Kedatangan Olivia

Wanita itu melihat Kai berdiri di ujung anak tangga. Ia melambaikan tangan dan berucap riang.

"Hai, Kaivan. Apa kabar?" tanya wanita itu. Ia berlari dengan sepatu hight heelsnya mendekati Kai.

"Ada apa kakak kemari?" tanya Kai. Tatapan bocah laki-laki itu tidak menunjukkan keramahan.

"Aku baru tahu Kalingga sudah empat hari ini tidak masuk ke kantor karena sakit. Apa keadaanya sudah membaik? bagaimana kondisinya" tanya wanita itu.

"Oh, kakak sedang di kamar. Nampaknya sudah sehat," jawab Kai. Bocah laki-laki itu lalu berbalik dan kembali berjalan menuju ruang tengah. Ia melanjutkan memakan sereal sementara wanita yang berdiri di bawah anak tangga sibuk memperhatikan seluruh area rumah.

Jojo masih mematung di dekat pintu utama. Ia mengamati situasi yang terasa kurang nyaman di sini. Di lihat dari cara Kai berbicara dan menyambut kedatangan wanita itu, pasti ada sesuatu.

"Hei, Kai. Apa aku boleh ke kamar Kalingga?" tanya wanita itu lagi. Tanpa banyak bicara, Kai hanya mengangguk lalu mengalihkan pandangan pada layar televisi.

Jojo kembali menutup pintu, ia memperhatikan wanita bergaun seksi itu menaiki anak tangga menuju kamar Kalingga. Sementara rasa penasarannya cukup mengganggu, Jojo mendekati Kai dan duduk di samping bocah itu.

"Hei, siapa dia?" tanya Jojo.

"Namanya Olivia. Abaikan saja dia," jawab Kai.

"Pacarnya kak Kalingga, bukan?" tanya Jojo lagi. Melihat dari tingkah wanita itu, ia pasti sangat menyukai Kalingga.

Kai hanya mengangkat bahu, mengabaikan pertanyaan Jojo. Karena merasa bocah itu enggan memberi penjelasan, Jojo memutuskan untuk pergi ke dapur dan membuat jus jeruk untuk Olivia.

Di dalam kamar Kalingga, laki-laki itu bersantai di sofa sambil menghadap layar laptopnya. Libur bekerja selama beberapa hari membuat pekerjaannya menumpuk. Meskipun Kylan sudah berusaha membantunya selama ia sakit, masih banyak hal yang tidak bisa diatasi oleh adiknya.

Tok ... Tok ... Tok ...

"Kalingga, kau di dalam?" tanya Olivia dari luar kamar. Mendengar suara yang tidak asing lagi di telinganya, Kalingga menghembuskan napas kasar.

Laki-laki itu menutup layar laptop dan berjalan malas untuk membuka pintu.

"Hei, Olivia. Ada perlu apa?" tanya Kalingga.

"Ah, aku dengar kau sedang kurang sehat. Jadi, aku memutuskan untuk menjengukmu. Lagi pula, aku sudah lama sekali nggak datang. Aku merindukan kalian semua," jawab Olivia riang.

"Dari mana kau tahu kalau aku sedang sakit?" tanya Kalingga heran. Sepertinya tidak satupun orang luar tahu jika kondisi kesehatannya sedang kurang baik, kecuali Jojo dan adik-adiknya.

"Dari mamamu, siapa lagi," jawab Olivia. "Bolehkah aku masuk?"

"Tidak, kita bisa mengobrol di luar," tolak Kalingga. Ia menutup pintu kamarnya dan berjalan mendahului Olivia.

Tanpa aba-aba, Olivia merangkul lengan kokoh Kalingga. Laki-laki itu tidak terlihat menolak, atau hanya menerima dengan terpaksa. Mereka berjalan menuruni anak tangga menuju ruang tengah, tempat Kai sedang asik menonton televisi.

Saat melihat Kalingga dan Olivia berjalan ke arahnya, Kai segera berdiri dan berniat kembali ke kamar.

"Hei, mau ke mana kau?" tanya Olivia.

"Aku akan kembali ke kamarku. Sedang banyak tugas sekolah," jawab Kai beralasan. Olivia hanya mengangguk, ia membiarkan Kai melenggang menaiki anak tangga.

"Anak itu nggak pernah berubah. Selalu irit bicara dan acuh padaku," ujar Olivia mengeluh.

