Ancaman Kai

Hari-hari awal Jojo bekerja di rumah ini membuatnya harus mengingat banyak hal yang berbeda tentang anak asuhnya.

Kalingga adalah laki-laki yang bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang fashion wanita. Perusahaan itu adalah warisan dari ayahnya. Kalingga mengolahnya sendiri setelah perusahaan itu pernah bangkrut saat kematian ayahnya.

Jojo paham, Kalingga anak tertua di rumah ini. Ia terbiasa hidup disiplin dengan segala aturan ketat, membuat Jojo juga harus menyesuaikan diri dengan segala sikap Kalingga yang pendiam dan sulit di tebak.

"Jojo, apa seragamku sudah kau setrika?" teriak Kai dari ujung tangga, Jojo yang sibuk di dapur menyiapkan sarapan, bergegas mematikan kompor dan berlari menghampiri Kaivan.

"Hari apa sekarang?" tanya Jojo, ia bergegas masuk ke dalam kamar Kai untuk mencari barang yang seharusnya sudah ia siapkan.

Saat Jojo sibuk di dalam kamarnya, Kai ke dapur, ia terlihat sedang mencicipi sup ayam buatan Jojo yang masih berada di atas kompor.

Jojo membuka lemari, ia masih ingat jika kemarin ia sudah menyetrika seragam yang akan Kai kenakan hari ini. Namun nyatanya, di tempat yang ia lihat, seragam Kai tidak di temukan.

"Aku masih ingat meletakkannya disini," gumam Jojo.

Jojo hampir membongkar isi lemari Kai karena panik, kemudian dari arah luar, terdengar Kai mengomel dan marah karena menilai Jojo tidak becus mengurusnya, serta lalai melakukan pekerjaannya.

"Kai, aku ingat kalau kemarin seragammu ada di sini," ucap Jojo dengan wajah cemas.

"Aku tidak mau tau! ini sudah jam berapa, Jo! cepat cari seragamku!" perintah Kai dengan nada tinggi.

Jojo kembali ke kamar, membongkar lemari seragam yang isinya sudah ia setrika dan ia rapikan kemarin sore.

"Ada apa sih kalian, ini masih pagi." Seseorang berdiri sambil menyandarkan bahu di pintu kamar Kai.

"Dia menghilangkan seragamku," jawab Kai ketus.

Rupanya Keenan baru bangun tidur, dan ia sepertinya terbangun karena mendengar Kai marah-marah pada Jojo.

"Sumpah, Kak. Kemarin aku taruh semua seragam Kai di lemari ini," sela Jojo sambil menunjuk lemari di hadapannya. Wajahnya berubah pucat karena merasa bersalah pada Kaivan.

"Bullshit!" pekik Kai.

"Hei, Kai. Sebelum ada Jojo, kau biasa menyiapkan sendiri seragammu, jangan membebani Jojo dengan sikap pemalasmu," tegur Keenan.

"Kenapa kakak jadi bela si Jojo, sih!"

"Jo, siapkan sarapan. Aku akan mandi," perintah Keenan.

"Tapi, Kak ...."

"Kau punya seragam cadangan, 'kan? pakai saja itu sementara. Kalau masih belum ketemu, aku akan minta Jojo beli seragam baru," lanjut Keenan.

Setidaknya, kehadiran Keenan selalu membantu Jojo di saat dirinya sedang dalam masalah bersama Kai.

Setelah Keenan kembali ke kamarnya, Jojo meminta Kai untuk menunjukkan seragam cadangannya, dengan sabar, Jojo menyetrika satu set seragam milik Kai. Ini lebih baik dari pada harus mencari seragam yang entah dimana keberadaannya.

Pukul enam lewat dua puluh menit, sarapan sudah terhidang rapi di meja makan. Satu persatu anak asuhnya keluar dari kamar dan duduk di kursi mereka masing-masing.

