Keesokan paginya...
"Hari ini, kita akan ke klub kebersihan ya?" tanya Erika.
"Yah, benar... meski aku agak kecewa tapi tak apalah" kata Zeydan.
"Bagaimana dengan kalian?" tanya Zeydan kepada yang lainnya.
"Kalau aku dan Iren mengikuti klub musik sebagai klub kedua selain klub ninja dan beladiri" kata Adelia.
"Aku dan Ikram masuk ke klub Karate" kata Yusuf.
"Wah, hebat sih" kata Zeydan.
"Kabarnya, kau keluar dari klub basket ya?" tanya Erika.
"Yap"
"Kalau aku karena masuk ke klub kebersihan sepertinya juga merupakan keberuntungan bagiku karena aku tidak akan ikut ke klub voli lagi" kata Ilman.
"Hah! lebih baik, aku masuk ke klub langsung pulang saja!" kata Salsa.
"Mana ada klub begitu, kalaupun ada pasti pendaftarannya tidak akan pernah di berikan" kata Zeydan.
"Apakah ada semacam klub rahasia seperti klub ninja dan beladiri?" tanya Dirga.
"Serius?" tanya Ilman.
Zeydan menghela nafas, "Hah! Klub seperti itu tidak ada" Sebenarnya dalam benak Zeydan, ia ingin klub seperti itu ada.
"Anu, Pasha? apakah kau tidak kepanasan karena kepalamu ditutupi tudung seperti itu?" tanya Erika.
"Tidak.. karena kak Edward membuatkan ku ini, dan ini terbuat dari kain lembab dan yang akan mendinginkan rambutku jika kepanasan" kata Pasha.
Ilman jadi ngeri, "Agak lain ya"
Sesampainya mereka di klub kebersihan...
"Ng? kenapa sepi? katanya di suruh kumpul di lapangan?" tanya Ilman.
"Halo! kalian anak-anak kelas satu yang mendaftar sebagai member baru klub kebersihan ya?" tanya suara seseorang.
"Le.. Lebih tepatnya di daftarkan secara paksa" kata Dirga.
"Ng? siapa kau?" tanya Zeydan
Kitara Santika ( 15 )
"Aku pemimpin klub kebersihan! namaku adalah Kitara Santika! panggil saja Tara, kalian akan menjadi anggota klub kebersihan dan membersihkan semua jendela yang ada di kelas ini!" kata Tara.
"I.. Ini hanya pembersih biasa, membosankan~~" Zeydan sudah tidak kuat lagi dan hampir pingsan.
"Z.. Zayn! bertahanlah!" kata Erika.
"Kalian harus membersihkannya! klub kebersihan menjadi klub yang di perlukan dalam sekolah, karena klub ini juga membantu bagaimana sekolah terus bersih! sekarang, jangan banyak bicara dan bersihkan saja!" kata Tara.
Akhirnya mereka mulai membersihkan...
"Hihi, kenapa mereka membersihkan?" bisik dua siswi yang lewat.
"Kurasa mereka dihukum karena tidak mengerjakan PR" kata siswi satunya.
"Eh! duh! airnya perlu ku ganti, anu... dimana kamar mandi ya?" tanya Erika pada dua siswi yang lewat.
"Heh, memang cocok untuk pembantu sepertimu! kamar mandi ada di Koridor bawah!" kata siswi satunya.
"Kalian tidak boleh merendahkan orang seperti itu!" kata Zeydan.
"Zayn... " gumam Erika.
"Terserahlah! ng? pin nama itu... Eh!? E.. Erika Ameera!"
Salah satu dari mereka panik, "Apa yang kau lakukan?! kau baru menghina Putri Raja! maafkan kami!"
Erika langsung mengepalkan tangannya.
"Lebih baik agar kalian tidak menggosipkan orang, maupun itu bergelar orang yang berpengaruh ataupun bukan, karena itu hanya akan mencoreng nama baik orang yang kalian gosip kan ataupun mencoreng nama dan sikap kalian sendiri"
Erika menahan amarahnya, "Lagi-lagi, statusku dibawa-bawa" batinnya.
"Jadi... aku harap kalian instropeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi" Jelas Erika dengan tampang serius dan membawa ember.
"Maafkan kami" kata mereka berdua.
"Oh ya, satu hal lagi" kata Erika.
"I.. iya?" tanya mereka.
"Aku berterimakasih karena kalian memberitahu dimana letak kamar mandinya" kata Erika sambil membawa ember.
"E.. Eri! sebentar!" kata Zeydan sambil membawa ember.
"Pasha! tolong gantikan tugasku sementara!" kata Zeydan.
"Ya!"
Setelah dari kamar mandi...