"Mungkin hanya perasaanmu saja. Kai memang seperti itu," ucap Kalingga.

Beberapa saat kemudian, saat Jojo melihat Kalingga dan Olivia sudah duduk di depan layar televisi, ia mengantarkan dua gelas jus jeruk ke hadapan mereka. Jojo juga membawa beberapa camilan biskuit serta buah-buahan segar.

"Dia maid baru?" tanya Olivia saat Jojo sudah kembali ke dapur.

"Ya, mama mengirimnya," jawab Kalingga.

"Masih sangat muda. Apa dia bisa benar-benar mengerjakan pekerjaan rumah? kenapa tante Merlinda nggak minta tolong padaku untuk mencari maid yang lebih berpengalaman?" tanya Olivia.

"Dia bekerja dengan baik. Dia sudah seperti pengasuh untuk kami berempat. Dia melakukan yang terbaik dan membuat hidup kami lebih mudah, mama pasti punya alasan kenapa memilihnya," jelas Kalingga.

"Ah, begitu rupanya." Olivia mengangguk paham. Ia merasa agak terganggu saat Kalingga benar-benar memuji pekerjaan Jojo.

Olivia menceritakan tentang kegiatannya beberapa bulan terakhir selama mengunjungi kota Paris. Wanita itu berencana akan ke Korea di akhir tahun untuk menonton sebuah konser besar.

Kalingga tidak terlalu menanggapi setiap cerita yang Olivia ungkapkan. Laki-laki itu hanya mengangguk dan berkata seperlunya jika benar-benar dibutuhkan.

Meski merasa sedikit bosan dengan keberadaan Olivia, Kalingga tidak sampai hati untuk menyuruh Olivia berhenti bercerita.

Mereka berada di ruang tengah hingga hari menjelang petang, sementara Jojo sudah menyelesaikan tugas memasaknya. Ia kembali ke kamar sambil menunggu jam makan malam tiba. Sambil berbaring di kasur, Jojo membuka ponselnya, melihat puluhan pesan dan panggilan tak terjawab dari Leon.

"Ah, aku sedang dalam masalah," gumam Jojo. Ia membenturkan kepalanya ke kasur beberapa kali, menyesali ucapannya siang tadi saat Leon mendesaknya.

Jojo membalik ponselnya di atas meja dekat tempat tidur, ia membuka lembaran kertas yang sempat Kai berikan padanya.

Setelah membaca semua tulisan dalam kertas, rupanya tidak hanya dirinya yang sedang ditimpa masalah, Kai juga sedang dalam kesulitan.

Kertas yang berisi surat undangan untuk wali murid siswa bermasalah itu mengharuskan seseorang yang bertindak sebagai wali Kai untuk datang ke sekolah. Dalam surat tersebut, pihak bimbingan konseling meminta kehadiran tepat waktu untuk membicarakan perbuatan yang sudah Kai lakukan.

Jojo kembali melipat kertas dan tengkurap. Ia menutup kepalanya dengan bantal. Bagaimana bisa Kai berada dalam masalah seperti ini. Bocah laki-laki itu tidak hanya mendapatkan skorsing selama tiga hari, ia juga diharuskan membawa wali murid ke sekolahnya. Lalu siapa yang akan datang?

Jika Jojo memberitahu Kalingga, laki-laki itu pasti marah besar. Tidak akan ada kata ampun untuk Kai. Namun jika Jojo diam saja, ia tidak tahu harus menyuruh siapa untuk datang ke sekolah Kai sebagai wali murid. Jika melibatkan Merlinda, itu pasti akan membuat masalah baru dan akan semakin merepotkan.

Saat pikirannya di penuhi dengan berbagai pilihan, sebuah ketukan pintu mengejutkannya.

"Jo, berapa banyak makanan yang kau masak untuk makan malam?" tanya Kylan. Rupanya laki-laki itu sudah pulang.

"Memangnya ada apa?" tanya Jojo.

"Cepat siapkan, sepertinya kak Olivia juga akan makan malam di rumah kita," jawab Kylan.

Dengan cepat Jojo menyiapkan keperluan makan dan menata dengan rapi semua masakan yang sudah ia buat. Beruntung, suasana hatinya sedang kurang baik hingga memasak dalam porsi cukup banyak. Sebagai jaga-jaga jika saja ia kesulitan tidur dan kelaparan di tengah malam.