiklah! satu dua tiga!" kata Wira, Zeydan dan Erika hanya ikutan saja.
Andika: 97
Nisa: 87
David: 83
Wira: 95
Wira kaget, "Dik! nilaimu... 97?!"
"Iya, soal matematika kan ganjil, kau gak tahu, Wir?" tanya Andika.
"Yah! sayangnya.. aku kekurangan 5 poin lagi" kata Wira.
"Bagaimana kertas ujianmu, Dek?" tanya Nisa.
"Oh ini.. "
Zeydan : 90
Erika : 100
"Wah! seratus!? serius!? Yun-chan memang hebat! hahaha! Dasar.. " kata Andika.
"Hentikan kak"
"Sepertinya Erika lebih unggul daripada dirimu" kata Nisa menggoda Zeydan, sedangkan Zeydan hanya pura-pura tidak peduli.
"Wah, kalian ada disini?" tanya Dono.
"Paman Dono?" tanya Andika.
Erika mengangguk, "Kami akan melakukan aktivitas klub, Paman kenapa disini?"
"Hanya ingin menyapa, kenapa kalian kelihatannya asik sekali?"
...****...
Dono mengerti setelah diceritakan dan teringat sebuah topik, "Oh jadi gitu... ngomong-ngomong soal nilai 100 yang di dapat Putri Erika, itu mengingatkanku pada The Flawless! yang pernah bersekolah disini dari TK sampai SMA!"
"Dia di juluki The Flawless karena kepintarannya, kejeniusannya, kebaikannya, dan kekuatannya! dia bahkan pernah di promosikan menjadi atlet karate!" Jelas Dono.
"Wah! hebat sekali! siapa dia?" tanya Andika.
Erika menjawab perkataan kakaknya, "Paman tadi bilang dia dipromosikan jadi atlet karate, artinya dia itu atlet?"
Dono menggeleng, "Tidak, dia menolaknya dan lebih fokus pada kuliahnya di perobatan"
David jadi penasaran, "Aku pengen tahu!!"
"Kalian ingin tahu? ayo kita ke old room, disitu ada semua dari para senior dahulu! kalian ikuti aku" kata Dono.
Sesampainya di Old room....
"Ini dia!" kata Dono.
"Wah! banyak sekali piala dan penghargaan!" kata Nisa.
"Tapi, kenapa disini selalu bersih? katanya Old Room?" tanya Wira.
"Meski Old room, ruangan ini tetap harus di jaga kebersihannya agar penghargaan dan perjuangan siswa-siswi dalam meraih kejuaraan dan menjadi kebanggaan sekolah itu tetap terkenang" Jelas Dono saat mereka melihat-lihat.
"Btw, siapa The Flawless yang Anda maksud?" tanya Zeydan.
"Anu... Andika, Erika" Dono menunjuk foto seseorang.
"I.. Ibu!?" tanya Andika.
"Mama!?" Erika langsung kaget.
"Tante Amanda!?" tanya Nisa dan Zeydan.
"Ratu Aliana!?" tanya David dan Wira.
"Tunggu! apa-apaan ini!? kau sedang bercanda kan!?" tanya Andika.
"Tidak... tidak sama sekali, bahkan dia adalah siswi yang benar-benar menggemparkan sekolah dengan kesempurnaannya, tapi di ketahui dia memiliki satu kelemahan" kata Dono.
"Apa itu?" tanya Zeydan.
"Yah, aku sendiri tidak tahu.. cepatlah kalian kembali ke klub!" kata Dono lagi.
Sementara itu di kelas...
"Baiklah.. ayo kita mulai, ng? dimana Dirga? katanya ingin gabung?" tanya Pasha akan belajar bareng dengan Salsa.
"Sepertinya dia lupa kalau mau belajar bersama" kata Salsa.
"Ok, kita mulai ya" kata Pasha.
Salsa menganggukkan kepalanya.
"Anu, aku payah dalam matematika, jadi aku tidak tahu cara menghitung cepat" kata Salsa.
"Oh, tentang X dan Y. Ng, gampang kalo kau nganggap rumus X dan Y itu makanan" kata Pasha, dia tahu Salsa suka sekali makan.
"Sungguh!?" tanya Salsa.
"Ya! misalkan saja X itu adalah Rendang, dan Y adalah Bakso!" kata Pasha.
"Wah! enak!! jadi.. kalau bagaimana X itu stoberi dan Y itu melon?" tanya Salsa.
"Ya! itu juga bisa!" kata Pasha.
"Sepertinya ini akan berhasil" batin Pasha.
