Menjaga Kalingga

Dari balik pintu yang terbuka hanya beberapa sentimeter, Kai samar-samar melihat Jojo sedang membungkuk di depan Kalingga dan membuka kancing kemeja yang laki-laki itu kenakan.

Pikiran Kai di penuhi dengan berbagai prasangka yang membuatnya tidak tahan untuk tidak mencari tahu apa yang Jojo lakukan dengan kakaknya.

"Jojo!" seru Kai dengan mendorong pintu kasar. Saat pandangan matanya menangkap sosok Kalingga dengan wajah pucat dan tubuh berkeringat, Kai terkejut.

"Apa kau baru pulang, Kai?" tanya Jojo. "Kebetulan sekali, bantu aku melepas kemeja kakak," pinta Jojo.

Karena tangan kanan Kalingga yang terpasang selang infus, menyulitkan pria itu saat mengganti baju. Sementara demamnya masih belum turun dan keringat membanjiri tubuhnya, Jojo berinisiatif menggantinya agar laki-laki itu merasa nyaman.

"Kenapa nggak di bawa ke rumah sakit?" tanya Kai.

"Kakak menolak," jawab Jojo. Kai menghela nafas panjang, ia menyesal telah berpikir buruk. Untung saja ia tidak mendobrak pintu kamar kakaknya.

Kai membantu Jojo melepas kemeja Kalingga dan kembali memakaikan baju bersih untuk kakaknya.

"Apa kak Keenan dan kak Kylan tahu?" tanya Kai. Jojo menggeleng.

"Aku akan telepon mereka," lanjut Kai.

"Kai, biarkan kakak-kakakmu bekerja dengan tenang." Kalingga mencegah adiknya.

Jojo meminta Kai mengganti seragamnya dan mandi. Bocah laki-laki itu harus bergantian menjaga Kalingga karena Jojo harus membersihkan rumah dan memasak untuk makan malam mereka.

Saat Jojo keluar dari kamar, Kalingga meminta Kai membantu Jojo. Kalingga bercerita jika sejak pagi Jojo tidak meninggalkan kamarnya, gadis itu bahkan melewatkan makan siang demi mengurusnya.

Kalingga berbaring di kamar sendirian. Sudah biasanya baginya mengurus diri sendiri saat sedang sakit. Karena Kalingga tidak ingin membuat adik-adiknya khawatir dan kerepotan.

Pekerjaan Keenan sebagai aktor dan model sudah terlalu menyita waktu istirahat laki-laki itu, Kalingga tidak ingin menjadi bebannya. Sementara Kylan, kini semakin sibuk dengan hobinya yang berubah menjadi pekerjaan tetap.

Di lantai bawah, Jojo sibuk membersihkan seluruh permukaan lantai dengan pembersih. Ia sibuk dengan kain pel di tangan.

"Kau bisa memasak untuk kami, aku yang akan mengepel lantai," ucap Kai menghampiri Jojo.

"Kamu? mengepel lantai?" tanya balik Jojo. Tidak ada hujan tidak ada angin, tiba-tiba saja Kai menawarkan sebuah bantuan.

"Kenapa? kau tidak percaya aku bisa melakukannya?" tanya Kai ketus. Ia mengambil paksa gagang pel di tangan Jojo.

"Baik, terima kasih sudah membantu, Kai," ungkap Jojo sambil tersenyum. Saat ia melangkah menjauhi Kai, bocah laki-laki itu kembali memanggilnya.

"Hei, Jojo. Terima kasih sudah merawat kak Kalingga dengan baik," ucapnya tulus. Jojo hanya mengangguk dan tersenyum.

Sejak pertama kali tinggal di rumah ini, Jojo belum pernah melihat Kai mengucapkan kalimat yang tulus padanya. Berkat kesabaran dan ketulusan Jojo, Kai sedikit demi sedikit bisa merubah penilaiannya terhadap Jojo.

🖤🖤🖤

Malam harinya, Jojo mengantar makan malam ke kamar Kalingga. Ia memasak sop daging untuk semua orang.

"Kak, ayo makan. Setelah ini, aku akan menghaluskan obat untukmu," ucap Jojo. Ia duduk di sisi tempat tidur dan berniat menyuapi Kalingga.

"Aku bisa makan sendiri, Jo."

