Terjebak Cinta Terpaut Usia

Terjebak Cinta Terpaut Usia

Episode 1

Kamar di dominasi warna pink dan putih terlihat sangat feminim, bisa ditebak siapa yang akan menempati kamar itu nantinya. Dari arah samping berhadapan dengan pintu yang terbuka, seorang bocah berumur 10 tahun meringsek paksa, masuk dan meneliti seisi ruangan ditengah sibuknya orang-orang yang membenahi kamar tersebut.

Tirai kain, lemari dan beberapa kotak yang entah isinya apa, tergeletak berhamburan memenuhi kamar yang ukurannya tidak terlalu besar.

Bocah itu mengedarkan pandangannya, meneliti dan menilai seisi ruangannya. "Mama... Mama," panggilnya memilin ujung baju sang Ibu yang duduk dipinggiran ranjang, sibuk memasukkan gelang pengait untuk tirai yang akan dipasang.

Wanita itu mengalihkan pandangannya dan melepas tangan sang anak yang menarik bajunya. "Kenapa?" tanya Nisa.

"Ma.. kenapa kamarnya tidak ada foto kita, aku mau dindingnya harus penuh dengan foto Angga, Mama, Papa, dan Adik," protes bocah itu menunjuk perut buncit sang Ibu. Nisa pun dibuat tersenyum dengan permintaan sang anak.

"Tentu Boy, tapi tunggu setelah kamarnya selesai direnovasi, mengerti?" sahut Dimas mendahului, ia duduk di samping istri dan mengelus pelan rambut sang anak yang berdiri tepat di depannya.

"Benarkah, harus yang banyak Papa, aku mau fotonya yang besar, foto Angga sedang memeluk Mama dan Adik," pinta bocah itu berbinar gembira.

Sedari Angga masih berumur 7 tahun dan bersekolah kelas 1 SD, bocah itu selalu merengek saat berangkat melalui TK yang tak jauh dari sekolah nya berada, dan beberapa teman sebangkunya sering mengantar sang adik ditemani sang Ibu.

Angga pun sama, ia menginginkan saat-saat berangkat sekolah bisa berbarengan dengan sang adik. Adik yang bisa menemani ia bermain dan selalu ada dimasa-masa pertumbuhannya.

"Iya," sahut Nisa dan Dimas menarik lengan Angga membawa kedalam pelukan hangat.

Para pekerja Art yang berada satu ruangan dengan majikannya itu, tidak heran lagi dengan keharmonisan keluarga Prayoga. Mengingat Dimas adalah anak majikannya yang terdahulu, Pak Yoga Dinata dan Ibu Andina Rajendra, yang terkenal baik dan ramah begitu pula dengan anak-anaknya.

***

Satu minggu berlalu, hari-hari Angga selalu ia habiskan dikamar yang nantinya akan ditempati sang adik. Bahkan Angga sampai tidur dikamar itu saking tidak sabaran menunggu malaikat kecilnya yang sebentar lagi akan lahir ke dunia.

Nisa dengan perut buncitnya berjalan tergopoh, dirasa semakin hari perutnya semakin turun dan membuat ia susah berjalan. Dengan perlahan dan tangan yang menyangga bawah perutnya, Nisa menghampiri sang anak.

Dielusnya rambut hitam nan lebat, mengusik dangan kelembutan seraya membangunkan sang putra. "Sayang, bangun. Sudah pagi lho! Nanti sekolahnya telat!" bisik Nisa pelan. Dikecupnya kening buah cinta pertamanya dengan Dimas. Anggara Mahesa Prayoga.

Angga menggeliat, merenggangkan otot-ototnya yang lemas, ditambah silaunya cahaya yang menembus jendela kaca dan suara lembut mengalun, membuat ia sadar. "Pagi, Mama." Angga memeluk tubuh berisi sang Ibu yang menyingkap tirai jendela.

"Ayo, Angga lekas mandi, setelah itu sarapan, Mama tunggu dibawah!" perintah Nisa diangguki Angga patuh.

***

Jalanan pagi sedikit lengang ditambah semalam habis diguyur hujan. Angga duduk di kursi penumpang dengan diam. Sesekali matanya melirik ke luar saat melihat beberapa temanya yang berkendara di boncengan sang Ibu dengan adiknya yang duduk di jok depan motor.

Angga tersenyum, sebentar lagi ia akan merasakan berada diposisi sama seperti temanya yang lain. "Abang tunggu kamu, Dek," gumam Angga melirik kursi pengemudi.

Angga turun bersama Nisa. Wanita hamil itu senantiasa mengantar jemput sang anak sekolah, baginya tidak ada pekerjaan yang lebih menyenangkan dibanding menemani masa-masa pertumbuhan sang anak.

"Belajar yang benar, patuh dengan guru. Jangan bertingkah nakal yang membuat teman-teman menjauhi Angga, mengerti?" nasehat Nisa yang tak pernah lupa disampaikan untuk putranya.