"Yah, tapi sayangnya kita tak boleh memikirkan makanan dalam ujian jika menganggap X dan Y itu makanan kan?" tanya Salsa dengan suram.
"Te-tentu saja tidak! Kalau mikirin cuman untuk mengingat rumus itu tak akan masalah! misalkan X opor Ayam, dan Y Ikan bakar, karena Matematika itu luas! tak terbatas jika memikirkan makanan apa saja dapat kau anggap rumus" kata Pasha mengarang.
"Maaf aku ngawur dikit, Sa" batin Pasha merasa bersalah.
"Ja.. Jadi! tidak terbatas!? Misalkan X itu Jagung bakar dan Y itu Nasi goreng!?" tanya Salsa.
"Ya!"
"Kalau begitu, Mie ayam X dan Y puding!?" tanya Salsa.
"Wah!! enak!!" kata Salsa.
"Haha, benar... em, btw... jangan memakan makanan yang tadi kau kombinasikan pada saat X dan Y oke?" tanya Pasha.
"Eh?" tanya Salsa.
Pasha jadi mual memikirkan kombinasi makanan itu, "Rasanya... agak aneh pasti"
Di ruangan kelas 3...
"Edward!! Ayo taruhan! yang nilainya kurang dari yang lain! maka dia yang traktir makan, oke?" kata Meghan memperlihatkan nilainya : 93.
"Berisik" kata Edward memperlihatkan nilainya : 96.
"WAA!! Ahahaha... baiklah! bagaimana jika kita ke kantin dan membeli roti?" tanya Meghan.
"Mau lari lagi kayak 3 hari yang lalu? kau beli roti, tapi rupanya kau menjebakku agar aku yang bayar, kan? kacamata menyebalkan" kata Edward.
"Oke kalau gak mau! aku mau malak anak kelas satu pake namamu ajalah!" kata Meghan sambil berlari ke klub Ninja.
"Oi! jangan memakai namaku!" kata Edward menyusul dengan berjalan.
Klub Ninja....
"Dasar menyusahkan saja" kata Edward sambil membuka pintu geser.
"Hah.. Hah.. hah" kata Zeydan dan Ilman yang terengah-engah dan Meghan yang diikat tali.
"Ada apa ini?" tanya Edward.
"Ah! kak Edward! kak Meghan tiba-tiba mengamuk!" kata Zeydan.
"Aku baru aja datang tiba-tiba ricuh dan kak Meghan hampir memakanku!" kata Ilman.
Meghan melirik sinis Edward, "Traktir!"
"Haaah! baiklah, ini untuk 'gajimu', sepertinya kau lupa mengambil 'gajimu' darinya? jadi 'dia' menitipkan aku ini" kata Edward memberikan kertas coklat.
"Wah!! aku lupa" kata Meghan sambil melepaskan talinya dengan sekali berontak dan mengambil uang itu.
Wira kaget, "Kuat sekali"
"Kalian di gaji? maksudnya?" tanya Zeydan.
"Kalian tidak usah tahu" kata Edward.
Meghan membuka kertasnya.
-Ketua Meghan, meski begitu... kalian berhak mendapatkan gaji, aku berterimakasih sedikit karena dengan ini... sepertinya gerakan pemberantasan akan lebih menjadi seimbang, teruslah berusaha bersama Kapten Edward ok?-
From : Fujiwara Yumna
"Hihi... aku akan membalas suratnya nanti" gumam Meghan.
Di Malam harinya...
"Lihat! nilai ku 97! mapel IPS!" kata Salsa.
"Itu hebat Salsa!" kata Pasha.
"Hihi, itu karena Pasha yang mengajariku, terimakasih ya" kata Salsa.
"Ya! senang karena dapat membantumu... baiklah! aku pulang dulu" kata Pasha.
"Dah!"
"Aku selalu berpikir kalau Pasha adalah anak yang lemah, tapi... dia benar-benar baik dan luar biasa!" batin Salsa.
"Oke! aku bakalan berusaha untuk tes remidi besok!" kata Salsa.
"Ng? aku denger sebuah suara?" gumam Salsa.
"HUAA!!!!" Pasha berteriak dan mendekati Salsa.
"Ke-Kenapa?" tanya Salsa.
"Aku, aku takut kegelapan! aku takut gelap!!" kata Pasha.
"Yah.. tapi sepertinya, sikap penakutnya tidak berubah ya" batin Salsa.
Keesokan paginya...
Di Kelas Remidi...
"Baiklah... Ah! ini X dan Y! oke, pikirkan Salsa! makanan apa yang harus kau buat rumus?" kata Salsa.
Pasha menepuk jidatnya, "Salsa, gak gitu maksudnya"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments