(Satya & Teressa.)
.
.
.
.
.
"Tessa, ayo buruan masuk." Seru Satya memanggil sekretarisnya agar segera masuk kedalam mobilnya.
"Tapi pak." Teressa nampak bingung dengan tawaran Satya.
"Noah bisa nunggu lama kalo kamu nggak buruan masuk." Ucap Satya.
Setelah mengumpulkan keyakinan penuh, akhirnya Teressa mengiyakan tawaran Satya. Ya bagaimana pun waspada itu harus, apalagi sama orang yang bukan mahram sekalipun itu orang dekat.
Jangan banding-bandingkan antara Ghea dan Teressa, jelas-jelas beda ye.
Wanita itu lantas membuka pintu mobil Satya bagian belakang.
"Eh eh kamu mau ngapain disitu?" Tanya Satya.
"Saya? Saya mau duduk pak." Jawab Teressa. Nah emang bener kan Teressa mau duduk, gimana sih Bang sat.
"Bukan gitu, maksud saya kamu kenapa duduk dibelakang. Duduk didepan, saya ini bukan sopir kamu." Ucap Satya.
"Maaf pak." Balas Teressa.
Akhirnya Teressa pun duduk didepan disamping tempat Satya menyetir. Bisa dibayangkan jantung keduanya pasti lagi jedag-jedug tuh.
"Kamu tolong arahin jalannya, saya nggak tau tempatnya soalnya." Ucap Satya.
"Iya pak." Balas Teressa sambil menundukkan kepalanya.
Dalam perjalanan tak ada topik lain selain Teressa yang terus mengarahkan jalanan menuju tempat les Noah.
Sebenarnya Satya juga rada canggung saat bersama dengan Teressa seperti ini, padahal mereka sudah sering bersama dikantor.
Dan akhirnya sampailah mereka disalah satu tempat bimbingan belajar untuk para murid SD.
"Ini tempatnya disini?" Tanya Satya sambil melihat-lihat keadaan sekitarnya.
"Iya pak, ini tempatnya. Terima kasih banyak karna sudah mau mengantar saya, setelah ini bapak bisa segera pulang kerumah. Terima kasih banyak pak Satya." Ucap Teressa .
"Kamu ngusir saya?" Tanya Satya sambil mengeryitkan dahinya.
"Bukan seperti itu maksud saya pak, maksud saya anda bisa segera kembali ke rumah dan pasti anda ada kegiatan lain. Toh bapak udah nganter saya sampe disini, itu sudah lebih dari cukup." Jelas Teressa.
"Oh gitu, dimana Noah? Kok nggak keluar-keluar?" Tanya Satya mengalihkan topik pembicaraan.
"Bundaaa."
Terlihat seorang anak laki-laki menghampiri Teressa dengan semangat.
"Tumben baru keluar nak?" Tanya Teressa pada putranya.
"Dikasih Kuis dulu sebelum pulang bunda." Jawab Noah.
"Bisa jawab nggak tadi." Tanya Teressa.
"Bisa dong bunda." Jawab Noah dengan bangga.
"Motor bunda mana?" Tanya Noah, ia mencari keberadaan motor matic milik bundanya.
"Bunda kesini sama siapa?" Sambung Noah lagi sambil melirik Satya. Lirikannya tuh beda, kek mau ngajak gelud wkwkwk. Satya yang mendapat tatapan aneh dari Noah hanya bisa menelan ludahnya kasar.
Jangan-jangan Noah nggak suka ama Satya!
Waduh Gawat! Emak sama anak sama-sama susah ditaklukin emang. Satya kamu yang sabar ya, kita selalu support kamu kok wkwk.
"Bunda dianterin sama bos bunda, nak. Motor bunda tadi ban nya kempes ditengah jalan, kebetulan bos bunda lewat akhirnya bunda dikasih tumpangan buat jemput kamu. Bunda takut kamu kelamaan nunggu, ntar kita pulangnya naik kendaraan umum aja ya." Jelas Teressa pada putranya.
"Iya bunda." Jawab Noah.
"Kalian serius mau pulang naik angkutan umum sore-sore gini? emang ada? kalaupun ada pasti pada penuh, mending sekalian aja kalian saya anter ." Ucap Satya.
"Insyaallah ada pak, saya nggak mau ngerepotin bapak lagi." Ucap Teressa.
"Saya nggak merasa direpotkan, saya ikhlas bantuin kalian. " Balas Satya.
"Nggak perlu pak, kami bisa pulang sendiri. Makasih atas tawarannya dan semua kebaikan bapak terhadap saya selama ini." Ucap Teressa dengan sopan.
Sopan banget malah!
"Tapi kalo ntar kamu kenapa-napa dijalan, ada yang gangguin kamu?" Ucap Satya. Teressa terdiam setelah Satya melontarkan kalimat itu, apakah bos nya ini sekhawatir itu padanya?