Semua orang mengisi piringnya dengan nasi dan lauk pauk yang sudah Jojo siapkan, meski Jojo tidak terlalu jago dalam hal memasak, ia berusaha keras belajar memasak dari resep-resep yang ia pelajari melalui internet.

"Panggil Jojo!" perintah Kalingga pada Kylan saat menyendokkan sup ayam ke dalam mulutnya.

"Sebentar." Kylan berdiri, ia memanggil Jojo ke kamarnya.

"Ada apa, Kak?" tanya Jojo, ia melihat semua orang di meja makan secara bergantian.

"Kau benar-benar tidak bisa masak? coba makan ini." Kalingga menyodorkan piringnya di depan Jojo.

Dengan perasaan bingung, Jojo mencicipi apa yang ada di piring Kalingga, ia mengernyit, merasakan sup buatannya yang sangat tidak enak.

"Aneh, rasanya tadi tidak seperti ini," ujar Jojo pelan.

Kai tersenyum miring, terlihat dengan jelas jika anak itu senang saat Jojo dalam masalah.

"Jo, apa kau tidak pernah mencicipi masakanmu?" tanya Keenan.

"Aneh, rasa masakanmu selalu aneh," imbuh Kylan.

"Kak, tadi rasanya tidak seperti ini," bantah Jojo.

Jojo merasa sedih, lagi-lagi ia membuang masakannya karena mendadak rasanya menjadi berubah aneh. Jojo memang tidak terlalu pandai memasak, namun ia masih tau betul membedakan masakan yang enak dan tidak.

"Aku akan sarapan di kantin. Dasar, tidak becus!" seru Kai sambil membanting sendok di tangannya.

Kalingga meninggalkan meja makan tanpa banyak bicara, Kylan pun sama. Tidak satupun dari mereka mau sarapan hari ini.

"Kau mau kursus memasak?" tawar Keenan. "Aku punya kenalan," lanjutnya.

"Akan aku pikirkan, Kak," jawab Jojo, ia kembali membereskan makanan yang tak tersentuh di atas meja. Semua orang hilang selera makan karena sup ayam yang terasa aneh di lidah.

Selama seminggu Jojo bekerja di rumah ini, setiap hari, selalu ada hal yang membuatnya berada dalam masalah. Lebih sering karena masakannya yang berubah menjadi terlalu asin, atau bahkan tiba-tiba menjadi manis.

🖤🖤🖤

Jojo pergi ke kampus menaiki ojek online, ia gelisah sepanjang jalan karena merasa bingung dengan dirinya sendiri.

Anak-anak asuhnya memang tidak pernah marah besar meski ia selalu membuat masalah, meskipun Kai bersikap menjengkelkan, Jojo tidak keberatan. Gadis itu hanya merasa aneh, karena masakan yang ia buat tidak pernah sesuai harapannya, jika terus seperti ini, tidak akan bertahan lama, Kalingga bisa saja menendangnya dari rumah itu.

"Hei, ada apa?" tanya Irene, ia menghampiri Jojo yang asik melamun di kantin.

"Ah, tidak apa-apa."

"Bagaimana pekerjaanmu, pasti capek ngurus empat anak sekaligus," ujar Irene.

"Lumayan, tapi mereka anak baik, nggak terlalu bikin susah," jelas Jojo.

"Syukurlah, semoga kamu betah, Jo. Gajimu cukup besar," lanjut Irene.

Mereka mengobrol hingga jam masuk kelas, Jojo belum menceritakan apapun tentang anak asuhnya kepada Irene, bagi Jojo, bagaimanapun sikap atau sifat anak-anak asuhnya, adalah sebuah privasi bagi mereka. Jojo merasa tidak perlu menceritakan kehidupan majikannya kepada orang lain. Yang Irene ketahui, hanya pekerjaan Jojo sebagai maid juga pengasuh dari empat anak laki-laki.

Setelah seluruh mata pelajaran selesai, Jojo kembali memesan ojek online untuk mengantarnya pulang. Ia berusaha selalu pulang cepat sebelum Kai sampai di rumah lebih dulu.