"Benarkah? tangan kananmu pasti akan sakit jika terlalu banyak bergerak," ucap Jojo. Kalingga melihat tangannya, jarum infus masih menempel di sana. Laki-laki itu merasa ngeri setiap kali melihat jarum itu bertengger dan menempel terus menerus di tubuhnya.

Dengan terpaksa, Kalingga menerima tawaran Jojo untuk menyuapinya makan. Laki-laki itu sangat mengagumi ketulusan Jojo selama ini dalam mengurus dirinya serta adik-adiknya. Sekalipun Kai bersikap acuh dan menyebalkan, ia tidak pernah mendengar Jojo mengeluhkan perilaku adiknya.

"Apa Kai sudah makan?" tanya Kalingga.

"Belum, Kai akan makan setelah kamu menghabiskan makananmu, Kak. Dia mengkhawatirkan keadaanmu," ujar Jojo.

"Apa kau juga belum makan?" tanya Kalingga lagi.

"Aku akan makan bersama Kai setelah ini. Jangan khawatirkan kami," jawab Jojo.

Kalingga terdiam, ia mengunyah setiap makanan yang Jono sodorkan untuknya. Meski lidahnya terasa pahit dan ***** makannya sedang buruk, Kalingga tetap berusaha menghabiskan makanannya. Ia tidak mau membebani Jojo dengan keadaannya.

"Jo, aku minta maaf jika selama ini Kai bersikap buruk padamu. Aku tahu Kai kurang kasih sayang. Aku merawatnya sendiri sejak usianya sepuluh tahun. Aku berharap, kau memaklumi sifatnya yang masih kekanak-kanakan," ucap Kalingga.

"Aku baik-baik saja, Kak. Apapun masalah keluarga yang sedang kalian hadapi, semoga semuanya segera membaik," ucap Jojo.

"Terima kasih. Keberadaanmu sangat membantuku." Kalingga tersenyum tulus. Sekian lama berada di rumah ini, Kalingga juga nampaknya mulai mencair, ia tak sedingin awal Jojo masuk ke dalam hidup keluarganya.

Setelah Kalingga menghabiskan makanannya, Jojo pamit untuk menyiapkan makan malam untuk Kai dan Kylan. Saat hendak keluar dari kamar, Kylan sudah datang tiba-tiba di depan pintu.

"Kak, apa seburuk ini keadaanmu?" tanya Kylan pada Kalingga.

"Sudah lebih baik. Jangan khawatir," jawab Kylan.

"Kenapa nggak ke rumah sakit?" tanya Kylan.

"Hei, apa kamu nggak tahu kalau kak Kalingga takut jarum suntik?" tanya Jojo.

"Jovanka!" seru Kalingga.

"Ah, benar. Kylan nggak tahu!" gumam Jojo sambil menggaruk kepalanya.

"Ganti baju dan cepat mandi, aku akan siapkan makan untukmu," ucap Jojo lagi pada Kylan. Ia bergegas keluar dari kamar.

Semua orang di rumah ini hidup mandiri, mungkin itu adalah salah satu sebab mengapa semuanya terkadang terlihat tidak saling memahami satu sama lain.

Jojo merasa dirinya adalah anak yang beruntung. Meski dilahirkan dalam keluarga sederhana yang serba pas-pasan, ia menerima kasih sayang sepenuhnya dari kedua orang tua yang lengkap.

Setelah menyiapkan makan malam, Jojo meminta Kai menyusul Kylan ke kamarnya. Malam ini mereka hanya makan bertiga karena Keenan juga masih belum pulang dari lokasi syuting. Laki-laki itu akan sibuk beberapa hari terakhir untuk menyelesaikan film layar lebar yang akan segera di tayangkan di bioskop.

Mereka bertiga makan dalam diam, sepertinya Kylan dan Kai juga nampak bersedih karena kondisi Kalingga.

"Menurutmu, bagaimana kondisi kakak? apa kita harus memaksanya ke rumah sakit?" tanya Kylan.

"Dokter tadi bilang kalau tensi darah kak Kalingga rendah. Dia terlalu banyak pikiran dan kurang istirahat. Aku pikir akhir-akhir ini kakak memang sering pulang terlambat," jawab Jojo.

"Apa ada masalah?" tanya Kai.

"Entahlah. Besok aku akan ke kantor kakak, sementara aku harus mengurus perusahaan selagi kakak sakit," jawab Kylan. Setelah ketiganya selesai makan, Jojo membereskan meja.