"B-bukannya apa, kamu kan karyawan saya jadi keselamatan kamu juga tanggung jawab saya." Sambung Satya, padahal aslinya mah bener-bener khawatir ye kan. Tapi ketutupan ama gengsi yang segede gaban.
"Ada Noah om, biar Noah yang jagain bunda Noah!" Seru Noah.
Udah nggak ada alesan lagi buat bisa nganterin Teressa pulang dah! Satya kalah!
"Oke-oke saya nggak maksa, tapi jangan larang saya buat nungguin kalian sampe dapet angkutan umum disini. Saya mau mastiin kalo kalian bener-bener udah dapet kendaraan untuk pulang, dan pastinya sampe selamat." Ucap Satya.
"Terserah bapak." Balas Teressa.
Dan benar saja, akhirnya sore itu Satya menemani Teressa dan Noah sampai mendapatkan angkutan umum, walau memakan waktu agak lama Satya rela melakukannya.
Padahal aslinya mah Satya orangnya mageran, apalagi kalo yang nunggu-nunggu kek gini.
"Saya sama Noah pulang duluan pak, makasih bapak udah mau nemenin kita nungguin angkutan." Ucap Teressa berpamitan pada Satya.
"Hm sama-sama, kalian hati-hati." Balas Satya.
"Iya pak, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." Balas Satya.
Teressa dan Noah pun segera masuk kedalam angkot tersebut, sedangkan Satya masih betah mematung ditempat sambil memperhatikan angkot yang ditumpangi oleh sekretarisnya itu.
"Pak Satya!" Seru Teressa.
"Yes dia balik, pasti mau pulang gua anter!!" Batin Satya bersorak senang.
"Iya kenapa Sa? angkotnya penuh? mau pulang sama saya aja, hayuk lah." Ucap Satya.
"Bukan pak, angkotnya masih ada yang kosong kok. Saya mau nanya, motor saya malem ini selesai nggak ya?" Tanya Teressa.
Nah Kan Satya Kecewa, ekspektasi terlalu tinggi sih! Nanges kan!
"Hm nanti kalo udah jadi biar langsung dikirim ke rumah kamu aja." Jawab Satya.
"Baik pak kalo begitu, terima kasih, saya permisi dulu, assalamualaikum." Ucap Teressa.
"Waalaikumsalam!"
Satya kesal, Satya pen marah, Satya emosi, Satya pen makan orang!
"Ya Allah kok susah banget sih ngejar calon makmum, mana ada penjaganya lagi. Ghea mah enak dapet duda anaknya langsung nemplok, lah saya? Boro-boro nemplok, dingin bener kek kulkas 12 pintu." Guman Satya mengeluarkan uneg-unegnya.
Miris sekali perjalanan kisah cintamu wahai Satya.
Dengan langkah gontai, Satya kembali menghampiri mobilnya. Rasanya semangat Satya benar-benar menurun drastis.
Tapi tenang saja, ada yang bisa bikin mood Satya naik lagi yaitu Gathan!
Setelah pulang Satya akan mengangkut Gathan dari rumah Gavin dan membawanya kerumah Bunda Citra. Sepertinya Satya sudah mendapatkan teman main yang asik. Nggak pape masih bocil, yang penting asik ye kan.
...____________________________...
"Cil udah siap lu?" Tanya Satya pada keponakan kecilnya.
"Sudah uncle!" Balas Gathan dengan semangat.
"Kuy lah langsung berangkat." Ucap Satya.
"Hati-hati jagain anak gua, awas kalo sampe lecet." Seru Ghea memperingati.
"Harusnya lu berterimakasih ama abang lu ini, karna gua, lu bisa bikin debay semaleman ama laki lu!" Balas Satya.
"Hissh mengadi-ngadi lu, udah buruan berangkat sana." Ucap Ghea, Ghea tak menyangka abangnya peka dengan kondisinya wkwkwk.
"Athan pergi dulu mommy, dadahh muachh!" Pamit Gathan.
"Hati-hati kesayangan mommy, jangan nakal sama Uncle ya." Ucap Ghea, Gathan menganggukkan kepalanya dengan patuh.
"Gua pulang dulu, bye Nyet." Ucap Satya.
Udah nikah pun masih dipanggil Monyet, sabar Ghe jangan emosi.
.
.
.
.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Lina Susilo
semangat bang sat jangan putus asa ya
2022-03-05
0
Saonah Onah Nona
emsng ada kulkas 12 pintu ya thor.....😀😀😀
2021-12-21
0
🎯™SuhaedahE𝆯⃟🚀 ⍣⃝కꫝ🎸
bang Sat semangat terus perjuangin janda 😂😂😂
2021-10-25
0