"Em, Eri? aku tahu kalau kau tidak suka di bawa gelar dirimu yang seorang bangsawan hanya agar kau tidak tercoreng dan terwibawa saja meski kau tahu bahwa.. kejadian tadi itu adalah sesuatu yang paling kau benci?" tanya Zeydan.
"Hm... aku baik-baik saja Zayn, oh ya.. aku di tugaskan untuk membersihkan kaca jendela di lantai satu, kau tidak membersihkan? Dasar... " kata Erika.
"Tidak, aku bisa membantu.. Pasha bilang akan menggantikan tugasku" kata Zeydan.
"Terimakasih"
Di Lantai 3...
"Ah!! aku tidak tahan lagi!" kata Ilman sambil membuka jendela dan lompat.
"He.. Hei!! Ilman! itu lantai 3! Pen ketemu Yang Maha Kuasa?! Yang bener aja!!" kata Pasha.
Ilman langsung memperbaiki kakinya saat lompat.
"I.. Ilman!? kau!?" tanya Zeydan.
"Heh! aku tak akan pernah mau membersihkan lagi!" kata Ilman.
CAP! Ada dua kunai yang menancap di dua sisi kaki Ilman.
"Jangan malas-malas! anak kelas satu!!" Seru Tara sambil melompat dengan menggunakan tembakan jangkar, dia akan menembak target dengan jangkar agar bisa pergi dari satu tempat ke tempat lain.
"W.. Wah! hebat! kak Tara! beritahu kami! apa itu! dan senjata apa tadi!? dan apa isi dari tas pinggang mu?" tanya Zeydan.
"Ah, ini.. ini adalah peralatan ninja!yang di berikan pada member klub kebersihan karena klub kebersihan harus di pertahankan agar bisa selalu terjaga, disebabkan banyak peralatan membersihkan yang hilang. Tembakan ini berisi tali jangkar yang akan keluar jika pelatuknya di tekan!"
"Dan akan terlepas jika pelatuknya tidak kembali di tekan dan jangkar otomatis akan masuk kembali ke tembakan ini" Jelas Tara.
"Selain itu, isi dari tas pinggang ini hanyalah shuriken dan kunai yang bertujuan agar anggota tidak lari sebelum menyelesaikan tugasnya dan juga untuk membersihkan wilayah gedung sekolah di tempat tinggi" kata Tara lagi lalu melirik Ilman.
Ilman bergidik ngeri disaat Tara melemparkan shuriken dan mengenai tengah pohon.
"Biarkan aku memakainya!!" kata Zeydan dan Ilman bersamaan.
"Aku!"
"Tidak-tidak! aku duluan!"
"Gak usah ikutan! aku duluan"
"Kau ini apaan!? aku yang bertanya pada kak Tara!"
"Selesaikan tugas kalian yaitu membersihkan jendela kelas! jika tidak, maka kalian tidak akan pernah bisa memakai ini! titik!" kata Tara dan pergi.
Erika menghela nafas, "Kalian malah membuat Ketua semakin marah"
30 menit kemudian...
"Hei! sudah selesai bel... eh? cahaya menyilaukan apa ini!?" tanya Tara melihat ada cahaya yang benar-benar menyilaukan.
Ternyata jendela benar-benar bersih dan kinclong!.
"Kak Tara! hehe, kami sudah membersihkannya!" kata Zeydan, diikuti Erika, Pasha, Ilman, Dirga, dan Salsa.
Tara terharu.
"Kalian... snif! baiklah! sesuai janji aku akan mengajari kalian cara menggunakan peralatan shinobi!" kata Tara.
"Horee!!"
Tapi.. kenyataannya...
Di lapangan...
Zeydan tidak dapat menggunakan peralatan itu.
"Duh, ternyata... harapan tidak selalu sama dengan kenyataan" kata Pasha.
"Kau sudah mencoba ini sebanyak 25 kali dan tidak berhasil-berhasil" kata Tara.
"Padahal, biasanya jika mencoba menjaga keseimbangan seperti berdiri di atas tiang, anak SD kelas 5 saja bisa melakukannya" kata Tara.
"Lalu.. bagaimana kak?" tanya Zeydan.
"Kemungkinan, kalau kau tidak berhasil.. maka kau akan di keluarkan dari klub kebersihan" kata Tara.
DEG!
"Tidak bisa begitu! aku akan mencobanya sekali lagi!" kata Zeydan.
Akhirnya dia mencoba bertahan dengan menembakkan jangkarnya dan bertahan.. apakah dirinya memang benar bisa menggunakan alat itu.
"A.. Aku! bisa!" kata Zeydan.
"W.. Wah"
PTAS!! jangkar langsung terlepas dari dinding yang di tembak Zeydan dan Zeydan jatuh.
GUBRAK!
"Ini yang ke 26" kata Erika.
"Ukh! kenapa tidak bisa!?" tanya Zeydan.