"Iya, Mama," sahut Angga mengangguk membawa tangan sang Ibu menempel di dahi dan mengecup sayang. "Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam." Nisa berdiri dipagar sekolah memandang punggung sang anak yang menghilang ditelan bangunan tempat ia menimba ilmu.

***

Sepulang mengantar Angga, Nisa menyempatkan mampir ke toko perlengkapan bayi. Sebenarnya dirumah baju-baju dan mainan sudah ada, namun untuk perlengkapan mandi, Nisa belum sempat membelinya, mengingat tanggal kelahiran buah hati keduanya akan lahir kurang dari sepuluh hari lagi.

Dimas sebenarnya melarang Nisa untuk berpergian, mengantar Angga pun Dimas sudah merasa cemas, tapi ia pun tidak bisa egois. Ibu hamil itu sangat rentan dan sebisa mungkin jangan mengekang yang membuat pikirannya terbebani dan akhirnya setres.

Dan Dimas percaya penuh, Nisa bisa menjaga diri serta anak yang dikandungnya seperti kehamilan pertamanya.

"Sudah sampai Nis?" tanya Dimas berbicara lewat panggilan. Tadi setelah selesai berbelanja, Nisa menyempatkan memberi kabar pada sang suami. Ia tak mau Dimas banyak pikiran hanya karena mencemaskan nya.

"Lagi dijalan. Mas tenang saja, Nisa bisa jaga diri, sebentar lagi sampai."

"Hati-hati, jaga diri kamu dan anak kita." Dimas mengakhiri panggilan. Kecemasannya sedikit berkurang setelah mendengar kabar sang istri.

***

Nisa melaju pelan membelah jalanan kota. Duduknya sedari tadi mulai tak enak dengan perut yang terasa mules, ditambah peluh yang mulai mengucur membasahi kulit putih wajahnya.

"Awhhhh.. Kamu udah gak sabar mau ketemu Abang ya, Dek," ringis Nisa mengelus perutnya. Sepertinya, tanggal kelahiran anaknya akan meleset dari perkiraan Dokter.

"Sabar, bantu Mama pulang dulu, baju dan perlengkapan lainya masih di rumah, nanti kamu pas lahiran memang tidak mau pakai bedong yang sudah Abang kamu siapkan, hemm!" dialog Nisa berbicara dengan buah hati yang masih dalam kandungan.

Lampu merah menyala. Nisa menghentikan mobil sejenak dan menunggu pergantian lampu menjadi hijau. Namun tiap detik, menit yang berlalu, perut Nisa semakin menjadi, sakit dan panas menjalar hingga ke pinggang.

Ting

Mobil dan kendaraan lainya mulai melaju kembali, Nisa dengan gemetar menarik tuas gas dan melaju pelan. "Awshhh...," rintih Nisa kesakitan, di sela kesibukannya mennyupir.

Konsentrasi Nisa terpecah, kendali mobilnya pun terlepas, reflek kedua tangan Nisa terangkat mengelus perutnya yang sakit.

Dari arah berlawanan, mobil sedan melaju ugal-ugalan dengan kecepatan yang kencang mengarah ke mobil Nisa.

Gelagapan mata Nisa membola, takut dan gemetaran namun tak bisa bergerak karena menahan sakit yang teramat menjalar perut sampai ke pinggangnya. "Astagfirullah," gumam Nisa ber-Istighfar. Bulir keringat semakin mengucur. Rasa panas diperutnya, kini berganti menjadi rasa dingin karena tegang.

"Ya ampun, mobilnya mau kesini, awshhh sakit."

"Ya, Allah... jika ini akhir dari nafas ku, maka berikan keikhlasan keluarga ku Ya Rabb," bulir bening menggenang di pelupuk mata Nisa. Tangisannya teredam rasa sakit dan takut.

Perlahan mata Nisa terpejam erat, kepalanya mendadak pusing, tak sanggup membayangkan yang akan terjadi padanya. Warna gelap menyelimuti, Nisa pingsan tak sadarkan diri, diiringi dentuman bunyi yang memekakkan telinga.

Brakk...

Dummmm...

Suara keras mengalun ditelinga, beriringan dentuman bunyi benda yang bertabrakan hebat.

Angga yang fokus belajar terhenyak dengan kotak bekalnya yang terjatuh dan menghamburkan isi makanan di dalamnya. "Mama...," ucapnya tanpa sadar. Jantung Angga serasa dipompa dan bulir bening seketika menggenang di pelupuk, mengucur jatuh dimata membasahi pipinya.

Terpopuler

Comments

Adinda ♋

Adinda ♋

Sungguh keluarga idaman, harmonis dan bahagia. Tapi.... ternyata cobaan menimpa, 😭😭 sad banget Thor

2022-12-07

0

Shaaka Putra Permana

Shaaka Putra Permana

bingung thor ,,ini cerita addhara dan rafael koq jadi nisa ,angga tow

2022-12-07

0

🏁BLU⭕

🏁BLU⭕

Suatu kedamaian keluarga, yang dilanda musibah.
Ikatan batin yang kuat, membuat Angga merasakan hal yang terjadi pada mamanya 😭😭
bagaimana keadaan Annisa

2022-11-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!