"Bahkan Salsa, Ilman, dan Dirga saja bisa menggunakannya" kata Pasha.
"Baiklah.. kita lanjutkan besok untuk kesempatan terakhirmu, Zeydan" kata Tara.
Sepulang sekolah...
"Ukh! kenapa aku tidak bisa!?" tanya Zeydan.
"Zayn, aku rasa.. kau harus mengakhirinya" kata Erika.
"Hah!? apa maksudmu!?" tanya Zeydan.
"Kau tidak mendukungku!? dan malah menyuruhku berhenti!?" tanya Zeydan.
"Begini... dengan kau berlatih menggunakan peralatan ninja, itu bukan berarti kau bisa menjadi ninja sungguhan" kata Erika.
DEG!
"Aku pernah belajar menjadi ninja dan teknik dasar bertarungnya dari Papaku... dia sendiri yang mengatakan hal itu, jika kau tidak memiliki niat yang sungguhan untuk impianmu.. maka kau tidak akan bisa meraihnya karena impian yang kau anggap itu hanyalah permainan yang melengkapi hidupmu" kata Erika.
"Jujur, aku mendukungmu.. aku juga ingin menjadi ninja, tapi tidak masuk akal kan? jika hanya menganggap impian itu sebagai perlombaan?" tanya Erika.
Zeydan menatap Erika dan menunduk.
"Kurasa kau benar Eri,... "
Keesokan harinya...
Akhirnya Zeydan mencoba lagi dan...
Gedubrak! dia jatuh lagi.
"Sayangnya... kau tidak bisa bertahan ya?" tanya Tara.
"Tidak mungkin.. "
"Apakah peralatannya tidak rusak?" tanya Pasha.
"Itu mustahil! karena peralatan seperti jangkar penembak ini membutuhkan waktu sampai 2 tahun untuk perancangan! jadi.. itu juga memakan sebagian tabungan sekolah!"
"Jadi itu tak mungkin rusak! aku berani memakan spaghetti pakai sedotan jika itu benar-benar rusa-.... " belum selesai Tara bicara dia melihat ada per yang bengkok di penembak jangkar.
"Se.. sepertinya benar-benar rusak" batin Tara.
"Ada apa?" tanya Erika.
"Ga.. gawat! gawat! gawat!!" batin Tara.
"Ada apa ini?" tanya Dono yang kebetulan lewat.
"Paman Dono!"
****
"Oh, jadi begitu... " kata Dono.
"Biar aku yang coba" kata Dono lagi.
Akhirnya Dono menembakkan jangkar dan berhenti di salah satu jendela.
"Lihat?" tanya Dono.
"Wah! anda hebat!" kata Zeydan.
CTAK!!! Per penembak jangkar benar-benar rusak sekarang, Dono terjatuh karena itu.
"A.. Aduh!"
"Anda baik-baik saja?" tanya Erika.
"Kita bawa ke UKS! kebetulan kalau kita sudah pulang sekolah" kata Salsa.
"Ahahaha... benar! benar sekali! kalian antar Pak Dono ke UKS dan pulanglah! aku akan memperbaiki penembak jangkar milikmu Zeydan!" kata Tara yang berkeringat gugup.
"Jadi... aku tetap bisa bertahan?" tanya Zeydan.
"Y.. Yah kita lihat setelah ini besok di perbaiki" kata Tara lagi.
"Kenapa anda begitu gugup?" tanya Erika.
"B... Bukan apa-apa!"
"Aku tidak ingin makan spaghetti pakai sedotan!!" batin Tara.
Keesokan paginya...
Akhirnya Zeydan mencoba lagi.
CTRAK! Zeydan menembakkan jangkarnya dan berhasil bertahan.
"Hebat!" kata Dirga.
"Dia memang pantang menyerah!" kata Salsa.
"Ya, bolehlah!" kata Ilman.
"Kau hebat, Zeydan!" kata Pasha.
"Yuhu!" kata Zeydan.
"Bagaimana, Eri? aku bisa menjadi ninja terbaik! bukan! tapi... kita akan menjadi ninja terhebat bersama!" batin Zeydan sambil menatap Erika.
Erika hanya terdiam.
"Kau tahu apa yang ia katakan?" tanya Pasha.
"Tidak... aku tidak tahu" kata Erika dengan muka datar.
"Padahal kau tahu kan, Erika?" batin Pasha.
"Bagaimana caraku turun, kak!?" tanya Zeydan.
"Lah!? kalian gak ada yang ngajarin dia?" tanya Tara.
Erika, Pasha, Ilman, Dirga, dan Salsa menggelengkan kepalanya.
Karena salah pencet tombol, Zeydan langsung jatuh dari ketinggian 3 meter.
"HWAA!!!"
Gubrak!
"Zayn!"
"Sepertinya.. latihan itu memang penting ya?" batin mereka semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments